• Tidak ada hasil yang ditemukan

Badan Hukum Publik atau Privat

Dalam dokumen HUKUM ACARA PENGUJIAN UNDANG-UNDANG (Halaman 58-61)

B. OBJEK PENGUJIAN

4. Badan Hukum Publik atau Privat

Secara tradisional, yang dianggap sebagai sub yek dalam hukum adalah orang atau yang dianggap orang. Oleh sebab itu, timbullah konsep mengenai rechts-

persoon yang dalam bahasa Indonesia disebut badan

hukum. Recht adalah hak atau hukum, sedangkan per- soon adalah orang ataupun kumpulan orang perorang - an manusia. Sebenarnya, dari segi harfiah atau letter- lijk, penerjemahan kata rechtspersoon menjadi badan hukum itu kuranglah tepat benar. Secara harfiah,

rechtsspersoon berarti pribadi hukum atau yang oleh

hukum dianggap sebagai orang.

Secara teoritis, yang dapat dianggap sebagai orang itu, tidak selalu berbentuk badan, lembaga, per - kumpulan orang, ataupun organisasi individu manusia, tetapi dapat pula tumbuh-tumbuhan ataupun binatang. Oleh karena itu, mestinya rechtspersoon itu tidak selalu identik dengan badan hukum.

Akan tetapi, jika kita menelusuri apa yang di - maksud di berbagai negara hukum modern dengan

rechtspersoon atau legal person itu selama ini me- mang harus diakui bahwa yang dimaksud itu memang subyek badan-hukum yang tidak lain adalah badan atau organisasi yang berisi sekumpulan orang yang mem- punyai kepentingan dan tujuan yang sama dan dengan tujuan untuk mewujudkan tujuan dan kepentingan yang sama, melalui mana hak dan kewajiban mereka sebagai pribadi untuk hal-hal yang tertentu diserahkan sepenuhnya menjadi hak dan kewajiban badan hukum yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dapat dimengerti bahwa dalam bahasa Indonesia, istilah rechtspersoon

itu diterjemahkan dengan per kataan badan hukum. Namun demikian, di masa mendatang, dengan makin berkembangnya doktrin ilmu lingkungan hidup yang menempatkan lingkungan hidup yang luas sebagai subjek yang semakin lama semakin penting, maka ilmu hukum dituntut pula untuk merenungkan kedudukan- nya sebagai subyek hukum yang berdiri sendiri di luar manusia. Artinya, kita ditantang untuk memikirkan sejauhmana binatang dan tumbuh-tumbuhan juga dapat dilihat dan diperlakukan sebagai sub yek hukum yang tersendiri di luar manusia sebagai pemelihara atau pembunuh hewan/binatang tersebut atau sebagai penanam dan pemetik tumbuh-tumbuhan dan buah- buahan.

Jika hewan dan tumbuh-tumbuhan itu dapat diperlakukan sebagai subyek hukum, maka kita per - lukan istilah baru sebagai terjemahan dari rechts-

persoon yang tidak hanya mencakup pengertian badan

dan tumbuh-tumbuhan tersebut sebagai subjek hukum. Dengan demikian, yang kita pahami sebagai subyek hukum itu mencakup subyek hukum orang ataupun subjek hukum yang diorangkan atau yang dianggap orang (rechtspersoon).

Subyek hukum rechtspersoon dalam pengertian yang terbatas sebagai badan hukum, selama ini dipahami terdiri atas badan hukum publik dan badan hukum privat (perdata). Perbedaannya terletak pada kepentingan yang diwakilinya dan pada aktifitas yang dijalankan oleh badan hukum itu sendiri berkaitan de- ngan hubungan hukum yang bersifat publik atau ber - sifat perdata.

Dari segi subyeknya, badan hukum tersebut da pat disebut sebagai badan hukum publik apabila kepen - tingan yang menyebabkan badan itu dibentuk didasar - kan atas kepentingan umum atau kepentingan publik, bukan kepentingan orang per orang. Sebaliknya apabila kepentingan yang menyebabkan ia dibentuk didasarkan atas kepentingan pribadi orang per orang, maka badan hukum tersebut disebut badan hukum privat atau perdata.

Namun demikian, meskipun dari segi subyeknya badan hukum itu bersifat publik, ia tetap dapat men - jalankan aktifitas dalam lalu lintas hukum perdata. Sebaliknya, badan hukum perdata juga dapat menyan - dang hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang bersifat publik dalam lalu lintas hukum publik. Oleh karena itu, unsur-unsur subyektif dan obyektif ini menentukan apakah suatu badan hukum dapat dikategorikan se - bagai badan hukum publik atau badan hukum perdata

atau privat. Dari kedua kategori itu, dapat dirinci adanya empat macam badan hukum, yaitu:

(1) Badan hukum yang mewakili kepentingan umum dan menjalankan aktivitas di bidang hu kum publik. Misalnya Komisi Pemilihan Umum yang dalam menjalankan tugasnya menetapkan keputusan ten- tang partai politik yang berhak mengikuti pemilih- an umum.

