• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEGIEMPAT PELAJARAN MATEMATIKA DI TINGKAT SMP

189

PENGEMBANGAN APLIKASI MATH MOBILE LEARNING BANGUN

190 menjadi momok mengerikan khususnya dalam bidang pendidikan.

Bedasarkan penelitian Ahmad Fadhilah (2010), menyatakan bahwa

“terdapat hubungan positif yang signifikan antara penggunaan alat komunikasi handphone terhadap aktivitas belajar siswa. Hal tersebut artinya bahwa semakin banyak siswa mempergunakan alat komunikasi handphone maka semakin berdampaknegatif terhadap aktivitas belajar siswa di SMP Negeri 66 Jakarta Selatan.”

Menurut Daryanto (2016), Konsep lingkungan meliputi tempat belajar, metode, media, sistem penilaian, serta sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mengemas dan mengatur bimbingan belajar sehingga memudahkan siswa belajar. Dampak perkembangan IPTEK terhadap proses pembelajaran adalah diperkaya sumber dan media pembelajaran, seperti buku teks, modul, overhead transparasi, film, video, televisi, slide, hyper text, web dan sebagainya.

Guru professional dituntut mampu memilih dan menggunakan berbagai jenis media pembelajaran yang ada disekitarnya.

Pada tahap pembelajaran merupakan salah satu tahap yang menentukan keberhasilan suatu proses pendidikan.

Media pembelajaran memegang peran penting dalam proses pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran, dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Fungsi media dalam proses belajar-mengajar yaitu untuk meningkatkan rangsangan peserta didik dalam kegiatan belajar.

Deni Darmawan (2016) Menyatakan bahwa, di era global dan di era digital maka orientasi berbagai inovasi akan tertuju pada upaya layanan yang mudah diperoleh, mudah diakses, mudah memberikan pencerdasan dan pencerahan bahkan sangat murah. Demikian pula halnya dalam dunia pendidikan, dimana para inovator berlomba untuk menemukan berbagai model pembelajaran yang praktis murah dan mudah serta demokratis dengan

karakter digital dan mobile. Hal ini dapat diamati secara perlahan contohnya perkembangan media pembelajaran yang bersifat direct learning penggunaan proyektor dan penggunaan power point atau pada pembelajaran yang bersifat indirect learning yang sudah mampu menjalankan pembelajaran tanpa harus bertatap muka secara langsung atau melalui video, website, chating, dan lain- lain.

Penggunaan perangkat mobile berupa smartphone dalam media pembelajaran ini dinamakan mobile learning. Mobile learning merupakan salah satu alternatif pengembangan media pembelajaran.

Mobile learning memiliki karakteristik yang praktis dan dapat dibawa kemanapun.

Salah satu pertimbangan dalam mengembangkan smartphone menjadi media pembelajaran mobile learning adalah berbasis sistem. Sistem operasi merupakan penghubung antara aplikasi dengan hardware sehingga pengguna dapat melaksanakan fungsi-fungsi tertentu.

Gambar 1. Survei Pemasaran Sistem Operasi pada Perangkat Mobile di

Indonesia

Data yang dilansir dari gs.statcounter.com ditunjukan gambar 1.

menyatakan bahwa pada bulan Juli 2016 hingga Juni 2017, Android merupakan sistem operasi yang mendominasi peredaran smartphone di Indonesia dengan pembagian pasar sebesar 66,69%, kemudian diikuti oleh Windows OS dengan pembagian pasar sebesar 17,68%.

Berdasarkan data tersebut smartphone berbasis Android ternyata lebih diminati oleh penduduk Indonesia dibandingkan dengan Oprating system lainnya. Android

191 merupakan salah satu sistem handphone yang bersifat open source. Menurut Supardi, “Open source pada Android memungkinkan bagi para pengembang atau programmer untuk membuat berbagai fitur aplikasi sesuai dengan kebutuhan penggunanya.”

Sistem operasi Android yang mendukung pengembangan aplikasinya diharapkan dapat menghasilkan media pembelajaran berbasis mobile (m-learning) yang representatf. Media yang dihasilkan tidak hanya monoton dengan teks saja, tetapi juga memuat unsur-unsur multimedia audio/visual bahkan animasi yang dapat memudahkan siswa dalam memahami materi.

Proses belajar mengajar seringkali dihadapakan pada materi abstrak dan diluar pengalaman siswa sehari hari, sehingga materi menjadi sulit diajarkan oleh guru dan sulit dipahami siswa.

