Lingkungan Hidup
D. Bentuk Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan berwawasan lingkungan atau pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup mempunyai ciri-ciri berikut.
Pembangunan memerhatikan kebutuhan masa depan (generasi yang akan datang). Kekayaan alam merupakan warisan para leluhur untuk generasi berikutnya. Oleh karena itu, alam ha- rus dimanfaatkan dengan baik dan penuh per- hitungan. Dengan demikian kelestarian ling- kungan dapat dipertahankan dan akan diwa- riskan kepada generasi berikutnya.
Pelaksanaan pembangunan tidak mengganggu keutuhan sumber daya alam dan lingkungan di sekitarnya.
Pelaksanaan pembangunan selalu memerhati- kan azas-azas pelestarian.
Pelaksanaan pembangunan selain bertujuan untuk kesejahteraan sedapat mungkin juga un- tuk memperbaiki kualitas lingkungan.
D. Bentuk Pembangunan
Berwawasan Lingkungan
Kerusakan lingkungan hidup sangat nyata, mi- salnya: ozon yang berlubang, hutan yang makin
menipis, berkurangnya lahan potensial, dan ribuan spesies terancam punah. Berbagai kerusakan itu merupakan hal-hal utama yang menjadi pertim- bangan untuk menentukan bentuk-bentuk kegiat- an pembangunan berwawasan lingkungan. Setiap bentuk kegiatan harus mempertimbangkan berba- gai kerusakan yang mungkin timbul.
Pengambilan keputusan pelaksanaan rencana kegiatan yang berdampak pada lingkungan perlu kajian yang cermat dan mendalam. Oleh karenanya pada tahun 1986, pemerintah Indonesia mengelu- arkan Peraturan Pemerintah RI No. 29 Tahun 1986
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AM- DAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup. AMDAL diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan kegiatan bersangkutan. AMDAL merupakan kom- ponen studi kelayakan (feasibility study). Ber- dasarkan kajian AMDAL, instansi pemerintah berwenang memberikan persetujuan ataupun pe- nolakan terhadap rencana kegiatan tertentu.
Besar kecilnya dampak dipengaruhi jumlah manusia yang akan terkena, luas wilayah penye- baran, lama berlangsungnya, intensitas, banyak- nya komponen lingkungan lain yang terkena, dan sebagainya.
Perhatikan dua contoh kasus berikut!
Jika mendirikan sebuah pabrik, harus diketa- hui terlebih dahulu bentuk limbah yang akan dihasilkan. Juga harus diperhitungkan ke area mana limbah itu akan dibuang, serta apa dam- paknya bagi lingkungan sekitar.
Gambar 1.4.15 Apa bentuk limbah berbagai macam pabrik tersebut? Ke mana limbah itu akan dibuang dan bagaimana caranya?
Akankah lingkungan sekitar menjadi tercemar, lalu bagaimana cara mengatasinya?
sumber:
Jika membangun perumahan dengan cara me- nimbun rawa, perlu dilakukan analisis. Akan- kah berakibat banjir di kemudian hari karena hilangnya rawa sebagai penampung air, bera- pa sering dan seberapa luas wilayah yang akan terkena dampaknya.
Selain melalui kegiatan AMDAL, berbagai ne- gara termasuk Indonesia juga melakukan berbagai usaha untuk menindaklanjuti pembangunan ber- wawasan lingkungan.
Berbagai usaha yang mengarah kepada bentuk pembangunan berwawasan lingkungan adalah se- bagai berikut.
1. Pengembangan teknologi dengan limbah sese- dikit mungkin. Misalnya:
penyediaan fasilitas pengolahan limbah di lingkungan industri;
kegiatan daur ulang (recycle); dan
pengurangan bahan penambah (additive)
yang menimbulkan limbah.
3. Menghindari penggunaan sumber daya alam secara boros dan berlebihan. Misalnya:
mencegah penebangan liar terutama terha- dap hutan-hutan lindung;
pembatasan penambangan untuk jenis ba- han tambang tertentu.
4. Memilih teknologi pengolahan sumber daya alam yang tepat dan dapat mengendalikan pen- cemaran. Misalnya:
melakukan pengawasan terhadap kegiatan pengilangan minyak untuk memperkecil pencemaran, seperti: penetapan ketinggian cerobong, pengecekan kualitas pipa mi- nyak, dan melakukan penghijauan di area kilang minyak;
melakukan kegiatan penambangan yang ramah lingkungan.
