• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerimaan tenaga kerja setempat

Dalam dokumen Bab-5 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING (Halaman 93-106)

B. Tahap Pasca Operasi 1. Revegetasi

2. Penerimaan tenaga kerja setempat

Kegiatan penerimaan tenaga kerja potensial menimbulkan dampak negatif terhadap proses sosial yang ada dalam masyarakat. Selama ini terdapat sekitar 12.848 orang penduduk lokal yang masih menganggur atau mencari pekerjaan. Berbagai kegiatan konstruksi pada bagian hulu ini memberikan kesempatan kerja untuk 268 orang yang

meliputi 111 orang tenaga skill dan 157 orang lainnya sebagai tenaga unskill. Warga masyarakat yang tidak dapat diterima bekerja pada proyek akan merasa cemburu dan tidak puas terhadap penduduk yang dapat diterima bekerja, baik yang berasal dari daerah setempat maupun dari luar daerah. Jika diasumsikan bahwa seluruh tenagaskill yang tertampung proyek berasal dari luar daerah, maka persentase penduduk lokal yang dapat diterima bekerja pada proyek sebagai tenaga unskilladalah sekitar 1,22% terhadap total pencari kerja.

Sementara itu rasa tidak puas dan kecemburuan juga muncul dari penduduk lokal yang diterima bekerja pada proyek terhadap para tenaga kerja skill yang umumnya berasal dari luar daerah. Pekerja lokal akan merasa diperlakukan tidak adil karena jumlah tenaga skill cukup banyak (41,42%) dengan tingkat penghasilan yang jauh lebih tinggi dibandingkan pekerja lokal. Mereka umumnya masih akan beranggapan bahwa merekalah yang lebih berhak menikmati semua ini dibandingkan para pendatang. Kondisi ini pada akhirnya akan memicu terjadinya ketidakharmonisan hubungan sosial bahkan konflik dalam masyarakat. Pola hubungan sosial dalam masyarakat yang selama ini terjalin baik (skala 4) akan dapat berubah menjadi tidak harmonis, baik itu antara warga masyarakat yang tidak dapat diterima bekerja dengan warga masyarakat yang dapat diterima bekerja, maupun antara para pekerja pendatang dengan pekerja lokal. Kondisi ini akan menyebabkan munculnya ketidakharmonisan hubungan sosial dalam masyarakat. Namun mengingat bahwa jumlah total tenaga kerja konstruksi ini memang relatif sedikit dan relatif proporsional antara tenaga kerja pendatang dengan tenaga kerja lokal, diprakirakan gangguan proses sosial yang ada relatif kecil yakni kurang dari 20% atau dengan besaran dampak -1, sehingga kondisi proses sosial dalam masyarakat yang selama ini baik (4) akan berubah menjadi sedang (3).

Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak

Jumlah tenaga kerja yang direkrut untuk berbagai aktivitas konstruksi di bagian hulu adalah 268 orang, yang meliputi tenaga skill 41,42%, dan unskill 58,58%. Kondisi ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat yang kebetulan tidak dapat diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan juga terjadi diantara para pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu antara tenaga lokal dengan tenaga pendatang. Namun mengingat proporsi tenaga kerja lokal yang diterima lebih besar dibandingkan dengan tenaga pendatang, maka diprakirakan gangguan proses sosial yang ada relatif kecil. Bobot dampaknya tidak penting (TP).

b) Luas wilayah persebaran dampak

Dalam kegiatan ini dampaknya meluas tidak hanya terkonsentrasi di tapak proyek. Bobot dampaknya tidak penting (P).

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak relatif kecil dan dampak tidak akan berlangsung lama, karena umumnya masyarakat lokal bersifat terbuka terhadap pendatang sehingga gangguan proses sosial yang ada mudah dipulihkan. Kategori dampaknya termasuk tidak penting (TP).

d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari adanya ketidakharmonisan hubungan sosial dalam masyarakat akibat kegiatan penerimaan tenaga kerja adalah kemungkinan munculnya kerawanan sosial dan ganguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak

Dampak kegiatan ini terhadap proses sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat tidak bersifat kumulatif karena hubungan sosial dalam masyarakat ini dapat diperbaiki melalui komunikasi yang intensif, baik diantara para pekerja pendatang dengan penduduk lokal maupun antara penduduk lokal yang terekrut sebagai tenaga kerja dengan penduduk lain yang tidak terekrut. Oleh karena itu bobot dampaknya tidak penting (TP).

f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak gangguan proses sosial dalam masyarakat akibat dari kegiatan penerimaan tenaga kerja ini bila dlihat dari sifat berbalik atau tidak berbalik dampak dapat dikategorikan tidak penting (TP) karena gangguan proses sosial yang terjadi dapat dipulihkan.

