E. Miftahul Jannah
I. Yunita
Prodi Administrasi Pendidikan, UPI, Bandung,Indonesia
ABSTRAK: Pendidikan di era revolusi industri 4.0 telah bertransformasi dan mengalami berbagai perubahan, salah satunya gaya kepemimpinan kepala sekolah yangditutut untuk disesuaikan dengan tuntutan era revolusi industri 4.0. Tujuan penelitian ini yaitu sebagai masukan atau tambahan ide strategi kepemimpinan kepala sekolah dalam menghadapi era selanjutnya 5.0.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi penelitian. Narasumber penelitian adalah kepala sekolah Bandung Independent School. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah yang tranformasi yang demokratis mengikuti perubahan, berbagai pengetahuan serta keterampilan kepala sekolah dalam the abudance era perlu untuk diperkuat terutama dalam keterampilan menggunakan teknologi dan kompetensi kewirausahaan.
Kata Kunci: kepemimpinan kepala sekolah, era revolusi industri 4.0, era society 5.0.
semakin maju, mau tidak mau menuntut kita untuk beradaptasi sesuai dengan tuntutannya.
Kita dipaksa oleh zaman untuk hidup menurut pola yang tercipta.
Revolusi Industri 4.0 yang tengah berlangsung saat ini akan membawa banyak perubahan pada sektor bisnis, termasuk internal perusahaan. Pasalnya, semua akan serba berbasis IT sehingga akan berdampak juga pada perubahan gaya kepemimpinan yang cocok untuk sebuah tim dan perusahaan. Pemimpin terutama pemimpin pendidikan dalam era revolusi industri 4.0 menuju 5.0 bukan hanya faham tentang pedagogik kependidikan tapi harus pintar melihat peluang bisnis atau economic oriented dan memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang untuk diaplikasikan ke dalam kepemimpinannya baik itu di sekolah atau organisasi lainnya. Jelasnya kepemimpinan pendidikan harus memegang prinsip KKN (Komunikasi, Kolaborasi dan Networking).
Pada Era ini teknologi, informasi telah menjadi basis atau dasar dalam kehidupan manusia termasuk dalam bidang bidang pendidikan di Indonesia, bahkan di dunia saat ini tengah masuk ke era revolusi sosial industri 5.0. Pada Era Revolusi industri 4.0 beberapa hal terjadi menjadi tanpa batas melalui teknologi komputasi dan data yang tidak terbatas, hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi digital yang masif sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin. Era ini juga akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia, termasuk di dalamnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi 4 (iptek) serta pendidikan tinggi.
Dengan tantangan-tantangan di atas dibutuhkan sosok pemimpin yang mampu berani dan mampu membaca peluang terhadap segala perubahan yang terjadi akibat dari revolusi industri 4.0 ini.
METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah kajian pustaka berisi jenis penelitian, kajian literatur yang membahas tentang kepemimpinan diera revolusi industri 4.0 yang harus disiapkan untuk menyongsong era berikutnya yaitu sosial revolusi industri 5.0.
Melalui pendekatan analisis kajian keputusan dapat dijadikan dasar dalam mengembangkan pendidikan karakter dan dalam keilmuan aspek teoritas dapat dijadikan acuan di dalam menghadapi perkembangan zaman yang terus berkembang khususnya dalam dunia pendidikan yang juga mampu mengubah pola pikir manusia dapat diwujudkan dalam karyakarya inovatif untuk menjawab kebutuhan masyarakat dalam menyongsong the abundance era.
PEMBAHASAN
Pemerintah Indonesia saat ini tengah melaksanakan langkah-langkah strategis yang ditetapkan berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0. Upaya ini dilakukan untuk mempercepat terwujudnya visi nasional yang telah ditetapkan untuk memanfaatkan peluang di era revolusi industri keempat. Peningkatan kualitas SDM merupakan salah satu bagian dari 10 prioritas dalam melaksanakan program making indonesia 4.0. SDM adalah hal yang penting untuk mencapai kesuksesan pelaksanaan Making Indonesia 4.0. Kepala sekolah Bandung Independent School, Chris Toomer menjelaskan
“Untuk menyiapkan siswa-siswi yang siap bersaing di era yang akan datang, BIS berencana untuk menambahan kurikulum pendidikan dengan lebih menekankan pada STEAM (Science, Technology, Engineering, the Arts, dan Mathematics), menyelaraskan kurikulum pendidikan nasional dengan kebutuhan industri di masa mendatang”. Rencana tersebut dilaksanakan dengan melakukann mini workshop untuk guru-guru BIS tentang pengajaran berbasis STEAM dengan mendatangkan ahli, selanjutnya sarana yang dibutuhkan siswa untuk membantu pembelajaran mulai disiapkan. Perlahan namun konsisten para guru mulai menerapkan strategi-
strategi yang telah dianjurkan. Dapat dilihat dari prestasi dan minat belajar siswa dalam kurun waktu kurang dari satu semester meningkat.
