• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PEKERJAAN KRISTUS YANG MENYELAMATKAN

Dalam dokumen Apa yang Perlu Anda Ketahui Tentang 28 (Halaman 129-132)

Allah, penderitaan, kematian dan kebangkitan-Nya, disediakan Allah sebagai satu-satunya sarana pendamaian bagi dosa manusia, supaya

HASIL PEKERJAAN KRISTUS YANG MENYELAMATKAN

Pekerjaan pendamaian Kristus tidak saja mempengaruhi umat manusia tetapi juga se- mesta alam.

Pendamaian Semesta alam. Rasul Pau- lus menyatakan kebesaran keselamatan dari

Kristus di dalam dan melalui jemaat: “Su- paya sekarang oleh jemaat diberitahukan pel- bagai ragam hikmat Allah kepada pemerin- tah-pemerintah dan penguasa-penguasa di surga” (Ef. 3:10). Lebih lanjut ia menyata- kan bahwa hal itu berkenan kepada Allah melalui Kristus “memperdamaikan segala se- suatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bu- mi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus” (Kol. 1:20). Paulus mengungkap- kan hasil yang mengejutkan dari pendamai- an ini:

“Supaya dalam nama Yesus bertekuk lu- tut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Flp. 2:10, 11).

Mempertahankan Hukum Tuhan. Kor- ban pendamaian yang sempurna dari Kris- tus meninggikan keadilan dan kebajikan atau kebenaran hukum Allah yang kudus seba- gaimana halnya tabiat-Nya yang penuh ke- murahan. Kematian dan penebusan Kristus memuaskan tuntutan hukum (karena dosa perlu dihukum), sementara membenarkan orang-orang berdosa yang bertobat melalui anugerah dan rahmat-Nya. Paulus berkata, “Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh da- ging, yang serupa dengan daging yang dikua- sai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, teta- pi menurut Roh” (Rm. 8:3, 4).

Pembenaran. Pendamaian dapat menja- di efektif hanyalah apabila pengampunan diterima. Anak yang hilang itu diperdamai-

kan dengan ayahnya apabila ia menerima ka- sih ayahnya dan keampunan.

“Barangsiapa yang menerima dengan iman bahwa Allah mendamaikan dunia ke- pada diri-Nya dalam Kristus dan tunduk ke- pada-Nya akan menerima dari Tuhan pem- berian yang sangat berharga dengan pembe- naran yang segera menjadi buah damai de- ngan Allah. Rm. 5:1. Tidak lagi menjadi sa- saran murka Allah, orang-orang percaya yang dibenarkan telah menjadi tujuan per- kenan Allah. Dengan terbukanya jalan menu- ju takhta Allah melalui Kristus, mereka me- nerima kuasa Roh Kudus untuk meruntuh- kan segala rintangan atau tembok pemisah dari perseteruan antara manusia yang dilam- bangkan dengan perseteruan yang terdapat antara orang Yahudi dengan yang bukan Ya- hudi. Bacalah Ef. 2:14-16.”

Sia-sia Keselamatan melalui Perbuat-

an. Pelayanan yang dilakukan Allah sehu-

bungan dengan pendamaian menunjukkan betapa sia-sianya usaha manusia untuk mem- peroleh keselamatan melalui perbuatan me- nurut hukum. Pandangan yang berharap ke- pada anugerah Ilahi akan menuntun kepada penerimaan kebenaran pembenaran yang di- mungkinkan melalui iman dalam Kristus. Pe- ngucapan syukur dari orang-orang yang te- lah mengalami pengampunan menjadikan penurutan sebagai suatu kegembiraan; oleh karena itu amal bukanlah landasan kesela-

matan, melainkan buah-buahnya.16

Sebuah Hubungan Baru dengan Allah.

Dengan adanya pengalaman atas anugerah Allah, yang memberikan kehidupan yang sempurna Kristus atas penurutan, kebenaran- Nya, dan kematian-Nya yang mendamaikan sebagai sebuah pemberian yang cuma-cuma, menuntun kepada suatu hubungan yang le-

bih dalam dengan Allah. Rasa syukur, puji- an dan kegembiraan timbul, penurutan men- jadi sebuah kesukaan, mempelajari Sabda- Nya menjadi suatu kesenangan, sehingga pi- kiran menjadi tempat tinggal yang siap bagi Roh Kudus. Sebuah hubungan baru antara Allah dan orang berdosa yang telah berto- bat berlangsung. Persekutuan yang demiki- an didasarkan atas kasih dan pujaan, bukan- nya karena takut atau karena paksaan (Yoh. 15:1-10).

