• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN KETERAMPILAN KINERJA KELAS X MADRASAH ALIYAH

Dalam dokumen Prosiding Seminar Nasional Tahun 2016 (Halaman 146-160)

Muhammad Zaini1)

Dian Safitri2)

Program Studi Magister Pendidikan Biologi PPs Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

balittra_32@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian pengembangan bertujuan menghasilkan lembar kerja siswa hasil pengembangan konsep protista yang valid, praktis dan efektif. Penelitian pengembangan menggunakan model Tessmer. Subjek pakar berasal dari dosen pendidikan biologi FKIP Unlam Banjarmasin. Subyek siswa perorangan dan kelompok kecil siswa kelas X MIA 4, subyek uji lapangan siswa kelas X MIA 2. Penelitian dilaksanakan di MAN 2 Model Banjarmasin pada Agustus-Desember 2015. Jenis data kevalidan LKS diperoleh dari hasil validasi pakar, keterbacaan berupa penilaian siswa terhadap LKS, kepraktisan berupa respon siswa terhadap LKS, keefektivan berupa keterampilan proses dan keterampilan kinerja. Teknik pengumpulan data kevalidan adalah rata-rata penilaian validator. keterbacaan adalah rata-rata penilaian siswa terhadap LKS, keefektivan meliputi a) keterampilan proses diperoleh dari kemampuan mengerjakan LKS, b) keterampilan kinerja diperoleh dari hasil pengamatan ketika mengerjakan LKS. Analisis data secara keseluruhan dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian diperoleh LKS tergolong valid (83,3-84,7%), praktis digunakan (75-100%) dan efektif berdasarkan keterampilan proses (76,7-84%), dan kinerja siswa ketika mengerjakan LKS (80-100%).

ISBN 978-602-72071-1-0

PENDAHULUAN

Menurut hasil survei Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) persentase siswa di setiap tingkat di bidang sains di antara negara- negara di dunia, Indonesia menduduki posisi ke 48 dari 56 negara (TIMSS, 2007). Programme for International Student Assessment (PISA 2012) juga melaporkan rata- rata nilai sains siswa Indonesia adalah 382, berdasarkan nilai ini Indonesia menempati peringkat 64 dari 65 negara peserta (OECD, 2013; Kurnia, 2014). Hal ini menunjukkan kondisi siswa Indonesia di bidang sains dan keterampilan berpikir siswa masih rendah.

Permendikbud No. 65 Tahun 2013 menyatakan setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas ketercapaian kompetensi lulusan. Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan bahwa penyusunan perangkat pembelajaran merupakan bagian dari perencanaan pembelajaran. Salah satu perangkat pembelajaran adalah Lembar Kerja Siswa (LKS).

Hasil supervisi klinis di MAN 2 Model Banjarmasin, proses pembelajaran biologi menggunakan perangkat pembelajaran buatan MGMP. Perangkat ini sudah dilengkapi LKS, namun belum sepenuhnya menekankan sintak model pembelajaran, sebagai alat ukur keterampilan berpikir siswa. Jadi perlu dikembangkan LKS yang menekankan pengamatan dan percobaan melalui penelitian pengembangan.

Konsep Protista di dalam kurikulum 2013 ada pada ranah kognitif C3 (penerapan). Salah satu kompetensi dasar adalah merencanakan dan

melaksanakan pengamatan ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk model/charta/gambar. Fakta menunjukkan pembelajaran masih menitikberatkan penyampaian konsep. Padahal materi ini banyak melibatkan proses pengamatan untuk menumbuhkan proses berpikir siswa.

Penelitian pengembangan memiliki banyak istilah (Reeves, dkk., 2010). Istilah-istilah ini adalah penelitian berbasis perancangan (Kelly, 2003), penelitian pengembangan (Akker, 1999), penelitian eksperimen (Brown, 1992; Collins, 1992), penelitian formatif (Newman, 1990), dan penelitian perancangan pendidikan (van den Akker, Gravemeijer, McKenney, & Nieveen, 2006). Sekalipun demikian ada kesamaan prinsip yakni fase pendahuluan, fase prototipe dan fase evaluasi formatif (Ploomp dan Nieveen, 2007).

