169
170
menyelesaikan masalah pada saat pembelajaran.
Menurut (Robins dalam Ramli, 2014) kata kemampuan dalam bahasa ingris (capability) mempunyai padanan kata dengan istilah (ability) yang berarti (kesanggupan, kecakapan, kekuatan, dan kekayaan). Siswa dapat melakukan suatu hal apabila didasari oleh dorongan dari berbagai pihak seperti dorongan dari guru dan orang tua sehingga siswa mampu memiliki suatu kekuatan dan keahlian untuk melakukan suatu perbuatan.
(Sardiman, 2014), Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Siswa menguasai suatu masalah setelah memahami dan meneliti dengan baik terhadap apa saja yang ia hadapi, sehingga siswa mampu memikirkan cara-cara penyelesaian dari masalah tersebut setelah mengenal berbagai macam kendala yang ada.
Pemahaman konsep dapat didukung oleh adanya sifat yang dimiliki oleh siswa itu sendiri. Sifat tersebut, seperti mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik, mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman, berinteraksi langsung kepada guru dan siswa yang lain pada saat belajar, sehingga kemampuan dasar dalam pemahaman konsep tertanam langsung pada diri siswa.
Karakter komunikatif menunjukan kemampuan seseorang dalam menyampaikan ide–idenya atau buah pikiran kepada orang lain dan mampu menerima informasi yang disampaikan oleh orang lain, dan dapat direspon dengan tepat. Data karakter komunikatif siswa diambil dari Angket yang dibuat khusus sesuai dengan indikator dari (Sumarmo, 2011). Maka indikator yang penting karakter komunikatif yaitu; (1) siswa menggunakan bahasa yang santun pada saat belajar matematika; (2) berkomunikasi secara jelas dan tepat; (3) mengenal notasi dan bahasa matematika dengan tepat; (4) membuat model matematika; (5) menyajikan informasi; (6) menjalin kerjasama dalam memahami matematika.
Karakter komunikatif dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert (Sugiyono, 2016). Setiap item bernilai 1(satu) sampai 4 (empat) sesuai dengan tingkat jawabannya.
Tabel 1
Skala penilaian karakter komunikatif
Penilaian jawaban
Bobot skor pernyataa
n positif
Bobot skor pernyataan negatif
SL (Selalu) 4 1
S ( Sering) 3 2
K ( kadang–kadang ) 2 3
TP ( tidak pernah) 1 4
Kemampuan pemahaman konsep matematis adalah tingkat kesanggupan siswa dalam memperhatikan, memahami, mengerti, bahkan mampu menjelaskan kembali materi yang telah dipelajari kemudian hasilnya dinyatakan dengan skor yang diperoleh melalui tes kemampuan pemahaman konsep matematis setelah mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dengan pokok bahasan balok dan kubus sesuai indikator yang telah ditentukan. Alat ukur yang digunakan untuk pembuatan instrumen pada kemampuan pemahaman konsep matematis yang bersumber dari (Shadiq, 2009) yaitu:
(1) siswa mampu menyatakan ulang suatu konsep; (2) mengklasiifkasikan objek–
objek menurut sifat–sifat tertentu; (3) memberi contoh dan non contoh dari konsep; (4) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis; (5) mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah pada materi kubus dan balok. Kemampuan pemahaman konsep siswa dinilai berdasarkan indikator penilaian dapat dilihat dari tabel berkut (Mawaddah & Miranti, 2016)
171
Tabel. 2 Pedoman penskoran
Indikator Keterangan Skor Siswa mampu
menyatakan ulang suatu konsep
Jawaban kosong 0
Tidak dapat
menyampaikan
indikator yang dimaksud
1
Memenuhi indikator tetapi masih banyak kesalahan
2
Memenuhi indikator tetapi ada sedikit kesalahan
3
Menyampaikan sesuai
indikator 4
Siswa dapat mengklasifikasi objek-objek tertentu
Jawaban kosong 0 Siswa tidak dapat mengklasifikasi objek- objek tertentu
1
Siswa dapat
mengklasifikasi objek- objek tertentu tetapi
masih banyak
kesalahan
2
Siswa dapat
mengklasifikasi objek- objek tertentu tetapi ada sedikit kesalahan
3
Siswa dapat
mengklasifikasi objek- objek tertentu dengan tepat.
4
Siswa dapat memberi contoh dan non contoh dari konsep
Jawaban kosong 0 Siswa Tidak dapat memberikan contoh dan non contoh dari konsep
1
Siswa dapat
memberikan contoh dan non contoh dari konsep tetapi masih banyak kesalahan
2
Siswa dapat
memberikan contoh dan non contoh dari konsep tetapi ada sedikit kesalahan
3
Memberikan contoh dan non contoh dari konsep dengen tepat
4
Siswa dapat menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis
Jawaban kosong 0 Siswa Tidak dapat menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis
1
Siswa dapat
menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
2
representasi matematis tetapi masih banyak kesalahan
Siswa dapat
menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis tetapi ada sedikit kesalahan
3
Siswa dapat
menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis dengan tepat
4
Siswa dapat mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah
Jawaban kosong 0 Siswa tidak dapat mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah
1
Siswa dapat
mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah tetapi masih banyak kesalahan
2
Siswa dapat
mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah tetapi ada sedikit kesalahan
3
Siswa dapat
mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah dengan tepat
4
B. Metode
Metode yang digunakan adalah metode survei dengan tehnik korelasi, yaitu mencari hubungan karakter komunikatif dengan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Data hasil karakter komunikatif dikumpulkan dengan cara diberikan angket dan data kemampuan pemahaman konsep matematis dikumpulkan dengan tes pada materi kubus dan balok. Kemudian kedua data tersebut dihitung dengan menggunkan korelasi product moment (r) untuk mengetahui hubungan kedua variabel (Arikunto, 2010).
