• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF REGULATED LEARNING WITH STUDENTS' MATHEMATICAL UNDERSTANDING ABILITY

66

THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF REGULATED LEARNING

67 :mengkaitkan suatu konsep atau prinsip dengan konsep atau prinsip yang lainnya.

Dua indicator ini merupakan indicator yang dapat dijadikan pengukuran dalam mengukur kemampuan pemahaman matematik siswa.

Hal lain yang menjadi perhatian guru adalah kemandirian belajar siswa.

Pentingnya kemandirian tidak bias terpisahkan dari kemampuan siswa.

Penelitian-penelitian sebelumnya bahwa menegaskan adanya pengaruh kemandirian belajar siswa terhadap kemampuan siswa dalam memahami materi matematika. Hal ini berdasar karena siswa yang memiliki kemandirian belajar yang baik dapat mengorganisasi pekerjaannya secara baik dibaindingkan siswa yang kurang memiliki kemandirian belajar yang baik. Demikian pula pendapat Yang (Sumarmo, 2004: 2) siswa yang memiliki kemandirian belajar yang tinggi cenderung belajar lebih baik dalam pengawasannya sendiri dari pada dalam pengawasan program; mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara efektif; menghemat waktu dalam menyelesaikan tugasnya; dan mengatur belajar dan waktu secara efisien

Knain dan Turmo (2000) yang dimaksud kemandirian belajar adalah suatu proses yang dinamik dimana siswa membangun pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada saat mempelajari konteks yang spesifik. Untuk itu siswa perlu memiliki berbagai strategi belajar, pengalaman menerapkannya dalam berbagai situasi, dan mampu merefleksi secara efektif. Kemudian, Wolters, Pintrich, dan Karabenick (2003) menegaskan bahwa kemandirian belajar adalah suatu proses konstruktif dan aktif dimana siswa menentukan tujuan dalam belajar, dan mencoba untuk memonitor, mengatur, dan mengendalikan kognisi, motivasi, dan perilaku dengan dibimbing dan dibatasi oleh tujuan dan karakteristik kontekstual dalam lingkungan.

Berdasrakan uraian tersebut peneliti melaksanakan penelitian dengan tujuan mencari hubungan antara kemandirian

belajar dengan kemampuan pemahaman matematik siswa.

B. Metode Penelitian

Dalam Penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XIMM di SMK Galuh Rahayu Ciamis yang sedang melaksanakan pembelajaran semester dua/genap, tahun ajaran2016/2017. Jumlah siswa adalah 30 siswa. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kemandirian belajar siswa terhadap kemampuan pemahaman matematik. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan korelatif.

Teknik pengumpuan data yang peneliti lakukan adalah menggunakan instrument.

Untuk mengumpulkan data yang dingingkan peneliti melaksanakan tes pemahaman matematiks siswa serta angket kemandirian belajar siswa

C. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini dititik beratkan terhadap kemandirian belajar siswa dan kemampuan pemahaman matematik siswa.

Angket kemandirian belajar dibuat sebanyak 35 pernyataan dengan indicator inisiatif belajar, mendiagnostik kebutuhan belajar, menetapkan tujuan pembelajaran, memandang kesulitan sebagai tantangan, mencari sumber belajar yang lain serta mengevaluasi hasil belajar dan konsep diri.

Sedangkan kemampuan pemahaman matematik terdiri dari soal dengan skor maksimum tiap soal adalah 4 dan banyaknya soal sebanyak 5 buah soal.

Angket disebarkan kepada 30 siswa begitu juga dengan soal yang diberikan kepada siswa pula. Angket sebelum diujivalidat dan reliabilitasny asebanyak 35 pernyataandan 4 pernyataan tidak valid sehingga yang digunakan dalam penelitian sebanyak 31 pernyataan. Semua soal memnuhi kriteria valid sehingga semua soal dapat digunakan dalam penelitian.

Berikut ini diberikan data secara deskriptif

68

mengenai kemandirian belajar siswa dan kemampuan pemahaman matematik siswa.

Tabel 1 kemandirian belajar dan kemampuan pemahaman matematik siswa

Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa skor rata-rata kemandirian belajar adalah 77.067 jika dibandingkan dengans kor total atau skor maksimum sebanyak 31 pernyataan kemudian dikalikan 5 banyaknya alternative pernyataan maka didapat skor total sebebas 155. Oleh karenai tu 77.067 berada pada criteria sedang. Sedangkan skor rata-rata kemampuan pemahaman matematika siswa adalah 13.8 jika dibandingkan dengan skor maksimum untuk soal tes kemampuan pemahaman matematik sebesar 20 maka skor tersebut masih perlu ditingkatkan.

