S. Wulansari
I. Suherman
Prodi Manajemen Pendidikan Islam, Universitas Djuanda, Indonesia
ABSTRAK: Efektivitas sekolah merupakan pendekatan penilaian tentang kualitas sekolah dimana tujuan sekolah dapat tercapai dengan mendayagunakan sumber daya sekolah terutama guru sebagai ujung tombak dari keberhasilan pembelajaran. Keterbatasan dan permasalahan yang ada pada sisi Sumber Daya Manusia (SDM) guru, dari mulai kurangnya pengalaman (fresh graduate), tingginya turnover guru, serta kurang rasio guru di sekolah menjadi hal yang harus diperhatikan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin. Terutama dalam hubungannya dengan pencapaian efektivitas sekolah.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan ingin mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadapat efektivitas sekolah. Dimana kepemimpinan dilihat dari dua sisi utama yaitu kompetensi dan kepribadian kepala sekolah. Studi penelitian lapangan ini dilaksanakn pada SMK di Kota Sukabumi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif terhadap efektivias sekolah. Sehingga jika kompetensi dan kepribadian kepemimpinan kepala sekolah ditingkatkan maka akan meningkat pula tingkat efektivitas sekolah sebesar peningkatan kepemimpinan kepala sekolah tersebut. Oleh karena itu, kompetensi dan kepribadian kepala sekolah harus senantiasa ditingkatkan, dapat melalui pendidkan dan latihan, workshop, seminar serta kegiatan lainnya.
Kata Kunci: Kompetensi, Kepribadian, Efektivitas Sekolah
ekspektasi sekolah terhadap siswa, hal ini menyebabkan tingginya angka efektivitas suatu sekolah. Sedangkan Cuttance menggambarkan, berdasarkan ide-ide dari Burstein, Linn dan Capeel, bahwa :
Eefektivitas sekolah dapat dilihat dari dua dimensi yaitu kualitas dan ekuitas. Kualitas dipandang sebagai sejauh mana nilai akademik sekolah yang lebih baik atau lebih buruk daripada apa yang diharapkan oleh murid- murid, sedangkan mereka memiliki perbedaan dalam kemampuan saat masuk ke sekolah tersebut. Dimensi ekuitas mengacu pada pengaruh hipotesis sekolah pada interaksi dalam hubungan antara siswa yang masuk dan lulusan (Reynolds, et al, 1994, hlm. 11-12).
Berdasarkan konsep pendidikan terutama dilihat pada pencapaian tujuan sekolah melalui pendekatan efektivitas, maka sudah barang tentu kepala sekolah sebagai pengelola lembaga pendidikan sekolah harus memiliki kemampuan (kompetensi) dan kepribadian yang baik agar mampu mengelola segala sumber daya sekolah dalam upaya pencapaian tujuan sekolah.
Tertutama dalam hal mempengaruhi guru sebagai ujung tombak dari pendidikan agar mau bekerjasama dan bekerja maksimal sebagai pendidik. Sehingga lulusan yang diharapkan dapat terwujud.
Mengingat studi pendahulun pada SMK swasta di Kota Sukabumi ditemukan bahwa kondisi guru di SMK swasta sering keluar masuk (turnover) terutama guru-guru muda (fresh graduate). Hal tersebut terkadang mengganggu proses pembelajaran. Namun secara akademik guru-guru yang mengajar di SMK negeri maupun swasta telah memiliki gelar sarjana, magister bahkan ada yang telah doktor meskipun masih ada yang bergelar D3 bahkan masih dalam proses pendidikan. Guru SMK di Kota Sukabumi hanya 6% saja yang belum bergelar sarja, sisanya telah bergelar sarjana.
