• Tidak ada hasil yang ditemukan

Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya (2) Gangguan keselamatan pelayaran

Dalam dokumen Bab-5 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING (Halaman 155-161)

A. Tahap Prakonstruksi

1. Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya (2) Gangguan keselamatan pelayaran

Pengoperasian Pelabuhan Khusus akan menimbulkan konflik lalulintas, khususnya antara lalulintas nelayan dengan kapal pengangkut LNG, sehingga akan menambah kerawanan kecelakaan pada alur pelayaran. Kondisi tingkat keselamatan pelayaran saat ini masih cukup baik (lalulintas belum padat), yaitu hanya lalulintas perahu-perahu nelayan yang menyusuri pantai atau berlayar ke laut. Aktivitas perahu-perahu nelayan tersebut juga sangat dipengaruhi oleh musim terkait dengan tinggi gelombang, sehingga skala kualitas lingkungan parameter keselamatan pelayaran dapat dikategorikan pada skala 3 (sedang). Dengan adanya bangkitan lalulintas kapal pengangkut LNG yang diperkirakan memiliki intensitas 1 kapal tiap dua hari, dikhawatirkan terjadi konflik dengan perahu nelayan. Besaran dampaknya diperkirakan sebagai berikut:

Kualitas lingkungan keselamatan pelayaran pada rona awal = skala 3 Pada tahap operasi (operasional Pelabuhan Khusus) = skala 1 Besaran dampak negatif kecil (-2)

Keselamatan pelayaran perlu diperhatikan, khususnya pada saat operasional pelabuhan (Pelabuhan Khusus/jetty). Aktivitas di pelabuhan ini rawan terhadap keselamatan pelayaran, khususnya bagi para nelayan yang beraktivitas di sekitar lokasi kegiatan.

Berdasarkan tingkat kepentingan dampak dari kegiatan pada kegiatan pengoperasian pelabuhan terhadap parameter transportasi air (keselamatan pelayaran) dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Jumlah manusia yang terkena dampak

Manusia yang akan terkena dampak adalah seluruh nelayan yang beraktivitas di sekitar lokasi kegiatan. Dengan demikian dampak yang terjadi dapat dianggap penting (P).

b) Luas wilayah sebaran dampak

Luas wilayah yang akan terkena dampak akibat adanya kegiatan operasional pelabuhan terbatas pada area kegiatan sehingga dampak yang terjadi berdasarkan luas wilayah sebaran dampak dianggap tidak penting (TP).

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Gangguan yang diakibatkan oleh adanya operasional Pelabuhan Khusus adalah selama pelabuhan dioperasikan, maka dampak yang terjadi dianggap penting (P).

d) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak

Komponen lain yang terkena dampak dari aktivitas ini adalah komponen sosial (sikap dan persepsi), sehingga dampak negatif ditimbulkan dianggap penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak lingkungan

Kegiatan transportasi akibat operasional pelabuhan hanya berdampak sesaat saja, karena hanya pada saat melintasi area kegiatan saja. Dengan demikian dampak yang terjadi dianggap tidak penting (TP).

f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak yang ditimbulkan oleh adanya operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya hanya bersifat sementara, yaitu pada saat melintasi lokasi tapak proyek. Dengan demikian dampak yang terjadi tidak dianggap penting (TP).

Berdasarkan uraian di atas denganP = 3, maka operasional operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya berdampak penting terhadap parameter keselamatan pelayaran (transportasi air).

5.2.2. Komponen Biologi 5.2.2.1. Vegetasi

A. Tahap Konstruksi

1. Pembukaan dan pematangan lahan

Pembukaan lahan di daerah hilir dilakukan di lokasi untuk kilang LNG dan areal Pelabuhan Khusus seluas 300 ha. Areal bervegetasi yang akan dibuka merupakan areal budidaya (kebun) dan semak. Rona kelimpahan jenis vegetasi di areal rencana kegiatan 230 pohon/ha (skala 4). Adanya kegiatan ini tumbuhan yang ada dalam tapak kegiatan akan habis dibersihkan sehingga secara langsung akan mengurangi kelimpahan dan keanekaragaman flora di areal tersebut. Prakiraan besaran dampak pada vegetasi pepohonan di tapak proyek dapat dihitung melalui pendekatan N = k.l (N: kelimpahan komunitas pohon yang hilang; k : kehilangan pohon/ha; l : luas lahan (ha) untuk pengembangan proyek). Adanya pembukaan lahan untuk kegiatan ini menyebabkan pengurangan pohon sebesar 230 pohon x 300 ha = 69.000 pohon, sehingga kegiatan pembukaan dan pematangan lahan diprakirakan akan berdampak negatif besar (-3) pada kelimpahan dan keanekaragaman vegetasi di wilayah itu.