Produk pengembangan berupa prototipe LKS, yang dirancang menggunakan model inkuiri. Sumiati dan Asra (2007) melaporkan jenis tugas yang ada dalam LKS dapat berupa pengerjaan soal-soal atau pertanyaan latihan, perintah untuk mengumpulkan data, dan membuat produk. Setiap langkah pengembangan merupakan mikro siklus yang diakhiri dengan revisi (Ploomp dan Nieveen, 2007). Melalui cara seperti ini diharapkan menghasilkan LKS yang valid, praktis dan efektif seperti Gambar 1. Arafah, dkk. (2012) melaporkan LKS hasil pengembangan dikatakan layak dan valid dengan bukti terpenuhinya semua aspek kriteria validasi oleh para pakar, LKS sudah menunjukkan berbasis berpikir kritis, meningkatnya hasil belajar dan kinerja siswa disertai dengan tanggapan siswa dan guru yang

sangat baik.

Gambar 1. Alur desain formative evaluation diadaptasi dari Tessmer (1993).

Pendapat ahli (expert review) merupakan evaluasi interinsik pembelajaran seperti keakuratan isi atau kualitas secara teknis. Informasi yang diperoleh dari pendapat ahli juga bagaimana pembelajarannya, implementasi, perancangan dan pengujian. Uji

perorangan (one to oneevaluation) merupakan pendapat siswa secara individu terhadap produk yang dikembangkan. Informasi dari evaluasi pendapat perorangan interinsik. Di mana populasi belajar, isi atau berbagai strategi tidak familiar, tidak umum bagi sebuah tim. Kinerja siswa diukur melalui tes, latihan, sikap yang dikumpulkan melalui angket.

Uji kelompok kecil (small group) dilakukan setelah pendapat pakar dan perorangan. Hal ini dilakukan untuk merevisi produk berdasarkan saran-saran

sebelumnya. Sumber data utama diperoleh dari siswa. Uji ini bertujuan menentukan keefektivan, efisiensi, keterlaksanaan dan daya tarik. Uji lapangan (field test) merupakan evaluasi yang dikondisikan (situated evaluation) dilakukan berbagai revisi dari evaluasi formatif sebelumnya, saran-saran revisi akhir dan mementukan keefektivan produk yang dikembangkan.

Ploomp dan Nieveen (2007) mengemukakan 4 kriteria mengenai intervensi kualitas (high quality intervention), dalam proses pengembangan meliputi valid isi, valid konstruk, kepraktisan dan keefektivan. Komponen-komponen intervensi seyogyanya berbasis

state-of-the-art knowledge (validasi isi) dan semua komponen diharapkan konsisten satu dengan lainnya

122

ISBN 978-602-72071-1-0

(validasi konstruk). Hasil-hasil intervensi yang didapatkan sebagai produk akhir disebut prototipe. Penelitian formatif menghasilkan sebuah prototipe yakni ketika produk yang dikembangkan melalui beberapa tahapan atau mikro siklus. Tim ahli melakukan penelaahan terhadap produk kemudian memberikan saran untuk diperbaiki. Setelah produk diperbaiki oleh peneliti maka dikatakan melalui siklus 1. Produk hasil perbaikan dimintakan pendapatnya kepada beberapa siswa melalui uji perorangan (one to one) saran-saran dari siswa merupakan kajian yang akan diperbaiki. Begitulah seterusnya sampai uji lapangan (mikro siklus 4). Jadi rangkaian evaluasi masing-masing mikro siklus bertujuan untuk memperbaiki produk (improve), sedangkan produk akhir setelah uji lapangan disebut prototipe (Ploomp dan Nieveen, 2007).

Kevalidan, kepraktisan dan keefektivan ketika menggunakan sebuah model pengembangan terdistribusi pada masing-masing siklus, oleh karena itu dikenal kepraktisan harapan dan aktual, begitu juga keefektivan. Kepraktisan harapan adalah intervensi ketika menggunakan produk yang dalam setting perancangan dan pengembangan. Kepraktisan aktual adalah intervensi dalam menggunakan produk dalam setting perancangan dan pengembangan. Keefektivan harapan adalah menggunakan hasil intervensi harapan dalam menggunakan produk akhir. Keefektivan aktual menggunakan hasil-hasil intervensi untuk menghasilkan produk akhir (Akker, 1999).

