• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oh, Sudah Pinter

Dalam dokumen Mata Ketiga Dan Intuisi (Halaman 75-79)

17. Oh, Sudah Pinter

Anda mungkin salah kaprah mengira Tempo Doeloe hanya budaya materiel, tidak begitu. Saya bawakan budaya spirituil, non materiel. Masih ada saat ini, di alam pikiran anda. Hidup dan tak akan pernah mati. Saya bilang, bawang putih membuyarkan gelombang otak meditasi sehingga segala macam makhluk halus akan hilang dengan sendirinya. Makanya mereka yg suka

halusinasi disarankan untuk pakai bawang putih. Bisa ditaruh saja di kantung baju. Di sekeliling rumah. Kalau keterlaluan halusinasinya bisa dibakar di depan hidung. Dijamin langsung sehat wal afiat.

T = Halo, Mas Leo. Anda sering menuliskan kata energi di beberapa tulisan anda. Sebenarnya maksud dari energi yg anda tuliskan itu apa? Dan bagaimana memandang energi yg anda maksud supaya dapat memahaminya. Saya masih bingung ttg penyampaian energi, karena yg saya tau energi adalah berhubungan dengan semacam dorongan atau kekuatan yg berhubungan dengan fisik. Seperti contoh, angin, listrik, dst. Jadi, saya masih belum nyantol sama penyampaian kata energi yg anda tuliskan. Sekian.

J = Ada bermacam-macam bentuk energi, bukan fisik saja. Pikiran juga energi, bisa

menggerakkan yg fisik. Tubuh manusia energi, pikiran manusia energi. Manusia adalah materi. Dan materi adalah energi. Manusia adalah energi. Ada yg bisa terukur dengan alat, ada yg tidak. Sebagian gelombang otak bisa terukur dengan alat, sebagian lagi tidak. Mungkin sebagian besar dari komponen manusia belum bisa terukur. Semuanya energi.

T = Lalu, bagaimana memahaminya? Atau 'energi' itu dilihat dari cara pandang yg bagaimana, supaya pemahaman tentang energi bisa tersampaikan.?

J = Pemahamannya: materi adalah energi. Kesadaran manusia berasal dari pikiran yg ada karena materi otak. Energi juga. Segalanya energi, dan bisa berubah dari satu wujud ke wujud lain. Materi bisa jadi energi, dan bisa kembali lagi menjadi materi. Mungkin pikiran manusia

yaitu yg sadar itu. Hubungan pastinya dalam rumus matematika belum ada. Kita cuma bisa kira-kira berdasarkan pengalaman.

T = berarti, bisa jadi pikiran manusia tidak berubah meskipun otaknya berubah, misalnya hancur? Oh, harus mengalaminya sendiri.

J = Oh, sudah pinter. -

Spiritual artinya rohaniah, bersifat keroh-rohan. Roh bukan orang. Makanya kalau anda masih mengharapkan disebut orang baik, dipuji orang lain sebagai manusia yg dekat dengan Allah, Tuhan, Leluhur, Dewa Dewi, atau apapun namanya, maka anda akan tetap menjadi korban. Korban dari manusia yg menjajakan produk berlabel nama-nama yg anda puja puji sesuka hati itu. Dan sebaliknya. Ini prinsip spiritualitas nomor satu. Kalau dasarnya ini saja anda belum tahu, bagaimana mau melangkah? Spiritualitas manusia memang tentang fantasi, bagaimana alam pikiran kita yg gaib atau non fisik bisa menciptakan realita fisik. Bisa disentuh tangan. Atau menciptakan realita gaib juga, tidak bisa disentuh dan cuma bisa didebatkan. Bentuk fantasinya bermacam-macam. Semakin canggih manusianya maka fantasinya akan dijelaskan semakin sederhana. Dan sebaliknya.

Anda lahir dari pikiran saya, seperti saya lahir dari pikiran anda. Saya membelah diri jadi anda, dan anda membelah diri jadi saya. Ini semua kerjaan cakra mata ketiga dan cakra sex. Siwa dan Brahma. Brahma melahirkan, dan dirusak oleh Siwa. Kata lainnya kreativitas, penciptaan, yg tidak mungkin tanpa ada yg melahirkan dan dirusak.

