• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus

Dalam dokumen Bab-5 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING (Halaman 136-140)

A. Tahap Prakonstruksi

1. Kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus

Kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus yang akan berlangsung, diprakirakan akan meningkatkan kebisingan di lokasi proyek dan sekitarnya. Tingkat kebisingan yang diprakirakan timbul 70 dB(A). Sesuai skala kualitas lingkungan kisaran tingkat kebisingan ini memiliki skala kualitas lingkungan jelek (skala 2). Berdasarkan pertimbangan di atas, dampak yang ditimbulkan merupakan dampak negatif sedang (-2). Skala kualitas lingkungan awal kebisingan akan mengalami penurunan dari kondisi baik skala 4) menjadi jelek (skala 2). Dengan demikian kondisi lingkungan awal yang semula baik (skala 4) dengan nilai kebisingan 55 dB(A) mengalami peningkatan menjadi 70 dB(A), yang berarti kondisi lingkungan jelek (skala 2). Hasil perhitungan terlampir.

Tingkat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak

Pada kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus ini, jumlah manusia yang akan terkena dampak ini relatif banyak, terdiri dari pekerja konstruksi, penduduk terdekat dan mereka yang membuka peluang kerja dan berusaha di sektor informal. Oleh karena itu kriteria dampaknya penting (P).

b) Luas wilayah persebaran dampak

Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan konstruksi Pelabuhan Khusus dan kompleks kilang LNG menempati areal yang luas ± 200 Ha. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak kebisingan kegiatan konstruksi Pelabuhan Khusus dan kompleks kilang LNG akan dirasakan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya sejak saat pembangunan sampai beroperasi. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P).

d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna serta biota di areal konstruksi Pelabuhan Khusus dan kompleks kilang LNG. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak

Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena kebisingan tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi, sehingga kriteria ini tidak penting (TP). f) Berbalik tidak berbaliknya dampak

Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, tingkat kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).

B. Tahap Operasi

1. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya

Prakiraan dampak pada kebisingan ketika kegiatan operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya adalah negatif sedang (-2). Angka ini berasal dari kualitas lingkungan awal baik (skala 4) dan pada saat ada kegiatan operasional, kualitas lingkungan diprakirakan menjadi jelek (skala 2). Jumlah kompresor yang ditempatkan di area Kilang LNG sebanyak 3 unit dengan kapasitas 150 MMSCFD berpotensi menimbulkan kebisingan. Satu unit kompresor mempunyai kebisingan sekitar 80 dB(A), sehingga apabila digunakan 3 unit kompresor maka kebisingan yang ditimbulkannya 84,77 dB(A) dan diprakirakan terhadap pemukiman sekitar 64-77 dB(A) (skala 2). Berdasarkan hal tersebut, maka nilai tersebut termasuk dalam skala kualitas lingkungan jelek (skala 2). Dengan demikian kondisi lingkungan awal yang semula baik (skala 4)

dengan nilai kebisingan 55 dB(A) akan mengalami peningkatan kebisingan saat kegiatan operasional kilang dan Pelabuhan Khusus yaitu sebesar 64,81 dB(A) dengan kondisi lingkungan jelek (skala 2) sehingga kondisi kualitas lingkungan mengalami penurunan dari baik (skala 4) menjadi jelek (skala 2).

Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia terkena dampak

Pada tahap operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya kebisingan hanya berdampak terhadap manusia yang bekerja di kilang LNG dan Pelabuhan Khusus. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak

Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan ini berlangsung di area yang cukup luas sekitar 200 Ha.

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak kegiatan operasional kilang LNG dan Pelabuhan Khusus akan dirasakan oleh selama operasioanal kilang LNG dan Pelabuhan Khusus berlangsung. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P).

d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah flora dan fauna disekitar lokasi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus yang cukup luas. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak

Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kebisingan tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).

f) Berbalik tidak berbaliknya dampak

Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional kilang LNG dan Pelabuhan Khusus selesai, kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).

C. Tahap Pasca Operasi

1. Penghentian operasi Kilang LNG

Pada tahap pasca operasi, kegiatan operasi telah berhenti akan mempunyai dampak positif terhadap kebisingan. Dari prakiraan dampak yang terjadi diperkirakan akan mempunyai besaran dampak yang semula skala kualitas lingkungannya jelek (skala 2) dengan tingkat kebisingan sekitar 64-77 dB(A) akan mengalami perubahan menjadi sedang (skala 3) dengan tingkat kebisingan sekitar 63-71 dB(A), sehingga besaran dampak positif kecil (+1).

Derajat kepentingan dampak: a) Jumlah manusia terkena dampak

Pada tahap penghentian operasi kilang LNG akan hanya berdampak terhadap manusia yang bekerja di kilang LNG. Oleh karena itu kriteria dampaknya tidak penting (TP).

b) Luas wilayah persebaran dampak

Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan ini berlangsung di area yang cukup luas sekitar 300 Ha.

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak penghentian operasi kilang LNG akan dirasakan selamanya dan tingkat kebisingan akan menjadi lebih baik. Oleh karena itu maka kriteria ini tidak penting (TP).

d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak adalah flora dan fauna disekitar lokasi kilang LNG yang cukup luas. Dengan demikian dari segi komponen lingkungan terkena dampak adalah penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak

Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena parameter kebisingan tidak akan mengalami bioakumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).

f) Berbalik tidak berbaliknya dampak

Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan operasional kilang LNG selesai, tingkat kebisingan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP).

5.2.1.3. Kualitas Air Permukaan A. Tahap Konstruksi

1. Kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus

Kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus yang akan berlangsung sementara, diprakirakan akan menurunkan kualitas air sungai akibat tumpahan tidak sengaja jenis material dan bahan bakar dan limbah air hidrotest, pembersihan peralatan sebelum komisioning yang dialirkan ke sungai kemungkinan akan menurunkan kualitas air sungai di sekitar kegiatan. Prakiraan dampak pada kualitas air permukaan ketika kegiatan konstruksi BS dan GPF adalah negatif sedang (-2). Angka ini berasal dari

kualitas lingkungan air permukaan/sungai awal baik (skala 4) dimana kekeruhan 6-20 NTU, pada saat ada kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus, kualitas air permukaan turun menjadi jelek (skala 2) yang diakibatkan dari peningkatan kekeruhan dengan nilai sekitar 45-90 NTU.

Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia terkena dampak

Pada kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus ini, jumlah manusia yang akan terkena dampak ini relatif banyak, terdiri dari pekerja konstruksi, penduduk terdekat dan mereka yang membuka peluang kerja dan berusaha di sektor informal. Oleh karena itu kriteria dampaknya penting (P).

b) Luas wilayah persebaran dampak

Luas wilayah persebaran dampak bersifat penting (P), karena kegiatan kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus menempati areal yang luas sekitar 200 Ha. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak kegiatan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus akan dirasakan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya sejak saat pembangunan sampai beroperasi. Oleh karena itu maka kriteria ini penting (P).

d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah flora dan fauna yang hidup di sungai serta biota laut sekitar area konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus. Oleh karena itu kriteria dampak ini penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak

Dampak tidak akan mengalami kumulatif karena tidak akan mengalami bio-akumulasi maupun biomagnifikasi. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). f) Berbalik tidak berbaliknya dampak

Dampak akan berbalik, yaitu setelah kegiatan ini selesai, kualitas air permukaan akan kembali seperti sediakala. Oleh karena itu kriteria ini tidak penting (TP). B. Tahap Pasca Operasi

Dalam dokumen Bab-5 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING (Halaman 136-140)

Garis besar

Dokumen terkait