• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinta Damai Saifullah

Dalam dokumen Merangkai Kata Damai (Halaman 65-71)

Wartawan Radio Djati FM, Banda Aceh

Damai punya banyak makna. Arti kedamaian berubah sesuai hubungannya dengan kalimat. Perdamaian dapat menunjuk kesetujuan mengakhiri sebuah perang, atau ketiadaan perang, atau prosesi di mana sebuah angkatan bersenjata tak memerangi musuh. Damai dapat juga berarti keadaan tenang, seperti yang umum di tempat-tempat terpencil, mengizinkan untuk tidur atau meditasi. Damai dapat juga menggambarkan keadaan emosi dalam diri dan akhirnya damai juga dapat berarti kombinasi dari definisi-definisi di atas.

Dalam bahasa arab perdamaian diistilahkan dengan ash-shulhu. Dalam pengertian syariat dirumuskan sebagai, “suatu jenis akad (perjanjian) untuk mengakhiri perlawanan (perselisihan) antara dua orang yang berlawanan.

Dalam perdamaian terdapat dua pihak, yang sebelumnya terjadi persengketaan. Kemudian, para pihak sepakat melepaskan sebagian tuntutannya. Para pihak yang mengadakan perdamaian dalam syariat Islam distilahkan musalih, sedangkan persoalan yang diperselisihkan disebut musalih ‘anhu, dan perbuatan yang dilakukan salah satu pihak terhadap pihak lain untuk mengakhiri pertikaian/ pertengkaran dinamakan dengan musalih ‘alaihi atau disebut juga badalush shulhu.

MERANGK AI K ATA DAMAI

52

Perdamaian dalam Islam sangat dianjurkan. Sebab, dengan perdamaian terhindar kehancuran, putusnya hubungan silaturahmi, dan menghindari perpecahan antarumat, serta menghentikan permusuhan di antara pihak-pihak yang bertikai. Dalam konteks jurnalistik, damai yang dimaksudkan bagaimana para jurnalis menulis dan memberitakan informasi kepada khalayak dengan bahasa tepat dan mengusahakan untuk menghindari konflik dengan komitmen menjaga dan melestarikan suasana damai.

Damai merupakan dambaan dan impian semua orang. Terlebih orang yang hidup dalam atmosfir konflik. Bagi mereka yang menikmati kedamaian tentu akan menginginkan damai terus berlanjut. Namun, damai bukan sekadar ucapan atau bahasa belaka, tetapi benar-benar perwujudan hasrat manusia yang selalu cinta kedamaian. Di sisi lain, tidak dapat kita pungkiri ada juga yang tidak menginginkan kedamaian terus berlanjut. Ini memiliki alasan atau faktor tertentu, seperti orang yang terganggu bisnisnya karena damai. Bagi mereka, konflik bisa dijadikan sebagai proyek untuk meraup keuntungan. Ada juga sebagian kelompok yang anti terhadap kemapanan.

Berbicara perdamaian, tentu melibatkan semua elemen untuk menjaga dan mempertahankan perdamaian. Meraih kedamaian mungkin bisa kita asumsikan lebih mudah daripada mempertahankannya. Dari masa ke masa, suatu wilayah akan berubah terlepas ke mana arah perubahan itu sendiri.

***

Hakikat pers bertindak dan berpijak pada porsi yang sebenarnya, walau di tengah kondisi tidak memungkinkan. Bahkan sangat memungkinkan bahwa perjalanan pers penuh dengan liku-liku dan tantangan yang berarti. Bagi para jurnalis dalam menjalankan tugasnya bisa saja mengalami pelecehan, ancaman atau pembunuhan. Keadaan seperti ini bisa terjadi di mana saja dan kapan saja dalam menjalankan tugasnya tanpa mengenal batas dan waktu.

Berawal dari niat baik untuk kedamaian, dapat menjadi penopang bahwa energi positif akan melihat sesuatu dari sudut pandang yang menarik dan setia menjaga

53 nilai-nilai ketertarikan tersebut. Hal yang lumrah bahwa sesuatu dimulai dari apa yang dilihat kemudian baru dikembangkan dengan berpikir. Kacamata untuk melihat juga akan berdampak terhadap interpretasi yang dilakukan.

