• Tidak ada hasil yang ditemukan

ORGANISASI JEMAAT

Dalam dokumen Apa yang Perlu Anda Ketahui Tentang 28 (Halaman 173-175)

Tuhan dan Juruselamat Mengikuti umat yang percaya kepada Tuhan pada zaman Perjanjian Lama, kita dipanggil keluar dari dunia; dan

ORGANISASI JEMAAT

Mandat Kristus untuk menyampaikan In- jil ke seluruh dunia juga menyangkut pemeli- haraan atas orang-orang yang telah meneri- ma Injil itu. Anggota-anggota yang masih ba- ru haruslah dikukuhkan imannya serta dia- jar untuk menggunakan talenta yang diberi- kan Tuhan kepada mereka. Mereka hendak- nya menggunakannya dalam tugas itu. Kare- na “Allah tidak menghendaki kekacauan” melainkan ingin supaya segala sesuatu dila- kukan dengan “sopan dan teratur” (1 Kor. 14:33,40), jemaat itu harus mempunyai orga- nisasi yang sederhana tetapi efektif.

Sifat Organisasi. Marilah kita perhati- kan keanggotaan dan organisasi jemaat.

1. Keanggotaan jemaat. Apabila mereka memenuhi kualifikasi tertentu, orang yang bertobat itu menjadi anggota jemaat yang beriman, dalam masyarakat Perjanjian Baru. Keanggotaan berhubungan dengan peneri- maan hubungan yang baru terhadap orang- orang yang lain, kepada negara dan Tuhan.

a. Kualifikasi keanggotaan. Orang yang ingin menjadi anggota jemaat-Nya haruslah menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan, bertobat dari dosa-dosanya dan kemudian dibaptiskan (Kis. 2:36-41; ban- dingkan 4:10-12). Mereka harus mengalami kelahiran baru serta menerima tugas Kristus untuk mengajar orang-orang lain memper- hatikan segala sesuatu yang diperintahkan- Nya kepada mereka (baca Mat. 28:20).

b. Persamaan dan pelayanan. Sesuai dengan pernyataan Kristus bahwa “kamu se- mua adalah saudara” dan “barangsiapa ter- besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” (Mat. 23:8, 11), merupakan hu- bungan antara seorang dengan yang lain ber- dasarkan kesamaan. Namun demikian, me- reka juga harus menyadari bahwa bila seo- rang mengikut teladan Kristus berarti mere- ka harus melayani keperluan orang lain, membimbing mereka kepada Kristus.

c. Keimamatan semua orang percaya.

Dengan bertugasnya Kristus dalam bait suci surgawi itu maka keimamatan orang Lewi pun berakhirlah. Oleh karena itu, jemaat se- karang menjadi “suatu imamat yang kudus” (1 Ptr. 2:5). “Tetapi kamu,” ujar Petrus, “bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuat- an-perbuatan yang besar dari Dia, yang te- lah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib” (1 Ptr. 2:9).

Peraturan yang baru ini, imamat semua orang kudus, bukanlah mengartikan bahwa setiap orang dapat berpikir, percaya dan me- ngajarkan menurut pilihan sendiri tanpa mempertimbangkan tubuh jemaat itu. Hal itu mengartikan bahwa setiap anggota jemaat mempunyai suatu tanggung jawab untuk me-

layani orang lain dalam nama Tuhan, dan da- pat berhubungan secara langsung dengan Dia tanpa pengantaraan manusia. Hal itu me- nekankan saling bergantung antara anggota jemaat, sebagaimana layaknya ketidakter- gantungan mereka. Keimamatan menyatakan tidak adanya perbedaan antara imam dan kaum awam, walaupun secara fungsi dan peranannya memperlihatkan adanya perbe- daan.

d. Ketaatan kepada Tuhan dan nega-

ra. Alkitab mengakui campur tangan Tuhan

dalam menegakkan pemerintahan dan me- nyuruh orang yang beriman menghormati dan taat kepada pemerintah. Seorang yang taat kepada pemerintah adalah “hamba Al- lah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat.” Oleh karena itu, anggota jemaat haruslah membayar “pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat” (Rm. 13:4, 7). Sikap mereka terhadap pemerintah, seba- gai anggota yang dituntun oleh prinsip-prin- sip Kristus adalah: “Berikanlah kepada Kai- sar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (Mat. 22:21). Akan tetapi kalau pemerintah mencampuri urusan yang bersifat Ilahi maka ketaatan yang tertinggi haruslah diberikan kepada Tuhan Allah. Rasul berkata, “Kita harus le- bih taat kepada Allah daripada kepada ma- nusia” (Kis. 5:29).

