• Tidak ada hasil yang ditemukan

P E N D A H U LU A N

Istilah e-G overnm ent m engacu pada cukup banyak definisi. S ecara um um , istilah yang beraw alan “e” biasanya m em iliki nuan sa penggunaan teknologi internet sebagai sarana utam a yang m enggantikan m edia konvensional. M engingat bahw a esensi tugas pem erintah adalah m em berikan pelayanan publik, m aka konsep e-G overnm ent akan m engandung arti pada bagaim ana pem erintah m em berikan pelayanan kepada m asyarakat dengan m enggunakan berbagai m edia teknologi terutam a internet untuk m em berikan pelayanan terbaik kepada m asyarakat sebagai “custom er”-nya.

R agam pelayanan publik yang diperikan pem erintah tentu saja sangat banyak m odelnya. U saha untuk m encari m odel pelayanan m ana saja yang dapat dilaksanakan dengan m enggunakan teknologi internet secara efektif tidaklah m udah. M elihat besarnya ruang lingkup pelayanan publik dan lebarnya spektrum jenis pelayanan yang ada, m aka baik kiranya jika inisiatif e-G overnm ent yang dikem bangkan oleh suatu pem erintahan dibagi m enjadi beberapa jenis tahapan pengem bangan berdasarkan “kem atangan” karakteristiknya.

S alah satu contoh m enarik adalah bagaim ana W ashtenaw C ounty m em bagi berbagai inisiatif G overnm ent yang ada m enjadi tiga tahapan besar, yaitu: e-Inform ation, e-C om m erce dan e-D em ocracy (K inney, 2001). S elain berbeda karakteristiknya, tiga jenis klasifikasi inisiatif ini sekaligus m erupakan tiga fase besar pengem bangan e-G overnm ent yang m asing-m asing m em butuh kan proses dan perjalanan panjang untuk m ew ujudkannya.

S um ber: S tiftung, 2001

T IG A T A H A P A N IN IS IA TIF

K onsep e-Inform ation terkait dengan obyektif bagaim ana agar seluruh stakeholder pem erintah – terutam a yang berhubungan dengan pelayanan m asyarakat - dapat di satu sisi m enyediakan dan di sisi lain m engakses inform asi secara cepat dan tepat m elalui berbagai kanal akses. K anal akses tersebut dapat m erupakan saluran kom unikasi tradisional seperti kantor-kantor, telepon, fax, dan lain sebagianya - m aupun m elalui m edia teknologi inform asi seperti internet, call center, w eb-TV , P D A (P ersonal D igital A ssistant) dan lain-lain. P rogram pem bangunan aplikasi e -G overnm ent dalam tahapan ini biasanya dim ulai dengan m em bangun w ebsite yang berisi inform asi m engenai berbagai hal yang dibutuhkan oleh m asyarakat, yang seyogiyanya m erupakan tugas pem erintah untuk m enyediakannya. D engan adanya w ebsite ini diharapkan m asyarakat dapat secara m andiri m encari data dan inform asi yang dibutuhkannya, sekaligus m em ungkinkan terjadinya kom unikasi yang interaktif antara m ereka dengan pihak pem erintah yang m em bangun w ebsite tersebut. P ada aplikasi yang lebih kom pleks, biasanya w ebsite tersebut telah m enjadi sebuah portal pengetahuan (know ledge portal) yang di dalam nya tidak sekedar

berisi data dan inform asi yang dibutuhkan m asyarakat, nam un lebih jauh lagi berisi berbagai pengetahuan penting yang dapat m eningkatkan kualitas hidup m asyarakat secara langsung m aupun tidak langsung.

Tahap selanjutnya adalah tahap e-C om m erce , di m ana konsep pelayanan yang ada tidak hanya berhenti pada pertukaran inform asi antara m asyarakat dan pem erintahnya, tetapi lebih jauh sudah m elibatkan sejum lah proses transaksi pertukaran barang dan/atau jasa. M asyarakat yang selam a ini perlu m endatangi kantor-kantor pem erintahan secara fisik untuk berbagai proses perijinan dan berbagai pem bayaran – seperti m em buat K artu T anda P enduduk, S urat Ijin M engem udi, P enyetoran P ajak B um i B angunan, dan lain-lain – saat ini tidak perlu berpergian lagi karena sem ua hal tersebut dapat dilakukan dari rum ah dengan m em anfaatkan m edia internet.