Bagi dunia jurnalis, interpretasi terhadap sebuah persoalan menjadi penting untuk diperhatikan, karena interpretasi inilah yang kemudian diekspresikan ke dalam hasil karya atau tulisan. Nilai-nilai etika juga menjadi fokus, sehingga diharapkan berpikir secara logis untuk kemudian benar-benar mempublikasikan informasi yang layak. Di sisi lain, informasi memang tak bisa ditutupi sebagai konsumsi masyarakat. Informasi yang disampaikan pun memberi pencerahan dan pemberdayaan publik serta meningkatkan kecerdasan intelektual.

Mengutip kata-kata Napoleon Bonaparte “aku lebih takut satu pena daripada seribu pedang“, secara eksplisit menunjukkan bahwa walaupun pena tersebut kecil dan tidak seberapa dibanding pedang, namun tajamnya melebihi pedang. Sebagaimana kita ketahui senjata para jurnalis adalah pena, mereka dikenal sebagai kuli tinta, dan tinta bersumber dari pena. Nah, pantaslah kalau jurnalis sebagai pemegang kendali dalam memainkan perannya sebagai pemberi informasi.

Dengan pena, tokoh-tokoh besar mengubah dunia. Sama halnya jurnalis yang dapat mengubah pola pikir, asumsi dan pandangan masyarakat terhadap pemberitaan. Meskipun adanya perubahan dalam masyarakat tidak secara otomatis atau mutlak, tetapi tidak menutup kemungkinan akan cepat mengalami perubahan ketika ada persoalan yang menyangkut langsung terhadap komunitas masyarakat. Patut diperhatikan, bahwa penyampaian informasi juga harus disesuaikan dengan kultural masyarakat, tak kalah pentingnya menulis sesuai dengan konsumennya. Artinya sesuai dengan tingkatan pendidikan masyarakat, sehingga hal-hal yang tak diinginkan tidak terjadi, misalnya terjadi pertentangan antara masyarakat dengan pemerintah atau masyarakat sesama masyarakat. Memberikan perhatian dalam menulis secara tepat maka otomatis kedamaian yang didambakan akan tetap lestari dan konflik tidak terjadi lagi.

***

MERANGK AI K ATA DAMAI

54

Media merupakan salah satu wadah ekspresi demokrasi masyarakat modern yang memiliki peran strategis dalam menciptakan damai di suatu tempat, serta memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan manusia dari masa ke masa. Peran media dalam tataran sosial di antaranya adalah sebagai agen perdamaian.

Sementara yang berhubungan dengan fungsinya, media memiliki fungsi komunikasi massa antara lain fungsi pengawasan, fungsi sosial, fungsi penyampaian informasi, fungsi transformasi budaya, dan fungsi hiburan. Adapun peran sosial pers yang paling utama adalah sebagai kekuatan sebagai pendapat umum dan pola pikir dalam masyarakat.

Karena media mempunyai peran yang besar dalam masyarakat, yaitu membentuk dan menciptakan opini publik, maka upaya penerapan atau implementasi konsep damai bagi jurnalis sangat diperlukan. Konsep ini merupakan solusi bertindak preventif terhadap konflik ataupun untuk melestarikan kedamaian itu sendiri. Konsep jurnalisme damai tentu dapat diterima oleh media, jurnalis dan masyarakat yang mendambakan pedamaian itu selalu ada dan menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakat.

Acuan konsep jurnalisme damai merupakan solusi yang tepat untuk menciptakan suasana kondusif, merujuk kepada kata damai juga sangat menentukan terjalinnya kedamaian secara kontinyu. Informasi yang disampaikan kepada masyarakat akan membentuk pemikiran dan pengetahuan kepada mereka. Ini juga hal yang perlu diperhatikan oleh para jurnalis, bahwa apa yang ingin disampaikan harus dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat .

Dalam ilmu jurnalis ada beberapa tinjauan yang menjadi perhatian, jurnalis bertindak sebagai penerima informasi dan kemudian menyampaikan informasi itu, tentunya dengan mengikuti kaidah-kaidah jurnalistik, seperti aktual, objektif, berimbang dan menempatkan diri di posisi tanpa keberpihakan.