Anda perhatikan, saya berusaha pakai kata-kata yg sedapat mungkin eksak. Saya bilang, Brahma melahirkan, bukan menciptakan. Siwa merusak, bukan menghancurkan. Ada dua proses yg saling berkait disini, yaitu kelahiran dan kerusakan. Lahir dan rusak. Dari keduanya, maka muncullah kreativitas. Kreativitas inilah yg kita sebut penciptaan. Jadi, Brahma cuma

melahirkan. Siwa juga cuma merusak. Karena ada yg melahirkan, dan ada yg merusak, maka akhirnya terjadilah penciptaan. Sesuatu yg baru sama sekali. Bukan yg dilahirkan, dan bukan pula yg dirusak. Tapi yg diciptakan. Oleh anda.

Penciptaan adalah hasil akhir dari akibat adanya tekanan. Ada sesuatu yg ditekan, sehingga terciptalah sesuatu yg baru dari apa yg sudah ada. Tidak mungkin diciptakan out of nothing at all except love karena, ketahuilah, ada juga lagu yg judulnya making love out of nothing at all. Tapi itu lagu, kenyataan tidak begitu. Kenyataan adalah meditasi, dan meditasi kenyataan.

Kenyataannya suka meditasi.

Meditasi dengan fokus di titik antara kedua alis mata adalah menikmati, bukan ngotot harus benar-benar tertuju seperti melotot di satu titik. Tidak begitu. Saya tidak sadis. Saya selalu bilang, nikmati kesadaran anda yg berada di titik antara kedua alis mata. Itulah meditasi mata ketiga. Malahan lebih longgar lagi, tidak sempit seperti lobang kenikmatan. Anda bisa fokus di puncak kepala, di jidat, di tengah batok kepala. Kenapa? Karena jidatisasi juga otomatis akan jatuh ke mata ketiga anda, yaitu kelenjar pineal. Semua titik tengah di kepala bagian atas, luar

maupun dalam, akan otomatis jatuh di kelenjar pineal. Jatuh terjerambab ke dalam cinta butanisasi. Tapi enjoy aja.

Energi dari cakra sex otomatis menguat, seiring dengan menguatnya cakra mata ketiga anda. Atas kuat bawah kuat. Mau dibawa kemana terserah karena itu barang anda sendiri. Bisa digunakan untuk apa saja. Energi penyembuhan berasal dari cakra sex. Penyembuhan fisik, penyembuhan batin, penyembuhan kesepian, penyembuhan gundah gulana. Energi dari cakra sex adalah libido. Life force. Gairah hidup. Tanpa gairah hidup anda akan duduk tekun. Duduk terus selama-lamanya. Kita tidak begitu karena kalau bosan duduk kita bisa berdiri, lari-lari dan naik turun. Semakin lama semakin cepat. Kalau bosan bisa melambat. Yg penting enjoy. Anda tidak mutlak harus merasakan apa-apa, yg penting bisa enjoy. Kalau bisa enjoy artinya meditasi anda sudah berhasil.

T = Salam Mas Leo. Perkenalkan Nama saya X tinggal di Jakarta usia 20 tahun (kaya mau ngelamar kerja aja). Saya mau berbagi pengalaman (mungkin spiritual) saya, mungkin saya juga minta panduan kepada mas mengenai kehidupan saya (lebay deh) heheheh. Awal cerita begini mas, saya dulu tuh ditinggal selingkuh oleh mantan saya, dan kejadian tersebut membuat saya down selama 3 bulan, makin kurus, susah tidur, muka jadi tua hehehe (kok malah curhat).

Mungkin ini intuisi saya, tiba-tiba saya ingin meditasi, dan saya pun mulai mencari cara meditasi yang sesuai untuk pemula di internet. Setelah proses satu minggu saya belajar hanya lewat internet dari berbagai sumber (waktu itu saya belum tahu / bergabung dengan komunitas

Spiritual Indonesia yang ada di Facebook dan saya belum kenal dengan Leonardo Rimba), saya pun mulai mencoba mempraktekkan ilmu tersebut. Secara rutin saya bermeditasi di atas genteng malam-malam. Sempet dikira gila oleh teman-teman di kontrakan. Tujuan awal saya bermeditasi supaya saya bisa tenang / damai dan bisa move on (kalo bahasa alaynya) dari mantan saya. J = Ok.

