DAFTAR BOX
3.7 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) .1 Capaian Utama Pembangunan
Sebagai badan usaha yang dimiliki pemerintah, BUMN berperan sebagai agent of development dan agent of value creator. Sebagai agent of development, BUMN diharapkan berkontribusi kepada pembangunan nasional. Sebagai agent of value creator, BUMN diharapkan mampu memberikan kontribusi keuntungan kepada negara. Pelaksanaan peran BUMN tersebut dipantau dan dievaluasi sesuai target yang ditetapkan RPJMN 2020-2024 dan core values BUMN untuk mewujudkan BUMN yang lebih amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.
BUMN memiliki peran besar dalam pemulihan ekonomi Indonesia sampai dengan tahun 2022. Hal ini dapat dilihat dari sejumlah capaian utama BUMN antara lain (1) pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN); (2) peningkatan pangsa pasar BUMN ke luar negeri; (3) belanja modal (CAPEX) BUMN; dan (4) profitabilitas BUMN. Kebijakan pembentukan holding BUMN berbasis sektoral merupakan langkah strategis yang diambil pemerintah untuk meningkatkan sinergi antarperusahaan, memperkuat permodalan, dan memperluas jangkauan investasi. Hasilnya diharapkan dapat meningkatkan kapasitas BUMN untuk melakukan ekspansi secara bersama- sama di bawah kendali induk perusahaan. Langkah ini juga diambil sebagai strategi transfer knowledge antar-BUMN dalam menghadapi tantangan dunia bisnis yang
semakin dinamis. Sepanjang tahun 2021 hingga triwulan I-2022, telah terbentuk 10 holding BUMN sektoral. Pembentukan holding BUMN diharapkan dapat meningkatkan secara signifikan total aset yang dimiliki BUMN termasuk pendanaan untuk investasi dalam skala besar.
Untuk pangsa pasar BUMN ke luar negeri telah dilakukan upaya meningkatkan jumlah negara tujuan ekspor. Pada tahun 2021, perluasan pasar ekspor produk BUMN telah mencapai 127 negara dari sebelumnya 55 negara pada tahun 2020. Nilai ekspor produk BUMN pada tahun 2021 mencapai di atas US$10.000, seiring dengan ekspor bahan baku klinis yang dilakukan oleh BUMN kesehatan untuk memenuhi kebutuhan global selama pandemi COVID-19. Komoditas ekspor utama BUMN masih disumbangkan oleh sektor migas dan energi, serta minerba, dengan produk berupa minyak mentah, produk minyak, gas bumi; alumina, batu bara, nikel dan lain-lain.
Sebelum pandemi, dalam lima tahun terakhir capital expenditure (capex) BUMN mengalami peningkatan, seiring dengan diberikannya penugasan-penugasan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah sebagai pemegang saham BUMN. Di tahun 2021, capaian realisasi belanja modal/capex BUMN adalah sebesar Rp317,30 triliun, atau meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp278,90 triliun. Peningkatan ini menunjukkan adanya pemulihan keuangan BUMN setelah sebelumnya mengalokasikan ulang rencana realisasi capex ke program- program prioritas agar tidak mengganggu likuiditas perusahaan yang terdampak pandemi COVID-19.
Tabel 3.8
Belanja Modal/ Capex dan Laba Bersih BUMN Tahun 2019–2022
Uraian Satuan 2019 2020 2021a) 2022b)
Total capex triliun 366,30 278,90 317,30 577,00
Laba bersih triliun 165,37 40,99 130,13 222,00
Sumber: Kementerian BUMN, 2022.
Keterangan: a) Data 2021 adalah data sementara; b) Data 2022 adalah target.
Dalam hal capaian profitabilitas, kinerja BUMN pada tahun 2021 secara keseluruhan portofolio mengalami perbaikan dibandingkan dengan tahun 2020. Peningkatan laba bersih menunjukkan pertumbuhan bisnis BUMN yang didominasi oleh klaster jasa keuangan, energi, dan pertambangan, seiring dengan pulihnya kondisi ekonomi dan naiknya harga komoditas utama. Sementara itu, klaster pariwisata dan pendukung masih mengalami penurunan kinerja pada tahun 2021.