Tahapan ketiga adalah tahapan e-D em ocracy , di m ana terjadi suatu lingkungan yang kondusif bagi pem erintah, w akil rakyat, partai politik, dan konstituennya untuk saling berkom unikasi, berkolaborasi, dan berkoopreasi m elalui sejum lah proses interaksi m elalui m edia internet. D alam kaitan ini m asyarakat dapat m enyam paikan penilaian dan pandangannya terhadap kinerja pem erintah dan m enyam paikan pendapatnya secara bebas kepada p ara w akil rakyat secara

online dengan m enggunakan fasilitas sem acam em ail, m ailing list,

discussion/forum , chatting, dan polling. A rah perkem bangan akhirnya adalah bagaim ana m em bangun sistem pem ilihan um um yang dapat dilakukan secara online. D engan adanya kom unikasi politik yang intensif dan terbuka ini, m aka diharapkan akan dapat m em bantu m em prom osikan proses dem okrasi di negara yang bersangkutan.

K etiga fase ini perlu dijalankan prosesnya satu per satu secara sekuensial karena m em ang satu fase m erupakan landasan bagi pengem bangan fase berikutnya. D engan kata lain dikatakan bahw a sulit untuk m enjalankan fase kedua jika fase pertam a tidak dibangun terlebih dahulu. F ase terberat tentu saja adalah fase ketiga, dim ana dibutuhkan tidak hanya infrastruktur teknologi inform asi yang kuat, tetapi juga dibutuhkan perubahan kultur yang besar di m asyarakat (suprastruktur).

H A L P E N TIN G D A N U TA M A

B anyak sekali kendala dalam m em ulai inisiatif e -G overnm ent. N am un dem ikian, kendala-kendala tersebut seyogyanya tidak perlu m enjadi halangan bagi inisiatif pelaksanaan e-G overnm ent. K arena bagaim anapun, sebagaim ana tujuan aw alnya, diharapkan dengan e-G overnm ent pelayanan pem erintah kepada m asyarakatnya akan m enjadi sem akin lebih baik. M engam bil pelajaran dari pelaksanaan e-G overnm ent di W ashtenaw C ounty – terutam a dalam kaitannya untuk m enjalankan ketiga tahapan tersebut - beberapa hal di baw ah ini perlu m enjadi catatan bagi inisiatif pelaksanaan e -G overnm ent.

P ertam a, perlu adanya rencana strategis (strategic planning) yang terperinci

lengkap dengan tahapan -tahapan pelaksanaan e-G overnm ent yang akan dilakukan. R encana strategis ini kerap disebut sebagai peta perjalanan atau roadm ap dari im plem entasi e-G overnm ent. K eberadaan hal ini sifatnya adalah m utlak m engingat e -G overnm ent tidak saja m em butuhkan biaya yang sangat besar untuk m engim plem entasikannya, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah kom itm en kerjasam a antar departem en yang terpadu (lintas sektoral). Tanpa adanya kerjasam a yang baik, program e -G overnm ent akan jalan di tem pat atau tersendat. R encana strategis yang baik tidak saja berisi portofolio dan pentahapan berbagai program e-G overnm ent lengkap dengan definisi kebutuhan beragam sum ber daya yang diperlukan, nam un lebih jauh berisi pula bagaim ana berbagai institusi pem erintahan yang berbeda perlu perkoordinasi dan saling m endukung serta bekerjasam a.