Penelitian perancangan atau penelitian pengembangan atau penelitian pengembangan dan perancangan adalah pendekatan penelitian yang menggabungkan beberapa karakteristik dan menambahkan unsur dalam kemajuan pengetahuan menjadi semakin tumbuh (Ploomp dan Nieveen, 2007). Menurut Setyosari (2013) pengembangan adalah proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Pengembangan dapat berupa proses, produk dan rancangan. Resti, dkk. (2015) melaporkan pengembangan perangkat pembelajaran Ekosistem dengan model pembelajaran berdasarkan masalah menunjukkan hasil LKS hasil pengembangan sangat layak.

Tujuan pengembangan pada dasarnya merupakan menilai perubahan-perubahan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu (Setyosari, 2013). Sari, dkk (2013) melaporkan produk berupa LKS pembelajaran biologi pada materi pokok sistem pencernaan makanan untuk Sekolah Menengah Atas yang dihasilkan telah dinyatakan valid. Hasil dari penelitian Novita, dkk (2013) menunjukkan bahwa produk berupa LKS berbasis gambar untuk materi pokok Plantae dengan nilai validasi 94,25 % kategori sangat valid dan nilai praktikalitas 97,8 % untuk guru serta 93,6 % untuk siswa dengan kategori sangat praktis.

Ayu, dkk. (2015) melaporkan bahwa berdasarkan hasil validasi dan uji pengembangan menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran memiliki kategori sangat layak dan efektif terhadap keterampilan kerja ilmiah dan hasil belajar siswa. Salah satu penelitian

pengembangan adalah aplikasi yang sebelumnya belum teruji alat, model, atau metode untuk masalah dalam konteks yang baru (Hevner, dkk. seperti dikutip Ellis dan Levy, 2010).

Zaini dan Asnida (2015) melaporkan dalam tahap pengujian produk menunjukkan kepraktisan instrumen pembelajaran telah tercapai. Hal ini didasarkan pada : a) penggunaan RPP yang sudah baik, dan b) sebagian besar siswa telah merespon positif terhadap proses pembelajaran. Efektivitas instrumen pembelajaran juga telah terpenuhi. Hal ini didasarkan pada: a) hasil belajar kognitif yang telah selesai, b) hasil penilaian keterampilan kritis berpikir, karakteristik perilaku, dan keterampilan sosial, yang telah mencapai kategori baik, e) keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang sudah terlihat.

LKS merupakan salah satu sumber belajar yang berbentuk lembaran yang berisikan materi secara singkat, tujuan pembelajaran, petunjuk mengerjakan pertanyan- pertanyaan dan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab siswa (Depdiknas, 2008). Menurut Hamdani (2010) lembar kerja siswa ini sebaiknya dirancang oleh guru sesuai dengan pokok bahasan dan tujuan pembelajarannya. LKS dalam kegiatan belajar mengajar dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman konsep (menyampaikan konsep baru) atau pada tahap pemahaman konsep (tahapan lanjutan dari penanaman konsep) karena LKS dirancang untuk membimbing siswa dalam mempelajari topik. Pada tahap pemahaman konsep, LKS dimanfaatkan untuk mempelajari pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari yaitu penanaman konsep.

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian pengembangan menggunakan model Tessmer. Evaluasi diri meliputi a) Pengumpulkan LKS konsep Protista dari berbagai sumber. b) Peneliti mengembangkan LKS yang didapat dan disesuaikan dengan materi yang akan dikembangkan. c) Peneliti mengevaluasi LKS yang diperoleh berdasarkan pada konstruk dan bahasa mengacu pada komponen LKS yang ditentukan Permendikbud.

Pendapat pakar meliputi a) Peneliti memberikan hasil dari pengembangan prototipe LKS kepada pakar yang terdiri dari 2 dosen Pendidikan Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin. b) Pakar mengevaluasi semua LKS, kemudian memberikan saran-saran perbaikan dengan bantuan instrumen validasi. c) Peneliti melakukan perbaikan terhadap LKS tersebut, dengan mempertimbangkan semua komentar dan saran dari pakar. d) Jika hasil dari validasi oleh pakar menunjukkan hasil cukup valid-sangat valid maka akan diteruskan pada tahap selanjutnya. Namun, jika hasilnya menunjukkan tidak valid maka akan dilakukan perbaikan dan pengulangan uji validasi.

