• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses domestikasi ternak

Dalam dokumen status dunia trkini Sumber Daya Genetik (Halaman 42-45)

Asal dan Sejarah Keragaman Ternak

2 Proses domestikasi ternak

Sangat sedikit spesies ternak yang berhasil didomestikasi. Domestikasi merupakan proses yang komplek dan bertahap, yang mengubah kelakuan dan karakteristik morfologi ternak dari tetuanya (kotak 1). Kondisi dan tekanan yang menyebabkan domestikasi ternak masih tidak jelas, dan mungkin bervariasi dari satu area geografis ke area lain dan dari satu spesies ke spesies lain.

Akar dari domestikasi ternak mungkin berkaitan dengan tendensi perburuan dari kelompok pemburu (kemungkinan bagian dari manusia zaman dulu) untuk mencoba menjinakkan atau memelihara hewan liar (Diamond 2002). Bagaimanapun, proses domestikasi mulai berlangsung di akhir Pleistosen. Perubahan iklim pada waktu itu, perubahan iklim yang semakin tidak bisa diprediksi, misalnya semakin hangat dan/atau berubah cepat di sebagian tempat, mengarah kepada pembatasan penyebaran populasi manusia. Perkembangan ini mendorong pengambilan hasil pertanian, dan mempengaruhi distribusi dan kepadatan spesies liar yang diburu untuk pangan. Pada kondisi ini, penggerak utama domestikasi ternak mungkin berdasarkan pada ketersediaan makanan yang disukai – dengan potensi beberapa spesies domestikasi

untuk mendukung sistem pertanian tanaman pangan (misalnya membajak lahan menggunakan sapi jantan atau kerbau), atau sebagai alat transportasi (Ilama, unta, kuda, keledai, dan sapi).

Dari 148 spesies non-karnivora dunia (spesies dengan berat lebih dari 45 kg) hanya 15 spesies yang telah didomestikasi. Sebanyak 13 spesies tersebut berasal dari Eropa dan Asia, sedangkan dua spesies lainnya berasal dari Amerika Latin. Kemudian hanya enam spesies yang menyebar luas di semua benua (sapi, domba, kambing, babi, kuda, dan keledai), sementara sembilan spesies lainnya (unta, unta Bactrian, llama, alpacas, rusa, kerbau air, yak, sapi Bali, dan mithun) menjadi penting di beberapa daerah terbatas (diadaptasi dari Diamond, 1999). Proporsi tersebut bahkan lebih rendah pada kasus unggas, dengan hanya 10 spesies (ayam, bebek domestik, entok, angsa domestik, ayam mutiara, burung unta, burung merpati, burung puyuh, dan kalkun) yang terdomestikasi saat ini di luar dari sekitar 10.000 spesies unggas (daftar tersebut tidak termasuk beberapa burung yang didomestikasi untuk tujuan hiasan atau rekreasi). Tetua dan kerabat liar dari sebagian besar spesies ternak telah punah atau terancam punah sebagai hasil perburuan, perubahan habitatnya, dan pada kasus ayam hutan merah liar, akibat dari intensifnya perkembangbiakan silang dengan ayam domestik, kecuali babi hutan (Sus scrofa). Pada spesies-spesies ini, merupakan

Kotak 1

Proses domestikasi

Hewan yang didomestikasi disini dipertimbangkan spesies yang dikembangbiakan di dalam lingkungan terkontrol, dan dimodifikasi dari tetua liarnya untuk menjadikannya lebih bermanfaat bagi manusia yang mengontrol reproduksinya (perkembangbiakan), pemeliharaan (kandang, perlindungan dari pemangsa) dan penyediaan pangan (Diamond, 2002; Mignon- Grasteau, 2005). Tahapan domestikasi terdiri dari: awalnya berkaitan dengan perkawinan acak; pengandangan; pengembangbiakan melalui

perkawinan terkontrol; perkawinan terseleksi dan perbaikan breed (dimodifikasi dari Zeuneur, 1963). Ahli purbakala dan ahli genetika hewan memakai berbagai cara dalam mengungkapkan sejarah domestikasi, termasuk mempelajari perubahan morfologi dari gigi; tengkorak dan rangka; dan konstruksi dari kurva umur demografis dan kecenderungan terhadap jenis kelamin tertentu yang memungkinkan identifikasi pola domestikasi (Zeder et al., 2006)

TABEL 4

Asal dan domestikasi spesies ternak

MtDNA Domestikasi Waktu Spesies domestik Tetua liar

clades Peristiwa* B.P

Lokasi

Sapi Aurochs (3 subspesies) (punah)

4 1 ~ 8000 Timur tengah & sekitarnya (Asia Barat)

Bos taurus taurus B. primigenius primigenius

B. p. opisthonomous 2 1 ~ 9500 Timurlaut Afrika

Bos taurus indicus B. p. nomadicus 2 1 ~ 7000 Subbenua India utara

Yak Yak liar

Poephagus grunniens

P. mutus 3 1 ~ 4500 Qinghai-Tibetan plateau

Kambing Bezoar

Capra ferus Capra aegragus (3

subspesies) 5 2 ~ 10000 Timur Tengah & sekitarnya, subbenua India utara

Domba Mouflon Asia

Ovis Aries Ovis orientalis 4 2 ~ 8500 Timur Tengah &

sekitarnya/Turki (Anatoila tengah)