Makin dalam pemahaman kita atas anu- gerah Allah dalam terang salib, makin berku- ranglah kita membenarkan diri sendiri dan semakin kita sadari berkat yang dicurahkan kepada kita. Kuasa Roh Kudus yang lama yang bekerja dalam Kristus ketika Ia bang- kit dari kubur akan mengubah hidup. Kita akan mengalami kemenangan atas dosa dari

hari ke hari, bukannya kegagalan.

Motivasi Tugas itu. Kasih yang menak- jubkan itu diperlihatkan dalam pelayanan Allah dalam pendamaian melalui Yesus Kris- tus yang menggerakkan kita untuk memba- gi-bagikan Injil kepada orang lain. Jika kita sendiri telah mengalaminya, kita tidak da- pat menahan rahasia kenyataan bahwa Al- lah tidak akan memperhitungkan dosa ter- hadap orang-orang yang telah menerima kor- ban Kristus atas dosa-dosa. Kita akan me- nyampaikan undangan Injil itu, “Sebab Al- lah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercaya- kan berita pendamaian itu kepada kami” (2 Kor. 5:20, 21).

Referensi:

1. George E. Ladd, A Theology of the New Testament (Grand Rapids, MI: Wm B. Eerdmans, 1974), hlm. 453. 2. “Atonement”, SDA Bible Dictionary, edisi revisi., hlm. 97.

3. Untuk diskusi lengkap mengenai konsep Alkitabiah ini, baca Seventh-day Adventists Answer Questions on Doctrine

(Washington D.C.: Review and Herald, 1957), hlm. 341-355.

4. Vincent Taylor, The Cross of Christ (London: Macmillan, 1956), hlm. 88, 89.

5. Hans K. LaRondele, Christ Our Salvation (Mountain View, CA: Pacific Press, 1980), hlm. 25, 26.

6. Raoul Dederen, “Atoning Aspects in Christ’s Death,” in The Sanctuary and the Atonement, eds., Arnold V, Wallenkampf dan W. Richard Lesher, (Washington. D.C.: Biblical Research Institute of the General Conference of Seventh-day Ad- ventists, 1981), hlm. 295. la menambahkan: “Di kalangan penyembah berhala perdamaian dianggap sebagai suatu kegiatan yang membuat penyembahnya mampu dengan diri sendiri menyediakannya sehingga membujuk supaya dewa mengubah pikirannya. Ia sekadar mcnyuap dewanya supaya berkenan kepadanya. Sedangkan di dalam Kitah Suci per- damaian penebusan dianggap muncul dari kasih Allah” (ibid, hlm. 317).

7. LaRondelle, hlm. 26. 8. Ibid., hlm. 26, 27. 9. Dederen, hlm. 295.

10. LaRondelle, hlm. 28. Kutipan di sini herasal dari H.G Link dan C.Brown, “Reconciliation,” The New International Dictionary of New Testament Theology (Grand Rapids. MLZondervan, 1978), jilid 3, hlm. 162.

11. LaRondelle, hlm. 30.

12. Baca White, Christ’s Object Lessons (Washington, D.C.: Review and Herald, 1941), hlm. 312.

13. Philip Schaff, History of the Christian Church (Grand Rapids, MI: Wm B. Eerdmans, 1962), jilid 1, hlm. 173. 14. Wilbur M. Smith, “Twentieth-Century Scientists and the Resurrection of Christ” Christianity Today, 15 April 1957, hlm.

22. Argumentasi mengenai kesejarahan kcbangkitan kembali, baca Josh McDowell, Evidence That Demands a Verdict

(Campus Crusade for Christ, 1972), hlm. 185-274. 15. LaRondelle, hlm. 32, 33.

136

yang tidak mengenal dosa, menjadi dosa karena kita, supaya di dalam

Dalam dokumen Apa yang Perlu Anda Ketahui Tentang 28 (Halaman 129-132)