Selain itu juga ditemukan 45% guru di SMK swasta merupakan guru baru yang memiliki pengalaman mengajar kurang dari 5 tahun, 33%
yang memiliki pengalaman mengajar 5-10 tahun sedangkan para senior guru di SMK swasta yang memiliki pengalaman mengajar di atas 10 tahun hanya 22% saja. Namun kondisi tersebut berbeda dengan SMK negeri, di SMK negeri guru senior yang memiliki pengalaman mengajar di atas 10 tahun mendominasi yaitu 51% dan guru yang memiliki pengalaman mengajar 5-10 tahun 39% dan hanya 10% saja guru yang memiliki pengalaman mengajar dibawah 5 tahun.
Tabel 1. Kondisi Guru SMK di Kota Sukabumi
No Status Sekolah
Pengalaman Mengajar
(tahun) Jumlah
< 5 5-10 >10 1SMK
Negeri 29 119 155 303
Persentase 9.571% 39.27% 51%
2SMK
Swasta 281 208 136 625
Persentase 44.96% 33.28% 22%
Jumlah Guru 928
Sumber: Data Kepegawaian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi dan Data Guru SMK se-Kota Sukabumi
Ada tiga komponen penting dalam pencapian efektivitas sekolah yang ketiganya merupakan sebuah gambaran dari efektivitas sekolah. Pertama, adanya sumber daya sekolah termasuk SDM yang dioptimalkan untuk mencapai tujuan. Kedua, adanya proses yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan kemampuan dari siswa agar dimasa depan dapat mencapai cita-cita dan tujuannya. Ketiga, adanya tujuan sekolah maupun siswa yang tercapai sebagai hasil dari pengoptimalan sumber daya sekolah dan proses yang dilakukan.
Maka untuk melihat kemampuan (kompetensi) kepemimpinan kepala sekolah dalam mewujudkan efektivitas sekolah dalam kajian hubungan dan pengaruhnya menjadi menarik untuk diteliti. Pada penelitian ini
mencoba dikaji hubungan sekaligus pengaruh kompetensi dan kepribadian kepemimpinan kepala sekolah terhadap efektivtas sekolah di SMK Kota Sukabumi.
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH Kepemimpinan kepala sekolah merupakan komponen penting dalam organisasi sekolah.
Keberadaannya menjadi ujung tombak, penentu keberhasilan suatu sekolah. Sehingga dapat dikatakan keberhasilan suatu sekolah mencapai tujuan adalah keberhasilan kepala sekolah sebagai pemimpin dalam menjalankan kepmimpinannya.
Dalam pandangan sekolah sebagai suatu organisasi, tentulah ada seseorang yang diangkat menjadi seorang pemimpin dalam hal ini adalah kepala sekolah. Kinerja kepemimpinan kepala sekolah merupakan upaya yang dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengiplementasikan manajemen sekolah untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien, produktif dan akuntabel (Mulyasa, 2015, hlm. 17). Berkaitan dengan indikator kepemimpinan kepala sekolah meliputi: komitmen terhadap visi sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya, menjadikan visi sekolah sebagai pedoman dalam mengelola dan memimpin sekolah, serta senantiasa memfokuskan kegiatannya terhadap pembelajaran dan kinerja guru di kelas (Greenfield dalam Mulyasa, 2015, hlm. 19).
Dengan demikian secara tidak langsung kepala sekolah harus diangkat berdasarkan kompetensi dan pengalaman dalam hal kependidikan.
Mengadopsi pada konsep Hoy & Miskel (2014, hlm. 640) mengelompokkan variabel sifat dan kecakapan yang saat ini berkaitan dengan kepemimpinan yang efektif satu dari tiga dimensi, yaitu: kepribadian, motivasi dan kompetensi.
