atur.
Dari apa yang telah diungkapkan di atas menja- di jelas pranata sosial berbeda dengan organisasi atau asosiasi. Meskipun berbeda, kedua hal ini me-
miliki hubungan yang sangat erat. Pranata menun- juk sistem norma yang ada. Organisasi merupakan wujud konkret dari norma-norma tersebut. Per- hatikan contoh supaya lebih jelas!
Pranata sosial Organisasi/Asosiasi
Agama Gereja, Masjid
Pendidikan SD, SMP, SMA
Politik Partai, Parlemen
Perekonomian Perusahaan, PT
Kesehatan Rumah sakit
Berdasarkan penjelasan dan contoh yang telah kamu pelajari di atas, sekarang cobalah cari orga- nisasi atau asosiasi dari pranata peradilan dan olah raga!
6.2.2 Terbentuk dan
berubahnya Pranata
Sosial
Bagaimana pranata sosial terbentuk? Bagaima- na pranata sosial berubah?
A. Proses terbentuknya pranata sosial
Pranata sosial dibentuk, disempurnakan, dan dipertahankan oleh manusia. Proses pembentukan pranata sosial berawal dari sejumlah nilai yang dicita-citakan oleh suatu kelompok manusia atau masyarakat. Dari nilai-nilai bersama kelompok so- sial tersebut kemudian terbentuk norma. Bertam- bah luasnya kebutuhan dan semakin kompleksnya hubungan sosial dalam kelompok tersebut menye- babkan bertambahnya norma-norma yang ada. Dari sana terbentuklah seperangkat sistem norma yang kita sebut pranata sosial. Proses pembentuk- an pranata sosial dari sejumlah norma yang ada ini disebut dengan pelembagaan atau institusional- isasi. Proses pelembagaan berlangsung dalam waktu yang lama melalui internalisasi dalam kebi- asaan masyarakat.
Proses terjadinya suatu pranata sosial dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu secara tidak terencana dan terjadi dengan sengaja.
a. Terjadi secara tidak terencana
Pranata sosial muncul untuk memenuhi kebu- tuhan masyarakat yang selalu berkembang. Dalam perkembangan tersebut muncul pranata sosial se- cara bertahap dalam kehidupan manusia.
Contoh: Ketika kebutuhan masyarakat masih sederhana dan perdagangan dilakukan hanya un- tuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling dasar, perdagangan cukup dilakukan dengan barter (tukar-menukar barang). Setelah kebutuhan ma- syarakat semakin berkembang dan perdagangan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar, maka dibutuhkan alat tukar yang lebih fleksibel. Maka diciptakan uang sebagai alat tukar. Kemudian berkembang ada banyak surat dan barang berhar- ga yang digunakan untuk mempermudah transaksi perdagangan. Untuk lebih memudahkan transaksi, dewasa ini, orang sering menggunakan kartu kre- dit. Munculnya alat-alat tukar-menukar yang baru itu tentu saja membutuhkan seperangkat aturan tersendiri misalnya berapa nilai alat tukar (uang), siapa yang harus membuat, bagaimana perban- dingan nilai mata uang kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya, dan sebagainya.
ngangkatan anggota KPK, masalah apa saja yang menjadi wewenang KPK, bagaimana pro- sedur yang harus dijalani, dan sebagainya.
B. Perubahan pranata sosial
Pranata sosial tidak berhenti atau statis. Pra- nata sosial bergerak dinamis seiring dengan kebu- tuhan masyarakat. Jika suatu pranata sosial tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan masyarakat seca- ra keseluruhan, biasanya pranata tersebut diubah. Perubahan pranata sosial terjadi dalam interaksi di antara warga masyarakat.
Ada pranata sosial yang dapat diubah dengan mudah. Namun, ada juga yang sulit atau bahkan tidak bisa diubah. Pranata-pranata yang memiliki nilai kemanusiaan universal biasanya tidak bisa diubah. Perubahan terhadap pranata sosial sema- cam ini akan menimbulkan kekacauan. Misalnya, larangan untuk membunuh, larangan untuk me- lakukan hubungan incest, dan anjuran untuk menghormati martabat orang lain, merupakan bentuk-bentuk yang tidak mungkin diubah. Ban- dingkan misalnya dengan semboyan “mangan ora mangan asal kumpul” (baik makan maupun tidak makan asal berkumpul) dan “banyak anak banyak rezeki.” Meskipun butuh waktu yang cukup lama, semboyan-semboyan yang demikian bisa berubah. Semakin majunya pendidikan turut menunjang perubahan pandangan tersebut. Ada juga aturan- aturan yang bersifat sementara. Misalnya, bebe- rapa aturan pada Liga Sepak Bola Indonesia tahun 2004 sudah berbeda dengan Liga Sepak Bola Indo- nesia tahun 2005.
Pranata sosial yang dianggap baik oleh masya- rakatnya terus dipertahankan meskipun terjadi pergantian generasi dalam masyarakat itu. Menga- pa demikian? Ada dua alasan pokok mengapa pra- nata sosial terus bertahan, yaitu:
a. Proses internalisasi pranata sosial
Setiap individu menginternalisasi pranata sosial masyarakatnya sejak ia dilahirkan hingga meninggal dunia. Internalisasi adalah proses pena- naman nilai-nilai atau norma-norma dalam diri atau batin seseorang. Internalisasi dapat disebut juga proses pembatinan.
Dalam diri setiap orang ditanamkan nilai-nilai dan norma-norma masyarakat sehingga nilai-nilai dan norma-norma tersebut mendarah daging da- lam dirinya. Norma-norma yang diinternalisasi diterima sebagai hal yang benar, baik, dan luhur sehingga patut dipertahankan keberadaannya. Hal inilah yang menyebabkan mengapa pranata sosial cenderung dipertahankan.