Kerbau air Kerbau liar Asia

Riverine B. bubalus bubalus

ND 1 ~ 5000 Republik Islam Iran /Iraq, Subbenua India

Swamp B. bubalus carabensis

ND 2 ~ 4000 Asia Tenggara, Cina

Babi Babi liar

Eropa, Timur Tengah & sekitarnya, Cina

Sus scrofa domesticus

Sus scrofa (16 subspesies) 6 6 ~ 9000

Subbenua India, Asia Tenggara

Kuda Punah

Equus caballus 17 kelipatan ~ 6500 Padang rumput Asia-eropa

Keledai Keledai liar Afrika

Equus africanus ~ 6000 Timurlaut Afrika

Keledai liar Nubian E. a. Africanus

1 1

Equus asinus

Keledai liar Somali E. a. somali 1 1 Llama 2 subspesies ND 1 ~ 6500 Andes L. guanicoe guanicoe Lama glama L. guanicoe cacsiliensis Alpaca 2 subspesies ND 1 ~ 6500 Andes V. vicugna vicugna Vicugna pacos V. vicugna mensalis

TABEL 4 -lanjutan

Asal dan domestikasi spesies ternak

MtDNA Domestikasi Waktu Spesies domestik Tetua liar

clades Peristiwa* B.P

Lokasi Unta Bactrian Punah**

Camelus bactrianus C. b. ferus

ND 1 -4500 Asia Tengah (Republik Islam Iran Timur)

Unta Punah

Camelus dromedarius

ND 1 -5000 Semanjung Arabian Selatan

Ayam Domestik Ayam hutan merah

Gallus gallus ( 4 subspesies) 5 2 -5000 Sub-benua India

G. g. spadiceus, G. g. jabouillei,

-7500 Cina-Asia Tenggara

Gallus domesticus

G. g. murghi, G. g. gallus

Sumber : diadaptasi dan diperbaharui dari Bruford et al., (2003); FAO (2005)

*Jumlah minimun dari kejadian domestikasi.**Fakta-fakta genetik baru-baru ini mengingatkan bahwa populasi liar yang terancam bukan merupakan populasi tetua garis ibu dari unta pacu (Bactrian) domestik saat ini (Jianlin et al., 1999).

ND = not determined (tidak ditentukan)

satu-satunya cadangan keragamanhayati dari tetua yang saat ini sebagian besar sudah hilang atau punah (Tabel 4). Ini merupakan perbedaan utama dari spesies tanaman, dimana tetua liar biasa ditemukan di pusat asalnya dan mewakili sumber variasi penting dan sifat-sifat adaptasi untuk program pemuliaan selanjutnya.

Sejumlah kecil dari spesies hewan yang telah berhasil didomestikasi bisa dijelaskan melalui karakteristik-karakteristik yang diperlukan atau menguntungkan untuk domestikasi, yang sangat jarang ditemukan dalam satu spesies. Semua spesies ternak utama didomestikasi beberapa ribu tahun yang lalu. Disini tidak memungkinkan mendomestikasi lebih lanjut spesies mamalia besar dalam waktu dekat, seperti yang ditunjukkan dari kegagalan, atau paling tidak hanya oleh keberhasilan yang rendah, dari percobaan di abad ke-20 untuk mendomestikasi spesies baru (seperti. orgyx, zebra, kerbau Afrika, dan bermacam spesies rusa). Bagaimana pun, pada tahun-tahun mendatang mungkin akan bisa dilihat perkembangan lebih jauh dari perkawinan terkontrol dari spesies kecil dan

spesies ”non konvensional” (sering disebut aneka ternak) untuk konsumsi manusia, yang bisa menjadi lebih penting, paling tidak pada tingkat lokal atau regional (BOSTID, 1991; Hanotte and Mensah, 2002).

Karakteristik penting atau esensial untuk keberhasilan domestikasi mencakup ciri tingkah laku seperti kurangnya agresif terhadap manusia; insting hidup berkelompok yang kuat, termasuk ”mengikuti pemimpin” yang dominan secara hirarki sehingga memungkinkan adanya pengganti manusia sebagai pemimpin pengganti; cenderung tidak panik saat terganggu; mampu berkembangbiak dalam lingkungan terkontrol; ciri fisiologis seperti pakan yang dapat dengan mudah disediakan oleh manusia (domestikasi lebih banyak dilakukan terhadap ternak herbivora dibanding karnivora); laju pertumbuhan yang cepat; interval kelahiran yang relatif singkat dan jumlah kelahiran anak yang banyak (Diamond, 2002).

Spesies tetua dari kebanyakan spesies ternak, sekarang sudah dapat diidentifikasi (Tabel 4). Diketahui juga bahwa banyak populasi hewan

domestik saat ini dan breed berkembangbiak yang berasal lebih dari satu tetua liar, dan dalam beberapa kasus terdapat pencampuran genetik atau introgresi di antara spesies yang tidak dihibridisasi secara normal pada kondisi liar. Pencampuran dan hibridisasi ini mungkin terjadi setelah domestikasi awal. Mereka seringkali terkait dengan migrasi manusia, perdagangan atau secara sederhana hasil dari kebutuhan masyarakat pertanian pada fenotipe ternak baru. Sebagai contoh mencakup pencampuran antara sapi Taurus dan Zebu, adanya latar belakang genetik sapi seperti dalam yak dan sapi Bali, hibridisasi babi Asia dengan breed babi Eropa, perkawinan silang antara unta dan unta pacu Bactrian, dan pencampuran intensif antara dua jenis unta lokal America Selatan (llama dan Alpaca) (Kadwell et al., 2001).

3 Tetua dan asal geografis dari

Dalam dokumen status dunia trkini Sumber Daya Genetik (Halaman 42-45)