B. Tahap Konstruksi

1. Kegiatan konstruksi BS dan GPF

Kegiatan ini akan melibatkan sebanyak 112 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga skill sebanyak 39 orang danunskillsebanyak 73 orang. Kondisi ini berdampak terhadap proses sosial atau pola hubungan sosial dalam masyarakat. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat masih banyaknya penduduk lokal yang menganggur dan tidak tertampung proyek. Sementara itu tenagaskill yang terlibat juga cukup banyak yakni sekitar 34,82% dari total tenaga kerja yang dibutuhkan, dan dipastikan tenaga skill tersebut akan

didominasi oleh tenaga kerja dari luar daerah. Para tenaga skill dengan tingkat penghasilan yang besar diprakirakan akan mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah yang diduga akan dapat menyebabkan munculnya kecemburuan dan kesenjangan sosial yang mengarah terjadinya ketidak-harmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya. Hubungan sosial yang semula relatif dekat dan erat akan dapat berubah dengan sering munculnya saling kecurigaan yang pada akhirnya dapat memunculkan konflik sosial. Diprakirakan terdapat sekitar 40% penduduk, khususnya para pencari kerja, yang merasakan adanya ketidakharmonisan dalam pola hubungan sosial antar warga masyarakat. Perubahan pola interaksi sosial ini cukup besar (-2), sehingga kondisi proses sosial yang semula baik (4) karena keharmonisan hubungan sosial dialami lebih dari 75% penduduk, akan turun menjadi buruk atau mempunyai skala 2.

Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak

Tenaga kerja lokal yang terlibat dalam kegiatan ini umumnya adalah sebagai tenaga unskill dan itupun hanya sekitar 0,57% dari total pencari kerja di wilayah studi. Kondisi ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat yang kebetulan tidak dapat diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan juga terjadi diantara para pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu antara tenaga lokal dengan tenaga pendatang. Kondisi ini akan memunculkan gangguan proses sosial yang diprakirakan akan dialami oleh sekitar 40% warga masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).

b) Luas wilayah persebaran dampak

Gangguan proses sosial tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar tapak proyek saja tetapi juga warga masyarakat di beberapa kecamatan wilayah studi. Luas persebaran dampak kegiatan ini termask kategori penting (P).

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak cukup besar karena gangguan proses sosial dirasakan oleh banyak warga masyarakat dan dampak dapat berlangsung cukup lama sepanjang masa konstruksi. Bobot dampak termasuk dalam kategori dampak penting (P). d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak

Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak dari terganggunya proses sosial adalah kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampak termasuk kategori penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak

Mengingat masyarakat lokal pada dasarnya bersifat terbuka terhadap pendatang dan mudah untuk diajak diskusi/komunikasi, maka dampak ini tidak akan terakumulasi. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk tidak penting (TP). f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak gangguan proses sosial yang ada dapat dipulihkan, sehingga dampak termasuk dalam kategori tidak penting (TP).

2. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas melalui SM Bakiriang (1) Secara normal drilling dan sejajar jalan provinsi

