PADA SISWA KELAS VII SMP
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Keterlaksanaan Pembelajaran
Keterlaksanaan pembelajaran matematika yang diobservasi di kelas VII SMP Negeri 3 Sinjai Timur menyangkut pelaksanaan langkah- langkah pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran berbasis budaya Bugis Makassar.
Hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model berbasis budaya Bugis Makassar dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1: Hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran
Aspek yang diamati
Rata- rata Skor (x) A. Kegiatan Pendahuluan
Fase 1 Model BBM
1. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
3,75 2. Guru memotivasi siswa guna
membangkitkan semangat siswa untuk berprestasi sebagai wujud dari siri’ masiri’
3,50 3. Guru melakukan apersepsi dengan
berupaya membangkitkan kembali ingatan siswa terhadap pelajaran sebelumnya yang berkaitan dengan pelajaran yang akan dipelajari
3,25
B. Kegiatan inti
4. Guru menyajikan informasi terkait fakta-fakta matematika sesuai bahan ajar yang disiapkan. Dalam penyampaian informasi, guru memberikan penjelasan terbatas dan mengaitkan materi yang disampaikan dengan kondisi sosial Bugis Makassar
3,75
5. Guru memberi kesempatan dan mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan informasi yang disajikan
3,25 Fase 2 Model BBM
6. Guru mengorganisasikan siswa
kedalam kelompok dan memilih 4,00
Vol. 1, Oktober 2017 Matematika UHAMKA
126
Aspek yang diamati
Rata- rata Skor (x) ketua kelompok yang dianggap
memiliki kemampuan lebih agar dapat berfungsi sebagai tutor sebaya sebagai wujud dari rasa pacce/pesse’
dan sipakatau.
7. Guru membagikan LKS dan meminta agar masing-masing kelompok mendiskusikan (kerja kelopmpok) dengan dipimpin oleh ketua kelompok sebagai wujud dari abbulosibatang
3,75
Fase 3 Model BBM
8. Guru bertindak sebagai moderator dan memberi kesempatan secara bergantian kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Unsur BBM yang disubtitusi dalam fase ini adalah siri’, abbulosibatang, sipakatau, dan pacce.
4,00
Fase 4 Model BBM
9. Guru mengarahkan siswa untuk menuliskan kesimpulan tentang pokok bahasan yang dipelajari. Unsur BBM yang disubtitusi dalam fase ini adalah siri’, abbulosibatang, sipakatau, dan pacce’.
3,50
C. Penutup
10. Guru memberikan penghargaan terhadap hasil kerja siswa, baik penghargaan individu maupun penghargaan kelompok. Dalam memberikan penghargaan guru memperhatikan prinsip sipakatau.
4,00
Selanjutnya untuk menentukan kategori keterlaksanaan pembelajaran dengan model berbasis budaya Bugis Makassar diperhatikan rata-rata skor penilaian. Hasil perhitungan rata-rata skor penilaian (RSP) adalah sebagai berikut:
68 , 3 675 , 10 3
75 ,
36
n RSP x
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa keterlaksanaan pembelajaran matematika di kelas VII SMP Negeri 3 Sinjai Timur dengan menerapkan model berbasis budaya Bugis Makassar berada pada kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa langkah- langkah pembelajaran berbasis budaya Bugis Makassar dapat diterapkan
dengan sangat baik oleh guru sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran matematika. 4 fase model pembelajaran berbasis budaya Bugis Makassar yang diadaptasi kedalam langkah-langkah pembelajaran di RPP dapat terlaksana sebagaimana yang diharapkan.
b. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran setiap kali pertemuan selama tiga kali tatap muka dinyatakan dengan persentase. Data aktivitas siswa yang dikumpulkan dengan lembar observasi aktivitas siswa secara ringkas disajikan sebagai berikut.
Matematika UHAMKA Vol. 1, Oktober 2017
127 Tabel 2: Hasil pengamatan aktivitas siswa
Aktivitas yang Diamati
Pertemuan
Rat a- rat
a
Perse ntase
(%)
I I I
I I I
I V V Aktivitas Positif
Mendengarkan/
memperhatikan informasi yang disampaikan guru
P R E T E S T
2 8 2
8 2 9
P O S T T E S T
28,3
3 97,70 Mengajukan
pertanyaan kepada
guru/teman jika ada hal-hal yang belum dipahami.