Uji perseorangan meliputi a) Peneliti memberikan LKS hasil pengembangan yang telah divalidasi dan diperbaiki kepada 3 orang siswa kelas X MIA 4 MAN 2 Model Banjarmasin untuk uji keterbacaan siswa. b) Siswa memberikan penilaian dan komentar/saran perbaikan dari sudut pandang siswa pada

ISBN 978-602-72071-1-0

lembar penilaian siswa. c) Peneliti melakukan perbaikan terhadap LKS tersebut, dengan mempertimbangkan semua komentar dan saran dari peserta didik.

Uji kelompok kecil dilakukan uji coba tahap awal terhadap LKS yang sudah divalidasi dan revisi. Uji coba dilakukan dengan melakukan kegiatan pembelajaran pada kelas kecil. Prosedur yang dilakukan meliputi a) Peneliti melakukan uji kelompok kecil dengan memberikan LKS pada 6 siswa kelas X MAN 2 Model Banjarmasin. b) Peneliti melakukan revisi berdasarkan hasil yang diperoleh dari uji kelompok kecil dan melakukan analisis dokumen pada small group ini untuk melihat kepraktisan LKS konsep Protista yang mudah dipakai atau digunakan.

Uji lapangan dilakukan uji coba tahap kedua pada kelas besar. Pada uji coba ini siswa mengerjakan LKS untuk menilai keefektifan LKS melalui penilaian keterampilan proses siswa secara berkelompok dan penilaian keterampilan kinerja siswa secara perorangan.

Subjek penelitian ditetapkan berdasarkan mikro siklus secara purposive. Subjek penelitian pada penelitian pendapat pakar adalah Dr. H. Muhammad Zaini, M.Pd dan Drs. Kaspul, M.Si. Subjek uji perorangan adalah tiga orang siswa kelas X MIA 4 MAN 2 Model Banjarmasin pada semester ganjil 2015/2016, penetapan subjek ini yakni siswa dengan kemampuan akademik yang berbeda. Subjek penelitian uji kelompok kecil adalah 6 orang siswa kelas X MIA 4 MAN 2 Model Banjarmasin, individu-individu berdasarkan kemampuan akademik siswa yang berbeda. Subjek penelitian pada uji lapangan adalah siswa kelas X MIA 2 Model Banjarmasin berdasarkan urutan materi yang diajarkan.

Data penelitian pengembangan yang akan dikumpulkan jenis meliputi a) Data kevalidan yang didapatkan dari 2 tim ahli berupa data kuantitatif dan kualitatif. b) Data kepraktisan diperoleh dari uji perorangan siswa berupa pendapat siswa tentang LKS. c) Data keefektifan harapan adalah hasil keterampilan proses dan keterampilan kinerja pada uji kelompok kecil

(small group). Keefektifan aktual adalah hasil keterampilan proses dan keterampilan kinerja pada uji lapangan (field test).

Teknik pengumpulan data pada pengembangan LKS ini diperoleh dari: a) Data tentang kevalidan dikumpulkan melaui lembar validasi LKS dan catatan mengenai perbaikan atau saran dari hasil pendapat tim ahli. b) Data kepraktisan dikumpulkan melaui lembar uji keterbacaan siswa pada uji perorangan. c) Data tentang keefektifan harapan diperoleh dari melalui lembar penilaian keterampilan proses dan keterampilan kinerja pada uji kelompok kecil. Begitu pula keefektifan aktual diperoleh dari melalui lembar penilaian keterampilan proses dan keterampilan kinerja pada uji lapangan.