Kegiatan ini akan melibatkan sebanyak 156 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga skill sebanyak 72 orang dan unskill sebanyak 84 orang. Kondisi ini berdampak terhadap proses sosial atau pola hubungan sosial dalam masyarakat. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat masih banyaknya penduduk lokal yang menganggur dan tidak tertampung proyek. Sementara itu tenaga skill yang terlibat juga cukup banyak yakni sekitar 46,15% dari total tenaga kerja yang dibutuhkan, dan dipastikan tenaga skill tersebut akan didominasi oleh tenaga kerja dari luar daerah. Para tenaga skill dengan tingkat penghasilan yang besar diprakirakan akan mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah yang diduga akan dapat menyebabkan munculnya kecemburuan dan kesenjangan sosial yang mengarah terjadinya ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya. Hubungan sosial yang semula relatif dekat dan erat akan dapat berubah dengan sering munculnya saling kecurigaan yang pada akhirnya dapat memunculkan konflik sosial. Diprakirakan terdapat sekitar 40% penduduk, khususnya para pencari kerja, yang merasakan adanya ketidakharmonisan dalam pola hubungan sosial antar warga masyarakat. Perubahan pola interaksi sosial ini negatif sedang (-2), sehingga kondisi proses sosial yang semula baik (4) karena keharmonisan hubungan sosial dirasakan lebih dari 75% penduduk, akan turun menjadi buruk atau mempunyai skala 2.

Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak

Tenaga kerja lokal yang terlibat dalam kegiatan ini umumnya adalah sebagai tenagaunskill dan itupun hanya sekitar 0,65% dari total pencari kerja di wilayah

studi. Kondisi ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat yang kebetulan tidak dapat diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan juga terjadi diantara para pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu antara tenaga lokal dengan tenaga pendatang. Kondisi ini akan memunculkan gangguan proses sosial yang diprakirakan akan dialami oleh sekitar 40% warga masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).

b) Luas wilayah persebaran dampak

Gangguan proses sosial tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar tapak proyek saja tetapi juga warga masyarakat di beberapa kecamatan wilayah studi. Luas persebaran dampak kegiatan ini termask kategori penting (P).

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak cukup besar karena gangguan proses sosial dirasakan oleh banyak warga masyarakat dan dampak dapat berlangsung cukup lama sepanjang masa konstruksi. Bobot dampak termasuk dalam kategori dampak penting (P).

d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak

Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak dari terganggunya proses sosial adalah kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampak termasuk kategori penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak

Mengingat masyarakat lokal pada dasarnya bersifat terbuka terhadap pendatang dan mudah untuk diajak diskusi/komunikasi, maka dampak ini tidak akan terakumulasi. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk tidak penting (TP).

f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak gangguan proses sosial yang ada dapat dipulihkan, sehingga dampak termasuk dalam kategori tidak penting (TP).

(2) SecaraHorizontal Directional Drilling(HDD)

Kegiatan ini akan melibatkan sebanyak 156 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga skill sebanyak 72 orang dan unskill sebanyak 84 orang. Kondisi ini berdampak terhadap proses sosial atau pola hubungan sosial dalam masyarakat. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat masih banyaknya penduduk lokal yang menganggur dan tidak

tertampung proyek. Sementara itu tenaga skill yang terlibat juga cukup banyak yakni sekitar 46,15% dari total tenaga kerja yang dibutuhkan, dan dipastikan tenaga skill tersebut akan didominasi oleh tenaga kerja dari luar daerah. Para tenaga skill dengan tingkat penghasilan yang besar diprakirakan akan mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah yang diduga akan dapat menyebabkan munculnya kecemburuan dan kesenjangan sosial yang mengarah terjadinya ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya. Hubungan sosial yang semula relatif dekat dan erat akan dapat berubah dengan sering munculnya saling kecurigaan yang pada akhirnya dapat memunculkan konflik sosial. Diprakirakan terdapat lebih dari 40% penduduk, khususnya para pencari kerja, yang merasakan adanya ketidakharmonisan dalam pola hubungan sosial antar warga masyarakat. Besaran dampak terhadap pola interaksi sosial adalah negatif sedang (-2), sehingga kondisi proses sosial yang semula baik (4) karena keharmonisan hubungan sosial dialami oleh lebih dari 75% penduduk, akan turun menjadi buruk atau mempunyai skala 2.

Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak

Tenaga kerja lokal yang terlibat dalam kegiatan ini umumnya adalah sebagai tenaga unskill dan itupun hanya sekitar 0,65% dari total pencari kerja di wilayah studi. Kondisi ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat yang kebetulan tidak dapat diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan juga terjadi diantara para pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu antara tenaga lokal dengan tenaga pendatang. Kondisi ini akan memunculkan gangguan proses sosial yang diprakirakan akan dialami oleh sekitar 40% warga masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).

b) Luas wilayah persebaran dampak

Gangguan proses sosial tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar tapak proyek saja tetapi juga warga masyarakat di beberapa kecamatan wilayah studi. Luas persebaran dampak kegiatan ini termask kategori penting (P).

