• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyaluran kondesat dan sulfur dengan transportasi darat (1) Gangguan kelancaran lalulintas

Dalam dokumen Bab-5 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING (Halaman 41-44)

C. Tahap Pasca Operasi

1. Penyaluran kondesat dan sulfur dengan transportasi darat (1) Gangguan kelancaran lalulintas

Bangkitan arus lalulintas selama tahap operasii yang diakibatkan oleh lalulintas angkutan kondensat akan menyebabkan tundaan lalulintas, khususnya di ruas jalan yang menghubungkan Kintom-Batui-Toili. Diperkirakan lalulintas angkutan tersebut yang melintas maksimum sebesar 20 kendaraan/jam atau 200 kendaraan/hari, maka kinerja ruas jalan adalah sebagai berikut:

Tabel 5.6. Kinerja Ruas Jalan Kintom-Batui-Toili-Toili Barat Jam sibuk RLA

Ada Kegiatan Penyaluran Kondesat

dan Sulfur dengan transportasi darat Selisih DS

DS1 V (smp/j) (smp/j)C (V/C)DS2 Ruas Kintom-Batui Pagi 0,060 148 2406 0,14 0,080 Siang 0,036 136 2552 0,12 0,840 Sore 0,020 84 2574 0,07 0,050 Ruas Batui-Toili Pagi 0,035 132 2406 0,055 0,020 Siang 0,029 116 2552 0,045 0,016 Sore 0,016 84 2574 0,033 0,017

Ruas Toili-Toili Barat

Pagi 0,0282 114 2406 0,047 0,0118

Siang 0,0198 92 2552 0,036 0,0162

Sore 0,0137 76 2574 0,030 0,0163

Sumber: Pengolahan data lapangan dengan MKJI,tahun 2007

Dari hasil hitungan di atas dapat diperkirakan bahwa adanya tambahan lalulintas kendaraan pengangkut kondensat mempunyai pengaruh sangat kecil terhadap perubahan kinerja ruas jalan atau tidak mengubah skala kualitas lingkungan pada parameter kelancaraan lalulintas. Dengan demikian besaran dampaknya adalah nihil (besaran dampak nol).

(2) Gangguan keselamatan berlalulintas

Dengan adanya pengangkutan kondesat lewat jalan darat, Diperkirakan akan ada penambahan jumlah kendaraan menjadi 1029 kendaraan/hari dan peningkatan jumlah kejadian kecelakaan bila tidak dikelola dengan baik sebesar 3 (tiga) kejadian/tahun yang merupakan akumulasi dari berbagai kegiatan selama tahap konstruksi.

) kecelakaan rawan 1/sangat (skala 7,9 365 x 1029 6 10 x 3 i TKR  

Berdasarkan hasil hitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa skala kualitas lingkungan untuk parameter keselamatan pengguna jalan setelah ada bangkitan kendaraan pengangkut kondesat akan menurunkan skala kualitas lingkungan parameter keselamatan pengguna jalan yang semula skala 3 (agak rawan kecelakaan) menjadi skala 1 (sangat rawan kecelakaan), sehinga besaran dampaknya menjadi – 2 (negatif 2).

Hal ini disebabkan oleh faktor sebagai berikut:

Pertumbuhan lalulintas yang akan datang dan adanya kegiatan industri lainnya yang tercampur dalam arus lalulintas di ruas jalan yang sama.

Peningkatan aktivitas di sekitar jalan sesuai dengan perkembangan wilayah dan kegiatan berusahan.

Pertumbuhan penduduk yang beraktivitas dan bermukim di sekitar jalan yang dilalui oleh angkutan kondensat, sehingga rawan konflik dengan pejalan kaki. Berdasarkan tingkat kepentingan dampak dapat diuraikan sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang terkena dampak

Manusia yang akan terkena dampak dari adanya manuver kendaraan pengangkut kondensat adalah pengguna jalan yang dilalui oleh angkutan tersebut. Kondisi rona awal sudah pada kategori agak rawan kecelakaan, sehingga dikhawatirkan adanya kendaraan berat tersebut akan menambah tingkat kerawanan terhadap kecelakaan, sehingga dampak yang terjadi menjadi penting (P).

b) Luas wilayah sebaran dampak

Daerah yang akan terkena dampak akibat adanya kegiatan pengangkutan kondensat adalah seluruh jalan sepanjang lebih dari 30 km, sehingga dampak yang terjadi menjadi penting (P).