5. Mencari alternatif pemakaian bahan untuk me- ngurangi pencemaran. Misalnya:
mencari pengganti senyawa freon pada le- mari pendingin dan penyejuk udara (AC) dengan jenis lain yang memiliki tingkat pencemaran lebih kecil;
mencari pengganti gas pendorong pada aero- sol;
mengembangkan teknologi pembuatan plastik ramah lingkungan, di mana plastik dapat terurai oleh bakteri dan organisme (terdegradasi) ketika berinteraksi dengan cahaya.
Gambar 1.4.16
Instalasi pengolahan limbah (IPAL) di pabrik, mengolah limbah pabrik sehingga bentuk buangan ke lingkungan
(sungai danau, laut), sudah tidak mencemari.
2. Mencegah industrialisasi yang merusak ling- kungan. Misalnya: di berbagai kota di dunia, pabrik-pabrik didirikan dalam suatu kawasan tersendiri yang jauh dari pemukiman. Tujuan- nya agar limbah yang dihasilkan tidak mence- mari lingkungan tempat tinggal.
Gambar 1.4.18 Mengganti Klorofluorokarbon (CFCs) dalam aerosol akan mengurangi pencemaran atmosfer
cairan yang dikeluarkan CFCs sebagai gas pendorong perlu diganti cairan dalam aerosol Gambar 1.4.19
Limbah plastik dapat dikurangi dengan teknologi pem- buatan plastik yang dapat terdegradasi
Gambar 1.4.17
Pabrik daur ulang (recycle) untuk limbah kertas. Sampah kertas dipilah-pilah dan didaur lagi menjadi
kertas yang lebih rendah mutunya.
Sumber:
Majalah Pendopo -Pusdakota, 2007
dok. http://www.e-dukasi.net/
Sumber: Ilustrasi Bagian Produksi, 2006
sumber:
yan, petani, ahli lingkungan, ilmuwan, usaha- wan, budayawan, politikus, ekonom, pelajar, pemuda, pemuka masyarakat, pemuka agama, masyarakat adat, pemerintah, dan sebagainya.
2. Kerja sama dari seluruh negara di dunia
Jika hanya beberapa negara yang peduli akan pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan, tentu tidak berguna. Mengapa? Ka- rena, kerusakan di satu negara akan menim- bulkan dampak bagi dunia secara menyeluruh.
3. Pembentukan lembaga-lembaga peduli lingkungan
Terbentuknya lembaga/badan yang peduli lingkungan berguna untuk bertindak sebagai badan pengawas. Sebagai pengawas, berbagai lembaga tersebut akan memberikan masukan, kritik, dan saran agar setiap kegiatan senanti- asa berwawasan lingkungan.
a. Kerja sama tingkat dunia
Kerja sama antarnegara di dunia untuk terwu- judnya pembangunan berkelanjutan dilakukan dalam berbagai bentuk kesepakatan. Beberapa ke- sepakatan tersebut di antaranya adalah:
kesepakatan melakukan reduksi emisi CO2,
freon, dan gas dalam aerosol.Reduksi emisi CO2,
freon, dan gas dalam aerosol berkait erat dengan antisipasi terhadap meningkatnya lubangozon
di atmosfer;
kesepakatan untuk melakukan embargo terha- dap negara-negara produsen yang hasil pro- duksinya memberikan dampak kerusakan ling- kungan;
kesepakatan untuk tidak memakai produk in- dustri yang tergolong merusak dan tidak me- merhatikan kelestarian lingkungan dalam pro- ses pembuatannya;
dukungan pengelolaan berbagai sumber daya alam yang mengalami kondisi kritis dan nyaris punah, seperti: terumbu karang di dasar laut, hutan-hutan tropis, dan sebagainya.
b. Pembentukan lembaga peduli lingkungan
Berbagai badan atau lembaga swadaya yang mengkhususkan diri dalam menanggulangi ma- salah kerusakan lingkungan hidup dan mengu- payakan dilaksanakannya pembangunan berke- lanjutan yang berwawasan lingkungan. Lembaga tersebut dapat kita temui, baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional.
Beberapa di antara nama lembaga itu dapat kamu kenal melalui pembahasan berikut.