Derajat kepentingan dampaknya sebagai berikut: a) Jumlah manusia terkena dampak

Adanya kegiatan pematangan lahan, tumbuhan yang ada dalam tapak proyek akan habis dibersihkan. Jumlah manusia yang terkena dampak dari kegiatan ini tidak ada karena lahan tersebut milik pemrakarsa dan tidak ada yang memanfaatkan lahan ini sebelumnya sehingga sifat dampak dikategorikan menjadi tidak penting (TP). b) Luas wilayah persebaran dampak

Wilayah yang akan terkena dampak hanya kecil sekitar lokasi kegiatan. Oleh karena wilayah penyebaran dampak tidak luas, maka kriteria ini menjadi tidak penting (TP).

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitasnya kecil namun dampak berlangsung lama sehingga kriteria dampak menjadi penting (P).

d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak

Komponen yang terkena dampak, akibat pembersihan lahan dari penutupan vegetasi adalah hilangnya habitat fauna yang menempati area tersebut. Hilangnya habitat fauna di lokasi kegiatan akan mempengaruhi konsumen atasnya. Terputusnya rantai makanan menyebabkan ketidakstabilan ekosistem di habitat tersebut sehingga kategori dampak menjadi penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak

Dampak bersifat kumulatif, akan saling mempengaruhi oleh karena itu kriteria ini tergolong penting (P).

f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak akan berbalik, oleh karena itu kriteria dampak menjadi tidak penting (TP).

B. Tahap Pasca Operasi 1. Revegetasi

Jenis kegiatan yang diprakirakan akan berdampak pada flora darat pada tahap pasca operasi di bagian hilir adalah kegiatan revegetasi. Dengan berakhirnya masa produksi, maka areal bekas lokasi kilang LNG yang semula merupakan ladang milik penduduk dengan tanaman budidayanya, akan direvegetasi kembali. Kegiatan revegetasi diprakirakan akan menimbulkan dampak positif sedang (+2) pada flora darat. Skala kualitas lingkungan saat pasca operasi akan meningkat dari skala 1 (kondisi akibat pembukaan lahan yaitu terjadi pengurangan pohon sebesar 69.000 pohon) menjadi skala 3 (mendekati kondisi semula).

Derajat kepentingan dampak:

a) Jumlah manusia yang terkena dampak

Jumlah manusia yang terkena dampak tidak banyak. Revegetasi menyebabkan terjadinya perubahan iklim mikro, namun tidak begitu banyak berpengaruh besar terhadap wilayah studi. Dampak yang terjadi dikategorikan menjadi tidak penting (TP).

b) Luas wilayah persebaran dampak

Persebaran dampak positif yang terjadi hanya sebatas pada area yang di revegetasi, sehingga bobot dampak menjadi tidak penting (TP).

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak positif kecil namun berlangsung lama sehingga dampak menjadi penting (P).

d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang akan terkena dampak

Dampak positif kegiatan revegetasi akan menimbulkan dampak positif lain misalnya suhu harian menjadi menurun sehingga akan meningkatkan kualitas habitat yang potensial dapat mendukung kehidupan banyak jenis fauna. Oleh karena itu bobot dampak adalah penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak

Dampak positif yang terjadi bersifat kumulatif, sehingga menjadi penting (P). f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak dapat berbalik apabila wilayah yang tertutup oleh vegetasi akan dibuka kembali, sehingga dampak dapat dikategorikan tidak penting (TP).