a. Dimensi Kepribadian
Dimensi kepribadian adalah keseluruhan sikap dan prilaku seseorang dan menjadi ciri khasnya. Pada penelitian ini kepribadian ditunjukkan dengan kepercayaan diri, toleransi
stres, kematangan emosional, integritas, dan ekstroversit. Kepercayaan diri meliputi keberanian menetapkan tujuan yang tinggi bagi dirinya dan para pengikutinya, berupaya menyelesaikan tugas-tugas sulit, gigih dalam menghadapi masalah dan kelelahan. Toleransi stres meliputi kemampuan mengambil keputusan dengan baik, tetap tenang meski berada dalam situasi yang sulit, memberikan pengarahan yang tegas meski berada dalam situasi yang sulit. Kematangan emosional meliputi kesadaran yang tinggi akan kekuatan dan kelemahan namun tetap berusaha memperbaiki diri, mampu menjaga hubungan kerja sama dengan para bawahan, rekan kerja dan pengawas. Integritas meliputi sifat jujur, etis, bertanggungjawab dan layak dipercaya.
Ekstroversi meliputi sikap ramah, mudah bergaul dan nyaman di dalam kelompoknya.
b. Dimensi Motivasi
Dimensi motivasi adalah alasan seseorang dalam melakukan suatu perbuatan. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan motivasi ditunjukkan dengan alasan seseorang untuk mencapai keinginannya dengan cara melakukan pekerjaan yang sedang dikerjakan. Dimensi motivasi ini ditunjukkan dengan kebutuhan tugas dan kebutuhan antar-pribadi, kebutuhan akan kekuasaan, orientasi prestasi, ekspektasi yang tinggi pada hasil, keandalan diri. Kebutuan tugas ditandai dengan semangat dalam menjalankan tugas, sedangkan kebutuhan antar pribadi ditandai dengan sikap peduli terhadap orang lain. Kebutuhan akan kekuasaan meliputi motif-motif individu untuk meraih jabatan dan memberi pengaruh kepada orang lain. Orientasi prestasi meliputi kebutuhan untuk mencapai, hasrat untuk unggul, dorongan untuk sukses, kesediaan untuk memikul tanggungjawab dan perhatian pada tujuan serta tugas. Ekspektasi yang tinggi pada hasil ditandai dengan kepercayaan pemimpin bahwa mereka mampu mengerjakan tugasnya dan akan menerima hasil yang baik atas usahanya. Keandalan diri meliputi kemampuan untuk mengoganisir dan melaksanakan tugas.
c. Dimensi Kompetensi
Dimensi kompetensi adalah kemampuan seseorang dalam bidang tertentu. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan dimensi kompetensi adalah kemampuan seorang kepala sekolah dalam kepemimpinannya yang ditunjukkan dengan kompetensi teknis, antar pribadi, dan konseptual. Kompetensi teknis yang meliputi keterampilan pengelolaan anggaran, pengawasan, koordinasi perbaikan dalam proses belajar mengajar. Kompetensi antar pribadi yang meliputi kemampuan berkomunikasi dengan para bawahan, pemahaman terhadap perasaan orang lain, kemampuan untuk bekerjasama dengan para bawahan dan kemampuan bersosialisasi dengan orang lain. kompetensi konseptual atau kognitif meliputi kemampuan menganalisis keadaan, mengorganisir dan memecahkan permasalah yang terjadi.
EFEKTIVIAS SEKOLAH
Efektivitas sekolah merupakan salah satu pendekatan untuk menilai suatu sekolah.
Penilaian yang berkiatan dengan mutu atau kualitas suatu sekolah sebagai wujud dari pandangan masyarakat terhadap sekolah itu sendiri.
Danim dalam Sari (2013, hlm. 176) misalnya, berpandangan bahwa efektivitas sekolah digambarkan oleh derajat keoptimalan berfungsinya semua sumberdaya sekolah dalam menghasilkan keluaran atau mencapai tujuan yang diharapkan secara maksimal. Sedangkan Mortimore dalam Pavan (1992, hlm. 7) mendefinisikan efektivitas sekolah dengan pemahaman yang serupa, yaitu dimana dalam sebuah sekolah siswanya mampu mengembangkan kemampuannya lebih dari yang diharapkan sesuai dengan apa yang didapatkannya dari sekolah melalui proses pembelajaran. Definisi dan penggambaran tentang efektivitas sekolah di atas menunjukkan bahwa adanya proses yang dilalui dengan keterlibatan segala sumber daya sekolah sebagai sarananya.