Gambar 6.2.3
Pasar adalah salah satu pranata sosial yang mengatur pertukaran barang dan jasa pemuas kebutuhan manusia. Pasar semakin lama semakin berkembang sejalan dengan
berkembangnya kebutuhan manusia.
Sumber:
Kompas, 1 April 2006.
b. Terjadi dengan sengaja (direncanakan)
Pranata sosial juga bisa lahir dari suatu peren- canaan matang oleh seseorang atau sekelompok orang yang memiliki kekuasaan dan wewenang de- mi suatu tujuan. Perhatikan dua contoh berikut ini.
Pemerintah Kolonial Hindia Belanda pernah membuat ketentuan tanam paksa untuk men- datangkan pemasukan bagi kas negaranya.
Untuk mengatasi praktik korupsi yang meraja lela Pemerintah Indonesia membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Berkaitan de- ngan itu dibuat aturan-aturan bagaimana pe-
Tiap generasi menanamkan pranata sosial masyarakatnya kepada generasi berikutnya. Demi- kianlah, orang tuamu menanamkan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang dulu mereka terima dari kakek dan nenekmu. Seperti kamu sekarang sering dinasihati untuk hormat pada orang tua dan guru, orang tuamu juga mendapat nasihat yang sama dari kakek dan nenekmu. Mengapa mereka melaku- kan demikian? Karena mereka meyakini hal itu be- nar, baik, dan luhur.
b. Kontrol sosial
Pernahkah kamu ditegur, diperingatkan, dan dihukum karena melanggar peraturan? Atau se- baliknya, pernahkah kamu dipuji oleh guru atau orang tuamu karena mengerjakan PR? Apa yang pernah kamu alami itu adalah bagian dari kontrol sosial. Kontrol sosial adalah mekanisme dalam kehidupan bermasyarakat yang dijalankan untuk menjamin agar individu tetap mematuhi norma- normayang berlaku. Kontrol sosial dilakukan de- ngan memberikan sanksi positifbagi mereka yang mematuhi norma-norma sosial dan sanksi negatif bagi mereka yang melanggar. Sanksi positif bisa berupa pujian, hadiah, penghargaan, dan pengaku- an. Sedangkan sanksi negatif bisa berupa celaan, teguran, peringatan, hukuman, dan pengucilan. De- ngan kontrol sosial anggota masyarakat dapat diarahkan untuk taat kepada norma-norma. Ke- taatan pada norma-norma sosial yang diakui ber- sama menjamin bertahannya suatu pranata sosial.
ngan tertib. Sekarang coba pikirkan apa fungsi per- aturan-peraturan di keluarga dan sekolahmu.
Di atas sudah dibahas bahwa salah satu unsur pranata sosial adalah seperangkat sistem norma. Kamu pasti juga tahu bahwa normaadalah aturan atau ketentuan yang mengikat kelompok sosial dalam masyarakat. Norma atau aturan tersebut dipakai sebagai panduan dan pengendali tingkah laku. Berbagai ketentuan inilah yang menjamin ke- langsungan hidup suatu masyarakat berjalan de- ngan baik. Secara ringkas dapat dikatakan pranata sosial
berfungsi untuk menjaga suatu masyarakat atau kelompok sosial agar dapat berjalan secara tertib.
Para ahli melihat lebih terperinci apa saja fung- si pranata sosial. Maka, dapat dibedakan beberapa fungsi pranata sosial.
A. Berdasarkan disadari tidaknya
fungsi suatu pranata sosial
Berdasarkan disadari atau tidak disadarinya fungsi suatu pranata sosial oleh suatu kelompok sosial atau masyarakat, fungsi pranata sosial di- bedakan menjadi:
Fungsi manifes, yaitu fungsi pranata sosial yang disadari dan menjadi harapan masya- rakat secara keseluruhan.
Fungsi laten, yaitu fungsi pranata sosial yang tidak disadari dan bukan menjadi tujuan utama keseluruhan masyarakat. Fungsi laten tidak tampak secara nyata dan tidak diharapkan oleh masyarakat, namun betul-betul ada.
B. Berdasarkan positif/tidaknya kontri-
busi pranata sosial bagi masyarakat
Berdasarkan positif atau tidaknya kontribusi atau sumbangan pranata sosial bagi kelangsungan hidup masyarakat, pranata sosial dibedakan men- jadi:
Pranata sosial fungsional,yaitu pranata sosial yang ikut mendukung kelangsungan hidup masyarakat.
Pranata sosial disfungsional, yaitu pranata sosial yang merugikan kelangsungan hidup masyarakat.
Dari macam-macam fungsi pranata sosial di atas ada empat kemungkinan kombinasi pranata sosial, yaitu:
Fungsional manifes (nyata)
Fungsi pranata sosial disadari dan mendukung keberlangsungan hidup masyarakat.
Contoh:
y Pranata keluarga berfungsi sebagai tempat sosialisasi dan internalisasi yang berlaku dalam masyarakat.
Gambar 6.2.3
Anak-anak dan guru yang terlambat masuk ke sekolah wajib lapor kepada guru piket. Ini contoh sebuah kontrol sosial. Dengan kontrol sosial, anggota masyarakat dapat
diarahkan untuk taat kepada norma-norma yang ada.
Sumber:
intisari, 2006
6.2.3 Fungsi pranata sosial
Kira-kira apa yang terjadi jika semua peraturan yang ada di keluarga dan di sekolahmu dihapuskan? Pasti akan timbul kekacauan di keluarga dan di se- kolahmu, bukan? Entah kamu sadari atau tidak, peraturan-peraturan tersebut sangat penting un- tuk menjaga agar segala sesuatunya berjalan de-