• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGUBAH MASYARAKAT

Dalam dokumen Tak kenal Menyerah (JOHN BEVERE) (Halaman 57-60)

bagaimana hidup yesus

MENGUBAH MASYARAKAT

Pada hakikatnya, anugerah Allah dalam kehidupan Yesus memberi-­ Nya kemampuan untuk mengubah masyarakat tempat-­Nya berada. Dia hadir dalam pesta pernikahan di Kana. Pernikahan bukanlah acara sederhana;; seluruh desa akan berpartisipasi. Pernikahan ini nyaris berantakan karena tuan rumah belum-­belum sudah akan kehabisan anggur. Dapatkah Anda membayangkan rasa malu yang akan ditanggung oleh kedua keluarga selama bertahun-­tahun yang akan datang? Namun satu perjumpaan dengan anugerah Allah di dalam Yesus, dan pernikahan itu pun menjadi suatu pernikahan yang amat cemerlang.

Di tempat lain yang disebut Nain, pemerintah harus memelihara seorang janda yang baru saja kehilangan anak tunggalnya. Sepanjang sisa hidupnya negara harus menyediakan makanan, pakaian, dan papan perlindungan dari uang para pembayar pajak. Akan tetapi, satu perjumpaan dengan anugerah Allah di dalam Yesus, dan negara pun tidak perlu lagi memberinya uang. Martabat perempuan itu juga dipulihkan dan keturunannya dapat berlanjut (lihat Lukas 7:11-­15).

Di kota lain, Yesus bertemu dengan pemimpin gang penjahat. Kita berbicara tentang seseorang yang saat ini kira-­kira setara dengan gembong narkotika. Satu perjumpaan dengan anugerah Allah di dalam Yesus, dan Zakheus bernazar untuk menjadikan lingkungannya lebih aman untuk ditinggali dan lebih makmur. Orang tidak akan dicurangi oleh petugas pajak itu. Bukan hanya itu, Zakheus berseru, “Setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin.” Orang-­orang miskin di kota itu akan mengecap berkat! Dan bahkan lebih jauh lagi. Zakheus bertekad akan mengembalikan sebesar 400 persen dari apa yang sudah ia peras, dan dengan demikian merangsang pertumbuhan ekonomi di kawasan itu (lihat Lukas 19:1-­8). Satu perjumpaan dengan anugerah Allah mengerjakan semuanya itu!

Dalam peristiwa lain, seorang pemuda yang tidak waris—benar-­ benar gila—dibiarkan telantar dan menderita. Mereka belum punya rumah sakit jiwa saat itu, tetapi pemerintah tetap menanggung beban untuk memeliharanya. Mereka akan menggunakan uang pajak untuk memastikan orang itu mendapatkan makanan, pakaian, dan perlindungan. Perlu banyak pakaian lagi—karena pemuda itu terus mencabik-­cabik pakaiannya. Namun satu perjumpaan dengan anugerah Allah di dalam Yesus, dan orang gila ini pun waras sepenuhnya.

pajak. Ia tidak perlu lagi dipelihara dan dilindungi, dan dananya dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi masyarakat. Dan sekarang sepuluh kota di wilayah Dekapolis mendengar tentang Kerajaan Allah melalui perjumpaan satu orang ini dengan anugerah Allah (lihat Markus 5)!

Pikirkanlah semua orang tulis, bisu, buta, lumpuh, kusta, dan

SHQGHULWD FDFDW ÀVLN ODLQ \DQJ WLGDN SHUOX ODJL GLUDZDW ROHK QHJDUD

karena anugerah Allah di dalam Yesus. Bukan hanya itu, orang-­orang itu juga menjadi warga masyarakat yang produktif. Kita dapat terus membahas hal ini—bahkan melampaui apa yang tertulis dalam Injil, karena seperti kita singgung sebelumnya, Yohanes menulis bahwa dunia tidak dapat memuat semua buku yang menceritakan semua mukjizat anugerah yang dikerjakan Yesus selama tiga tahun pelayanan-­ Nya.

