• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap dan Persepsi Masyarakat A. Tahap Prakonstruksi

Dalam dokumen Bab-5 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING (Halaman 192-195)

A. Tahap Prakonstruksi

2. Kegiatan operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya

5.2.3.7. Sikap dan Persepsi Masyarakat A. Tahap Prakonstruksi

1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh (alternatif-1 dan 2)

Pembebasan lahan dan tanam tumbuh merupakan salah satu kegiatan penyebab timbulnya persepsi masyarakat. Persepsi negatif terhadap perusahaan atau pemrakarsa akan muncul bila proses pembebasan lahan tidak dilakukan melalui musyawarah dan mufakat dan tidak ada kesepakatan dalam hal nilai ganti rugi. Selama ini masyarakat relatif bersikap biasa-biasa saja terhadap proyek-proyek yang telah berjalan, namun untuk kegiatan PPGM ini sekitar 78,33% masyarakat menyetujui meskipun dengan beberapa saran dan harapan; sehingga kualitas awal lingkungan ditinjau dari sikap dan persepsi masyarakat adalah baik (skala 4). Adanya pembebasan lahan yang tanpa disertai nilai penggantian lahan secara jelas pada akhirnya akan memunculkan berbagai pandangan seperti hilangnya matapencaharian atau bidang usaha yang selama ini mereka tekuni di kegiatan pertanian, turunnya pendapatan masyarakat dan sulitnya mendapat lahan pengganti di luar daerah karena keterbatasan akses dan dana. Jumlah penduduk yang lahannya akan dibeli untuk proyek adalah sekitar 100 orang atau hanya 0,47% dari total pemilik lahan kebun. Namun mengingat bahwa lahan merupakan sandaran hidup sebagian besar penduduk, dan dalam pengusahaannya melibatkan cukup banyak tenaga kerja, maka diprakirakan akan terdapat sekitar 40% penduduk yang merisaukan masalah pembebasan lahan atau besaran dampaknya termasuk dalam kriteria negatif sedang (-2). Dengan demikian kualitas lingkungan yang semula baik (4) karena hanya sekitar 21% penduduk mengkhawatirkan munculnya masalah dalam pembebasan lahan akan turun menjadi buruk atau mempunyai skala 2.

Derajat kepentingan dampaknya adalah sebagai berikut. a) Jumlah manusia terkena dampak

Jumlah penduduk yang akan kehilangan lahannya untuk proyek diprakirakan sekitar 0,47% terhadap total penduduk yang memiliki lahan di wilayah studi. Mengingat lahan pertanian umumnya merupakan sumber pokok penghasilan penduduk, maka kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh yang tidak dilakukan dengan transparan akan berdampak negatif terhadap sikap dan persepsi masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu dampaknya dapat dikategorikan sebagai dampak penting (P).

b) Luas wilayah persebaran dampak

Luas wilayah persebaran dampak dinilai penting (P), karena pembebasan lahan akan dilakukan di 2 kecamatan dalam wilayah studi.

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Sikap dan persepsi negatif masyarakat dapat berlangsung dalam kurun waktu yang lama dengan intensitas cukup besar. Bobot dampaknya dikategorikan sebagai penting (P).

d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak

Komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak akibat sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap proses pembebasan lahan diantaranya adalah munculnya kerawanan sosial dan gangguan keamanan serta ketertiban dalam masyarakat. Dampak yang timbul dapat dikategorikan penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak

Dampak yang ada tidak bersifat kumulatif, mengingat warga masyarakat di sekitar lokasi kegiatan cenderung bersifat terbuka dan mudah diajak berkomunikasi sehingga berbagai permasalahan yang muncul dapat segera diselesaikan. Bobot dampak dinilai tidak penting (TP).

f) Berbalik tidak berbaliknya dampak

Sikap dan persepsi negatif masyarakat yang muncul dari kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh bersifat berbalik atau dapat dipulihkan karena penduduk yang lahannya dibebaskan akan diberikan penggantian nilai lahan sesuai harga umum yang berlaku, sehingga diprakirakan umumnya para bekas pemilik lahan akan mencari lahan pengganti terhadap lahan yang telah dilepaskan. Bobot dampaknya dikategorikan tidak penting (TP).