Sedangkan Mulyasa (2004, hlm. 82) kata Efektivitas diartikan sebagai kegiatan dimana
suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan organisasional. Lebih lanjut ia mengemukakan bahwa masalah efektivitas biasanya berkaitan erat dengan perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, atau perbandingan hasil nyata dengan hasil yang direncanakan. Jika dalam hal ini yang menjadi objek kajiannya adalah lembaga pendidikan atau sekolah, maka bisa dikatakan bahwa efektivitas sekolah merupakan upaya sekolah dalam mewujudkan tujuan dengan memanfaatkan sumber daya sekolah. Kemudian Suharsaputra (2013, hlm. 68) mengemukakan efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran/tujuan (kuantitas, kualitas, waktu) telah tercapai, sehingga dapat diketahui antara gap yang diharapkan dengan apa yang senyatanya dicapai. Selanjutnya menurut Subbs (1995), Kirk and Jones (2004) dalam Saleem, dkk (2012, hlm. 243) efektivitas sekolah berhubungan dengan prestasi siswa sebagai gambaran output dan siswa mendapkan haknya dalam belajar secara wajar tanpa melihat status sosial ekonomi dan latar belakangnya, mereka tetap mendapat setidaknya pengetahuan dan skill.
Efektivitas sekolah juga dapat ditunjukkan oleh seberapa baik sekolah dikelola oleh kepala sekolah dan seberapa baik keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam kegiatan sekolah (Botha, 2010, hlm. 607).
Sedangkan Cheng dalam Botha (2010, hlm.
608) berpendapat bahwa efektivitas sekolah berhubungan dengan kemampuan sekolah mengatasi masalah internal dan ekternal sekolah serta kemampuan dalam mewujudkan tujuan jangka panjangnya. Komariah & Triatna (2014, hlm. 8) berpendapat efektivitas sekolah terdiri dari dimensi manajemen dan kepemimpinan sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan personel lainnya, siswa, kurikulum, sarana- prsarana, pengelolaan kelas, hubungan sekolah dan masyarakat, pengelolaan bidang khusus lainnya.
Indikator efektivitas ini mengadopsi pada konsep yang dipaparkan Botha (2010), Mulyasa (2015), Hoy & Miskel, (2014) dimana
efektivitas sekolah ini meliputi dimensi masukan, proses, hasil, dan dampak.
a. Dimensi Masukan
Dimensi masukan ditunjukkan dengan tujuan sekolah, sumber daya, kualitas guru, kualitas sarana dan prasarana, kualitas siswa.
Tujuan sekolah adalah target yang ingin dicapai oleh sekolah. Pada penelitian ini tujuan sekolah tertuang dalam visi dan kurikulum yang meliputi sekolah mempunyai standar prestasi sekolah yang sangat tinggi dan penekanan pada pencapaian kemampuan dasar. Sumber daya adalah segala modal yang dimiliki oleh suatu sekolah. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan sumber daya adalah dukungan materi dan waktu pembelajaran yang cukup. Kualitas guru adalah karakteristis yang dimiliki oleh seorang guru yang menunjukkan keunggulan individunya. Pada penelitian yang dimaksud kualitas guru meliputi sikap positif dari para guru sebagai teladan, memliki pemahaman yang mendalam terhadap pembelajaran (kompetensi pedagogik, pendidikan serta pengalaman mengajar). Kualitas sarana dan prasarana adalah karakteristis sebuah media pembelajaran dan alat penunjang pelajaran yang memenuhi syarat standar minimal dari kebutuhan suatu sekolah.
pada penelitian ini kualitas sarana dan prasarana meliputi banyaknya ruang kelas yang seimbang dengan jumlah siswa, ruang laboratorium yang memadai, gedung perpustakaan yang memadai, fasilitas olahraga yang memadai, kelengkapan buku dan sumber belajar yang memadai.
