• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyebaran hewan-hewan yang didomestikas

Dalam dokumen status dunia trkini Sumber Daya Genetik (Halaman 50-53)

Asal dan Sejarah Keragaman Ternak

4 Penyebaran hewan-hewan yang didomestikas

Jika proses domestikasi menjadi peristiwa awal utama dalam perkembangan keragaman ternak saat ini, maka penyebaran dan migrasi selanjutnya dari spesies yang terdomestikasi seluruh lima wilayah akan menjadi penting. Proses ini berperan besar dalam memunculan distribusi geografi keragaman ternak saat ini. Faktor utama akar penyebaran awal dari spesies ternak adalah konsekuensi dari ekspansi pertanian, perdagangan dan penaklukan militer.

Mekanisme yang pasti tentang bagaimana expansi pertanian terjadi, masih menjadi perdebatan. Prosesnya mungkin bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya (Diamond and Bellwood, 2003). Yang pasti melibatkan dua hal: yakni perpindahan populasi manusia dan pertukaran budaya antara masyarakat seperti digambarkan oleh adopsi pertanian oleh masyarakat pemburu – perkumpulan sosial. Contoh penting dari ekspansi pertanian misalnya pada zaman Neolithic, yang membawa ternak sapi, domba dan kambing ke Eropa, dan mungkin mendorong terjadinya domestikasi lokal babi liar. Domestikasi ternak ke Eropa mengikuti dua rute utama yang berbeda-Danubian dan Mediterania (Bogucki, 1996; Cymbron et al., 2005).

Ekspansi Bantu yang dimulai sekitar 2000 sebelum masehi adalah menjadi peristiwa utama pada sejarah Afrika, dan mungkin bertanggungjawab pada adopsi lahan penggembalaan (sapi, domba dan kambing) oleh masyarakat Khoisan di daerah Afrika Selatan sekitar 2000 tahun yang lalu (Hanotte et al., 2002) (Kotak 3). Asal mula dari babi dan ayam asli benua Afrika masih tidak terdokumentasikan.

Kotak 3

Sejarah masyarakat penggembala Afrika

Sampai sekarang ini, sejarah masyarakat penggembala di Afrika masih kontroversial dan kurang dipahami. Namun demikian, analisa marka genetik populasi sapi aslinya dari seluruh benua mengungkap peristiwa utama pada sejarah padang gembalaan di Afrika (Gambar 4). Sapi Afrika yang paling awal berasal dari benua itu sendiri, mungkin sekitar 8000 tahun sebelum masehi. Pusat domestikasi secara pasti masih tidak diketahui, tetapi informasi arkeologi menyatakan mungkin hal tersebut terjadi di bagian Timur laut benua (Wendorf dan Schild, 1994). Sapi Afrika yang pertama didomestikasi adalah yang tidak berpunuk dari Bos taurus. Pada awalnya sapi Afrika ini tersebar di bagian utara, dan juga selatan sampai pada perbatasan hutan hujan tropika. Saat ini keturunan dari sapi Afrika asli yang tertinggal adalah breed Afrika Barat yang toleran terhadap trypanosomiasis (seperti N’dama dan Bauole), breed sapi Kuri dan Sheko dari Ethiopia. Semua populasi sapi tersebut saat ini disilangkan secara intensif dengan sapi Zebu (Bos indicus), dan sifat keunikan genetikanya hilang akibat pencampuran genetik yang tidak seimbang.

Sapi zebu didatangkan ke Afrika jauh lebih

belakangan. Peristiwa paling awal adanya sapi berpunuk digambarkan oleh lukisan dari kuburan bangsa Mesir yang bertanggal dari dinasti ke dua belas pada milenium kedua sebelum masehi. Mungkin ternak ini dibawa ke Mesir dalam jumlah terbatas sebagai barang berharga sehingga tidak berhubungkan dengan keberadaan sapi Zebu yang datang lebih belakangan ke Afrika.

Akan tetapi, meskipun Zebu ada dalam jumlah sedikit di bagian timur benua, mungkin sekitar 2000 tahun lalu sebagai hasil komunikasi awal antara pedagang Arab atau perdagangan antar benua, dan kejadian ini merupakan peristiwa awal introgresi gen sapi Zebu pada sapi Taurine Afrika. Gelombang besar kedatangan Zebu mungkin dimulai melalui pendudukan bangsa Arab di sepanjang pantai timur Afrika sekitar abad ke-7 sesudah masehi. Penyebaran besar sapi Zebu di daratan benua Afrika mungkin mengikuti pergerakan komunitas penggembala (contohnya sepanjang daerah Fulani sampai Sahel) dan secara pasti dipercepat dengan epidemi rinderpest pada akhir abad ke-19.