(menunjukkan siswa
termotivasi sebagai wujud siri’ masiri’)
1 9
2 0
1 7
18,6
7 64,37
Bekerjasama dalam
kelompok untuk menyelesaikan masalah pada LKS (wujud abbulosibatang )
2 8
2 8
2 9
28,3
3 97,70
Membantu teman
kelompok yang mengalami kesulitan dalam memahami /menyelesaikan masalah pada LKS (wujud pacce)
1 7
2 0
1 5
17,3
3 59,77
Menyampaikan pendapat/ ide pada diskusi kelas,
menanggapi dan menerima masukan (wujud siri’, abbulosibatang, sipakatau)
1 3 1
1 1
4 12,6
7 43,68
Menulis kesimpulan dari materi yang baru dipelajari
2 7
2 8
2 9
28,0
0 96,55
Rata-rata Persentase 76,63
Aktivitas Negatif
Siswa yang melakukan aktivitas tidak relevan dengan pembelajaran (tidak
memperhatikan, mengganggu teman, keluar masuk ruangan tanpa izin, dll.)
1 1 0 0,67 2,30
Rata-rata Persentase 2,30
Rata-rata persentase siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran yakni 76,63%, maka dapat dinyatakan bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model berbasis budaya Bugis Makassar adalah efektif.
Faktor utama dan paling penting untuk diperhatikan dalam proses pembelajaran, yaitu tingkat kecerdasan siswa, kesiapan dan kemauan siswa untuk belajar, serta minat dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran. Dari hasil observasi aktivitas siswa dapat dinyatakan bahwa sebagian besar siswa memiliki kemauan dan kesiapan yang baik untuk mengikuti pembelajaran matematika dengan model berbasis budaya Bugis Makassar dimana persentase siswa yang terlibat aktif telah memenuhi kriteria efektif. Proses belajar siswa yang dilaksanakan secara berkelompok dengan mensubtitusi nilai-nilai siri’, abbulosibatang, sipakatau, dan, pacce menjadikan suasana belajar siswa lebih nyaman, lebih mengedepankan kebersamaan dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan tetap mengakomodir adanya perbedaan tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa di kelas.
c. Hasil Belajar Siswa
Pada penelitian ini, dikumpulkan data kemampuan awal siswa menggunakan pretest dan data hasil belajar siswa menggunakan posttest.
Vol. 1, Oktober 2017 Matematika UHAMKA
128 Selanjutnya untuk mengetahui selisih antara nilai posttest dan pretest digunakan skor gain ternormalisasi.
Deskripsi data kemampuan awal, hasil belajar dan skor gain diuraikan sebagai berikut.
Tabel 3: Statistik Skor Kemampuan Awal dan Hasil Belajar Siswa
Statistik Nilai Statistik Pretest Posttest
Ukuran Sampel 29 29
Skor Tertinggi 63,33 100,00
Skor Terendah 13,33 43,33
Skor Ideal 100,00 100,00
Rentang Skor 50,00 56,67
Skor Rata-rata 29,66 74,48
Standar Deviasi 12,64 13,07
Variansi 154,80 170,86
Selanjutnya, deskripsi ketuntasan klasikal kemampuan awal dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sinjai Timur setelah pembelajaran matematika dengan menerapkan model berbasis b udaya Bugis Makassar dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4: Deskripsi Ketuntasan Kemampuan Awal Siswa (pretest)
Skor Kategori Frekuensi Persentase 0 ≤ x
< 65 Tidak
Tuntas 29 100%
65 ≤ x ≤
100 Tuntas 0 0%
Jumlah 29 100%
Tabel 5: Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa (posttest)
Skor Kategori Frekuensi Persentase 0 ≤ x <
65 Tidak
Tuntas 3 10,34%
65 ≤ x
≤ 100 Tuntas 26 89,66%
Jumlah 29 100%
Untuk mengetahui selisih antara nilai posttest dan pretest digunakan nilai gain ternormalisasi. Gain menunjukkan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru.
Distribusi frekuensi dan persentase skor gain dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6: Distribusi Nilai Gain Ternormalisasi
Nilai Gain Ternormalisa
si
Kategor i
Frekuens i
Persentas e (%)
g < 0,30 Rendah 0 0
0,30 ≤ g < 0,70 Sedang 22 75,86
g ≥ 0,70 Tinggi 7 24,14
Jumlah 29 100
Terkait dengan aspek kognitif siswa, pada penelitian ini diperoleh temuan terkait kemampuan awal siswa melalui pretest yakni rata-rata skor adalah 29,66 dari skor ideal 100 dan dari 29 siswa yang mengikuti tes tidak ada siswa yang tuntas (mencapai KKM). Hasil ini menunjukkan bahwa sebelum pemberian perlakuan, tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran masih sangat rendah.