5.2.2.2. Satwa Liar A. Tahap Konstruksi

1. Pembukaan dan pematangan lahan

Keanekaragaman jenis satwa di areal kegiatan ada 10 jenis namun terdapat 3 jenis yang dilindungi antara lain raja udang, kipasan dan burung trinil (skala 4). Kegiatan persiapan lahan diprakirakan akan menyebabkan berkurangnya keanekaragaman dan kelimpahan fauna akibat hilangnya vegetasi penutup lahan yang merupakan habitatnya (termasuk persediaan pakan, tempat istirahat, mencari pakan, dan tempat berkembang biak). Anggota populasi sebagian jenis yang hidup di areal kegiatan akan mati karena tidak sempat pindah karena kemampuan mobilitasnya yang rendah dan waktu pelaksanaan persiapan lahan yang cepat. Sebagian lainnya, terutama yang memiliki mobilitas tinggi misalnya kelompok burung, masih mampu menyelamatkan diri dengan pindah ke tempat sekitar areal kegiatan. Di tempat pengungsiannya kehadiran populasi baru ini akan mempengaruhi keseimbangan populasi yang sudah ada sebelumnya, sehingga akan terjadi suatu keseimbangan populasi yang baru. Kelimpahan dan keanekaragaman satwa liar di lokasi kegiatan dan sekitarnya menjadi turun dengan migrasinya jenis fauna yang dilindungi (skala 2) dan dampak negatif yang muncul sedang (-2).

Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut: a) Jumlah manusia terkena dampak

Jumlah manusia yang terkena dampak dari adanya migrasi fauna akibat pembukaan lahan sangat kecil. Keberadaan fauna belum dimanfaatkan oleh penduduk, oleh karena itu kategori dampak menjadi tidak penting (TP).

b) Luas wilayah persebaran dampak

Luas wilayah persebaran dampak lebih besar dari luas rencana kegiatan karena adanya migrasi fauna ke habitat-habitat lain di luar habitat asal. Dengan demikian kriteria dampak menjadi penting (P).

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak kecil namun berlangsung lama, sehingga kategori dampak menjadi penting (P).

d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak

Terjadinya migrasi fauna ke habitat lainnya menyebabkan komponen flora di sekitar lokasi kegiatan kehilangan agen penyerbuk (misal: burung, serangga) dan hal ini akan mempengaruhi komponen lain pada tingkat atasnya, sehingga kategori dampak menjadi penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak

Dampak tidak bersifat kumulatif, karena intensitasnya relatif kecil. Kategori dampak tidak penting (TP).

f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak akan berbalik, oleh karena itu kriteria dampak menjadi tidak penting (TP).

B. Tahap Pasca Operasi 1. Revegetasi

Jenis kegiatan yang diprakirakan akan berdampak pada satwa pada tahap pasca di bagian hilir adalah kegiatan revegetasi. Areal bekas lokasi kilang LNG akan direstorasi dengan melakukan revegetasi. Kegiatan ini diprakirakan akan memulihkan kelimpahan satwa yang ada sebelumnya. Kondisi yang semula terdapat 10 jenis fauna diprakirakan akan menjadi lebih banyak lagi fauna yang berdatangan dan kembalinya beberapa jenis fauna dilindungi (skala 4). Hal ini karena kegiatan revegetasi menyebabkan area yang semula tidak berpenutup hijauan akan menjadi hijau kembali. Habitat satwa yang semula terpotong-potong akan menjadi bersambungan lagi menjadi habitat luas. Jadi kegiatan penanaman kembali secara tidak langsung akan berdampak positif sedang (+2) pada satwa.

Derajat kepentingan dampak:

a) Jumlah manusia yang terkena dampak

Kegiatan revegetasi dapat menaikkan keanekaragaman satwa sehingga pada akhirnya akan menguntungkan masyarakat banyak. Oleh karena itu dampak menjadi penting (P).

b) Luas wilayah persebaran dampak

Luas pesebaran dampak positif yang terjadi relatif tidak luas, sehingga dikategorikan dampak tidak penting (TP).

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak positif cukup besar dan berlangsung lama sehingga dampak menjadi penting (P).

d) Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak

Dampak positif kegiatan revegetasi akan menimbulkan dampak positif lain yaitu habitat satwa yang semula terpotong-potong akan bersambungan lagi menjadi habitat luas. Proses suksesi akan semakin meningkatkan stabilitas ekosistem di wilayah tersebut, sehingga akan mengakibatkan dampak positif lain misalnya menekan populasi species hama dan meningkatkan nilai estetika wilayah tersebut. Oleh karena itu bobot dampak menjadi penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak

Dampak positif yang terjadi bersifat kumulatif, sehingga menjadi penting (P). f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak dapat berbalik apabila wilayah yang tertutup oleh vegetasi akan dibuka kembali, sehingga bobot dampak menjadi tidak penting (TP).

5.2.2.3. Biota Air Laut A. Tahap Konstruksi

Dalam dokumen Bab-5 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING (Halaman 155-161)

Garis besar

Dokumen terkait