Kualitas siswa adalah sikap positif seorang siswa dalam belajar. Pada penelitian ini kualitas siswa meliputi harapan yang tinggi dari siswa, siswa berpendapat kerja keras lebih penting daripada keberuntungan dalam meraih prestasi, para siswa diharapkan mempunyai tanggung jawab yang diakui secara umum, perilaku siswa yang positif.
b. Dimensi Proses
Dimensi proses ditunjukkan dengan proses belajar mengajar, partisipasi orang tua.
Proses belajar mengajar meliputi keterlibatan dan tanggungjawab siswa, variasi strategi pembelajaran, frekuensi pekerjaan rumah (PR), penilaian secara rutin mengenai program yang
dibuat siswa, penilaian siswa yang didasarkan pada hasil belajar siswa, adanya umpan balik sesering mungkin, pemantauan yang berulang- ulang terhadap kemajuan belajar siswa, memusatkan diri pada kurikulum dan intruksional, siswa diharapkan mampu mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
Partisipasi orang tua meliputi orang tua ikut menentukan kebijakan dan program seolah, ikut mengawasi pelaksanaan kebijakan dan program sekolah, pertemuan rutin di sekolah, membiayai pendidikan, partisipasi dalam pengembangan sarana dan prasarana sekolah.
c. Dimensi Hasil
Dimensi hasil adalah hasil dan capaian yang didapatkan oleh seorang siswa setelah mendapatkan pendidikan pada suatu sekolah.
Pada penelitian ini output ditunjukan dengan hasil belajar siswa yang meliputi pengetahuan (kompetensi) dan kepribadian atau sikap bersosialisasi. Hasil (output) pada kategori pengetahuan (kompetensi) meliputi pengetahuan tiap mata pelajaran, lulus dengan menguasai pengetahuan akademik, mampu mempraktekan pengetahuan yang didapatkan. Sedangkan pada kategori kepribadian ditunjukkan dengan terbentuknya kepribadian yang baik dan kemampuan bersosialisasi dengan masyarakat.
d. Dimensi Dampak
Dimensi dampak adalah efek jangka panjang dari proses pendidikan yang didapatkan pada suatu sekolah. Dimensi outcome pada penelitian ini ditunjukkan dengan kesempatan kerja yang didapatkan oleh lulusan suatu sekolah dan kesempatan lulusan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH
a. Analisis Koefisien Korelasi
Analisis koefisien korelasi dihitung dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows. Nilai korelasi variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Efektivitas Sekolah dilihat pada nilai
korelasi Pearson Product Moment. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Korelasi Antara Variabel X1 Dengan Variabel Y
Correlations
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Efektivitas Sekolah
Kepemimpin an Kepala Sekolah
Pearson
Correlation 1 .432**
Sig. (2-tailed) .000
N 243 243
Efektivitas Sekolah
Pearson
Correlation .432** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 243 243
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan output SPSS pada tabel 2 di atas, nilai korelasi yang diperoleh untuk Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Efektivitas Sekolah, didapatkan
r
hitung sebesar 0,432, untuk α = 0,05 dengan df: 241 dan uji 2- tiled maka diperolehr
kritis sebesar 0, 138.Karena
r
hitung= 0,432 > 0,138 berarti terdapat hubungan (korelasi) antara Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Efektivitas Sekolah.Uji signifikasi diperoleh nilai signifikan 0,000 yakni lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05, yang artinya terdapat hubungan yang signifikan. Maka kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat hubungan signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Efektivitas Sekolah.