2. Fungsi utama organisasi jemaat. Je- maat telah diorganisasi untuk menyelesaikan rencana Allah untuk mengisi planet ini de- ngan pengetahuan kemuliaan Allah. Hanya jemaat yang tampak yang dapat menyeleng-

garakan sejumlah fungsi yang vital untuk memenuhinya.

a. Perbaktian dan peringatan. Sepan- jang sejarah, jemaat telah menjadi wakil Al- lah untuk menghimpun orang-orang perca- ya agar berbakti dan menyembah Pencipta hari Sabat. Kristus dan murid-murid-Nya te- lah mengikuti praktik perbaktian ini, dan Ki- tab Suci meminta orang-orang percaya yang ada sekarang ini supaya jangan mengingkari “pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi ma- rilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat” (Ibr. 10:25; bandingkan 3:13). Perbaktian bersama akan membawa orang yang berbakti itu kepada suasana segar, memberikan keberanian dan kegembiraan.

b. Persekutuan orang Kristen. Mela- lui jemaat keperluan anggota jemaat yang paling dalam akan dipuaskan. “Karena per- sekutuanmu dalam Berita Injil” (Flp. 1:5) melampaui semua hubungan, itulah yang mengakrabkan hubungan dengan Allah, se- bagaimana halnya hubungan dengan orang yang seiman (1 Yoh. 1:3, 6, 7).

c. Petunjuk dalam Kitab Suci. Kristus memberikan kepada jemaat “kunci Kerajaan Surga” (Mat. 16:19). Kunci yang dimaksud- kan di sini ialah firman Kristus—semua Sab- da yang terdapat dalam Alkitab. Lebih khu- sus lagi dikatakan “kunci pengetahuan” se- hubungan dengan bagaimana memasuki ke- rajaan itu (Luk. 11:52). Sabda Kristus ada- lah roh dan hidup bagi semua orang yang menerimanya (Yoh. 6:63). Hidup kekallah

yang diberikannya (Yoh. 6:68).6

Apabila jemaat mengumumkan kebe- naran Alkitab, kunci keselamatan ini mem- punyai kuasa untuk mengikat dan melepas-

kan, membuka dan menutup pintu surga, ka- rena kunci itu menyatakan kriteria bagaima- na seorang diterima atau ditolak, apakah di- selamatkan atau dibinasakan. Oleh karena itu, pernyataan Injil jemaat mengeluarkan “bau kehidupan yang menghidupkan” atau “bau kematian yang mematikan” (2 Kor. 2:16). Yesus mengetahui pentingnya hidup “dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Mat. 4:4). Hanya dengan demikianlah je- maat dapat memenuhi mandat Kristus un- tuk mengajar semua bangsa “melakukan se- gala sesuatu yang telah Kuperintahkan ke- padamu” (Mat. 28:20).

d. Melaksanakan upacara Ilahi. Jema- at adalah alat Tuhan untuk melaksanakan upacara baptisan, upacara untuk menjadi anggota jemaat (baca juga bab 15 dari buku ini), dan upacara pembasuhan kaki dan Perjamuan Kudus (baca bab 16 dari buku ini).

e. Penyebaran Injil ke seluruh dunia.

Jemaat diadakan untuk melaksanakan misi pelayanan, untuk memenuhi tugas yang ga- gal dilakukan bangsa Israel. Sebagaimana yang nyata dalam kehidupan Kristus, tugas terbesar yang diemban jemaat dalam dunia ini ialah memenuhi penyelesaian pengaba- ran Injil itu sepenuhnya “menjadi kesaksian bagi semua bangsa” (Mat. 24:14), diberi kekuatan melalui baptisan Roh Kudus.

Tugas ini termasuk proklamasi pekabaran persiapan atas kedatangan Kristus kembali yang dialamatkan baik kepada jemaat itu sendiri (1 Kor. 1:7, 8; 2 Ptr. 3:14; Why. 3:14- 22; 14:5) dan kepada umat yang sisa (Why. 14:6-12; 18:4).

Dalam dokumen Apa yang Perlu Anda Ketahui Tentang 28 (Halaman 173-175)