• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup

Dalam dokumen Untuk SMPMTs Kelas VIII (Halaman 51-53)

Lingkungan Hidup

A. Bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup

Berbagai bentuk kerusakan lingkungan hidup, antara lain tanah kritis/tandus; hutan gundul; pen- cemaran udara, air, tanah, dan suara; kerusakan barang-barang tambang; dan kerusakan ekosis- tem.

Berbagai kerusakan lingkungan dapat dike- lompokkan menjadi kerusakan lahan pertanian, kerusakan hutan, dan pencemaran lingkungan.

a. Kerusakan lahan pertanian

Kerusakan lahan pertanian adalah berbagai kerusakan lingkungan yang terjadi pada lahan per- tanian. Contoh kerusakan lahan pertanian:

 lahan menjadi tandus karena penanaman jenis tanaman tertentu secara terus-menerus, atau pemupukan berlebihan;

 lahan pertanian mengandung bahan kimia ber- lebihan (pupuk, pestisida, dan lain-lain) yang dapat membahayakan jika terserap tumbuhan.

b. Kerusakan hutan

Bentuk-bentuk kerusakan hutan, misalnya:

 gundulnya hutan karena kegiatan penebangan terus-menerus;

 pembakaran hutan yang digunakan sebagai ladang dan permukiman;

 penggantian jenis tanaman hutan menjadi hutan produksi.

tampak dari berkurangnya kegunaan lingkungan, hingga kemungkinan terjadinya kematian pada or- ganisme yang hidup di dalamnya.

Pencemaran lingkungan meliputi pencemaran lingkungan air, tanah, udara, dan suara. Pencemar- an memberikan dampak buruk, bagi manusia, he- wan, tumbuhan, serta mikroorganisme.

1. Pencemaran air

Pencemaran air terjadi karena adanya penam- bahan bahan yang merugikan/berbahaya ke dalam air dalam jumlah cukup besar, sehingga memenga- ruhi kegunaan atau kualitas air.

Air yang telah tercemari mungkin tidak dapat dimanfaatkan lagi untuk kepentingan manusia dan makhluk hidup lain. Air yang telah tercemar ber- bahaya bagi kesehatan.

Beberapa bentuk pencemaran air, misalnya:

 bercampurnya limbah industri dan rumah tangga ke dalam perairan terbuka seperti da- nau, sungai, dan sebagainya;

 meresapnya zat-zat kimia beracun dari tim- bunan limbah industri ataupun rumah tangga ke dalam air tanah, sumur, dan saluran air;

 tercemarnya air danau dan sungai oleh pes- tisida;

 tercemarnya air tanah oleh limbah nuklir de- ngan bahaya radioaktifnya.

2. Pencemaran laut

Pencemaran laut yaitu penambahan zat be- racun/berbahaya dengan sengaja ataupun tidak ke dalam lingkungan laut, samudera, dan muara. Misalnya:

 tercemarnya laut oleh limbah industri atau ru- mah tangga yang dibuang secara langsung atau melalui sungai-sungai;

Gambar 1.4.4 Pencemaran sungai oleh sampah rumah tangga dan limbah industri.

Gambar 1.4.3

Kebakaran hutan di Sampit. Menimbulkan kerusakan hutan yang merugikan masyarakat dan negara.

Sumber:

Majalah T

empo, Oktober 2007

c. Pencemaran lingkungan

Pencemaran adalah gejala masuknya zat-zat atau komponen lain ke dalam lingkungan, sehingga kualitasnya turun. Turunnya kualitas lingkungan

Sumber:

 Sebagian zat pencemar udara di atmosfer dapat turun kembali ke bumi bersama hujan, salju, atau angin. Contoh: terjadinya hujan asam.

Hujan asam terjadi karena air di atmosfer yang berbentuk awan bercampur dan bereaksi dengan sulfur dioksida (SO2) dan karbon diok- sida (CO2). Menurut penelitian, hujan asam telah menyebabkan kerusakan ribuan hektar hutan pinus di belahan bumi utara. Hujan asam juga menyebabkan perkaratan pada bangunan.

 Sebagian zat pencemar tetap tinggal di atmos- fer, mengakibatkan kenaikan suhu bumi dan menyebabkan kerusakan lapisan ozon. ; Zat pencemar (polutan) berupa belerang

dioksida (SO2) dan karbon dioksida (CO2) yang berasal dari pabrik, mesin-mesin ken- daraan bermotor, pesawat terbang, asap hasil kebakaran hutan dan segala senyawa freon membentuk lapisan di udara, menim- bulkan efek rumah kaca.

