• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN PEMBELAJARAN PETA KONSEP PADA MATA KULIAH PENGANTAR ANALISIS RIIL

105

DESAIN PEMBELAJARAN PETA KONSEP PADA MATA

106

penguasaan mahasiswa dalam matakuliah ini masih rendah dimana kurang dari 50%

mahasiswa yang mendapatkan nilai baik (B) atau lebih. Lebih jauh, berdasarkan analisis terhadap hasil pekerjaan mahasiswa baik dalam UTS maupun UAS tampak bahwa kelemahan mendasar mahasiswa adalah ketidakpahaman terhadap konsep-konsep yang dipelajari, kesulitan mengaitkan antar konsep, serta ketidakmampuan menggunakan konsep- konsep yang telah dipelajari untuk membangun konsep baru.

Peta konsep yang dikembangkan oleh Novak (1984) merupakan strategi untuk membangun struktur pengetahuan, untuk menunjukkan hubungan konsep-konsep dalam suatu topik yang disajikan secara grafis. Dalam perkembangannya, peta konsep banyak dimanfaatkan untuk membangun konsep baru berdasarkan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Dalam matematika, struktur pengetahuan dibangun seperti model jaringan yang saling berkaitan antara satu konsep dengan konsep lain. Tidak ada satupun konsep yang berdiri sendiri atau terisolasi. Dengan menggunakan peta konsep, struktur pengetahuan matematika akan lebih mudah dipahami dan dapat digunakan pula untuk membangun struktur pengetahuan matematika yang baru.

Beberapa penelitian telah menujukkan manfaat penggunaan peta konsep dalam pembelajaran. Safdar, dkk (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan peta konsep dalam pembelajaran fisika (physical science) dapat meningkatkan kemampuan sains siswa dan pembelajaran lebih bermakna.

Penelitian Safdar, dkk merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan pada kelas 9 pada mata pelajaran fisika.

Selanjutnya, Chiou (2008) menyimpulkan bahwa penggunaan peta konsep dalam pembelajaran selain mampu meningkatkan pemahaman terhadap konsep-konsep, juga mampu meningkatkan ketertarikan (interes) mahasiswa terhadap matakiuliah yang disampaikan. Penelitian Chiou

dilakukan pada sebanyak 124 mahasiswa yang mengambil matakuliah akuntansi lanjut pada Jurusan Manajemen Universitas Taiwan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran berbasis peta konsep pada mata kuliah Pengantar Analisis Riil.

B. Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development) yang berlangsung dalam dua tahap yaitu perancangan model dan implementasi model. Pada tulisan ini baru disajikan tahapan yang pertama/ tahap perancangan model yaitu penyusunan kegiatan-kegiatan pembelajaran pada mata kuliah Pengantar Analisis Riil dengan menggunakan model peta konsep. Tahap ini dimulai dengan kegiatan studi literatur dan analisis topik materi Pengantar Analisis Real yang akan disusun perangkat pembelajarannya.

Selanjutnya adalah kegiatan perancangan model dan perangkat pembelajaran yang meliputi Rencana Pembelajaran Mingguan, materi ajar, Lembar Kerja Mahasiswa, instrumen pengukuran penalaran matematika, serta instrumen- instrumen untuk pengumpulan data penelitian yang meliputi instrumen validasi model, observasi kegiatan pembelajaran, angket kelayakan dan keterlaksanaan model.

C. Hasil dan Pembahasan

Pada penelitian pengembangan tahap perancangan model ini, telah dihasilkan desain model pembelajaran peta konsep pada mata kuliah Pengantar Analisis Riil, materi limit fungsi dan fungsi kontinu yang terdiri dari Rencana Pembelajaran Mingguan, Lembar Kerja Mahasiswa, Materi ajar, media pembelajaran serta instrumen penilaian.