2. Penerimaan tenaga kerja setempat

Kegiatan penerimaan tenaga kerja potensial menimbulkan dampak negatif terhadap sikap dan persepsi yang ada dalam masyarakat. Kondisi ini dipicu dengan adanya kesempatan kerja untuk pembangunan berbagai fasilitas di wilayah hilir yang membutuhkan sekitar 3000 orang tenaga kerja yang meliputi tenaga skill sebanyak 1.015 orang (33,83%) dan unskill sekitar 1.950 orang (66,17%). Tenaga unskill dipastikan akan banyak diisi oleh penduduk lokal dan tenagaskill lebih banyak berasal dari luar daerah.

Para tenagaskill dengan tingkat penghasilan yang besar diprakirakan akan mempunyai gaya atau pola hidup yang berbeda dengan penduduk lokal. Kondisi inilah yang diduga akan dapat menyebabkan munculnya kecemburuan dan kesenjangan sosial yang mengarah terjadinya ketidakharmonisan hubungan diantara para tenaga kerja dan

bahkan dengan penduduk lokal pada umumnya. Pada gilirannya hal ini akan memunculkan sikap dan persepsi negatif masyarakat. Tenaga kerja lokal yang terekrut proyek baru sekitar 15,18% dari total pencari kerja di wilayah studi, dengan demikian rasa iri, cemburu dan ketidakpuasan dalam proses penerimaan tenaga kerja akan dirasakan oleh banyak pencari kerja yang tidak terekrut proyek. Diprakirakan akan terdapat 40% warga masyarakat yang berpersepsi negatif terhadap kegiatan ini atau besaran dampaknya negatif sedang (-2). Sikap dan persepsi warga masyarakat terhadap proyek yang sebelumnya berkualitas baik (4) karena hanya sekitar 21% penduduk yang diprakirakan merasa tidak puas dengan proyek, akan turun menjadi buruk (2). Derajat kepentingan dampak adalah sebagai berikut.

a) Jumlah manusia yang akan terkena dampak

Jumlah manusia yang akan terkena dampak kegiatan penerimaan tenaga kerja selain tenaga kerja lokal juga dari luar daerah, yakni sebanyak 3000 orang. Tenaga kerja skill yang direkrut umumnya berasal dari luar daerah dan tenagaunskill akan banyak berasal dari penduduk lokal. Namun mengingat bahwa jumlah pencari kerja di wilayah studi cukup banyak dan baru sekitar 15,18% yang tertampung proyek, diprakirakan sikap dan persepsi negatif ditunjukkan tidak kurang dari 40% warga masyarakat khususnya dari tenaga lokal yang tidak tertampung proyek. Dengan demikian kriteria dampaknya adalah penting (P).

b) Luas wilayah persebaran dampak

Wilayah yang akan terkena dampak cukup luas karena meliputi penduduk baik di sekitar tapak proyek maupun di luarnya yang meliputi 2 kecamatan di wilayah studi. Kriteria dampaknya penting (P).

c) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Intensitas dampak relatif besar dan dampak dapat berlangsung lama, namun karena umumnya masyarakat lokal bersifat terbuka dan mudah untuk diajak berdiskusi maka sikap dan persepsi negatif masyarakat yang muncul relatif dapat segera diatasi. Kategori dampaknya termasuk tidak penting (TP).

d) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak

Komponen lingkungan lain yang terkena dampak adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat adalah kemungkinan munculnya kerawanan sosial yang dapat mengarah pada gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. Bobot dampaknya penting (P).

e) Sifat kumulatif dampak

Dampak tidak akan bersifat kumulatif selama berbagai upaya pengelolaan terus dilakukan. Selain itu warga masyarakat sekitar proyek bersifat terbuka dan mudah diajak berdialog sehingga berbagai permasalahan yang ada relatif dapat diselesaikan dengan mudah dan cepat. Bobot dampak tidak penting (TP).

f) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Dampak terhadap sikap dan persepsi masyarakat akan dapat berbalik menjadi positif manakala upaya pengelolaan dampak terus dilakukan. Dengan demikian kriteria ini menjadi tidak penting (TP).

B. Tahap Konstruksi

1. Konstruksi komplek kilang LNG dan Pelabuhan Khusus (alternatif-1 dan 2)

Dalam dokumen Bab-5 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING (Halaman 192-195)

Garis besar

Dokumen terkait