Teknik analisis data pada pengembangan LKS ini diperoleh dari a) Data tentang kevalidan dikumpulkan melalui lembar validasi LKS dan catatan mengenai perbaikan atau saran dari hasil pendapat tim ahli. b) Data kepraktisan dikumpulkan melaui lembar uji keterbacaan siswa pada uji perorangan. c) Data tentang keefektifan harapan diperoleh dari melalui lembar penilaian keterampilan proses dan keterampilan kinerja pada uji kelompok kecil. Begitu pula keefektifan aktual diperoleh dari melalui lembar penilaian keterampilan proses dan keterampilan kinerja pada uji lapangan.

Teknik analisis data hasil pengembangan lembar kerja siswa pada tahap pendahuluan berdasarkan deskripsi evaluasi diri oleh peneliti secara deskriptif. Teknik analisis data untuk menetapkan kevalidan perangkat pembelajaran berdasarkan uji perorangan meliputi validasi ahli (expert review), uji keterbacaan siswa, hasil keterampilan proses siswa dan hasil keterampilan kinerja dianalisis dengan cara merata- ratakannya, selanjutnya dibandingkan dengan kategori yang ditetapkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian pengembangan telah berhasil mengembangkan LKS yang yang valid, praktis dan efektif.

Hasil Penelitian

Kevalidan Lembar Kerja Siswa

Ada 3 LKS hasil pengembangan 1) Protista mirip Jamur, 2) Protista mirip Tumbuhan (Alga), 3) Protista mirip Hewan. Ringkasan hasil validasi LKS disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi Rata-rata Hasil Validasi LKS Protista mirip Jamur Indikator/Aspek yang Divalidasi LKS 1 LKS 2 LKS 3 1. Kebenaran konten

materi (fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan proses ilmiah

3,5 3,5 3,5 Sistematis materi 3,5 3,5 3,5 Memperhatikan keterkaitan sains, teknologi, dan masyarakat 3,5 3,5 3,5

124

ISBN 978-602-72071-1-0

Keterangan kategori:

4 = Sangat valid, atau dapat digunakan tanpa revisi. 3- < 4 = Valid, atau dapat digunakan namun perlu direvisi kecil.

2 - < 3 = Kurang valid, disarankan tidak dipergunakan karena perlu revisi besar.

1- < = Tidak valid, atau tidak boleh dipergunakan. (diadaptasi dari Nur, 2013)

Tabel 1 memperlihatkan 9 indikator yang divalidasi secara keseluruhan skor yang diperoleh kategori valid.

Kepraktisan Lembar Kerja Siswa

Uji keterbacaan oleh 3 siswa dari kelas X MIA 4, yaitu (1) Nurlaila Hasanah, (2) M. Iqbal Ramadhan, (3) Ade Fasya R. Siswa diminta untuk mengoreksi isi LKS berdasarkan rubrik penilaian dan memberikan saran-saran. Rekapitulasi hasil uji keterbacaan LKS disajikan pada Tabel 2. Kebahasaan 3 3 3 2. Penyajian 3 3,5 3,5 3. Format 3,5 4 3,5 4. Sistematis berdasarkan dengan memperhatikan kriteria penyusunan LKS menurut Peraturan Pemerintah No. 19/ 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). 3,5 3,5 3,5 5. Daftar Pustaka 3 2,5 2,5 6. Penilaian Model LKS dalam menunjang Inovasi dan Peningkatan Mutu KBM 3,5 3,5 4 Skor rata- rata 3,3 3,38 3,5

ISBN 978-602-72071-1-0

Tabel 2. Rekapitulasi Rata-rata Hasil Uji Keterbacaan LKS Sisw a Komponen a B c D e f 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 NH 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 MI R 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 AF R 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 3 1 3 3 3 Rat a- rata 3 , 3 3 , 3 4 4 4 4 3 3 3 , 7 3 , 7 3,3 3 3,7 3,3 3 3,3 3,3 3,3 Kat ego ri B B S B S B S B S B B B B S B B B S B B B B B B

126

ISBN 978-602-72071-1-0 Keterangan:

a : Judul, b: Alat dan Bahan, c: Kualitas gambar/ tabel/ grafik, d: Kebahasaan, e : Format, f : Daftar Pustaka

Keterangan kategori : 4 = Sangat Baik, atau dapat digunakan tanpa revisi.

3- < 4 = Baik, atau dapat digunakan namun perlu direvisi kecil.