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak cukup besar karena gangguan proses sosial dirasakan oleh banyak warga masyarakat dan dampak dapat berlangsung cukup lama sepanjang masa konstruksi. Bobot dampak termasuk dalam kategori dampak penting (P).

d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak

Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak dari terganggunya proses sosial adalah kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampak termasuk kategori penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak

Mengingat masyarakat lokal pada dasarnya bersifat terbuka terhadap pendatang dan mudah untuk diajak diskusi/komunikasi, maka dampak ini tidak akan terakumulasi. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk tidak penting (TP).

f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak gangguan proses sosial yang ada dapat dipulihkan, sehingga dampak termasuk dalam kategori tidak penting (TP).

(3) Melalui jalur laut

Kegiatan ini akan melibatkan sebanyak 156 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga skill sebanyak 72 orang dan unskill sebanyak 84 orang. Kondisi ini berdampak terhadap proses sosial atau pola hubungan sosial dalam masyarakat. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat masih banyaknya penduduk lokal yang menganggur dan tidak tertampung proyek. Sementara itu tenaga skill yang terlibat juga cukup banyak yakni sekitar 46,15% dari total tenaga kerja yang dibutuhkan, dan dipastikan tenaga skill tersebut akan didominasi oleh tenaga kerja dari luar daerah. Para tenaga skill dengan tingkat penghasilan yang besar diprakirakan akan mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah yang diduga akan dapat menyebabkan munculnya kecemburuan dan kesenjangan sosial yang mengarah terjadinya ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya. Hubungan sosial yang semula relatif dekat dan erat akan dapat berubah dengan sering munculnya saling kecurigaan yang pada akhirnya dapat memunculkan konflik sosial. Diprakirakan terdapat lebih dari 40% penduduk, khususnya para pencari kerja, yang merasakan adanya ketidakharmonisan dalam pola hubungan sosial antar warga masyarakat. Perubahan pola interaksi sosial ini negatif sedang (-2), sehingga kondisi proses sosial yang semula baik (4) karena keharmonisan hubungan sosial dialami lebih dari 75% penduduk akan turun menjadi buruk atau mempunyai skala 2.

Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak

Tenaga kerja lokal yang terlibat dalam kegiatan ini umumnya adalah sebagai tenaga unskill dan itupun hanya sekitar 0,65% dari total pencari kerja di wilayah studi. Kondisi ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat yang kebetulan tidak dapat diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan juga terjadi diantara para pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu antara tenaga lokal dengan tenaga pendatang. Kondisi ini akan memunculkan gangguan proses sosial yang dialami oleh sekitar 40% warga masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).

b) Luas wilayah persebaran dampak

Gangguan proses sosial tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar tapak proyek saja tetapi juga warga masyarakat di beberapa kecamatan wilayah studi. Luas persebaran dampak kegiatan ini termask kategori penting (P).

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak cukup besar karena gangguan proses sosial dirasakan oleh banyak warga masyarakat dan dampak dapat berlangsung cukup lama sepanjang masa konstruksi. Bobot dampak termasuk dalam kategori dampak penting (P).

d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak

Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak dari terganggunya proses sosial adalah kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampak termasuk kategori penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak

Mengingat masyarakat lokal pada dasarnya bersifat terbuka terhadap pendatang dan mudah untuk diajak diskusi/komunikasi, maka dampak ini tidak akan terakumulasi. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk tidak penting (TP).

f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak gangguan proses sosial yang ada dapat dipulihkan, sehingga dampak termasuk dalam kategori tidak penting (TP).