Ingatlah, Yesus berjanji bahwa “Orang yang percaya kepada-­ Ku, akan melakukan apa yang sudah Kulakukan,—malah ia akan melakukan yang lebih besar lagi” (Yohanes 14:12, BIS). Bagaimana caranya? Melalui anugerah Allah yang cuma-­cuma dan bukan kita peroleh berdasarkan kebaikan kita. Kita harus mengubah masyaraka kita sama seperti Yesus mengubah masyarakat-­Nya—melalui karunia cuma-­cuma anugerah Allah!

PETUALANGAN

Saya yakin sepenuhnya bahwa salah satu siasat utama para pemerintah dan penguasa dunia kegelapan menyembunyikan pengetahuan ini dari kita. Mereka menghela napas lega karena 98 persen orang Kristen Amerika memandang anugerah hanya sebagai karunia yang cuma-­ cuma dan bukan berdasarkan kebaikan kita serta berguna untuk pengampunan dosa, namun tetap tidak tahu akan kuasa-­Nya yang dahsyat. Ini berarti hanya 2 persen orang Kristen yang benar-­benar mengancam benteng-­benteng mereka.

Musuh tidak takut jika kita memiliki gedung gereja yang bagus, menerbitkan buku, mengadakan pertemuan besar, menyiarkan acara televisi, atau siaran dengan satelit, sepanjang kita tetap tidak tahu tentang kuasa menakjubkan yang tersedia bagi kita. Bala kegelapan ketakutan jika orang percaya menemukan kuasa yang secara cuma-­ cuma telah diberikan kepada kita dan, sebagai akibatnya, memiliki kemampuan untuk secara berani dan kreatif mengubah masyarakat

sama seperti yang dilakukan Yesus. Mereka takut jika kita menempati posisi kita sebagai para penguasa di dalam hidup ini.

Martin Luther memulai suatu petualangan ketika ia memakukan Sembilan Puluh Lima Tesis di pintu Gereja All Saints di Wittenberg, Jerman, pada 31 Oktober 1517. Tindakan ini memantik berlangsungnya Reformasi. Sejak saat itu gereja berubah secara radikatl. Itu karya Roh Allah melalui seorang manusia. Rangkuman dari tesisnya adalah orang benar akan hidup oleh iman. Ia menentang ajaran gereja yang mapan, yang justru membuat orang terus terbelenggu.

Nah, saya pun sedang memulai petualangan. Saya tahu banyak orang yang bersama-­sama dengan saya. Kami ingin merekrut Anda. Kami tidak memakukan sembilan puluh lima tesis ke pintu kayu yang sudah tua, namun ke dalam hati saudara-­saudara seiman. Pesan kami: Anugerah itu bukan sekadar karunia Allah untuk menghapuskan dosa kita. Anugerah juga memampukan kita untuk hidup seperti Yesus, memerintah di dalam hidup ini dengan memanifestasikan otoritas surgawi dan kuasa untuk mengubah dunia sekitar yang berada dalam lingkungan pengaruh kita.

Marilah kita membulatkan hati untuk meningkatkan angka statistik itu dari 2 persen menjadi 100 persen. Ketika orang percaya mendengarkan kata anugerah, kiranya kita langsung berpikir tentang “pelimpahan kuasa yang melampaui kemampuan kita sebagai manusia.”

KEUNGGULAN

Melalui Dia, Allah melimpahkan rahmat-­Nya kepada begitu banyak orang, dan dengan cuma-­cuma memungkinkan

mereka berbaik kembali dengan Allah;; mereka akan berkuasa di dunia ini melalui Kristus.

Roma 5:17 (BIS)

edahsyatan Roma 5:17 nyaris terlalu sulit dipercaya karena begitu luar biasa. Pesannya begitu mencengangkan. Mungkin itulah sebabnya banyak orang malah mengabaikannya.

Kita masing-­masing telah menerima Yesus sebagai Tuhan atas hidup kita. Semua orang yang telah menerima dengan cuma-­cuma anugerah Allah diberi kemampuan untuk menang atas setiap persoalan yang mungkin terjadi di dunia ini. Kehidupan di dunia ini seharusnya tidak menguasai kita;; kitalah yang harus menguasainya. Melalui kuasa anugerah Allah, kita harus mengubah masyarakat kita sama seperti Yesus mengubah masyarakat-­Nya. Inilah amanat yang dipercayakan kepada kita.

Dalam dokumen Tak kenal Menyerah (JOHN BEVERE) (Halaman 57-60)