• Tidak ada hasil yang ditemukan

O/eh

Erdina HD Pusponegoro

PENDAHULUAN

Bentuk tersering infeksi oleh Bacillus anthracis ialah antraks dengan lesi kulit akut yang disebut malignant pustule.

DEFINISI

Antraks adalah suatu penyakit menular akut terutama pada binatang rumahan atau piaraan dan binatang liar, tetapi manusia secara kebetulan juga dapat terkena melalui kontak terhadap binatang atau produk binatang yang terinfeksi. Transmisi antar manusia belum pernah dilaporkan.

EPIDEMIOLOGI

Prevalensi penyakit antraks terbanyak pada herbivora, baik yang dipelihara maupun yang liar.

Antraks pada herbivora cenderung menjadi berat dengan angka kematian yang tinggi. Manusia lebih tahan terhadap antraks dibandingkan dengan binatang. Penyakit antraks pada manusia dapat dibagi menjadi kasus agrikultural dan industrial. Kasus agrikultural tersering berasal dari kontak dengan binatang yang terinfeksi antraks, gigitan serangga yang terinfeksi, dan memakan daging yang terkontaminasi. Kasus industrial berhubungan dengan paparan, kulit yang terkontaminasi bulu, wool, atau tulang yang mengandung kuman antraks.

Penyakit antraks "alami" telah dilaporkan di Indonesia, sejak tahun 1832 dari Pulau Sulawesi.

Di beberapa tempat di Indonesia yang perbedaan antara musim hujan dan kemaraunya sangat tajam, umumnya ledakan wabah antraks pada hewan terjadi pada awal musim hujan, sesudah musim kemarau yang panjang. Hewan piaraan yang tidak kebal dan merumput pada awal musim hujan biasanya merupakan korban penyakit antraks. lni disebabkan spora antraks yang men-

cemari tunas rumput yang baru tumbuh termakan oleh hewan-hewan temak pada saat merumput secara intensif.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Petemakan Departemen Pertanian, saat ini daerah tertular antraks terdapat di 12 propinsi, di Indonesia, yaitu Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Jawa Barat, OKI Jakarta, Jawa Tengah, DIY, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Utara. Dari 12 provinsi, 5 provinsi dinyatakan positif endemis untuk kasus antraks, yaitu Propinsi Jawa Barat (Bogor dan Purwakarta), Jawa Tengah (Boyolali), NTB, NTI, dan DIY (Sleman).

Kejadian luar biasa (KLB) pemah terjadi di Purwakarta, dengan 22 kasus tanpa kematian.

Terakhir dilaporkan terjadi KLB antraks pada manusia di desa Hambalang, Kabupaten Bogor, dengan 32 kasus antraks kulit disertai dua kasus kematian.

ETIOLOGI

Bacillus anthracis adalah kuman aerobik gram positif berbentuk batang (basil), berkapsul, tidak bergerak, yang mempunyai kemampuan untuk membentuk spora, dan toksin (toksin edema dan toksin letal). Kuman dapat hidup di tanah, jaringan, atau darah yang kaya dengan asam amino, nukleosida, serta glukosa. Kuman dalam bentuk vegetatif hanya dapat bertahan di alam kurang dari 24 jam. Menghadapi keadaan alam yang kurang menguntungkan bagi pertumbuhan, kuman akan berubah bentuk menjadi spora.

Spora tidak berkembang biak, tetapi dapat ber- tahan hidup di tanah untuk jangka waktu lama bahkan sampai puluhan tahun. Tahan terhadap berbagai kondisi, seperti kekeringan, panas, radiasi dengan ultraviolet maupun sinar gamma, dan berbagai jenis desinfektan. Karena sifatnya ini,

kuman antraks dan sporanya yang dikeringkan telah disalahgunakan sebagai bioterrorism.

PATOGENESIS

Kuman atau spora masuk ke dalam tubuh manusia melalui Iuka/fly bite di permukaan kulit, inhalasi, atau melalui saluran pencemaan.