2 - < 3 = Kurang Baik, disarankan tidak

dipergunakan karena perlu revisi besar.

1- < = Tidak Baik, atau tidak boleh dipergunakan. (diadaptasi dari Nur, 2013)

Tabel 2 memperlihatkan rata-rata keterbacaan LKS sekurang-kurangnya sudah baik.

Keefektifan Lembar Kerja Siswa

Data keefektifan LKS diperoleh melalui hasil uji kelompok kecil untuk menetapkan keefektifan harapan dengan mengukur keterampilan proses siswa dan keterampilan kinerja. Ringkasan rata-rata hasil keterampilan proses disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Ringkasan Rata-rata Hasil Keterampilan Proses melalui uji kecil

Keterangan Kategori :

85 – < 100% = Sangat Baik, 70 – < 85% = Baik, 50 – < 70% = Kurang Baik, 10 – < 50% = Tidak Baik. Diadaptasi dari Akbar (2013)

Tabel 3 memperlihatkan keterampilan proses LKS Protista mirip Jamur sekurang-kurangnya baik. Ringkasan hasil keterampilan kinerja disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Ringkasan Rata-rata Hasil keterampilan kinerja LKS Protista mirip Jamur (RTK=8)

No Nama Siswa Jumlah RTK yang terlaksana 1. AR 7 2. MD 6 3. MZHF 8 4. RN 6 5. TU 7 Keterangan Kategori :

85 – < 100% = Sangat Baik, 70 – < 85% = Baik, 50 – < 70% = Kurang Baik, 10 – < 50% = Tidak Baik. Diadaptasi dari Akbar (2013)

Tabel 4 memperlihatkan keterampilan kinerja siswa (5 orang) untuk LKS Protista mirip Jamur sekurang-kurangnya baik). Ringkasan hasil keterampilan kinerja harapan pada LKS Protista mirip Tumbuhan (Alga) disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Ringkasan Rata-rata Hasil keterampilan kinerja LKS Protista mirip Tumbuhan (RTK=5) No Nama Siswa Jumlah RTK yang

terlaksana % Kategori 1. AR 4 80 Baik 2. MD 4 80 Baik 3. MZHF 5 100 Sangat Baik 4. RN 5 100 Sangat Baik 5. TU 4 80 Baik 6. EBS 4 80 Baik Keterampil an Proses LKS 1 (%) LKS 2 (%) LKS 3 (%) Rata- rata (%) Kategori Menyusun rumusan masalah 70 90 80 80 Baik Membuat hipotesis 70 80 70 73,3 Baik Mengump

ulkan data 85 85 85 85 Baik Menganali

sis data 92,5 87,5 90 90 Sangat Baik Membuat

kesimpula n

ISBN 978-602-72071-1-0 Keterangan Kategori :

85 – < 100% = Sangat Baik, 70 – < 85% = Baik, 50 – < 70% = Kurang Baik, 10 – < 50% = Tidak Baik. Diadaptasi dari Akbar (2013)

Tabel 5 memperlihatkan keterampilan kinerja siswa (6 orang) untuk LKS Protista mirip Tumbuhan (Alga) sekurang-kurangnya baik). Ringkasan hasil keterampilan kinerja harapan pada LKS Protista mirip Hewan (Protozoa) disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Ringkasan Rata-rata Hasil keterampilan kinerja LKS Protista mirip Hewan (RTK=8) No Nama Siswa yang terlaksana Jumlah RTK % Kategori

1. MF 7 87,5 Sangat Baik 2. MFH 6 75 Baik 3. RJ 8 100 Sangat Baik 4. NA 6 75 Baik 5. FFP 7 87,5 Sangat Baik 6. RU 6 75 Baik Keterangan Kategori :

85 – < 100% = Sangat Baik, 70 – < 85% = Baik, 50 – < 70% = Kurang Baik, 10 – < 50% = Tidak Baik. Diadaptasi dari Akbar (2013)