Secara umum, desain model pembelajaran peta konsep disajikan dalam fase-fase sebagai berikut:

107 1. Penelusuran Materi

Pada fase ini mahasiswa menggali materi yang berisi topic-topik yang akan dipelajari. Sumber belajar tersebut dapat diperoleh dari penyajian materi oleh dosen, lembar kerja mahasiswa, membaca buku, pencarian sumber-sumber dari internet dan perpustakaan. Fase ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengetahui topic-topik yang akan dipelajari.

2. Identifikasi ide-ide utama dan tambahan

Pada fase ini mahasiswa melakukan identifikasi konsep paling umum pada topic-topik yang dipelajari sebagai ide-ide utama. Selain mengidentifikasi ide-ide utama, mahasiswa juga mengidentifikasi ide-ide tambahan/ konsep yang lebih khusus, yang mendukung ide-ide utama.

Fase ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengidentifikasi ide-ide utama dan ide-ide tambahan pada suatu topic.

3. Penyusunan peta konsep

Pada fase ini mahasiswa menyusun ide-ide utama dan ide-ide tambahan ke dalam bagan, dengan cara meletakkan ide- ide utama yang paling umum pada bagian atas dan menambahkan ide-ide tambahan di bawah ide utama yang telah ditentukan.

Selain itu, mahasiswa juga memberikan label penghubung antara ide-ide utama dan ide-ide tambahan. Setelah penulisan konsep yang lebih khusus di baris kedua, mahasiswa melanjutkan penulisan konsep lain yang lebih khusus di baris ketiga, memberikan label penghubung, dan seterusnya sehingga terbentuk suatu peta konsep

Fase ini bertujuan agar mahasiswa mampu menentukan hubungan antar ide pada topic-topik yang dipelajari.

4. Verifikasi

Pada fase ini mahasiswa memverifikasi peta konsep yang telah disusun bersama-sama mahasiswa lain dan dosen. Fase ini bertujuan untuk mengevaluasi ketepatan pemahaman mahasiswa terhadap hubungan antar konsep pada topik yang dipelajari.

Berikut adalah contoh penerapan desain pembelajaran peta konsep pada materi limit fungsi pertemuan pertama dengan indikator pembelajaran:

menjelaskan titik limit himpunan, membuktikan sifat titik limit himpunan, menjelaskan konsep limit fungsi, membuktikan nilai limit suatu fungsi, membuktikan kriteria barisan untuk limit, menjelaskan kriteria divergen, dan membuktikan sifat ketunggalan nilai limit

1. Penelusuran materi

Pada tahap ini mahasiswa membaca materi ajar yang diberikan oleh dosen tentang definisi titik limit, teorema titik limit, definisi limit fungsi, kriteria barisan untuk limit, kriteria divergen dan sifat ketunggalan limit fungsi.

2. Identifikasi ide-ide utama

Pada fase ini mahasiswa didorong untuk mampu mengidentifikasi definisi titik limit dan definisi limit fungsi sebagai ide-ide utama, dan teorema titik limit, kriteria barisan untuk limit sebagai ide-ide tambahan, serta kriteria divergen dan sifat ketunggalan limit sebagai ide-ide tambahan berikutnya.

3. Penyusunan peta konsep

Pada langkah ini, mahasiswa didorong untuk mampu menempatkan definisi titik limit dan definisi limit fungsi sebagai ide utama yang paling umum di bagian paling atas pada lembar jawab pekerjaan. Selanjutnya mahasiswa menambahkan sifat titik limit dan kriteria barisan untuk limit sebagai ide-ide tambahan/yang lebih khusus di bawah ide utama yang telah ditentukan. Dosen juga memfasilitasi mahasiswa untuk dapat menghubungkan ide utama dan tambahan dengan suatu garis yang diberi label penghubung untuk menunjukkan keterkaitan antar konsep. Pada bagian ini, mahasiswa diharapkan mampu menyebutkan hubungan antara definisi titik limit dengan definisi limit fungsi dan sifat titik limit, serta hubungan antara definisi limit fungsi dengan kriteria barisan untuk limit.