Kuman akan berkembang di dalam sistem limfatik kemudian beredar ke dalam aliran darah. Adanya kapsul kuman menghambat proses fagositosis makrofag terhadap kuman. Toksin edema yang dikeluarkan menyebabkan terjadinya edema lesi lokal yang karakteristik.

GEJALA KUNIS

Terdapat tiga jenis manifestasi klinis antraks bergantung jalur masuknya, yaitu antraks kulit, antraks saluran cema dan antraks saluran napas.

Kurang lebih 95% kasus antraks pada manusia berupa antraks kulit dan 5% antraks inhalasi (saluran nafas). Antraks gastrointestinal sangat jarang kurang 1 % dari semua kasus. Kadang- kadang disertai dengan penyulit, seperti adanya antraks di susunan saraf pusat. Meningitis antraks dapat dijumpai sebagai komplikasi bakterimia yang hebat. Masa inkubasi tergantung dari jumlah kuman atau spora yang masuk, antara 1 hingga 12 hari, tetapi dapat mencapai 6 minggu. Selanjutnya, akan diikuti dengan gejala prodromal yang tidak khas berupa demam, rasa lemas dan sakit kepala.

Setelah itu, akan terjadi suatu infeksi sistemik dengan gejala sakit berat.

Antraks kulit (kutaneus)

Lesi tersering ditemukan pada daerah kulit yang terbuka, biasanya pada tangan, wajah dan leher. Mula-mula berupa papular merah kecil yang tidak nyeri, berkembang dalam 1 sampai 12 hari setelah inokulasi spora Bacillus anthracis di kulit yang Iuka. Lesi awal tersebut dapat disertai dengan rasa gatal atau rasa terbakar. Minggu berikutnya dalam 1 atau 2 hari lesi berkembang menjadi stadium vesikular dengan diameter 1-2 cm berisi cairan jemih atau serosanguinosa yang mengandung sedikit lekosit dan kuman basilus Gram positif dalam jumlah yang banyak.

Selanjutnya, vesikel membesar, menjadi hemoragik dan akan membentuk ulkus dengan eskhar nekrotik kehitaman, dikelilingi zona

edema non-pitting kecoklatan, seperti gelatin. Mungkin terdapat lesi satelit berupa vesikel kecil yang mengelilingi lesi yang lebih besar. Akibat efek toksik, dapat terjadi bula multipel yang tidak disarankan untuk dilakukan insisi atau nekrotomi Iuka untuk mencegah timbulnya bakterimia. Eskhar akan mengering dan rontok dalam 1 atau 2 minggu dengan meninggalkan jaringan parut yang minimal.

Sebagian besar pasien dengan gejala kons- titusi yang ringan atau bahkan tidak terdapat gejala, tidak demam. Pada kasus yang berat, edema dapat masif terutama bila lesi terdapat pada wajah atau leher dan dapat menyebabkan syok. Dapat terjadi pembesaran limfadenitas regional nonspesifik yang nyeri tanpa tanda-tanda limfangitis lainnya.

Dapat terjadi penyembuhan Iuka tanpa terapi pada 80-90% kasus, tetapi edema dapat menetap dalam beberapa minggu. Pada 10-20% pasien yang tidak diobati, infeksi menjadi berat dan terjadi bakterimia yang sering berhubungan dengan demam tinggi dan kematian yang cepat.

Antraks saluran nafas

Gejala awal antraks inhalasi tidak spesifik dengan panas, fatigue dan malaise. Akan tetapi, diikuti segera dengan panas tinggi, menggigil, batuk kering, sesak nafas dan kolaps. Gambaran toraks foto menunjukkan adanya pelebaran mediastinum yang simetris.

Antraks gastrointestinal

Gejala antraks saluran cema bervariasi, dapat berupa gejala radang akut saluran cema termasuk demam, mual dan muntah, sakit perut, sembelit atau diare berat. Tinja dapat bercampur darah segar atau melena. Kadang-kadang dapat terjadi hematemesis, asites yang cepat, dan akut abdomen.