K edua, perlu adanya keterlibatan antara seluruh pihak yang terkait dengan

perm asalah teknis pelaksanaan – tidak sekedar antara m ereka di tataran level strategis sem ata. T ercatat ada beberapa pihak yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek e-G overnm ent, selain pem erintah sebagai penanggung jaw ab (sekaligus eksekutor) dan m asyarakat sebagai pihak pengguna (user), seperti: konsultan teknologi inform asi, pengem bang w ebsite, penyedia infrastruktur teknologi, m edia m assa, dan berbagai pihak lainnya. K arena e -G overnm ent pada dasarnya m erupakan sebuah sistem , dim ana keseluruhan pihak yang terlibat dalam pengem bangannya adalah m erupakan kom ponen -kom ponen dalam sistem tersebut, m aka kerjasam a efektif antara m ereka tidak saja m erupakan suatu hal yang m utlak, tetapi telah m enjadi salah satu critical succes factor utam a yang m enentukan sukses tidaknya pengem bangan program e-G overnm ent.

K etiga , perlu diperhatikan berbagai m asalah terkait dengan m anajem en sistem

inform asi. M anajem en sistem inform asi yang benar akan m enjadi kunci bagi kesuksesan pelaksanaan e-G overnm ent. M enjadi kecenderungan um um bahw a data-data dan inform asi yang sekarang ini ada pada tiap departem en saling tum pang tindih. B egitu pula data-data dari m asyarakat. D engan adanya sistem inform asi terpadu, data -data dan inform asi baik yang ada di departem en m aupun data -data m asyarakat m enjadi data sentral yang bisa dipakai antar departem en. M asalah data yang tersentralisasi m erupakan satu isu tersendiri yang perlu diperhatikan. S entralisasi data tidak hanya berhubungan dengan bagaim ana prosedur pengum pulan data itu sendiri, tetapi akan terkait dengan m asalah infrastruktur, kapasitas penyim panan, dan juga faktor keam anan data. D alam hal ini perlu juga sem acam review yang m elihat apakah m asyarakat bisa dengan m udah m endapatkan inform asi dan pelayanan m elalui e-G overnm ent ini. K em udahan ini di sam ping m enyangkut prosedur, juga terkait dengan kualitas sistem inform asi yang dibangun.

K eem pat, perlu dicari jalan bagaim ana agar pem erintah bersam a seluruh

kom ponen m asyarakat dapat secara bersam a-sam a m engatasi kesenjangan digital (digital gap) yang dihadapi. K esenjangan digital adalah isu yang berkaitan dengan ketidakseim bangan antara m ereka yang m em iliki pem aham an, kem am puan, dan ketersediaan akses terhadap infrastruktur digital dengan m ereka yang sam a sekali jauh dari keberadaan tersebut. S ebagaim ana tujuan aw alnya, e-G overnm ent ditujukan untuk m em perluas akses m asyarakat terhadap pelayanan pem erintah m elalui berbagai teknologi baru, terutam a internet. Jika penggunaan internet belum m enjadi budaya di kalangan m asyarakat, akan sulit m ew ujudkan e -G overnm ent secara m aksim al.

S etidaknya ada beberapa pihak yang dapat m ensosialisasikan penggu naan internet kepada m asyarakat sesuai dengan kapasitas dan kepentingannya m asing-m asing, yaitu:

• Pem erintah, yang tentu saja m em iliki kepentingan untuk m em persem pit jurang kesenjangan digital yang ada di kalangan m asyarakatnya;

• Industri (swasta) atau bisnis - terutam a m ereka yang m em iliki produk dan jasa di bidang teknologi inform asi, seperti: penyedia jasa internet (internet service provider, IS P ), penyedia konten di internet, application service provider, konsultan, dan lain sebagainya – karena m ereka m em butuhkan pasar yang dapat m enyerap produk dan jasa yang m ereka m iliki dan taw arkan;

• Perguruan tinggi, yang m erupakan institusi dengan m isi utam a untuk m eningkatkan level edukasi m asyarakat sehingga m ereka

berkepentingan untuk turut m em bantu m eningkatkan e-literacy kom unitas yang ada di sekitarnya; dan

• Lem baga Swadaya M asyarakat m aupun organisasi non pem erintah, yang secara sosial bekerja untuk pengem bangan dan perluasan pem akaian teknologi inform asi dan internet.