Data tersebut kemudian dianalisis dan dihitung korelasinya serta nilai signifikansinya menggunakan SPSS sebagai alat bantu. Analisis telah dilakukan didapat nilai korelasi antara kemandirian belajar dengan kemampuaman pemahaman matematik adalah 0.674 dengan criteria sedang. Kriteria sedang ini menggambarkan bahwa siswa yang meiliki kemandirian belajar yang baik cenderung memiliki kemampuan pemahaman matematik siswa yang baik pula. Nilai signifikansi sebagai uji hipotesis adalah 0.000 dengan dimikian terdapat hubungan antara kemandirian belajar dengan kemampuan pemahaman matematik siswa.

Kesimpulan tersebut memberikan gambaran bahwa kemandirian belajar merupakan salah satu aspek yang penting dalam meningkatkan kemampuan pemahaman matematik siswa. Siswa yang memiliki kemandirian belajar yang baik relative dapat mengatur dan mengordinasi setiap aktivitas belajarnya dengan baik.

Hal lain yang juga cukup menarik adalah bahwa siswa dengan kemandirian belajar yang baik mampu mengevaluasi hasil pembelajaran yang didapat. Ini menunjukan bahwa kemandirian belajar berperan penting dalam pengembangan kemampuan pemahaman matematik siswa.

Kemampuan pemahaman matematik siswa yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan pemahaman dengan indicator instrumental danr elasional.

Instrumental adalah siswa mampu menjawab soal secara algoritma sederhana dan relasional adalah siswa mampu menjawab soal yang berkorelasi dengan soal lain diluar materi yang sedang diajarkan.

Tillmann dan Weiss (2000) bahwa siswa dikatakan mandiri dalam belajar,berarti yang bersangkutan memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang meningkatkan dan memfasilitasi belajar selanjutnya dan juga mengabstraksi pengetahuan yang diperoleh untuk dapat ditransfer pada situasi belajar yang lain.

Teori tersebut dapat memberikan gambaran bahwa siswa yang memiliki kemadiran belajar yang baik akan mampu mengembangkan kemampuannya melalui pengetahuannya. Pengetahuan yang dikembangkan akan mampu memberikan sumbangan terhadap kemampuan siswa dalam memahami materi yang sedang diajarkan dengan demikian siswa dengan kemandirian belajar yang cukup baik dapat mampu mengembangkan konsep materi yang dia pumya sehingga berimplikasi terhap kemampuan pemahaman matematiknya.

Kemandirian Belajar

Pemahaman Matematik

N 30 30

Range 28 10

Minimum 65 10

Maximum 93 20

Sum 2312 414

Mean 77,066667 13,8

Std.

Deviation 7,4367834 2,975764173

Variance 55,305747 8,855172414

69 D. Kesimpulan

Hasil penelitian dan analisis data didapatkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan kemampuan pemahaman matematik siswa. Nilai korelasinya adalah 0.674 dengan criteria sedang.

E. Referensi

Bani, A. (2011). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pembelajaran Penemuan Terbimbing. Jurnal UPI. [Online] di di http://jurnal.upi.edu.

Knain,E. Dan Turmo,A. (2000). Self- Regulated Learning. [Online] di www.pisa.no/nordiskpisa.2000/kap.8 .pdf

Sumardyono. (2004). Karakteristik Matematika dan Implementasinya Terhadap Pembelajaran Matematika. Yogyakarta:

Depdiknas.

Sumarmo, U. (2010). Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada PesertaDidik.

Artikel pada FPMIPA UPI Bandung Tillman,K. J. Dan Weiss, M. (2000). Self-

Regulated Learning as a Cross- Curricular Competence (PISA).

[Online] di www.pisa.on/pdf/turmo- ioste2004.pdf10

Wolters, C.A., Pintrich, P.R., dan Karabenick, S.A. (2003). Assesing Academic Self Regulated Learning.

Conference on Indicators of Positive Developmen: Child Trends.

Vol. 1, Oktober 2017 Matematika UHAMKA

70

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

Garis besar

Dokumen terkait