164
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL TWO STAY TWO STRAY
165 menuju yang paling kompleks.
Pembelajaran matematika tidak dapat dicapai jika hanya melalui hafalan, latihan pengerjaan soal yang bersifat rutin serta proses pembelajaran yang berpusat pada guru. Oleh karena itulah, diperlukan model pembelajaran yang sesuai untuk mengubah dari situasi guru mengajar menjadi situasi siswa belajar dan mendorong siswa untuk senang belajar matematika. Model pembelajaran yang diharapkan agar siswa dapat memahami konsep matematika dengan baik yaitu model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray. Dengan menerapkan model pembelajaran ini akan mengubah citra negatif matematika yang banyak siswa mengatakan pelajaran yang sulit dan membosankan. Selain dengan model pembelajaran bisa dibantu dengan alat peraga, pelajaran matematika yang bersifat abstrak akan terbantu dengan menggunakan alat peraga, hal ini dikarenakan belajar dengan menggunakan alat peraga akan membuat peserta didik melakukan sesuatu dalam kegiatan pembelajarannya. Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh penggunaan model two stay two stray terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa berbantuan alat peraga.
B. Metode
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Pre- eksperimen, karena dalam penelitian ini ada 2 kelompok yang dibandingkan dan diberikan perlakuan yang berbeda. Desain penelitian ini menggunakan perbandingan kelompok yang melibatkan paling tidak dua kelompok kelas yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kelompok kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan model two stay two stray dan kelompok kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan dengan model two stay two stray. Secara sederhana desain penelitian dapat ditunjukkan pada Gambar 1
X O
O
Gambar 1 Desain Penelitian Keterangan :
X : Perlakuan pada kelompok eksperimen yang diajar dengan model two stay two stray berbantuan alat peraga
O : Kemampuan pemahaman konseP matematis siswa
: Subjek tidak dipilih secara acak Terdapat 7 indikator kemampuan pemahaman konsep matematis yang digunakan: (1) Menyatakan ulang sebuah konsep, (2) Mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, (3) Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep, (4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, (5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep, (6) Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu, (7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur pemahaman konsep matematika pada pokok bahasan segiempat dan segitiga adalah tes uraian sebanyak 14 soal. Penyusunan tes diawali dengan pembuatan kisi-kisi soal, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan soal.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis uji validitas soal uji coba instrumen diperoleh 11 butir soal yang valid. Instrumen yang digunakan reliabel.
Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak.
Uji normalitas juga dilakukan sebagai uji persyaratan untuk melakukan analisis selanjutnya yaitu uji homogenitas. Untuk melakukan uji normalitas ini menggunakan uji Lilliefors dengan taraf signifikansi .
166 Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi yang variansnya sama (homogen). Setelah itu dilakukan hipotesis dengan uji-t. Berdasarkan pengujian hipotesis dengan uji-t dan menghasilkan ditolaknya yang berarti terdapat pengaruh penggunaan model two stay two stray terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.
C. Hasil dan Pembahasan
Data instrumen tes digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.
Adapaun analisis deskriptif data hasil instrumen tes kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut:
Tabel 1
Statistik Deskriptif Data Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Statistika Kelas
Eskperimen Kelas Kontrol
N 36 36
Mean 32,03 25,67
Median 33,09 27,79
Modus 33,79 29,38
Varians 26,37 36,51
Standar Deviasi 5,14 6,04
Skor Minimum 16 9
Skor Maksimum 41 37
Skor Ideal 44 44
Tabel tersebut menunjukkan bahwa rata- rata skor kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen adalah 32,03 dan rata-rata skor kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas kontrol adalah 25,67. Sementara itu varians untuk kelas eksperimen adalah 26,37 dengan standar deviasi 5,14 sedangkan varians untuk kelas kontrol adalah 36,51 dengan standar deviasi 6,04.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa rata – rata nilai kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimenlebih tinggi daripada kelas kontrol. Namun demikian untuk meyakinkan apakah hipotesis benar atau tidak, akan diuji secara matematis dengan pemaparan sebagai berikut:
Tabel 2
Daftar Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Ekperimen dan
Kelas Kontrol
Interval Nilai Tengah
Batas Nyata
Frekuensi Kelas
Eksperimen Kelas Kontrol 9 – 13 11 8,5 –
13,5 0 2
14 – 18 16 13,5 –
18,5 1 3
19 – 23 21 18,5 – 23,5
2 6
24 – 28 26 23,5 –
28,5 3 12
29 – 33 31 28,5 –
33,5 13 12
34 – 38 36 33,5 –
38,5 15 1
39 – 43 41 38,5 – 43,5
2 0
Berdasarkan Tabel 2 hasil kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dibuat grafik poligon seperti Gambar 2 berikut:
Gambar 2 Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Dari Tabel 2 dan Gambar 1 terlihat sebagian besar siswa memperoleh skor hasil tes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada rentang 38,5 – 43,5 sebanyak 2 siswa pada kelas eksperimen dan sebanyak siswa 0 pada kelas Kontrol.