Tabel 6 memperlihatkan keterampilan kinerja siswa (6 orang) untuk LKS Protista mirip Hewan (Protozoa)

diperoleh sekurang-kurangnya baik). Berdasarkan hasil temuan ini maka dilanjutkan pada uji lapangan untuk mengukur keefektifan aktual. Keefektifan aktual dari keterampilan proses siswa melalui uji lapangan disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Keterampilan proses siswa melalui uji lapangan Keterampilan proses Kelompok LKS 1 (%) LKS 2 (%) LKS 3 (%) Rata-rata Kategori Merumuskan masalah 1 70 70 80 73,3 Baik 2 70 80 80 76,7 3 80 70 80 76,7 4 80 80 70 76,7 5 80 80 80 80 6 70 70 80 73,3 Rata-rata 76,1 Membuat hipotesis 1 70 70 80 73,3 Baik 2 70 80 80 76,7 3 80 80 80 80 4 80 80 70 76,7 5 90 80 80 83,3 6 80 70 70 73,3 Rata-rata 77,2 Mengumpulkan data 1 80 80 70 76,7 Baik 2 80 70 80 76,7 3 80 70 80 76,7 4 70 80 80 76,7 5 80 80 80 80 6 80 70 80 76,7 Rata-rata 77,2 Menguji hipotesis 1 80 80 90 83,3 Baik 2 90 80 90 86,7 3 80 80 90 83,3 4 80 90 80 83,3 5 80 90 90 86,7 6 70 80 70 73,3

128 ISBN 978-602-72071-1-0 Keterampilan proses Kelompok LKS 1 (%) LKS 2 (%) LKS 3 (%) Rata-rata Kategori Rata-rata 82,7 Membuat kesimpulan 1 70 70 90 76,7 Baik 2 70 80 80 76,7 3 70 80 90 80 4 80 80 80 80 5 80 90 80 83,3 6 80 80 80 80 Rata-rata 79,4 Keterangan Kategori :

85 – < 100% = Sangat Baik, 70 – < 85% = Baik, 50 – < 70% = Kurang Baik, 10 – < 50% = Tidak Baik. Diadaptasi dari Akbar (2013)

Berdasarkan Tabel 7. Memperlihatkan keterampilan proses siswa pada uji lapangan didapatkan hasil rata-rata baik.

Hasil keterampilan kinerja untuk melihat keefektifan aktual pada uji lapangan untuk LKS Protista mirip Jamur dapat dilihat pada lampiran 5 sedangkan ringkasannya disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Ringkasan hasil keterampilan kinerja LKS Protista mirip Jamur melalui uji lapangan Kelompok No Nama Siswa

Jumlah RTK yang terlaksana % Kategori 1 1. AF 8 100 Sangat Baik

2. ANP 8 100 Sangat Baik

3. EZ 8 100 Sangat Baik

4. IA 7 87,5 Sangat Baik

5. NM 7 87,5 Sangat Baik

6. SRA 7 87,5 Sangat Baik 2

1. FJN 7 87,5 Sangat Baik

2. GF 8 100 Sangat Baik

3. M 8 100 Sangat Baik

4. MO 8 100 Sangat Baik

5. LAI 7 87,5 Sangat Baik 6. ANV 7 87,5 Sangat Baik 3

1. AFB 7 87,5 Sangat Baik 2. HBMK 8 100 Sangat Baik

3. NMR 8 100 Sangat Baik

4. NAT 8 100 Sangat Baik

5. NH 7 87,5 Sangat Baik

4

1. MAA 8 100 Sangat Baik

2. NMR 7 87,5 Sangat Baik 3. R 8 100 Sangat Baik 4. SMVL 8 100 Sangat Baik 5. WA 7 87,5 Sangat Baik 5 1. DA 8 100 Sangat Baik

2. KYS 8 100 Sangat Baik

3. NK 8 100 Sangat Baik

4. MRFA 7 87,5 Sangat Baik

5. RA 8 100 Sangat Baik

1. AM 8 100 Sangat Baik

6 2. DN 7 87,5 Sangat Baik

3. H 8 100 Sangat Baik

4. MR 7 87,5 Sangat Baik

5. PYA 8 100 Sangat Baik

ISBN 978-602-72071-1-0

85 – < 100% = Sangat Baik, 70 – < 85% = Baik, 50 – < 70% = Kurang Baik, 10 – < 50% = Tidak Baik. Diadaptasi dari Akbar (2013)