108

Setelah penulisan konsep yang lebih khusus di baris kedua, mahasiswa didorong untuk mampu melanjutkan penulisan konsep lain yang lebih khusus di baris ketiga, memberikan label penghubung, dan seterusnya sehingga terbentuk suatu peta konsep. Pada materi ini, konsep lain yang lebih khusus adalah kriteria divergen dan sifat ketunggalan limit fungsi. Mahasiswa dengan difasilitasi dosen, diharapkan mampu menuliskan kata penghubung yang tepat antara kriteria barisan untuk limit dengan kriteria divergen, dan antara definisi limit, kriteria barisan untuk limit dengan sifat ketunggalan limit fungsi.

Gambar 1 berikut menunjukkan keterkaitan antar konsep di dalam materi limit fungsi di atas dalam bentuk peta konsep.

Gambar 1. Peta Konsep Limit Fungsi 4. Verfikasi

Pada langkah ini, salah satu dari perwakilan mahasiswa mempresentasikan peta konsep yang telah disusun.

Mahasiswa lain memberi tanggapan atas hasil presentasi, dosen memberikan konfirmasi jawaban yang benar. Di akhir pembelajaran, mahasiswa bersama-sama dengan dosen menarik kesimpulan dari pembelajaran dengan peta konsep yang telah dilaksanakan.

Melalui model pembelajaran peta konsep pada mata kuliah Pengantar Analisis Riil, mahasiswa diharapkan lebih mudah dalam memahami konsep-konsep

yang ada di dalamnya. Hal ini dikarenakan konsep-konsep materi pada mata kuliah Pengantar Analisis Riil saling terkait erat satu sama lain. Sejalan dengan yang dikemukakan Brinkman (2005) bahwa manfaat dengan adanya peta konsep di antaranya adalah dapat membantu dalam mengorganisasi pengetahuan pada suatu topic dan mengkaitkan pengetahuan baru dengan topic-topik sebelumnya sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna.

Serhan,dkk (2014) menemukan bahwa setelah melalui peta konsep, mahasiswa memiliki pemahaman konsep lebih kaya pada konsep Euler Circuit dan mampu mengkonstruksi lebih banyak representasi konsep ini. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian Chen,dkk. (2014).

D. Kesimpulan

Pada penelitian ini telah berhasil dikembangkan desain model pembelajaran peta konsep pada mata kuliah Pengantar Analisis Riil. Desain pembelajaran yang dihasilkan masih memerlukan uji coba untuk mengetahui apakah desain tersebut dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Selain itu masih perlu juga dilakukan uji coba untuk mengetahui efektifitas model yang dihasilkan.

E. Referensi

Bartle, RG, Sherbert, D.R. 1991.

Introduction to Real Analysis, John Wiley &Sons, Inc

Brinkman, A. 2005. Knowledge Maps:

Tools for Building Structures in Mathematics. International Journal for Mathematics Teaching and Learning, [online] 25 Oktober 2005

Chen, W.J., Lin, H.M., Nien, S. F. 2014.

The Learning Effectiveness of the Concept Map Approach of e- Learning Applied to a Math Class of Special Educational Students in a Vocational School. International Journal of Information and

109 Education Technology, Vol.4, No.5, 388-393. October 2014.

Chiou, Che-Chang. 2008. The effect of concept mapping on students’

learning achievements and interests. Innovations in Education and Teaching International, Vol.

45, No. 4, November 2008, 375–

387

Novak, J.D. and Govin, D.B. 1984.

Learning how to learn. Cambridge University Press.

Safdar, M., Hussain, A., Shah, I., Rifat, Q.

2012. Concept Maps: An Instructional Tool To Facilitate Meaningful Learning. European Journal Of Educational Research, Vol. 1, No. 1, 55-64

Serhan,D., Syam,M., AIMdallal,Q. 2014.

The Effect of Using Concept Maps on Advancing Students’

Conceptual Understanding of Euler Circuit. International Journal of Mathematics Trens and Technology, Vol 15 No 1, November 2014.

110

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

Garis besar

Dokumen terkait