Hasil perhitungan dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows nilai koefisien determinasi variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Efektivitas Sekolah dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .432a .186 .183 12.19957
a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Kepala Sekolah
Berdasarkan tabel 3. di atas dapat diketahui besarnya
r
2 = 0,4322 = 0,186 atau 18,6% artinya variasi didalam variabel Efektivitas Sekolahdapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah.
b. Analisis Regresi
Rumus persamaan regresi antara variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Efektivitas Sekolah adalah Ŷ = a + bX1.
perhitungan dengan bantuan SPSS 20.0 for Windows diperoleh hasil seperti pada tabel 4.
berikut ini:
Tabel 4. Persamaan Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standar dized Coefficie
nts t Sig.
B Std.
Error Beta 1
(Constant) 82.518 7.057 11.693 .000 Kepemimpinan
Kepala Sekolah .347 .047 .432 7.429 .000 a. Dependent Variable: Efektivitas Sekolah
Berdasarkan tabel 4. di atas persamaan regresi Y atas X, adalah Ŷ = 82,518 + 0,347X, dan karena koefisien X dalam persamaan adalah positif yaitu 0,347 maka Kepmimpinan Kepala Sekolah berpengaruh positif terhadap Efektivitas Sekolah. Dengan persamaan regresi tersebut dapat diinterprestasikan bahwa jika variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X) dengan Efektivitas Sekolah (Y) diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini, maka setiap perubahan skor Kepemimpinan Kepala Sekolah sebesar 10 satuan dapat diestimasikan skor Efektivitas Sekolah akan naik sebesar 3,47.
Kriteria pengujian persamaan regresi adalah diterima jika probabilitas lebih kecil dari alpha
= 0,05. Berdasarkan tabel di atas nilai probabilitas sebagaimana ditunjukkan pada kolom Sig/Significance adalah 0.000 sehingga nilai probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05.
Dapat disimpulkan koefisien regresi signifikan, atau Kepemimpinan Kepala Sekolah (X) berpengaruh secara signifikan terhadap Efektivitas Sekolah.
Berkaitan dengan hasil penelitian tersebut, selaras dengan hasil penelitian Ruyani (2013, hlm. 107) dan Sari (2013, hlm. 176) menyatakan
bahwa peningkatan efektivitas sekolah ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah.
Dengan kata lain kepala sekolah haruslah memiliki kompetensi sebagai pemimpin yang mumpuni karena akan mengemban tugas berat tersebut. Juga dapat dikatan bahwa ketidak mampuan kepala sekolah dalam menjalankan fungsinya sebagai pimpinan akan berakibat pada proses dan program menjadi tidak kondusif.
Selain itu juga peran kepala sekolah menciptakan suasana nyaman di sekolah, menjalin komunikasi yang bagi para guru, tenaga kependidikan juga kepada siswa yang harmonis sebagai perwujudan kepribadian kepemimpina kepala sekolah, karena pada gilirannya akan berimbas pada efektivitas sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah yang akan berpengaruh pada efektivitas sekolah yang digambarkan dengan empat dimensi yaitu masukan, proses, hasil dan dampak bukanlah kepemimpinan yang berdiri atas dasar kekuatan formal yang hanya mempunyai otoritas. Akan tetapi kepemimpinan yang dijalankan atas dasar kemampuan yang dimilikinya meliputi kepribadian, motivasi dan kompetensi. Hal tersebut seiring dengan pernyataan John Gardner pada tahun 1986-1988 (Razik &
Swanson, 1995, hlm. 48) mengemukakan bahwa kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki suatu otoritas, kendati posisi otoritas yang diformalkan mungkin sangat mendorong proses kepemimpinan, namun sekedar menduduki posisi itu tidak menandai seseorang untuk menjadi pemimpin.