Tabel 8. Memperlihatkan keterampilan kinerja siswa LKS Protista mirip Jamur pada uji lapangan sangat baik. Rincian hasil keterampilan kinerja pada LKS Protista mirip Tumbuhan (Alga) disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Ringkasan hasil keterampilan kinerja LKS

Protista mirip Tumbuhan melalui uji lapangan Kelompok No Nama Siswa

Jumlah RTK yang terlaksana % Kategori 1 1. AF 5 100 Sangat Baik

2. ANP 5 100 Sangat Baik

3. EZ 5 100 Sangat Baik 4. IA 4 80 Baik 5. NM 4 80 Baik 6. SRA 4 80 Baik 2 1. FJN 4 80 Baik 2. GF 4 80 Baik 3. M 5 100 Sangat Baik 4. MO 5 100 Sangat Baik

5. LAI 5 100 Sangat Baik

6. ANV 4 80 Baik

3 1. AFB 5 100 Sangat Baik

2. HBMK 4 3. NMR 5 4. NAT 4 5. NH 4 4 1. MAA 4 2. NMR 5 3. R 5 4. SMVL 5 5. WA 4 5 1. DA 5 2. KYS 5 3. NK 4 4. MRFA 4 5. RA 5 1. AM 5 2. DN 5 6 3. H 5 4. MR 4 5. PYA 4 Keterangan Kategori:

85 – < 100% = Sangat Baik, 70 – < 85% = Baik, 50 – < 70% = Kurang Baik, 10 – < 50% = Tidak Baik. Diadaptasi dari Akbar (2013)

Tabel 9. memperlihatkan keterampilan kinerja siswa LKS Protista mirip Tumbuhan (Alga) pada uji lapangan sekurang-kurangnya baik.

Rincian hasil keterampilan kinerja pada LKS Protista mirip Hewan (Protozoa) disajikan pada Tabel 10.

130

ISBN 978-602-72071-1-0

Tabel 10. Ringkasan hasil keterampilan kinerja LKS Protista mirip Hewan (Protozoa) melalui uji lapangan Kel om pok No Nama Siswa Jumlah RTK yang terlaksan a % Kategori 1. AF 8 100 Sangat efektif

2. ANP 7 87,5 Sangat efektif

3. EZ 8 100 Sangat efektif

4. IA 7 87,5 Sangat efektif

5. NM 8 100 Sangat efektif

6. SRA 7 87,5 Sangat efektif

1. FJN 8 100 Sangat efektif

2. GF 7 87,5 Sangat efektif

3. M 8 100 Sangat efektif

4. MO 7 87,5 Sangat efektif

5. LAI 7 87,5 Sangat efektif 6. ANV 7 87,5 Sangat efektif

3

1. AFB 8 100 Sangat efektif

2. HBMK 7 87,5 Sangat efektif 3. NMR 7 87,5 Sangat efektif

4. NAT 8 100 Sangat efektif

5. NH 8 100 Sangat efektif

4 1. MAA 8 100 Sangat efektif

2. NMR 8 100 Sangat efektif 3. R 7 87,5 Sangat efektif 4. SMVL 8 100 Sangat efektif 5. WA 7 87,5 Sangat efektif 5 1. DA 8 100 Sangat efektif

2. KYS 7 87,5 Sangat efektif

3. NK 7 87,5 Sangat efektif

4. MRFA 8 100 Sangat efektif

5. RA 7 87,5 Sangat efektif

1. AM 8 100 Sangat efektif

6 2. DN 7 87,5 Sangat efektif

3. H 8 100 Sangat efektif

4. MR 7 87,5 Sangat efektif

5. PYA 8 100 Sangat efektif

Keterangan Kategori:

85 – < 100% = Sangat Baik, 70 – < 85% = Baik, 50 – < 70% = Kurang Baik, 10 – < 50% = Tidak Baik. Diadaptasi dari Akbar (2013)

Tabel 10. memperlihatkan keterampilan kinerja siswa LKS Protista mirip Hewan (Protozoa) dengan kategori sangat baik).

Pembahasan

Kevalidan Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa konsep Protista telah

Dalam dokumen Prosiding Seminar Nasional Tahun 2016 (Halaman 146-160)