• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembebasan lahan dan tanam tumbuh (alternatif-1 dan 2)

Dalam dokumen Bab-5 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING (Halaman 183-186)

A. Tahap Prakonstruksi

1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh (alternatif-1 dan 2)

Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh bila tidak disertai dengan adanya kejelasan tentang proses pelaksanaannya dan nilai ganti lahannya akan menimbulkan berbagai interpretasi di kalangan warga masyarakat. Dimungkinkan satu kelompok masyarakat akan berbeda pendapat dengan kelompok masyarakat yang lain, bahkan antara masyarakat dengan pemrakarsa. Bila kondisi ini dibiarkan terus berkembang, tidak mustahil akan dapat menyebabkan hubungan sosial antar warga masyarakat dan antara warga masyarakat dengan pemrakarsa menjadi terganggu. Diprakirakan akan terdapat sekitar 70 orang yang akan mengalami perubahan kepemilikan lahan dan hal ini berpotensi menimbulkan keresahan atau konflik dalam masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena lahan adalah sumber nafkah utama mayoritas penduduk yang dalam pengelolaannya sering melibatkan pihak lain di luar anggota keluarganya sehingga keresahan akan dialami oleh lebih banyak warga masyarakat dan tidak terbatas hanya pada pemilik lahan. Diprakirakan terdapat sekitar 40% penduduk yang resah terkait dengan proses pembebasan lahan atau besaran dampak yang ditimbulkan adalah negatif sedang (-2). Proses sosial dalam warga yang semula kondisinya baik (4) karena hubungan harmonis dirasakan lebih dari 75% penduduk, akan turun menjadi buruk atau mempunyai skala 2. Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut.

a) Jumlah manusia terkena dampak

Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh untuk lokasi tapak proyek ini bila tidak dilaksanakan sebaik mungkin, akan berdampak terhadap proses sosial, khususnya keresahan atau konflik baik antara warga masyarakat maupun antara masyarakat dengan pemrakarsa. Diprakirakan akan terdapat sekitar 40% penduduk yang akan mengalami keresahan bahkan konflik terkait kegiatan pembebasan lahan. Oleh karena itu dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P). b) Luas wilayah persebaran dampak

Luas wilayah persebaran dampak dinilai penting (P), karena pembebasan lahan akan terjadi di 2 kecamatan wilayah studi.

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak terhadap proses sosial (keresahan atau konflik sosial) akibat proses pembebasan lahan yang tidak transparan akan dapat berlangsung dalam kurun waktu yang lama dengan intensitas cukup besar, maka bobot dampaknya dikategorikan penting (P).

d) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat adanya gangguan proses sosial adalah munculnya kerawanan sosial yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban dalam masyarakat. Dampak yang timbul dikategorikan penting (P). e) Sifat kumulatif dampak

Gangguan proses sosial tidak bersifat kumulatif mengingat warga masyarakat umumnya bersifat terbuka dan mudah untuk diajak berdiskusi. Dampak yang ada dikategorikan tidak penting (TP).

f) Berbalik tidak berbaliknya dampak

Dampak gangguan proses sosial dapat berbalik atau dipulihkan karena terhadap lahan yang dibebaskan untuk proyek akan diberikan penggantian nilai lahan sesuai harga umum yang berlaku, sehingga diprakirakan umumnya para bekas pemilik lahan akan mencari lahan pengganti untuk lahan yang telah dilepaskan. Bobot dampaknya dikategorikan tidak penting (TP).