C. Tahap Operasi

1. Penerimaan tenaga kerja

Kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk berbagai aktivitas operasional akan melibatkan sebanyak 198 orang yang meliputi tenaga skill sebanyak 152 orang (76,77%) dan tenaga unskill sebanyak 46 orang atau sekitar 23,23%. Diprakirakan penduduk lokal hanya akan dapat mengisi kesempatan kerja sebagai tenaga unskill dan inipun hanya dapat diraih oleh 0,36% pencari kerja yang ada di wilayah hulu. Kondisi ini berdampak terhadap proses sosial atau pola hubungan sosial dalam masyarakat. Sementara itu tenaga skill yang terlibat juga lebih banyak dibandingkan dengan tenaga unskill, dan dipastikan tenagaskill tersebut akan didominasi oleh tenaga kerja dari luar daerah. Para tenaga skill dengan tingkat penghasilan yang besar diprakirakan akan mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah yang diduga akan dapat menyebabkan munculnya kecemburuan dan kesenjangan sosial yang mengarah terjadinya ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya. Hubungan sosial yang semula relatif dekat dan erat akan dapat berubah dengan sering munculnya saling kecurigaan yang pada akhirnya dapat memunculkan konflik sosial. Diprakirakan terdapat sekitar 40% penduduk yang akan merasakan adanya ketidakharmonisan dalam pola hubungan sosial antar warga masyarakat atau besaran dampaknya adalah negatif sedang (-2). Dengan demikian kondisi proses sosial yang semula baik (4) karena keharmonisan hubungan sosial dialami lebih dari 75% penduduk, akan turun menjadi buruk atau mempunyai skala 2. Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut:

a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak

Jumlah tenaga kerja yang diterima untuk berbagai aktivitas operasional adalah 198 orang, yang pada umumnya (76,77%) merupakan tenaga skill. Kondisi ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat yang kebetulan tidak dapat diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan juga terjadi diantara para pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu antara tenaga lokal dengan tenaga pendatang. Kondisi ini akan memunculkan gangguan proses sosial yang dirasakan cukup banyak (sekitar 40%) oleh warga masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).

b) Luas wilayah persebaran dampak

Dalam kegiatan ini dampaknya meluas tidak hanya terkonsentrasi di tapak proyek. Bobot dampaknya penting (P).

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak cukup besar dan dampak akan berlangsung lama, sehingga bobot dampaknya termasuk kategori penting (P).

d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat terganggunya proses sosial adalah kemungkinan adanya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak

Dampak kegiatan ini terhadap proses sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat tidak bersifat kumulatif karena hubungan sosial dalam masyarakat ini dapat diperbaiki melalui komunikasi yang intensif diantara para pekerja pendatang dengan penduduk lokal. Oleh karena itu bobot dampaknya tidak penting (TP).

f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak gangguan proses sosial dalam masyarakat akibat dari kegiatan penerimaan tenaga kerja ini dikategorikan tidak penting (TP) karena gangguan proses sosial yang terjadi dapat dipulihkan.

2. Kegiatan operasi produksi di GPF

Kegiatan operasional 2 fasilitas produksi gas di GPF potensial menimbulkan dampak negatif terhadap proses sosial yang ada dalam masyarakat. Kondisi ini dipicu dengan adanya kesempatan kerja untuk 52 orang namun umumnya (54%) didominasi oleh tenaga kerja dengan keahlian tertentu. Warga masyarakat yang umumnya tidak memiliki keahlian atau ketrampilan di bidang pengembangan gas diprakirakan akan merasa cemburu terhadap para pendatang yang justru dapat mengisi kesempatan kerja yang ada di wilayah mereka. Pola hubungan sosial dalam masyarakat yang selama ini terjalin baik (skala 4) karena keharmonisan hubungan sosial dialami lebih dari 75% penduduk akan dapat berubah menjadi kurang harmonis khususnya antara para pekerja pendatang dengan penduduk lokal. Namun mengingat jumlah tenaga kerja yang terlibat di sini relatif sangat kecil, maka diprakirakan gangguan proses sosial akan dialami kurang dari 20% warga masyarakat atau besaran dampaknya adalah negatif kecil (-1) sehingga kondisi proses sosial akan berubah menjadi sedang (3).

Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak

Dalam kegiatan penerimaan tenaga kerja ini akan direkrut sebanyak 52 orang tenaga kerja yang umumnya mempunyai keahlian tertentu. Dipastikan bahwa para tenaga kerja ini umumnya berasal dari luar daerah. Kondisi ini akan menimbulkan kecemburuan bagi warga masyarakat lokal yang tidak direkrut dalam tahap operasi

Dalam dokumen Bab-5 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING (Halaman 93-106)

Garis besar

Dokumen terkait