Paling banyak siswa memperoleh pada rentang nilai 33,5 – 38,5 sebanyak 15 siswa pada kelas eksperimen dan pada rentang 23,5 – 28,5 & 28,5 – 33,5 sebanyak 12 siswa. Paling sedikit siswa memperoleh pada rentang nilai 8,5 – 13,5 sebanyak 0 siswa pada kelas eksperimen dan pada rentang 38,5 – 43,5 sebanyak 0 siswa pada kelas kontrol.
167 Dari hasil perhitungan diperoleh harga . Harga pada taraf signifikan untuk adalah 0,14. Karena , maka diterima dan dapat disimpulkan bahw data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Kesimpulan Eksperim
en
36 0,0
5
0,14 0,15 Data Berdistribusi
Normal
Kontrol 36 0,11 0,15 Data
Berdistribusi Normal
Uji homogenitas dua varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan uji Fisher. Dari hasil perhitungan homogenitas diperoleh nilai
. Untuk dengan dk pembilang = 35 dan dk penyebut = 35, berdasarkan tabel F diketahui harga
, karena
maka diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varians kedua kelas homogen.
Tabel 4
Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
Kelas Varia ns
F Kesimpul
Hitu an
ng Tab
el Eksperim
en 3
6 26,37
1,39 1,76
Eksperim en Konrol Kontrol 3
6
36,51
Berdasarkan nilai data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen memperoleh skor rata-rata 32,03 dan simpangan baku 26,37 sedangkan untuk kelas kontrol memperoleh nilai rata – rata 25,67 dan simpangan baku 36,51. Untuk mengetahui apakah perbedaan rata – rata tersebut disebabkan akibat perbedaan atau karena kebetulan, maka perlu dilakukan analisis lebih lanjut.
Tabel 5
Rata – rata Simpangan Baku Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Jumlah
Siswa Mean Simpangan Baku
Eksperimen 36 32,03 26,37
Kontrol 36 25,67 36,51
Berdasarkan hasil perhitungan kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai
yangmenyebabkan ditolak dan diterima. Maka dapat diartikan rata- rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas kontrol, sehingga terdapat pengaruh penggunaan model two stay two stray terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa berbantuan alat peraga di SMP Negeri 110 Jakarta.
Tabel 6 Hasil Uji-
Uji- Kesimpulan
Tolak
4,81 1,67
Berdasarkan pengujian hipotesis dengan uji- dan menghasilkan ditolaknya yang berarti terdapat pengaruh kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Besar pengaruh dapat diuji dengan menggunakan uji Effect Size.
Dari hasil pengujian effect Size diperoleh ES = 1,05. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh penggunaan model two stay two stray berbantuan alat peraga terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa tergolong tinggi.
Tabel 7 Hasil Uji Pengaruh
Kelas Rata –
rata Skor Effect
Size Skor Kriteria Eksperimen Kontrol 32,03 25,67 1,05 Tinggi
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dipaparkan pada bab IV, skor kemampuan pemahaman konsep siswa kelas yang diberikan perlakuan dengan model two stay two
168 stray berbantuan alat peraga memiliki rata-rata sedangkan skor kemampuan pemahaman konsep siswa kelas yang tidak diberikan perlakuan dengan model two stay two stray berbantuan alat peraga memiliki rata-rata 25,67. Hasil uji hipotesis menggunakan uji-t sebelum perlakuan menunjukkan
, setelah diberikan perlakuan menjadi , hal tersebut menujukkan bahwa model two stay two stray berbantuan alat peraga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa mengenai bangun datar segiempat dan segitiga terutama untuk indikator mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep dan indikator menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu, namun persentase terendah adalah indikator menyatakan ulang sebuah konsep. Hal ini bisa kita lihat dari besarnya pengaruh berdasarkan perhitungan effect size adalah 1,05.
Dengan demikian model two stay two stray berbantuan alat peraga berpengaruh lebih efektif terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dibandingkan dengan yang tidak diajarkan menggunakan model two stay two stray berbantuan alat peraga.
E. Referensi
Ah, H. Mz. 2010. Alat Peraga dan Komunikasi Pendidikan. Bandung:
Medal Agung.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ina V. S. Mullis dkk, TIMS 2015 International Result in Mathematics, Boston, Massachusetts: TIMSS &
PIRLS International Study Center.
OECD. 2016. PISA 2015 Result in Focus:
OECD Publishing.
Ruseffendi, E. T. 2010. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan & Bidang
NonEksakta Lainnya. Bandung:
Tarsito.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung: Alfabeta.
Susanto, A. S. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbasis Lesson Study Terhadap Pemahaman Konsep Ditinjau Dari Kemampuan Awal Matematis. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017
Rusyda, N. A. dkk. 2017. Pengaruh Penerapan Model Contextual Teaching And Learning Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP Pada Materi Garis dan Sudut. Jurnal Nasional Pendidikan Matematika, Vol. 1.
169