D alam kaitan dengan hal ini, jelas terlih at bahw a salah satu tantangan yang dihadapi pem erintah adalah bagaim ana m em fasilitasi berbagai pihak tersebut agar tercipta suatu lingkungan yang kondusif untuk terselenggaranya berbagai inisiatif e-G overnm ent secara efektif. bisa m enjalankan fungsi sebagaim ana m estinya. D ari sisi bisnis m isalnya, tentu dibutuhkan infrastruktur hukum yang m endukung iklim dan industri yang berhubungan dengan internet. S ehingga dengan dem ikian, akan terjadi w in-w in solution antara pem erintah dan berbagai pihak.

K elim a , perlu diperhatikan dan dipertim bangkan secara sungguh -sungguh

berbagai isu yang m enyangkut keam anan data dan privacy m asyarakat yang m enggunakan internet. K eam anan data m erupakan salah satu isu paling penting dalam inisiatif e-G overnm ent. D ata yang dim aksud dapat berupa data yang dim iliki oleh pem erintah m aupun data yang dim iliki atau terkait pribadi-pribadi atau individu-individu dalam m asyarakat. A spek keam anan m enjadi isu m enarik karena inform asi yang dim iliki pem erintah perlu dijam in keam anan dan kerahasiannya agar tidak disalahgunakan oleh m ereka yang tidak berhak. D engan kata lain, jika data tersebut jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jaw ab, dapat m enim bulkan dam pak yang serius. Isu lain m enyangkut data adalah jam inan bahw a privacy m asyarakat dapa t terjaga. P em erintah perlu m enjam in bahw a data m asyarakat yang bersifat pribadi akan tetap am an dan tidak akan dibeberkan kepada m ereka yang tidak selayaknya m engetahui. K epercayaan m asyarakat dengan pem erintah yang m em prom osikan program e-G overnm entnya akan sangat ditentukan oleh hal ini.

K eenam , perlu dipaham i bahw a akan lebih m udah untuk m em ulai inisiatif

e-G overnm ent dengan m elihat best practice dan/atau m elakukan benchm arking dengan pihak-pihak lain yang sudah m enjalankan inisiatif ini. K arena itu, faktor dokum entasi m enjadi sangat penting. D okum entasi secara internal akan m enjadi sem acam catatan perjalanan yang bisa dikaji kem ajuan dan perkem bangannya. D an secara um um , dokum entasi yang baik dapat m enjadi referensi berguna bagi m ereka yang akan m em iliki inisiatif e-G overnm ent serupa dan berniat m enerapkannya; selain untuk m em persiapkan langkah -langkah yang diperlukan sekaligus m enghindari kesalahan yang sam a dari penerapan inisiatif yang sudah ada. U ntuk m em ulai langkah benchm arking, ada baiknya dilihat karakter-karakter yang m em punyai kem iripan dari sisi budaya, teknologi, ekonom i, dan juga dem ografi penduduknya. D iharapkan, kem iripan faktor-faktor tersebut akan m em udahkan proses pengem bangan e -G overnm ent yang sesuai dengan w ilayahnya dengan sedikit pe nyesuaian pada beberapa aspek.

P E N U TU P

E -G overnm ent bukanlah lagi m erupakan sebuah teori atau konsep m im pi belaka, karena keberadaannya telah nyata terlihat di tengah -tengah globalisasi dunia saat ini. B ukanlah m erupakan suatu hal yang berlebihan jika dikatakan bahw a dengan diterapkannya konsep tersebut oleh pem erintah, beberapa negara telah berhasil m eningkatkan kualitas kehidupan m asyarakatnya. U ntuk dapat m em ulai e-G overnm ent, tentu saja tidak bisa m enunggu hingga seluruh m asyarakatnya. D engan perencan aan yang m atang, pem erintah setiap negara seyogyanya telah m ulai m em ikirkan inisiatif pelaksanaan e-G overnm ent dari m ulai tahapan yang paling sederhana sekalipun. K arena bagaim anapun,

penerapan e-G overnm ent akan dapat m em bantu pem erintah dalam m eningkatkan kinerja pelayanannya kepada m asyarakat.

PEMBANGUNAN JARINGAN