Pada akhirnya pemimpin sekolah yang menjalankan kepemimpinan dengan dibarengi kapasitas yang mumpunilah yang akan mempengaruhi pencapaian efektivitas sekolah.
hal inilah yang diyakini bahwa seorang pemimpin pada suatu sekolah yang akan menentukan keberhasilan suatu sekolah mencapai tujuan yang telah dirancangnya secara optimal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahkan pencaian efektivitas sekolah bukanlah hal yang mudah. Karena efektivitas sekolah dilihat pada empat dimensi yang menunjukkan keidealan sebuah sekolah sebagai tempat atau lembaga pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan
yang memiliki kemampuan dan berkualitas.
Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai pemimpin dalam sebuah lembaga pendidikan yang memiliki tugas berat dalam mencetak lulusan sehingga kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin, kepribadian maupun motivasinya harus senantiasa ditingkatkan dan diperbaiki. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan, seminar bahkan workshop tentang kepemimpinan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian kepemimpinan kepala sekolah SMK di Kota Sukabumi saat ini berpengaruh pada pencapaian efektivitas sekolah, sehingga jika kapasitas kepemimpinan kepala sekolah ditingkatkan maka efektivitas sekolah juga akan ikut meningkat. Dengan demikian kepala sekolah harus senantiasa meningkatkan kompetensi dan kepribadiannya guna untuk meningkatkan efektivitas sekolah yang dipimpinnya.
DAFTAR PUSTAKA
Akdon. (2008). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi Dan Manajemen (cetakan kedua). Bandung:
Dewa Ruchi.
Agassi, J. (2005). World Class Schools:
International Perspectives on School Effectiveness. The Journal of Educational Thought, 217-222.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Botha, R. (. (2010). School Effectiveness:
Conceptualising Divergent Assessment Approaches. South African Journal of Education, 605-620.
Hoy, W. K., & Miskel, C. G. (2014).
Educational Administration, Theory, Research and Practice (Ninth Edition).
New York: Mc Graw-Hill.
Hoy, W. K., & Miskel, C. G. (2014).
Administrasi Pendidikan: Teori, Riset dan Praktik diterjemahkan dari Educational Administration: Theory, Research, and
Practice (Ninth Edition). New York:
McGraw-Hill.
Mulyasa. (2004). Manajemen Berbasis Sekolah.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ozgan, Habip, & Toprak, Mustafa. (2012).
Classroom Effects On The Effectiveness of a School. Journal of Educational and Intuctional Studies in The World, 102- 109.
Pavan, B. N. (1992). School Effectiveness and Nongraded Schools. San Francisco: ERIC.
Razik, T. A., & Swanson, A. D. (1995).
Fundamental Concept of Educational Leadership and Management. Colombus- Ohio: Prentice Hall.
Reynolds, D., & Cuttance, P. (1996). School effectiveness: research, policy, and practice. London: Cassell.
Ruyani, N. A. (2013). Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi Terhadap Efektivitas Sekolah (Studi Deskriptif Analitik di SMP Negeri Kota Bandung). Administrasi Pendidikan, 109-124.
Saleem, F., Naseem, Z., Ibrahim, K., Hussain, A., & Azeem, M. (2012). Determinants of School Effectiveness: A study at Punjab level. International Journal of Humanities and Social Science, 242-251.
Sanda.A, Sackey, J., & Fältholm, Y. (2011).
Managerial Competence and Non- Performance of Small Firms in a Developing Economy. International Journal of Contemporary Business Studies, 6-23.
Sari, G. (2013). Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala TK dan Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah Terhadap Efektivitas Sekolah.
Administrasi Pendidikan, 176-187.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsaputra, U. (2013). Administrasi Pendidikan, edisi revisi. Bandung: Refita Aditama.
Turturean, M. (2012, November 19-20).
Managerial competence-its place in the structure of university. Romania: Suceava.
Wahjosumidjo. (2011). Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya. Jakarta: Rajawali Pers.
Wirawan. (2013). Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi dan Penelitian. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Yukl, G. (2010). Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta: Indeks.