Antusias siswa meningkat dan karenanya ditambah program ECA (Extra Curricullum Activity) yang berkaitan dengan STEAM untuk membantu siswa BIS lebih leluasa mencipta dan berkarya. Pada kesempatan lain, berkat arahan dari kepala sekolah siswa-siswi BIS berkesempatan untuk bekerja sama dengan pelaku industri dan perusahaan asing yang sesuai dengan minat dan bakat siswa untuk melakukan interview dan sharing pengalaman kerja baik itu dengan mendatangkan owner atau perwakilan dari perusahaan tersebut untuk datang ke sekolah atau dengan melalui skype.
Kegiatan seperti ini dirasa perlu untuk siswa ketahui dan lakukan agar mengetahui dunia kerja yang akan digeluti nantinya.
Indonesia akan bekerja sama dengan pelaku industri dan pemerintah asing untuk meningkatkan kualitas sekolah kejuruan, sekaligus memperbaiki program mobilitas tenaga kerja global untuk memanfaatkan ketersediaan SDM dalam mempercepat transfer kemampuan (Hartanto, 2018). Hal di atas merupakan wujud respon pemerintah indonesia dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Hal ini sangat relevan dengan yang dilakukan oleh pemimpin kependidikan di BIS. Jika kita sudah benar benar memiliki program yang baik, maka disini dibutuhkan ketegasan dan keberanian untuk mewujudkan dan menjalankan program program tersebut dengan baik. Jangan sampai program yang sudah tersusun dengan baik namun dalam pelaksanaannya hanya sebatas formalitas belaka. Kita yakin bahwa jika program making Indonesia 4.0 ini dijalankan dengan baik maka hasil yang di dapat akan membawa bangsa ini kearah yang lebih baik.
Peran seorang pemimpin saat ini semakin kompleks dan dinamis. Leader yang baik adalah mereka yang mampu menjalankan fungsi kepemimpin seperti:
1. Tujuan, Penetapan tujuan menjadi hal yang penting saat Anda diangkat menjadi pemimpin. Tujuan yang Anda buat harus SMART (Specific, Measurable, Agreed, Realistic & Time limit) sehingga dapat dipahami oleh seluruh anggota tim.
2. Pengaruh, Anda tidak akan mencapai tujuan tersebut secara individu, melainkan harus melibatkan tim. Menurut John Maxwell
“Leadership is influence, everything rises and falls on leadership”, keberhasilan kepemimpinan anda sangat tergantung dari seberapa besar Anda mampu mempengaruhi tim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Semangat, Anda harus bisa menggerakkan energi karyawan ke arah yang positif ketika mereka mengkomunikasikan ide, artinya, Anda harus sadar akan maksud dan kemungkinan yang akan ditimbulkan dari ide mereka. Ketika Anda berinteraksi dengan orang lain terutama pada saat perubahan besar baik tantangan maupun tekanan organisasi, sikap Anda akan sangat diamati oleh karyawan Anda.
Berkomunikasilah dengan penuh pertimbangan dan warnai kerja sehari-hari dengan inspirasi dan energi positif. 4)Pemberdayaan, artinya adalah pengembangan kemampuan anggota tim untuk mampu melakukan pekerjaan lebih efektif dan efisien. Dimana anggota tim bisa merasakan “nilai tambah” dari pekerjaan yang mereka lakukan.