2. Penerimaan tenaga kerja setempat

Kegiatan penerimaan tenaga kerja potensial menimbulkan dampak negatif terhadap proses sosial yang ada dalam masyarakat. Selama ini terdapat sekitar 12.848 orang penduduk lokal yang masih menganggur atau mencari pekerjaan. Berbagai kegiatan konstruksi pada bagian hilir ini memberikan kesempatan kerja untuk sekitar 3.000 orang yang meliputi 1.015 orang tenaga skill atau sekitar 33,83% dan 1.950 orang atau 66,17% lainnya sebagai tenaga unskill. Warga masyarakat yang tidak dapat diterima bekerja pada proyek akan merasa cemburu dan tidak puas terhadap penduduk yang dapat diterima bekerja, baik yang berasal dari daerah setempat maupun dari luar daerah. Jika diasumsikan bahwa seluruh tenaga skill yang tertampung proyek berasal dari luar daerah, maka persentase penduduk lokal yang dapat diterima bekerja pada proyek sebagai tenagaunskilladalah sekitar 15,18% terhadap total pencari kerja. Sementara itu rasa tidak puas dan kecemburuan juga muncul dari penduduk lokal yang diterima bekerja pada proyek terhadap para tenaga kerja skill yang umumnya berasal dari luar daerah. Pekerja lokal akan merasa diperlakukan tidak adil karena jumlah tenaga skill cukup banyak (33,83%) dengan tingkat penghasilan yang jauh lebih tinggi dibandingkan pekerja lokal. Mereka umumnya masih akan beranggapan bahwa merekalah yang lebih berhak menikmati semua ini dibandingkan para pendatang.

Kondisi ini pada akhirnya akan memicu terjadinya ketidakharmonisan hubungan sosial bahkan konflik dalam masyarakat. Pola hubungan sosial dalam masyarakat yang selama ini terjalin baik (skala 4) akan dapat berubah menjadi tidak harmonis, baik itu antara warga masyarakat yang tidak dapat diterima bekerja dengan warga masyarakat yang dapat diterima bekerja, maupun antara para pekerja pendatang dengan pekerja lokal. Diprakirakan terdapat sekitar 40% penduduk yang akan mengalami ketidakharmonisan dalam berinteraksi atau besaran dampaknya negatif sedang (-2), sehingga kondisi proses sosial akan berubah menjadi buruk (2). Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut.

a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak

Jumlah tenaga kerja yang direkrut untuk berbagai aktivitas konstruksi di bagian hilir adalah sekitar 3000 orang, yang meliputi tenaga skill 33,83%, danunskill 66,17%. Kondisi ini memunculkan kecemburuan bagi warga masyarakat yang kebetulan tidak dapat diterima bekerja. Rasa tidak puas dan kecemburuan juga terjadi diantara para pekerja sendiri yang telah diterima bekerja, yaitu antara tenaga lokal dengan tenaga pendatang. Diprakirakan gangguan proses sosial yang ada besarannya sedang, bbot dampaknya penting (P).

b) Luas wilayah persebaran dampak

Dalam kegiatan ini dampaknya meluas tidak hanya terkonsentrasi di tapak proyek. Bobot dampaknya tidak penting (P).

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak cukup besar dan akan berlangsung lama, namun karena umumnya masyarakat lokal bersifat terbuka terhadap pendatang maka gangguan proses sosial yang ada mudah dipulihkan. Kategori dampaknya termasuk tidak penting (TP).

d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dampak dari adanya ketidakharmonisan hubungan sosial dalam masyarakat akibat kegiatan penerimaan tenaga kerja adalah kemungkinan munculnya kerawanan sosial dan ganguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak

Dampak kegiatan ini terhadap proses sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat tidak bersifat kumulatif karena hubungan sosial dalam masyarakat ini dapat diperbaiki melalui komunikasi yang intensif, baik diantara para pekerja pendatang

dengan penduduk lokal maupun antara penduduk lokal yang terekrut sebagai tenaga kerja dengan penduduk lain yang tidak terekrut. Oleh karena itu bobot dampaknya tidak penting (TP).

f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak gangguan proses sosial dalam masyarakat akibat dari kegiatan penerimaan tenaga kerja ini bila dlihat dari sifat berbalik atau tidak berbalik dampak dapat dikategorikan tidak penting (TP) karena gangguan proses sosial yang terjadi dapat dipulihkan.

B. Tahap Konstruksi

1. Kegiatan konstruksi komplek kilang LNG dan Pelabuhan Khusus (alternatif-1

Dalam dokumen Bab-5 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING (Halaman 183-186)

Garis besar

Dokumen terkait