(2) Badan hukum yang mewakili kepentingan publik dan menjalankan aktivitas di bidang hukum per - data. Misalnya, Bank Indonesia sebagai bank sen- tral menurut ketentuan Undang-Undang Dasar 1945 mengadakan dan menandatangani perjanjian jual beli valuta asing dengan badan usaha lain. (3) Badan hukum yang mewakili kepentingan perdata

pendirinya tetapi menjalankan aktivitas di bidang hukum publik. Misalnya, suatu yayasan yang dibentuk oleh pribadi-pribadi para dermawan untuk membantu pemberian bantuan obat-obatan dan fasilitas kesehatan bagi orang miskin atau pegawai negeri golongan I di suatu daerah tertentu. (4) Badan hukum yang mewakili kepentingan perdata pendirinya dan menjalankan aktivitas di bidang hukum perdata. Misalnya koperasi atau pun badan- badan usaha yang didirikan oleh pendirinya untuk kepentingan perdata dan menjalankan aktivitas perdagangan yang mendatangkan keuntungan perdata bagi yang bersangkutan.

Badan hukum kategori pertama dapat diidentik- kan dengan lembaga negara yang akan dibahas tersen - diri setelah ini. Namun pertanyaannya apakah lembaga

negara identik dengan badan hukum publik sehingga semua lembaga negara dapat disebut sebagai badan hukum publik? Atau apakah semua badan hukum publik dapat disebut sebagai lembaga negara? Jawab - nya tentu saja tidak. Partai politik, bukanlah lembaga negara, tetapi dapat disebut sebagai badan hukum publik dan bukan merupakan badan hukum perdata.63 Oleh sebab itu, antara lembaga negara dengan badan hukum publik memang tidak identik. Perbedaan antara badan hukum publik dengan lembaga negara itu nanti akan dibahas tersendiri ketika kita membahas soal lem - baga negara.

Yang penting untuk dipahami adalah mengenai adanya badan hukum publik yang bukan lembaga nega- ra seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan dan sebagainya, yang termasuk kategori lembaga non - negara atau non-pemerintah. Istilah Organisasi Non - Pemerintah (ORNOP) juga terkait dengan soal ini, yaitu yang dalam bahasa Inggris biasa disebut sebagai Non-

Governmental Organizations (NGO’s) yang berkaitan

pula dengan istilah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Organisasi-organisasi seperti partai politik me - mang didirikan untuk tujuan-tujuan dan kepentingan- kepentingan politik yang bukan bersifat perdata. Namun dalam kegiatannya sehari-hari, aktivitas-aktivi- tas yang dilakukannya dapat saja berkaitan dengan hal - hal yang bersifat publik ataupun dengan hal -hal yang berkenaan dengan soal hak dan kewajiban yang bersif at

63 Lihat Indonesia, Undang-Undang Tentang Partai Politik, UU No. 31 Tahun 2002, LN No. 138 Tahun 2002, TLN No. 4251.

perdata. Sebagai partai politik sudah tentu kegiatannya berkaitan dengan dunia politik yang berkenaan dengan kepentingan rakyat banyak. Tetapi sebagai badan hu - kum, partai politik itu dapat saja terlibat dalam lalu lintas hukum perdata, misalnya, mendap atkan hak atas tanah dan bangunan kantor, mengadakan jual beli ben - da-benda bergerak seperti kendaran bermotor, alat -alat tulis kantor, dan lain-lain sebagainya.

Semua kegiatan tersebut bersifat perdata, dan partai politik yang bersangkutan sebagai badan h ukum dapat bertindak sebagai subjek hukum yang sah. Dalam hal demikian itu, meskipun bertindak dalam lalu lintas hukum perdata, organisasi partai politik tersebut tetap tidak dapat disebut sebagai badan hukum perdata, melainkan by nature merupakan badan hukum yang bersifat publik.

Demikian pula suatu badan usaha, seperti per - seroan terbatas ataupun koperasi yang didirikan oleh para pegawai suatu lembaga negara untuk maksud - maksud yang tiada lain bersifat perdata, meskipun didirikan oleh warga suatu lembaga negara yang bersifat publik tetap merupakan badan hukum yang bersifat perdata. Misalnya, karyawan dan pegawai serta para hakim konstitusi di Mahkamah Konstitusi ber - sama-sama membentuk Koperasi Mahkamah Konsti- tusi.

Tujuan pembentukan koperasi tersebut jel as ber- sifat perdata untuk kepentingan anggota koperasi itu sendiri, sehingga oleh karenanya setelah koperasi tersebut memperoleh status sebagai badan hukum sebagaimana mestinya, tetap disebut sebagai badan hukum perdata atau privat, bukan badan hukum pu blik

hanya karena yang mendirikannya adalah para anggota suatu lembaga negara. Dengan perkataan lain, kriteria utama yang menentukan suatu badan hukum itu per- data atau publik terletak pada kepentingan yang di - wakili badan hukum yang bersangkutan yang tercermin dalam tujuan dan kepentingan para pendiri badan hu - kum itu sendiri.

Dalam dokumen HUKUM ACARA PENGUJIAN UNDANG-UNDANG (Halaman 58-61)