Posisi yang sulit akan terasa bagi jurnalis ketika adanya gejala konflik. Betapa tidak profesi ini dikenal sangat beresiko, misalnya dituntut pencemaran nama baik, pelecehan, ancaman sampai nyawa pun bisa melayang ketika meliput daerah konflik bersenjata. Inilah yang namanya resiko, tetapi tampaknya para jurnalis akan sering berhadapan dan mengalami resiko-resiko separah tadi.

55 Kemudian, dalam menjalankan profesinya seorang jurnalis menganut jurnalisme damai untuk tetap konsisten bahwa kondisi dan damai itu adalah indah. Adapun karakteristik jurnalisme damai yaitu; (1). Melihat perang sebagai sebuah masalah, (2). Melihat perang sebagai sebuah ironi yang tidak seharusnya terjadi, (3). Lebih mementingkan empati kepada korban dari pada liputan konflik yang kontinyu, (4). Menonjolkan rekonsiliasi dua belah pihak, (5). Mengedepankan harapan dan hasrat untuk berdamai daripada aroma dendam dan kebencian kepada kedua belah pihak, (6). Memberitakan konflik apa adanya dan memberikan porsi yang sama kepada semua pihak atau versi yang muncul dalam wacana konflik, (7). Mengungkapkan ketidakbenaran kedua pihak dan menghindari keberpihakan, (8). Menyebutkan nama pelaku kejahatan kedua pihak, guna mengungkapkan ketidakbenaran atau kebohongan masing-masing pihak.

Dengan karakter tersebut, memberikan deskripsi betapa pentingnya menjaga karakter itu dalam menjalankan fungsinya sebagai jurnalis. Diakui atau tidak, bahwa pemberitaan terhadap suatu permasalahan tanpa fakta informasi yang benar dan sumber yang jelas sering menjadi penyulut api konflik. Bagi jurnalis damai tentu hal ini sangat tidak diharapkan.

Jurnalisme damai diharapkan menjadi sebuah solusi bagi dunia jurnalistik, sehingga dituntut mampu mentransformasikan fakta dan realitas konflik sebagai realitas media, untuk menghindari terjadinya konflik-konflik serta munculnya penyelesaian masalah. Menciptakan suasana damai secara menyeluruh dengan tetap berpedoman pada azas-azas dan prinsip jurnalisme damai.

Instrumen jurnalisme damai harus tetap dikedepankan. Inilah harapan dan cita-cita seluruh masyarakat, sehingga melalui jurnalisme damai ini diharapkan tak muncul lagi berbagai polemik, dan memperkeruh suasana. Pemberitaan yang baik akan memberikan nuansa damai tersendiri, dengan demikian damai dapat terjaga dan tak memunculkan konflik-konflik baru.

Tidak dapat dipungkiri pers mempunyai peran urgen dan strategis dalam menjaga dan menciptakan suasana damai. Melalui jurnalisme damai, semoga perjalanan jurnalistik dapat memberikan kontribusi besar secara universal menuju perdamaian seutuhnya di muka bumi.

MERANGK AI K ATA DAMAI

56

Melalui jurnalisme damai, besar harapan untuk sekarang dan ke depan para jurnalis dapat memberikan kontribusi besar terhadap perdamaian dan ketentraman kepada masyarakat. Karena diyakini sebagai pemegang peran vital dalam mengekspresikan dan mendiskripsikan sebuah persoalan, pers sebagai penyampai informasi, agen perubahan dan berfungsi sebagai sosial kontrol memberikan informasi kepada masyarakat yang berpengaruh besar terhadap pembentukan pola pikir dan opini publik.

Di samping itu, media bersikap kritis terhadap kebijakan-kebijakan yang berlaku, membantu meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap kebijakan tersebut dan selalu menganut prinsip dan azas damai melalui pemberitaannya, maka terciptalah suasana damai, tenteram, aman dan sejahtera di tengah masyarakat. ***

Jurnalisme Damai

Dalam dokumen Merangkai Kata Damai (Halaman 65-71)