• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemasangan pipa penyalur gas

Dalam dokumen Bab-5 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING (Halaman 53-57)

B. Tahap Pasca Operasi 1. Revegetasi

3. Pemasangan pipa penyalur gas

Kegiatan pemasangan pipa secara umum tidak akan mengurangi komunitas vegetasi alam sebagai habitat fauna. Namun mengingat bahwa pada segmen tertentu pemasangan jalur pipa akan melalui SM Bakiriang yang merupakan area konservasi satwa dilindungi maka kajian yang lebih detail terhadap pemasangan jalur pipa yang akan melewati SM Bakiriang dilakukan dengan cara 3 alternatif.

Kegiatan pemasangan pipa jalur alternatif-1 (pemasangan secara normal/digali) dan alternatif-2 (pemasangan dengan dibor/HDD) secara emperik tidak akan mengurangi komunitas vegetasi alam secara significant dan pemasangan pipa dalam tanah juga tidak akan mempengaruhi jalur migrasi burung Maleo ke pantai untuk bertelur, karena migrasinya dilakukan dengan terbang dari dalam kawasan hutan di bagian utara menuju pantai yang berada di bagian selatan. Walaupun demikian beberapa jenis hewan dilindungi SM Bakiriang yang masih dijumpai antara lain babi rusa dan burung rangkong, maka keberadaannya di sekitar lokasi proyek perlu mendapat perhatian. Beberapa jenis satwa sensitif dan bersifat shy, sehingga menjauhi keramaian misalnya lalulalang kendaraan untuk konstruksi, sedangkan jenis-jenis toleran akan bertahan di sekitar proyek. Dari kegiatan pemasangan pipa jalur alternatif-1 dan alternatif-2, dampak yang ditimbulkan terhadap satwa liar negatif sedang (-2) dan hanya terjadi selama kegiatan pemasangan pipa berlangsung.

Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia terkena dampak

Jumlah manusia yang terkena dampak dari adanya migrasi fauna yang ditimbulkan dari kegiatan pemasangan pipa jalur alternatif-1 dan alternatif-2 secara langsung tidak ada. Keberadaan fauna belum dimanfaatkan oleh penduduk, oleh karena itu kategori dampak menjadi tidak penting (TP).

b) Luas wilayah persebaran dampak

Luas wilayah persebaran dampak lebih besar dari luas rencana kegiatan karena adanya migrasi fauna ke habitat-habitat lain di luar habitat asal. Dengan demikian kriteria dampak menjadi penting (P).

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak ringan sehingga daya toleransi yang terkena dampak (densitas dan diversitas fauna) masih relatif tinggi. Lamanya dampak berlangsung hanya sebentar, yakni fauna akan melakukan migrasi selama kegiatan berlangsung. Oleh karena itu kategori dampak menjadi tidak penting (TP).

d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak

Terjadinya migrasi fauna ke habitat lainnya menyebabkan komponen flora di sekitar lokasi kegiatan kehilangan agen penyerbuk (misal: burung, serangga) dan hal ini akan mempengaruhi komponen lain pada tingkat atasnya, sehingga kategori dampak menjadi penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif, sehingga kategori dampak penting (P). f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak akan berbalik, oleh karena itu kriteria dampak menjadi tidak penting (TP).

Sementara itu kegiatan pemasangan pipa jalur alternatif-3 akan dilakukan melalui jalur pantai SM Bakiriang dan laut. Pada lokasi SM Bakiriang terdapat beberapa jenis satwa yang dilindungi. Salah satu diantaranya adalah burung Maleo. Jenis burung ini akan melakukan migrasi di daerah pantai untuk bertelur. Dengan adanya kegiatan pemasangan pipa jalur alternatif-3 yang melalui jalur pantai dan laut, maka akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap kelestarian satwa ini (-3). Kondisi satwa liar yang semula mempunyai kualitas lingkungan skala 4 (terdapat jenis satwa dilindungi antara lain : burung maleo, raja udang, elang, tarsius) turun menjadi skala 1 (hilangnya satwa dilindungi dari lokasi kegiatan).

Tingkat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia terkena dampak

Jumlah manusia yang terkena dampak akibat kepunahan satwa liar (burung Maleo) yang ditimbulkan dari kegiatan pemasangan pipa alternatif-3 secara langsung tidak ada. Keberadaan fauna belum dimanfaatkan oleh penduduk, oleh karena itu kategori dampak menjadi tidak penting (TP).

b) Luas wilayah persebaran dampak

Luas wilayah persebaran dampak lebih besar dari luas rencana kegiatan karena adanya migrasi fauna ke habitat-habitat lain di luar habitat asal. Dengan demikian kriteria dampak menjadi penting (P).

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dan dampak yang terjadi lama, sehingga dikategorikan dampak penting (P).

d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak

Kepunahan satwa dilindungi (burung Maleo) akan mempengaruhi banyaknya komponen lain yang terkena dampak, sehingga dikategorikan dampak penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif, karena intensitasnya besar dan permanen. Kategori dampak menjadi penting (P).

f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak tidak berbalik, oleh karena itu kriteria dampak menjadi penting (P). B. Tahap Pasca Operasi

1. Revegetasi

Jenis kegiatan yang diprakirakan akan berdampak pada satwa pada tahap pasca operasi adalah kegiatan revegetasi. Areal bekas lokasi fasilitas yang telah dibongkar dan dibersihkan akan direvegetasi dan diprakirakan akan memulihkan keanekaragaman dan kelimpahan satwa. Kondisi yang semula ada 26 jenis fauna (skala 2) diperkirakan menjadi mendekati semula yaitu terdapat 30 jenis dan kembalinya beberapa jenis fauna dilindungi (skala 4). Hal ini karena kegiatan revegetasi menyebabkan area yang semula tidak berpenutup hijauan seperti lahan bekas sumur gas, area sekitar pipa penyalur gas, daerah sekitar BS dan GPF serta fasilitas pendukung lainnya akan menjadi hijau kembali. Habitat satwa yang semula terpotong-potong akan menjadi bersambungan lagi menjadi habitat luas. Jadi kegiatan penanaman kembali secara tidak langsung akan berdampak positif sedang (+2) pada satwa.

Derajat kepentingan dampak:

a) Jumlah manusia yang terkena dampak

Kegiatan revegetasi dapat menaikkan keanekaragaman satwa sehingga pada akhirnya akan menguntungkan masyarakat banyak. Oleh karena itu dampak menjadi penting (P).

b) Luas wilayah persebaran dampak

Luas pesebaran dampak positif yang terjadi relatif tidak luas, sehingga dikategorikan dampak tidak penting (TP).

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak positif cukup besar dan berlangsung lama sehingga dampak menjadi penting (P).

d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak

Dampak positif kegiatan revegetasi akan menimbulkan dampak positif lain yaitu habitat satwa yang semula terpotong-potong akan bersambungan lagi menjadi

habitat luas. Proses suksesi akan semakin meningkatkan stabilitas ekosistem di wilayah tersebut, sehingga akan mengakibatkan dampak positif lain misalnya menekan populasi species hama dan meningkatkan nilai estetika wilayah tersebut. Oleh karena itu bobot dampak menjadi penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak

Dampak positif yang terjadi bersifat kumulatif, sehingga menjadi penting (P). f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak dapat berbalik apabila wilayah yang tertutup oleh vegetasi akan dibuka kembali, sehingga bobot dampak menjadi tidak penting (TP).

5.1.2.3. Biota Air Tawar A. Tahap Konstruksi

Dalam dokumen Bab-5 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING (Halaman 53-57)

Garis besar

Dokumen terkait