Sedangkan hasil belajar siswa yang diperoleh melalui posttest menunjukkan rata-rata skor adalah 74,48 dari skor ideal 100 dan dari 29 siswa yang mengikuti tes, 26 di antaranya tuntas (mencapai KKM) sehingga dapat dinyatakan kelas VII SMP Negeri 3 Sinjai Timur tuntas secara klasikal. Selain itu, rata-rata gain berada pada kategori tinggi yang menunjukkan bahwa penguasaan siswa terhadap materi pelajaran mengalami peningkatan dan memenuhi kriteria untuk dikatakan efektif. Hasil analisis statistika inferensial menunjukkan rata- rata hasil belajar siswa , proporsi siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM 75%, dan nilai gain ternormalisasi . Dari uraian hasil penelitian dan memperhatikan kriteria ketercapaian ketuntasan hasil belajar, maka dapat dinyatakan bahwa pembelajaran matematika melalui model berbasis Budaya Bugis Makassar menjadikan siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sinjai Timur tuntas secara individual dan klasikal.
Matematika UHAMKA Vol. 1, Oktober 2017
129 d. Respons Siswa Terhadap
Pembelajaran
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data respons siswa adalah angket respons siswa.
Pembagian dan pengisian angket respons ini dilakukan setelah pemberian perlakuan yaitu pembelajaran matematika dengan menerapkan model berbasis Budaya Bugis Makassar. Data Respons siswa dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7: Deskripsi Respons Siswa
Pertanyaan (Aspek yang direspons)
Frekuensi Persentase (%) Ya Tidak Ya Tidak Apakah Anda
senang dengan proses
pembelajaran matematika melalui model berbasis budaya Bugis Makassar?
29 0 100 0
Apakah Anda menyukai LKS dan
media yang
digunakan pada saat pembelajaran matematika dengan model berbasis budaya Bugis Makassar?
28 1 96,55 3,45
Apakah dengan model berbasis budaya Bugis Makassar dalam pembelajaran matematika dapat membantu dan mempermudah Anda memahami materi pelajaran?
29 0 100 0
Apakah Anda tertarik pada cara mengajar yang diterapkan oleh guru dengan model berbasis budaya Bugis Makassar?
29 0 100 0
Apakah Anda mempunyai lebih banyak kesempatan untuk bertanya dan menyampaikan pendapat selama proses
23 6 79,31 20,69
Pertanyaan (Aspek yang direspons)
Frekuensi Persentase (%) Ya Tidak Ya Tidak pembelajaran
berlangsung?
Apakah Anda berminat untuk mengikuti
pembelajaran matematika selanjutnya dengan model berbasis budaya Bugis Makassar?
29 0 100 0
Rata-rata 95,98 4,02
Respons siswa memberikan gambaran tentang minat dan ketertarikan siswa dan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan seorang guru dalam proses pembelajaran matematika.
Temuan yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa siswa merespons positif terhadap pembelajaran matematika melalui model berbasis budaya Bugis Makassar dengan persentase respons positif siswa yakni 95,98%. Berdasarkan temuan tentang respons siswa, maka dapat dinyatakan bahwa perangkat pembelajaran dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran berdasarkan model berbasis budaya Bugis Makassar serta perubahan yang terjadi dalam pembelajaran ditanggapi dengan positif oleh siswa.
Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Pembelajaran matematika melalui penerapan model berbasis budaya Bugis Makassar pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sinjai Timur terlaksana dengan baik.
b. Pembelajaran matematika efektif melalui penerapan model berbasis budaya Bugis Makassar pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sinjai Timur,
Vol. 1, Oktober 2017 Matematika UHAMKA
130 terlihat dari jumlah siswa yang terlibat aktif pada pembelajaran memenuhi kriteria yang ditentukan, hasil belajar siswa tuntas secara individual maupun klasikal, dan Respons siswa terhadap pembelajaran adalah positif.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka disarankan bagi guru matematika, khususnya di daerah yang berbudaya Bugis Makassar agar mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis budaya Bugis Makassar dan menerapkannya dalam pembelajaran matematika di sekolah.