Bagian Selatan Afrika adalah bagian benua terakhir yang mempunyai sapi yang digembala. Data genetik sekarang tidak memasukan pergerakan sapi dari wilayah barat benua. Sepertinya penggembalaan menyebar ke bagian selatan dari bagian wilayah Great Lakes yang 2000 tahun lalu merupakan area pusat dari Bantu Timur. Peternak ini akhirnya datang dan berkomunikasi dengan pengumpul-pemburu San yang memperoleh ternak dari mereka. Pengaruh domestikasi sapi dari wilayah pusat Timur Tengah saat ini ditemukan di bagian Timur laut dan barat laut dan bagian Selatan benua. Bagian Selatan benua Afrika mungkin hasil dari pendudukan petani Eropa di bagian benua ini ________

Diadopsi dari Hanotte et al., (2002)

Kolonisasi bangsa Eropa di Amerika membawa sapi, domba, kaming, babi, kuda.dan ayam pada dunia baru. Pada kasus sapi terdapat bukti genetika untuk beberapa tetua Afrika (Liron

et al., 2006), yang mungkin menjadi legalitas dari perdagangan budak antara dua benua

Di Asia, kedatangan ternak domestikasi di kepulauan Jepang mungkin mengikuti perkembangan petani-petani asal Korea sekitar 400 tahun sebelum masehi, tetapi juga terdapat pengaruh kuno dari area geografi lainnya. Di Pasifik babi dan ayam menyebar sepanjang Polynesia barat sekitar 900 - 700 tahun sebelum masehi, dan belakangan ekspansi Polynesia membawa spesies ini sampai ke Rapa Nui (Pulau bagian Timur) pada tahun 900 setelah masehi.

Disamping migrasi manusia, jaringan perdagangan kuno di daratan memegang peran penting pada penyebaran spesies ternak. Domestikasi ternak membuat perdagangan besar di daratan antara para penduduk, dan seringkali ternak dianggap sebagai produk yang diperdagangkan. Spesies ternak utama digunakan sebagai hewan transport pada zaman tua adalah keledai, kuda, unta dromedaris dan Bactrian, sedangkan di Amerika Selatan adalah Ilama. Dipercaya bahwa domestikasi kuda menyebabkan ekspansi militer suku nomadi di Eroasia dan dilanjutkan dengan penyebaran spesies ternak ke seluruh dunia tua. Pada keadaan tertentu unta Bactrian juga digunakan dalam peperangan. (Clutton-Brock, 1999) dan

GAMBAR 4

Asal dan rute migrasi pada sapi domestik di Afrika

Sumber : Grafphics unit, ILRI (2006).

dromedaris berperan penting pada ekspansi kebudayaan Arab.

Ada bukti yang semakin menguat tentang pentingnya rute perdagangan laut di zaman kuno dalam penyebaran ternak. Sebagai contoh, studi molekular genetik saat ini menunjukkan bahwa ternak zebu dikenalkan ke Afrika melalui wilayah Samudera India dibandingkan melaui daratan teluk Suez atau semenanjung Sinai (Hanotte et al., 2002; Freeman et al., 2006). Demikian juga informasi arkeologi dan genetika menyatakan bahwa penyebaran pengembala di lembah Mediterania tidak hanya mengikuti rute perbatasan pantai tetapi juga rute laut (Zilhão, 2001; Beja-Pereira et al., 2006).

Hilangnya keragaman SDGT diduga mengikuti pola penyebaran dan pergerakan populasi ternak dari pusat asal. Akan tetapi, marka molekuler mengungkapkan gambaran yang lebih komplek dengan beberapa pergerakan yang menghasilkan peningkatan keragaman yang

mengikuti pencampuran antara populasi yang berasal dari pusat-pusat domestikasi yang berbeda. Lebih jauh, studi molekular secara terperinci menunjukkan tidak hanya adanya persilangan di antara ternak yang umum, tetapi juga terjadi introgresi genetik dari populasi binatang liar setelah peristiwa domestikasi awal. Ketika introgresi terjadi di luar area geografis spesies dan setelah awal penyebarannya, maka introgresi liar ini akan menghasilkan populasi genetik ternak yang terlokalisir dengan latar belakang genetik yang unik. Sebagai contoh, introgresi lokal pada Aurochs di Eropa (Gotherstrom et al., 2005; Beja-Pereira et al., 2006) dan kemungkinan juga pada sapi Asia (Mannen et al., 2004).

Pengungkapan pola geografi dan sejarah penyebaran ternak merupakan hal penting untuk mengidentifikasi area geografi dengan tingkat keragaman yang tinggi, yang merupakan area prioritas potential untuk upaya konservasi. Hal

tersebut memerlukan pemetaan extensif dari keragaman genetik. Sampai saat ini, sangat sedikit penelitian yang sudah dilakukan di bidang ini. Akan tetapi penelitian terkini pada sapi yang mencakup wilayah Eropa, Afrika dan Asia Barat, menunjukkan tingkat keragaman tertinggi dan dijumpai di wilayah yang merupakan persimpangan dari pencampuran antar populasi dari pusat domestikasi yang berbeda (Freeman

et al., 2006). Suatu survei extensif terhadap

keragaman kambing di Eropa, Timur Tengah dan sekitarnya secara jelas menunjukkan pemisahan geografi dari keragaman kambing dengan satu proporsi besar keragaman genetik antara breed kambing sebagai dijelaskan oleh asal geografi mereka (Cañón et al., 2006).

Saat ini, pergerakan lokal maupun regional, dari genotipe ternak mepercepat hasil pengembangan dan pemasaran breed dengan produksi tinggi, teknologi pemuliaan baru, dan meningkatnya permintaan pada produk ternak. Penyebaran modern ini hanya terbatas pada beberapa breed dan hampir secara eksklusif melibatkan perpindahan ternak dari negara maju ke negara berkembang, menghadirkan suatu ancaman besar terhadap konservasi dan penggunaan SDGT (lihat Bab C untuk diskusi lebih jauh dari aliran gen sekarang ini)

5 Transformasi pada proses

Dalam dokumen status dunia trkini Sumber Daya Genetik (Halaman 50-53)