Subjek dalam penelitian ini untuk data uji validitas adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 91 Jakarta, sedangkan subjek untuk penelitian adalah siswa SMP Negeri 179
172
Jakarta. Teknik pengumpulan data untuk karakter komunikatif dengan cara diberikan angket sebanyak 31 butir pernyataan yang valid, pernyataan yang valid ini akan dilanjutkan untuk alat ukur dalam penelitian ini. Sedangkan untuk kemampuan pemahaman konsep diberikan soal instrumen tentang materi balok dan kubus sebanyak 8 butir soal.
C. Hasil dan Pembahasan
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus korelasi Pearson product Momen.
dari hasil pengujian didapat koefisien korelasi karakter komunikatif siswa dengan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa sebesar 0,366 Selanjutnya dilakukan perhitungan signifikansi koefisien korelasi untuk mengetahui hubungan antara karakter komunikatif dengan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan uji t-student pada taraf signifikansi 0,05 dan dk = 34, diperoleh thitung = 2,293 dan tkritis = 2,030 Karena thitung = 2,293 > 2,030 = tkritis, Maka simpulan yang dapat di ambil adalah terdapat hubungan yang signifikan karakter komunikatif dengan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar persentase hubungan karakter komunikatif siswa dengan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dilakukan dengan menghitung koefisien determinasi (r2). Dari perhitungan pada didapat koefisien determinasi sebesar 13,4
% atau r2 = 0,134. Hal ini berarti bahwa 13,4 % karakter komunikatif siswa memberikan kontribusi rendah terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa khususnya pada materi kubus dan balok. Sedangkan 86,6 % diberikan kontribusinya oleh faktor lain.
Diagram Pencar
Gambar 1
Dari persamaan regresi yang didapat Yˆ = 10,352 + 0,087X menunjukan bahwa jika seseorang mendapatkan karakter yang buruk atau tidak mempunyai karakter sama sekali maka dia akan mendapatkan skor pada pemahaman konsep sebesar 10,352 yang melebihi skor terendah pada pemahaman konsep, dilihat dari hal ini maka dapat dikatakan bahwa seseorang yang memiliki karakter komunikatif tunggi belum tentu pemahaman konsepnya tinggi, dan seseorang yang memiliki karakter komunikatifnya rendah belum tentu juga pemahman konsepnya rendah. Dan ada juga yang siswa yang memiliki karakter komunikatif tinggi juga mempunyai pemahaman konsep tinggi.
Ketiga hal ini yang merupakan salah satu faktor rendahnya hubungan antara karakter komunikatif dengan pemahaman konsep dalam penelitian ini.
D. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan karakter komunikatif dengan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di SMP Negeri 179 Jakarta. Didapat koefisien determinasi sebesar 13,4 % atau r2 = 0,134. Karakter komunikatif memberikan kontribusi sebesar 13,4% terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.
Kontribusi sebesar 13,4% menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel tersebut dalam kategori rendah, yang berarti tidak hanya karakter komunikatif yang memberikan kontribusi terhadap
y = 10,35 + 0,087x R² = 0,134 0
5 10 15 20 25
0 50 100 150
Skor Karakter Komunikatif
Skor Pemahaman konsep
173
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada materi kubus dan balok.
E. Referensi
Arikunto, S. 2010. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara Elfindri. 2012. Pendidikan Karakter
Kerangka, Metode Dan Aplikasi Untuk Pendidik Dan Profesional.
Jakarta: Baduose Media
Kemdiknas. 2010. Pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Jakarta.
Ramli dkk. 2014. Kinerja Aparatur Pemerintah Dalam Penangulangan Bencana Alam di Badan Penangulangan Daerah. Ejournal Asministratif Reform, Vol. 2, Nomor 3.
Sardiman. 2014. Interaksi & Motivasi Belajar Dan Mengajar. Rajawali Pers
Shadiq, F. 2009. Kemahiran Matematika.
Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R Dan D. Bandung. Alfabeta
Sumarmo. U. 2011. Pembelajaran Matematika Berbasis Pendidikan Karakter. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STIKIP Siliwangi, Bandung
Amirulloh Syarbini. 2012. Buku Pintar Pendidikan Karakter. Jakarta: Asa- prima
Mawaddah, S & Miranti. 2016.
Kemampuan pemahaman konsep matematis siswa SMP dalam pembelajaran menggunkan model penemuan terbimbing. jurnal pendidikan matematika, Vol 4. No 1. Edu-mat.
. .
174