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Gangguan yang diakibatkan oleh adanya pengangkutan kondensat selama tahap konstruksi, maka dampak yang ditimbulkan penting (P).

d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak

Adanya mobilisasi peralatan menuju ke lokasi tapak proyek berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga dampak negatif ditimbulkan dianggap penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak lingkungan

Kegiatan transportasi akibat mobilisasi kendaraan pengangkut kondensat hanya berdampak sesaat saja, sehingga dampak yang terjadi dianggap tidak penting (TP).

f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak yang ditimbulkan oleh adanya intensitas kegiatan angkutan kondensat yang melakukan manuver di jalan raya hanya bersifat sementara, yaitu pada saat kendaraan angkutan akan melintas kawasan di sekitar jalan. Dengan demikian dampak yang terjadi tidak penting (TP).

(3) Kerusakan jalan dan jembatan

Kondisi jalan dan jembatan saat ini secara umum masih baik, namun pada tempat-tempat tertentu rawan terhadap longsor dan stabilitas badan jalan. Kerusakan jalan dan jembatan umumnya diakibatkan oleh adanya faktor alam (banjir) di musim penghujan. Pengangkutan kondensat lewat jalan darat akan melalui jembatan dan jalan kabupaten maupun provinsi (klas IIIa dan III b) dengan kekuatan maksimum 8 ton. Diprakirakan jembatan lama dan jalan tersebut akan mengalami kerusakan. Hal ini disebabkan perkerasan jalan tidak mampu mendukung beban kendaraan yang tinggi (MST > 10 ton). Muatan sumbu terberat kendaraan yang melampui daya dukung perkerasan jalan, dapat mengakibatkan jalan menjadi bergelombang (Skala 1/sangat jelek). Hal ini didasarkan kenyataan di lapangan, yaitu pada umumnya badan jalan sangat labil akibat muka air tanah yang tinggi.

Dengan demikian demikian skala kualitas tingkat kerusakan jalan yang semula skala 3 (sedang) akan turun menjadi skala 1 (sangat jelek), sehingga besaran dampaknya menjadi – 2 (negatif 2).

Berdasarkan tingkat kepentingan dampak akibat kegiatan pengangkutan kondensat lewat jalan darat, dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Jumlah manusia yang terkena dampak

Manusia yang akan terkena dampak adalah pengguna jalan yang kebetulan melalui ruas jalan yang digunakan sebagai rute pengangkutan kondensat. Kerusakan jalan akan mengakibatkan ketidaknyamanan pengguna jalan lain, sehingga dampak yang terjadi dapat dianggap penting (P).

b) Luas wilayah sebaran dampak

Daerah yang akan terkena dampak berada di wilayah Kintom dan Batui sehingga bila terjadi kerusakan jembatan dan jalan akan memutuskan/ mengganggu jalur transportasi di ruas tersebut, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Pengangkutan kondensat ini dilakukan selama kegiatan operasional, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).

d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak

Adanya mobilitas kendaraan pengangkut kondensat yang keluar masuk lokasi tapak proyek berdampak pada komponen lain, yaitu keresahan khususnya bagi pengguna jalan lain (gangguan kenyamanan dan rawan kecelakaan), sehingga dampak negatif ditimbulkan dianggap penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak lingkungan

Kerusakan jalan/jembatan apabila tidak segera diperbaiki akan bertambah besar/bersifat akumulatif, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).

f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Kerusakan jalan/jembatan tidak dapat kembali seperti semula sebelum ada perbaikan jalan, sehingga dampak yang terjadi dianggap penting (P).

C. Tahap Pasca Operasi

1. Pembongkaran dan Demobilisasi peralatan

Dalam dokumen Bab-5 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING (Halaman 41-44)

Garis besar

Dokumen terkait