• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembongkaran dan demobilisasi peralatan

Dalam dokumen Bab-5 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING (Halaman 120-123)

A. Tahap Prakonstruksi

1. Pembongkaran dan demobilisasi peralatan

Kegiatan pembongkaran dan demobilisasi peralatan sehubungan dengan berakhirnya proses operasi produksi gas akan dilakukan melalui jalur transportasi yang ada. Kegiatan ini akan menimbulkan dampak berupa sikap dan persepsi negatif masyarakat sebagai akibat meningkatnya kadar debu di udara, kebisingan, adanya kerusakan jalan, gangguan lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas. Namun mengingat aktivitas pembongkaran dan demobilisasi peralatan dilakukan tidak secara serentak dan intensitasnya kecil, maka diprakirakan hanya terdapat sekitar 8% warga masyarakat yang mempunyai sikap dan persepsi negatif terhadap proyek atau mempunyai besaran negatif kecil (-1). Dengan demikian sikap dan persepsi negatif masyarakat yang selama ini kualitasnya baik (4) karena respon negatif hanya ditunjukkan oleh sekitar 20% warga masyarakat, akan turun menjadi sedang dengan skala 3.

Derajat kepentingan dampak

a) Jumlah manusia terkena dampak

Jumlah penduduk lokal yang akan terkena dampak kegiatan pembongkaran dan demobilisasi peralatan diprakirakan tidak banyak yakni kurang lebih 8% karena aktivitas demobilisasi akan dilakukan melalui jalur transportasi yang selama ini relatif jarang terdapat permukiman di kanan-kirinya. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat tidak penting (TP).

b) Luas wilayah persebaran dampak

Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan tidak penting (TP) karena sentra permukiman yang berada di sepanjang jalur demobilisasi relatif sangat sedikit. c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak relatif kecil dan dampak akan berlangsung dalam kurun waktu tertentu atau bersifat sementara. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP).

d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat adalah kemungkinan adanya konflik dan renggangnya hubungan sosial dalam masyarakat. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak

Dampak dari adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat tidak bersifat kumulatif mengingat diprakirakan akan terdapat berbagai upaya pengelolaan dampak. Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP).

f) Berbalik tidak berbaliknya dampak

Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bilamana berbagai upaya pengelolaan dapat dilaksanakan sehingga dapat mengurangi sikap dan persepsi negatif masyarakat yang ada. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).

2. Penglepasan tenaga kerja

Sehubungan dengan berakhirnya kontrak kerja para karyawan proyek akan memunculkan persepsi negatif masyarakat. Diprakirakan dampak yang akan muncul adalah pengangguran baik pada karyawan yang selama ini terlibat langsung maupun tidak langsung dengan proyek yakni melalui kontraktor-kontraktor lokal ataupun berbagai jasa yang selama ini mendapat peluang berusaha, seperti warung makan, toko kelontong, cleaning service, dan lain sebagainya. Sikap dan persepsi masyarakat yang semula baik (4) karena hanya sekitar 21% penduduk yang mengkhawatirkan adanya dampak negatif proyek, akan turun menjadi buruk (2) dengan meningkatnya persentase kekhawatiran menjadi sekitar 74% saat penglepasan tenaga kerja diterapkan. Dengan demikian perubahan dampak yang ditimbulkan adalah sekitar 53% atau besaran dampaknya adalah negatif sedang (-2). Derajat kepentingan dampak:

a) Jumlah manusia terkena dampak

Jumlah penduduk lokal yang akan kehilangan kesempatan kerja sebagai akibat adanya kegiatan penglepasan tenaga kerja cukup banyak, yakni sekitar 53% yang meliputi para tenaga kerja yang selama ini terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proyek melalui kontraktor-kontraktor yang ada. Oleh karena itu bobot dampaknya bersifat penting (P).

b) Luas wilayah persebaran dampak

Luas wilayah persebaran dampak dikategorikan penting (P) karena dampak relatif tidak hanya dialami oleh penduduk di sekitar tapak proyek saja, tetapi juga penduduk lain di sekitarnya.

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak relatif kecil dan dampak bersifat sementara atau berlangsung dalam kurun waktu tertentu saja sampai penduduk lokal mendapatkan kembali kesempatan kerja. Oleh karena itu sifat dampak menjadi tidak penting (TP).

d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dengan adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat adalah kemungkinan munculnya kerawanan sosial dan gangguan kamtibmas. Dengan demikian sifat dampaknya adalah penting (P). e) Sifat kumulatif dampak

Dampak sikap dan persepsi negatif masyarakat tidak bersifat kumulatif mengingat diprakirakan warga masyarakat akan dapat memperoleh kesempatan kerja kembali. Bobot dampak dikategorikan tidak penting (TP).

f) Berbalik tidak berbaliknya dampak

Dampak yang ada dapat berbalik atau dipulihkan, bila suatu saat penduduk lokal yang telah hilang kesempatan kerjanya dapat kembali bekerja. Dengan demikian bobot dampaknya adalah tidak penting (TP).

5.1.4. Komponen Kesehatan Masyarakat 5.1.4.1. Sanitasi Lingkungan

A. Tahap Konstruksi

1. Konstruksi BS dan GPF

Selama masa konstruksi kemungkinan berpotensi menurunkan kualitas sanitasi lingkungan yang disebabkan kurang terpenuhinya kebutuhan air bersih, MCK, dan adanya sampah padat maupun cair yang bertebaran di tempat-tempat tertentu. Sehingga kondisi sanitasi lingkungan akan memburuk dan mejadikan tempat tersebut menjadi kumuh, sehingga terjadi penurunan kualitas sanitasi menjadi buruk (1) dari kondisi semula yang kualitasnya sedang (3) karena masih sekitar 16,20% penduduk yang melakukan BAB di lingkungan dan umumnya penduduk belum mempunyai saluran pembuangan air limbah (SPAL). Dengan demikian besaran dampaknya adalah negatif sedang (-2).

Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak

Manusia yang terkena dampak pembangunan BS dan GPF disamping penduduk setempat juga terhadap tenaga kerja yang ada. Bobot dampak termasuk kategori penting (P).

b) Luas wilayah persebaran dampak

Wilayah persebaran dampak negatif ini terbatas pada lokasi tapak proyek dan penduduk di sekitarnya. Bobot dampaknya menjadi tidak penting (TP).

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Walaupun kegiatan ini dilakukan secara intensip setiap hari, namun keber-langsungan kegiatan konstruksi bersifat sementara, sehingga bobot dampaknya masuk dalam kategori tidak penting (TP).

d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak

Komponen lain yang terkena dampak dari kegiatan ini adalah kependudukan, sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat. Bobot dampaknya dikategorikan penting (P). e) Sifat kumulatif dampak

Dampak kegiatan ini tidak bersifat kumulatif, karena dampak dirasakan pada saat konstruksi. Bobot dampaknya menjadi tidak penting (TP).

f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Kondisi sanitasi lingkungan tidak akan dapat berbalik seperti sedia kala setelah kegiatan konstruksi pembangunan fasilitas produksi gas selesai. Oleh karena itu bobot dampaknya termasuk penting (P).

Dalam dokumen Bab-5 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING (Halaman 120-123)

Garis besar

Dokumen terkait