3. Pencemaran tanah

Pencemaran tanah terutama oleh dampak lim- bah industri dan rumah tangga atau penggunaan pestisida dalam kegiatan pertanian. Misalnya:

 meningkatnya kandungan zat kimia dari pes- tisida di dalam tanah;

 merembesnya zat kimia berbahaya dari tim- bunan limbah industri atau rumah tangga ke lapisan permukaan tanah; dan

 menurunnya kegunaan tanah karena kadar pestisida yang berlebihan.

4. Pencemaran udara

Pencemaran udara adalah masuknya zat pen- cemar ke dalam udara dalam jumlah banyak se- hingga secara langsung atau tidak berpengaruh pada kesehatan, keamanan, dan kenyamanan ma- nusia dan makhluk hidup lain.

Bentuk-bentuk pencemaran, antara lain:

 pencemaran oleh pembakaran dan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) pada kendaraan bermotor;

 pencemaran oleh proses industri dan pengo- lahan limbah domestik;

 pencemaran oleh penggunaan bahan-bahan dalam alat semprot (aerosol); dan

 pencemaran oleh penyemprotan pestisida. Berbagai bahaya pencemaran udara dapat di- gambarkan sebagai berikut.

 Pencemaran udara dapat langsung berdampak pada lingkungan sekitarnya. Namun dapat juga tertiup angin dan mencemari lingkungan lain, sehingga daerah yang tercemar semakin luas.

Efek rumah kaca yaitu peningkatan suhu bumi karena terjebaknya panas dalam la-pisan atmosfer oleh adanya lapisan zat-zat polutan seperti CO2 yang menghalangi (ber-tindak seperti kaca) sehingga panas di bumi tidak mungkin terpancar ke stratosfer.

; Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer pada ketinggian 15-30 km. Lapisan ozon adalah pelindung bumi, yang berguna mem- bantu memantulkan sebagian panas dan menyaring sinar ultraviolet dari matahari. Jika lapisan ozon rusak, hal buruk yang dapat terjadi adalah:

* Panas dan sinar ultraviolet matahari yang sampai ke bumi akan berlebihan. Kelebihan sinar ultraviolet menyebab- kan kanker kulit, dan kematian organis- me hidup.

* Kelebihan panas matahari dapat men- cairkan gletser di pegunungan tinggi dan lapisan es di kutub-kutub bumi. Mencairnya es menaikkan permukaan laut di bumi dan dapat menenggelam- kan daratan, terutama dataran rendah.

 tercemarnya laut oleh tumpahan minyak dari kapal tanker yang bocor atau yang bertabrakan di tengah laut;

 tercemarnya laut oleh kebocoran pipa minyak mentah di dasar laut;

 tercemarnya laut oleh berbagai jenis logam berat ditandai dengan tercemarnya hewan laut yang dikonsumsi manusia.

Gambar 1.4.5 Ribuan orang (tentara dan awam) dikerah- kan untuk membersihkan tumpahan minyak mentah akibat

kebocoran tanker Amoco Cadiz sejauh 200 km dari pantai di perairan Breton, Prancis.

sumber:

Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1990

Gambar 1.4.6 Pencemaran udara oleh pembakaran sisa gas alam lazim melepaskan belerang dioksida (SO2) dan karbon

dioksida (CO2) sebagai zat pencemar udara.

sumber:

b. Kegiatan manusia

Guna mempertahankan kelangsungan hidup- nya dan meningkatkan kesejahteraan hidup, ma- nusia dengan kemampuannya didukung kemajuan teknologi mengolah dan memanfaatkan kekayaan yang disediakan oleh alam. Namun, sering kali in- teraksi antara manusia dengan lingkungannya me- nimbulkan ketidakseimbangan ekosistem serta kerusakan lingkungan.

Dari zaman dahulu disadari atau tidak, berba- gai kegiatan manusia turut serta memengaruhi stabilitas lingkungan. Berikut adalah berbagai ke- giatan yang mengganggu kestabilan lingkungan.

1. Kegiatan perburuan

Kegiatan berburu (secara liar) dapat me- nyebabkan punahnya berbagai jenis binatang dan akhirnya akan mengakibatkan terganggu- nya keseimbangan ekosistem.

2. Kegiatan perladangan

Untuk membuka area perladangan baru dalam perladangan berpindah dilakukan pene- bangan dan pembakaran hutan. Selain menam- bah jumlah lahan kritis, penebangan dan pem- bakaran hutan akan mengurangi luas hutan.

Perhatikan ilustrasi pada gambar 1.4.10

berikut!

Gambar 1.4.7

Rekaman satelit di atas Antartika. Noktah hitam di tengah menunjukkan lubang ozon.

B. Faktor-faktor penyebab kerusakan

Dalam dokumen Untuk SMPMTs Kelas VIII (Halaman 51-53)