3.7.2 Permasalahan dan Kendala
Terdapat empat aspek permasalahan khususnya selama pandemi COVID-19 yaitu (1)
Ukraina yang menyebabkan belanja modal terpengaruh, seperti adanya kenaikan harga barang dan jasa; (2) aspek pemasaran, yaitu turunnya daya beli yang mengakibatkan turunnya permintaan dan penjualan serta sulitnya bersaing dari sisi harga dengan negara lain; (3) aspek operasional perusahaan, yaitu pembatasan operasi perusahaan, pembatasan aktivitas masyarakat pada tahun 2020–2021 yang memberikan tantangan tersendiri khususnya sektor pariwisata dan peran dalam penanggulangan COVID-19; dan (4) aspek finansial, yaitu penunggakan pembayaran, kenaikan eksposur pinjaman, serta penurunan solvabilitas dan likuiditas.
3.7.3 Arah Kebijakan dan Strategi
Pelaksanaan arah kebijakan BUMN difokuskan pada strategi jangka panjang pembentukan klaster yang bertumpu pada lima prioritas utama, di antaranya adalah (1) restrukturisasi model bisnis melalui pembangunan ekosistem, kerja sama, pertimbangan kebutuhan stakeholders, dan fokus pada core business; (2) peningkatan nilai ekonomi dan dampak sosial terutama di bidang ketahanan pangan, energi, dan kesehatan; (3) pendidikan dan pelatihan tenaga kerja, pengembangan SDM berkualitas untuk Indonesia, serta profesionalitas tata kelola dan sistem seleksi SDM;
(4) pengembangan kepemimpinan secara global dalam teknologi strategis dan melembagakan kapabilitas digital seperti data management, advanced analytics, big data, artificial intelligence dan lain-lain; dan (5) pengoptimalan nilai aset dan penciptaan ekosistem investasi yang sehat.
Selama pandemi COVID-19, roadmap BUMN 2020-2024 juga telah disusun dan memberikan arahan pengembangan BUMN dalam menghadapi kondisi yang dinamis dan dibagi menjadi tiga tahapan. Tahap pertama, survival atau kelangsungan hidup (sampai dengan Q2-2021) untuk melindungi BUMN strategis dan BUMN terdampak COVID-19 melalui pembentukan klasterisasi berdasarkan keterkaitan supply chain dan kesamaan industri untuk meningkatkan sinergi serta memperbaiki landasan Good Corporate Governance (GCG) BUMN beserta restrukturisasi operasional untuk mencapai operational excellence. Tahap kedua, restrukturisasi dan realignment (sampai dengan Q2-2022) yang difokuskan pada perbaikan portofolio melalui restrukturisasi korporasi dengan tujuan untuk melakukan konsolidasi dan simplifikasi serta mempersiapkan landasan untuk inovasi model bisnis baru. Tahap ketiga, inovasi dan transformasi (sampai dengan tahun 2024) untuk menciptakan kesempatan partisipasi sektor swasta dan melakukan spesialisasi BUMN dengan tujuan komersial dan sosial.
Pelaksanaan roadmap BUMN pada masa COVID-19 yang masih berlangsung memperhatikan beberapa aspek sebagai berikut (1) perlindungan SDM dari dampak COVID-19 dan memfasilitasi transisi ke model kerja new normal; (2) peninjauan ulang strategi supply chain beberapa industri vital seperti farmasi, kesehatan, pangan, dan logistik; (3) integrasi pusat penanggulangan COVID-19 melalui satgas COVID-19 untuk mempercepat penyaluran bantuan pada yang terdampak; (4) financial stress testing atas kondisi keuangan dan arus kas serta restrukturisasi portofolio untuk memperkuat posisi keuangan; (5) peningkatan customer engagement melalui
percepatan peluncuran dan perluasan kanal keuangan digital; serta (6) pembentukan hubungan baru antara pelanggan, pemasok, dan stakeholder lainnya, serta restrukturisasi untuk meningkatkan daya saing pascapandemi COVID-19.