T = Di internet saya diajak untuk mengosongkan pikiran saya. Jujur saya sangat kesulitan mengosongkan pikiran, saya selalu terbayang emosi saya pada mantan, jadi saya berkata dalam hati “kosong” secara terus menerus, dan alhasil tetap saja pikiran saya tidak kosong, karena saya terus berpikir untuk berkata “kosong” selama saya memejamkan mata. Entah kondisinya gimana tapi lama kelamaan leher saya panas, kepala diguncang kanan dan kiri dan mual, tetapi tetap saya teruskan, dan alhasil mata saya yang merem terasa lebih gelap, meski merem kok tambah gelap?, dalam hati saya kebingungan apakah saya gila atau gimana?, tapi lama kelamaan saya bisa melihat sekitar secara samar samar seperti ada kabut hitam tebal meski mata saya terpejam, saya menoleh kanan kiri pun bisa, artinya bahwa saya ini gak mimpi, saya masih sadar. Yang

membuat saya terkejut adalah tiba tiba ada sesosok “hantu” tepat di depan saya duduk bersila, bentuknya aneh bin gak jelas orang tidur tapi anggota tubuhnya gak di tempat semestinya. Sangking kagetnya saya sampai membuka mata saya, dan sosok itu pun menghilang, karena pengalaman ini baru saya alami saya pun mengulangi lagi, dan benar sensasi yang sama terulang, dan “hantu” nya masih di situ, saya pun takut dan mengakhiri meditasi saya.

T = Saya mencoba mencari kejelasan di internet dan tanpa sengaja/ kecelakaan saya meng add seseorang di FB yang Kejawen, saya tanyakan kepada dia, dia malah menyuruh saya untuk meng-add yang namanya Leonardo Rimba kata dia “nanti pasti kamu nemu jawaban di group Spiritual Indonesia”. Karena saya masih takut sama “hantu” yang kemaren saya mencoba meditasi di kamar saja, entah males duduk bersila atau gimana, saya pun tidur terlentang sambil berkata “kosong” dalam hati dengan mata terpejam, malah kejadian tersebut terulang, saya merem tapi bisa ngelihat, ternyata saya ini tidur di kasur sama tumpukan piring dan gelas keramik, dan saya melihat ke arah pintu ada “hantu” yang berdiri memandang saya, saya tidak perhatikan hantunya, saya hanya menatap langit-langit kamar, sampai saya tertidur, aku yakin kalo itu bukan halusinasi, apa lagi ngimpi, kejadian ini terjadi sekitar 4 bulan yang lalu, saya sangat jarang bermeditasi lagi, pernah sih sekali tapi tidak terjadi seperti yang kemaren, cuman badan saya bagian kiri terasa berat dan yang kanan sangat ringan, seolah bagian tubuh saya yang kanan terbang meninggalkan bagian kiri saya itu kira kira kenapa ya mas? Apa ada yang salah dengan fisik saya atau dengan cara saya bermeditasi?

J = Tentu saja tidak salah.

T = Waktu berjalan dan sekarang saya menulis ini ketika saya baru selesai membaca buku baru “Mata ketiga dan cara menggunakanya” oleh Leonardo Rimba, dan membawa saya bertanya-tanya, apa sih yang terjadi sama saya?

1) Apakah yang saya alami itu termasuk membuka mata ketiga mas? Kalo di buku disebutkan kalo mata ketiga gak buat ngelihat hantu, karena menurut saya, saya bukan orang yang sensitive (gak tau lagi kalo saya ternyata sensitive), atau jangan-jangan itu saya lagi mimpi tapi saya menganggap itu nyata?

2) Apa dengan kondisi saya terbaring di kasur juga bisa dijadikan cara meditasi suka suka saya? 3) Saya pernah bermeditasi dan berkata “semoga saya bisa seperti Leonardo Rimba” dan ketika saya sebut nama Mas Leo dari tulang punggung saya serasa semriwing ser ser sampe ke leher membuat saya mbrinding, apakah itu artinya saya memiliki link / frequensi yang sama dengan Mas Leo?