Daryanto (2016) Pengembangan media berbasis android ini diharapkan mampu memfasilitasi kebutuhan siswa untuk mempelajari materi tersebut setiap saat tampa ada batasan waktu dan tempat sehingga siswa dapat belajar dimanapun dan kapanpun yang diinginkan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti yang berjudul pengembangan aplikasi math mobile Learning bangun datar berbasis Android pada materi segitiga dan segiempat pelajaran matematika di tingkat SMP.

B. Metode

Tahap awal penelitian ini dilakukan di SEAMOLEC, Komplek Universitas Terbuka, Pondok cabe, Tangerang dengan periode waktu 3 Mei 2017 sampai 3 Juni 2017. Tahap kedua dilakukan di FKIP UHAMKA dan Fakultas Teknik UHAMKA yang berada di Pasar Rebo, Jakarta Timur pada bulan Juli 2017. Tahap ketiga yang dilakukan secara Online melalui Google form dengan periode pengisian angket tanggal 18 – 19 Juli 2017.

Secara umum, penelitian dan pengembangan merupakan penelitan yang bertujuan untuk menghasilkan produk baru dan menguji keefektifan produk tersebut.

Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE, yaitu model pengembangan yang terdiri dari lima tahapan yaitu, Analysis (analisis), Design (desain), Development (pengembangan), Implementation (implementasi), dan Evaluating (evaluasi), namun dalam penelitian ini dibatasi sampai tahap pengembangan. Karena pada penelitian pengembangan ini hanya menilai kelayakan produk yang dikembangkan, tidak sampai menilai keefektifan dari produk media mobile learning berbasis Android.

Sumber data yang digunakan untuk menentukan kelayakan produk dengan lembar validasi ahli materi, lembar validasi ahli media dan lembar angket pengguna telepon seluler berbasis sistem operasi android. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara angket validasi ahli dan tanggapan pengguna. Proses pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.

Data kuantitatif berupa data penilaian terhadap aplikasi yang di tinjau dari beberapa aspek dan data kualitatif berupa saran-saran yang membangun. Untuk validasi dari ahli materi, ahli media dan pengguna penilaian dilakukan dengan teknik deskriptif presentase dengan rumus:

Keterangan :

= Freskuensi yang sedang di cari presentasinya.

= Number of Cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu).

= Angka Presentase

Pengolahan data angket dilakukan dengan menggunakan skala Likert.

pemberian skor yang digunakan ditunjukan pada table 1 :

192 Tabel 1. Kriteria penilaian angket

Alternatif Jawaban Skor untuk Pernyataan Positif Negatif

Sangat Baik (SB) 4 1

Baik (B) 3 2

Tidak Baik (TB) 2 3

Sangat Tidak Baik

(STB) 1 4

Hasil penilaian dalam bentuk (%) kemudian diberikan rentang presentase dan kriteria sebagai berikut.

Tabel 2. Rentang presentase dan kriteria kelayakan media

Rentang Presentase Kriteria

80% - 100% Sangat Baik

66% - 79% Baik

56% - 65% Cukup

40% - 55% Kurang

30% - 39% Gagal

C. Hasil dan Pembahasan

Produk yang akan di uji adalah produk aplikasi android dengan format .apk yang kompatibel dengan sistem operasi android.

Berikut adalah tampilan produk yang akan di uji dan hasil dari ujicoba produk.

Gambar 2 menunjukkan tampilan Sebelum melakukan uji coba produk, berikut adalah tampilan produk yang akan diuji coba.

Gambar 2. Tampilan awal aplikasi, menu utama dan submenu

Gambar 3. Hitung luas lingkaran.

Tampilan awal salah satu menu konten hitung.

Produk di uji coba dan di validasi oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi adalah dosen matematika UHAMKA bernama Samsul Maarif, M.Pd. dan ahli media adalah dosen teknik informatika bernama Ir. Harry Ramza, MT., Ph.D.

mereka yang akan menjadi validator yang menguji aplikasi.

Berikut adalah hasil penilaian dari ahli materi.

Gambar 5. Diagram hasil penilaian aplikasi dari validator materi.

Hasil validasi dari ahli materi di dapat bahwa aplikasi Math Mobile Learning mendapat penilaian 89,29% dengan kategori sangat baik untuk aspek materi, 91,67% dengan kategori sangat baik untuk aspek pembelajaran dan 75% untuk aspek evaluasi dengan kategori baik. Total keseluruhan penilaian adalah 91,67%

untuk kategori sangat baik.

Berikut ini adalah hasil penilaian dari ahli media.

89.29% 91.67%

75%

MATERI PEMBELAJARAN EVALUASI

Garis besar

Dokumen terkait