Selain antraks saluran pencemaan, meskipun jarang juga, dapat terjadi manifestasi pada orofarings dengan gejala edema di daerah leher yang akan menyebabkan kesulitan menelan dan bemapas. Pada pemeriksaan mulut akan tampak lesi oral yang tertutup oleh pseudomembran.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan laboratorium

Sel darah putih biasanya meningkat terutama leukosit polimorfonuklear. Jika terjadi meningitis

cairan serebrospinalis menjadi hemoragik dan ditemukan banyak basil Gram positif di dalamnya.

b. Pemeriksaan mikrobiologis

Ditemukan kuman pada pengecatan usapan lesi kulit dengan Mc Fadyean atau tinta cina.

c. Pemeriksaan histopatologik

Gambaran histopatologi yang paling menyolok adalah ditemukannya edema hemoragik, di- latasi pembuluh limfe dan nekrosis pada epidermis.

d. Pemeriksaan biakan atau kultur

Untuk konfirmasi diagnostik, dilakukan biakan kuman dengan agar nutrisi pada 5%

co2

atau medium suplemen basal lain dengan 0,8% natrium bikarbonat.

e. Konfirmasi adanya kuman antraks juga dapat ditentukan dengan pemeriksaan direct fluorescent antibody dari lesi antraks kulit.

f. Cara pemeriksaan dengan metode PCR sedang dalam tahap penelitian.

DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING Diagnosis antraks kulit berdasarkan gambaran lesi kulit yang karakteristik dan adanya riwayat paparan atau riwayat pekerjaan dengan binatang atau produk binatang yang terinfeksi. Dengan ditemukannya batang besar Gram positif dalam cairan vesikel atau dari cairan aspirasi di bawah krusta lesi kulit menunjang diagnosis tersebut.

Selulitis akut yang disebabkan stafilokokus dengan lesi pustular di tengahnya atau karbunkel dengan krusta nekrotik, dapat merupakan diagnosis banding lesi awal antraks kulit walaupun selulitis dan karbunkel diikuti dengan rasa nyeri.

TATA LAKSANA a. Non-medikamentosa

Bila dicurigai telah terjadi paparan maka yang bersangkutan dianjurkan untuk melepaskan semua pakaian dan dimasukkan ke dalam kantong plastik yang kemudian diikat rapat- rapat. Selanjutnya penderita harus mandi dengan sabun dan air yang cukup.

b. Medikamentosa

Terapi pilihan untuk antraks adalah kristalin penisilin-G parenteral 2 juta unit

setiap 6 jam, yang diberikan selama ± 7-14 hari (sampai edema lokal menghilang atau lesi kulit mengering). Selanjutnya diberikan terapi siprofloksasin dengan dosis 20-30mg I kgBB dibagi dalam 2 dosis (maksimum untuk dewasa 500mg bid) atau doksisiklin (100mg bid) secara oral selama 60 hari. Untuk anak dan wanita menyusui diberikan amoksilin dengan dosis 40mg /kg BB (BB <20kg) dibagi tiga dosis atau 500mg 3x/hari untuk anak BB

>20kg/ dewasa.

PENCEGAHAN

Vaksin antraks manusia sudah tersedia.

Pemberian terutama ditujukan kepada individu yang pekerjaannya terpapar dengan basil antraks (petugas laboratorium, orang yang bekerja di daerah tercemar atau terkontaminasi).

Bacillus anthracis

Gambar 16.1 Bacillus anthracis terutama menginfeksi hewan ternak dan menyebar kepada manusia melalui defek di kulit.

Sumber: Adam

DAFTAR PUSTAKA

1. Scott A Norton. Anthrax. In: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Wolff K, editor.

Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine; 8"' ed. New York: Mc-Graw-Hill; 2012. p 2211-13.

2. Depkes RI. Pedoman Tatalaksana Klinis Antraks di Rumah Saki!. Jakarta: Depkes RI; 2007.

3. Kamal SM, Rashid AKM M, Bakar MA, Ahad MA.

Anthrax: an Update. Asian Pac J Trop Biomed 2011; 1 (6): 496-501.

Dalam dokumen ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN (Halaman 154-157)