4) By the way saya ini termasuk dalam elemen apa ya? Jadi saya bisa “merubah” cara pandang saya agar lebih baik. Lanjut curhat lagi Mas Leo hehehe dan kemaren baru saya baca setengah saya langsung mencoba tehnik yang Mas Leo ajarkan di buku, dan benar saya merasakan hal yang beda dengan tehnik yang Mas Leo bilang, gak seperti yang saya lakukan dengan berkata “kosong”, saya mencoba memusatkan bola mata saya ke arah dahi saya, dan memang sedikit terasa ada rasa hangat di situ dan kulit rasanya sedikit tebal, hal itu terasa gak kurang dari 10 menit, tapi dalam hati saya seperti “udah lah tidur aja” memang saya akui, saya ini orangnya mudah bosan dan pemalas, kelihatanya antusias dan menggebu gebu ternyata bisa jadi tidak peduli lagi dalam sekejap, angin-anginan lah pokoknya orangnya. Menurut Mas Leo saya harus gimana ya? Apakah ada tehnik khusus supaya saya “bersemangat” meditasi lagi, atau saya harus melakukan sugesti ke diri saya sendiri?

+++

18. Merekonstruksi Konsep Leluhur

Etnik-etnik Indonesia yg digolongkan Austronesia (Melayu) satu keturunan dengan penduduk asli Taiwan, Philipina, Hawaii (AS), Tahiti (Perancis), Selandia Baru, sampai Madagaskar. Yg digolongkan Melanesia (Papua) satu keturunan dengan penduduk asli Australia. Kita lihat, hampir semuanya di Samudera Pasifik. Kita orang Indonesia adalah bangsa Pasifik. Yg

terkucilkan. Dikucilkan oleh semacam persatuan atawa solidaritas Pasifik dengan alasan sudah melupakan identitas asal. Kurang lebih seperti itu kalau saya baca peta politik di Pasifik.

Anda perhatikan, bahkan sampai detik ini tetap ada istilah-istilah teknis seperti Polynesia, Micronesia, Melanesia dan Austronesia. Semuanya merujuk kepada etnik-etnik penduduk asli Pasifik dan wilayah spesifiknya. Tadinya istilah Indonesia termasuk salah satu istilah teknis semacam itu. Karena istilah Indonesia sudah dibajak menjadi nama negara tanpa bayar royalty, makanya harus diciptakan istilah baru.

Bahkan orang sudah lupa bahwa Indonesia aslinya adalah istilah teknis, diciptakan oleh seorang ilmuwan Barat. Istilah Indonesia ini dipakai untuk merujuk kepada etnik-etnik Pasifik yg terkena pengaruh budaya India, yaitu mereka yg tinggal di Sumatera (paling Barat) sampai Maluku (paling Timur), dan batasnya ditarik terus sampai ke pulau yg paling atas di Philipina (paling Utara).

Saya rasa gen orang Pasifik lemah sekali. Kalau tidak ada campuran dengan pendatang, maka rentan terhadap penyakit. Penduduk asli pulau Paskah, di sebelah Baratnya benua Amerika Selatan juga keturunan Austronesia (Melayu). Mereka sudah punah. Habis ditelan penyakit. Pulau Paskah sekarang menjadi bagian dari negara Chile.

Orang Hawaii bisa bertahan karena banyak kawin campur dengan pendatang bule dan Jepang. Orang Tahiti dan Maori kawin campur dengan bule. Penduduk asli Philipina kawin campur dengan pendatang Spanyol dan Cina. Penduduk asli Indonesia kawin campur dengan pendatang dari India, Cina, Arab dan Eropa. Karena banyak yg kawin campur, maka gennya menjadi lebih kuat. Begitu lho kisahnya. Tapi tetap tidak menihilkan fakta bahwa kita aslinya orang Pasifik. Nenek moyang kita penduduk asli Pasifik, walaupun banyak dari kita sudah keturunan

campuran. Termasuk saya.

Kalau mau mencari asal-usul bersama, harus diurutkan kepada yg satu keturunan, yaitu penduduk asli di pulau-pulau yg saya sebutkan di atas. Dari Taiwan, Philipina, Hawaii, Tahiti, Selandia Baru sampai Madagaskar.

Sebagian besar orang Indonesia digolongkan Austronesia. Dulu dan mungkin sampai sekarang, secara spesifik kita disebut Malayo-Polynesia. Sekarang umumnya disebut Austronesia saja. Malayo-Polynesia artinya orang Polynesia yg berakar bahasa Melayu, yaitu kita ini. Ditambah

Dalam dokumen Mata Ketiga Dan Intuisi (Halaman 75-79)