Leader yang sukses adalah mereka yang bisa mengendalikan diri dan bekerja untuk menginspirasi orang lain. Pemberdayaan akan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk bertumbuh berdasarkan motivasi dan kerja keras mereka. Bisnis yang besar akan berusaha menginspirasi karyawan dengan mendorong pertumbuhan dan pembelajaran, mendukung mereka dengan pendidikan dan pelatihan dan yang tepat, serta menciptakan lingkungan kerja yang positif dan kondusif. Menurut Wareen G Bennis “Leaders should always expect the very best of those around them. They know that people can change and grow”. Jika pemimpin yang mampu memberdayakan timnya menjadi sehebat dirinya atau bahkan melebihi, maka dia akan memberikan pengaruh yang luar biasa bagi yang lain
KESIMPULAN
Strategi belajar mengajar yang efektif dan
relevan dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan net generation pada abad 21. Selain membutuhkan sumber daya digital untuk mengakses informasi, komunikasi dan pemecahan masalah, hal terpenting yang harus dimiliki oleh generasi milenial adalah soft skills yang meliputi keterampilan berpikir kritis (Critical Thinking Skills), keterampilan berpikir kreatif (Creative Thinking Skill), keterampilan berkomunikasi (Communication Skills) dan keterampilan berkolaborasi (Collaboration Skills). Keempat keterampilan tersebut dikenal dengan keterampilan 4 C. Strategi pedagogik untuk memberdayakan kompetensi 4C adalah dengan memanfaatkan teknologi untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih kaya dan dapat membangun keterampilan abad 21.
Strategi tersebut adalah dengan (a) menjadi sadar dan melek akan teknologi; (b) menugaskan permasalahan yang terjadi di dunia nyata bagi siswa untuk diselesaikan dengan menggunakan teknologi; dan (c) menciptakan pengalaman belajar berbasis masalah kolaboratif menggunakan sumber daya yang didapat melalui internet. Dengan demikian, domain utama keterampilan era social revolusi industri 5.0 yang berupa literasi digital, pemikiran yang intensif, komunikasi efektif, produktifitas tinggi dan nilai spiritual dan moral dapat tercapai melalui latihan-latihan yang berkelanjutan di dalam proses pembelajaran. Agar keberhasilan pemberdayaan keterampilan pada era selajutnya bisa tercapai, perlu adanya inovasi dari kepala sekolah sebagai pemimpin untuk menyesuaikan dengan perkembangan jaman dan didukung oleh guru serta staf yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Davis, B. (2009). The Essentials of School Leadership. Singapore: SAGE Publication Asia-Pacific Pte Ltd.
Guo, Z. (2016). The Cultivation of 4C’s in China Critical Thinking, Communication,. International Conference on Education, Management and Applied Social Science, 1-4.
Kemendikbud. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003). Diambil dari http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/
wpcontent/uploads/2016/08/UU_no_20 _th_2003.pdf Kemendikbud. (2018).
Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018.
Rivai, V. (2011). Memimpin dalam Abadke21.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
http://gmlperformance.com/gmlnew/index.php/
Articles/read/97-kepemimpinan-yang- ideal-di-era-generasi-milenial diakses pada 1 Desember 2019.
https://www.proxsisgroup.com/menjadi- pemimpin-yang-sukses-di-era-revolusi- industri-4-0/ diakses pada 1 Desember 2019.
https://www.wartaekonomi.co.id/read225302/pe mimpin-masa-depan-dibutuhkan-di-era- revolusi-40.html diakses pada 1 Desember 2019.
https://www.kompasiana.com/idrisapandi/5c0b4 31bbde57540ec66d978/kepala-sekolah- inovatif-dan-visioner-di-era-revolusi- industri-4-0?page=all diakses pada 1 Desember 2019.
111 PENDAHULUAN
Tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat dalam berbagai aspek kehidupan , termasuk dalam bidang pendidikan merupakan
salah satu upaya yang dilakukan dalam melakukan efektivitas dan efisiensi.
Pengetahuan berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, menjadi alat dalam menyikapi permasalahan kehidupan.
Kebutuhan akan layanan individu dalam hal ini adalah peserta didik merupakan faktor pendorong dalam pembaharuan bidang pendidikan. Oleh karena itu lembaga pendidikan terus melakukan inovasi dalam pengembangan diri melalui program – program yang sesuai dengan perkembangan perserta didik, jaman, situasi dan kondisi saat ini yang terus