• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA Lailatul Tarwiyati 1)

Dalam dokumen Prosiding Seminar Nasional Tahun 2016 (Halaman 45-50)

Elha Aida Tiarani2)

Dinia Apriliani3)

1)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya

2),3) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Kejuruan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya E-mail: lailatultarwiyati@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan LKS berbasis keterampilan proses pada materi jamur. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive

dan adapun penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan secara acak (random). Sampel penelitian meliputi kelompok eksperimen yang berjumlah 40 siswa dan kelompok kontrol berjumlah 41 siswa. Instrumen penelitian berupa lembar observasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata- rata persentase keterampilan proses sains dengan menggunakan LKS berbasis keterampilan proses adalah 76%. Hasil keterampilan proses sains siswa memiliki skor rata-rata 76% dengan aspek keterampilan proses sains tertinggi yaitu berkomunikasi (84%), observasi (81%), merencanakan percobaan (78%), hipotesis (74%), klasifikasi (73%), dan mernafsirkan hasil pengamatan (68%).

Kata Kunci: LKS, Keterampilan Proses Sains, Fungi.

ABSTRACT

The aims of this research to describe the science process skills of students using worksheet based science process skill on the concept of fungi. The research method was used quasi experiment with nonequivalent control group design. Sampling was taken with purposive sampling and the determination of experiment class and control class are exercised randomly. The sample of this research included the experimental group which consisted of 40 students and the control group consisted of 41 students. The instruments of this study were observation sheets. Based on the research showed that the average percentage of science process skill were 76%. The result of students’ science process skill had the average percentage 76% with the highest average percentage were communication (84%), observation (81%), planning experiment (78%), hypothesis (74%), classification (73%), and interpreting observations (68%).

Keywords:Student Worksheet, Science Process Skill, Fungi.

20

ISBN 978-602-72071-1-0

PENDAHULUAN

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab (Poerwati dan Sofan, 2013: 44). Sehingga dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk lebih mandiri. Kemandirian siswa dapat dilatih melalui proses pembelajaran yang bermakna.

Pada hakikatnya belajar merupakan proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman belajar sehingga diharapkan terjadi pengembangan berbagai aspek yang terdapat dalam individu, seperti aspek minat, bakat, kemampuan, potensi dan lain sebagainya (Sanjaya, 2005:29). Namun Proses belajar-mengajar di dalam lingkungan sekolah sering kita menemukan beberapa masalah. Misalnya para siswa memiliki sejumlah pengetahuan, namun biasanya pengetahuan tersebut diterima dari guru sebagai sebuah informasi. Sehingga proses belajar-mengajar diartikan sebagai proses penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa, yang menempatkan siswa sebagai objek belajar dan guru sebagai subjek. Padahal sebenarnya proses belajar- mengajar merupakan proses pengaturan lingkungan agar siswa belajar.

Pengalaman belajar menjadi lebih bermakna jika dalam prosesnya siswa dapat menemukan sendiri melalui pengalaman langsung. Sehingga dalam proses belajar siswa yang lebih aktif (student centered). Namun untuk melakukan pembelajaran yang bermakna membutuhkan media, salah satunya adalah LKS.

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dan disertai dengan LKS berbasis keetrampilan proses memungkinkan siswa untuk menumbuhkan sikap ilmiah untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang mendasar, sehingga dalam proses pembelajaran siswa mampu memahami konsep yang telah dipelajarinya. Sehingga keterampilan proses sains sebagai salah satu tuntutan kompetensi dalam kurikulum yang dikembangkan saat ini dapat tercapai.

LKS yang beredar di sekolah pada umumnya belum dapat melatihkan keterampilan proses sains siswa. LKS biasanya terdiri dari rangkuman materi pelajaran dan disertai dengan kumpulan soal. Soal dalam LKS tersebut biasanya dalam bentuk pilihan ganda. Bahkan LKS yang seharusnya dikerjakan di sekolah pada proses pembelajaran seringkali dikerjakan di rumah sebagai pekerjaan rumah (PR). Dengan fenomena tersebut proses pembelajaran menjadi tidak bermakana. Selain itu biasanya soal-soal yang ada didalam LKS mampu dijawab oleh siswa dengan hanya melihat materi yang ada didalam rangkuman materi pada LKS tersebut, sehingga LKS yang digunakan kurang melatihkan

keterampilan proses sains siswa dan pembelajaran menjadi tidak bermakna (Arafah, dkk, 2012).

Berdasarkan uraian di atas maka perlu untuk menerapkan LKS berbasis keterampilan proses karena dengan LKS berbasis keterampilan proses dapat membangun pengalaman langsung yang menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan mampu melatihkan keterampilan proses sains siswa. Oleh karena itu, peneliti

tertarik melakukan penelitian dengan judul “Penerapan

LKS Berbasis Keterampilan Proses pada Materi Jamur untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa”.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah . kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design (Ruseffendi, 2005). Sumber data pada penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X IPA yang diambil dua kelas secara acak untuk dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Penelitian ini diawali dengan cara membuat perangkat pembelajaran, yang berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS) berbasis keterampilan proses, dan lembar observasi keterampilan proses sains. Sebelum diterapkan dalam proses pembelajaran dilakukan uji kelayakan pada LKS dan lembar observasi. Uji tersebut dilakukan oleh dua dosen, yaitu dosen ahli pada materi jamur dan dosen ahli pendidikan dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan pertimbangan kajian teoritis yang dilakukan oleh penulis.

Instrumen penelitian ini berupa RPP yang terdapat langkah-langkah pembelajaran yang disertai kolom berisi kreteria keterlaksanaan dan dapat digunakan sebagai indikator keterlaksanaan pembelajaran, LKS berbasis keterampilan proses, dan lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk memperoleh informasi mengenai keterampilan proses sains siswa dengan penerapan LKS berbasis keterampilan proses dan siswa yang tidak menggunakan LKS berbasis keterampilan proses. Penelitian ini menitikberatkan pada observasi keterampilan proses sains selama kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan LKS berbasis keterampilan proses dan LKS tidak berbasis keterampilan proses.

Data pada penelitian ini diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi dilakukan dengan mengamati siswa selama pembelajaran dan memberikan penilaian pada akhir pembelajaran setiap pertemuan oleh dua orang observer yaitu peneliti dan guru bidang studi di sekolah yang bersangkutan.

Adapun pada lembar observasi untuk arah vertikel menunjukkan perincian aspek yang akan diukur yang terdiri dari beberapa aspek keterampilan proses sains. Sedangkan untuk arah horizontal menunjukkan banyaknya skor yang dapat dicapai, skor tersebut antara satu sampai lima. Siswa dinilai secara berkelompok. Jika semua orang dalam satu kelompok memenuhi kriteria pada rubrik, maka mendapatkan nilai 5. Jika hanya tiga orang dari anggota kelompok yang memenuhi kriteria rubrik maka mendapatkan nilai 4. Jika minimal dua orang

ISBN 978-602-72071-1-0

dalam satu kelompok yang memenuhi kriteria rubrik maka mendapatkan nilai 3. Jika minimal satu orang dalam satu kelompok yang memenuhi kriteria rubrik maka mendapatkan nilai 2. Jika tidak ada anggota kelompok yang memenuhi kriteria rubrik tetapi masih mengikuti praktikum, maka mendapatkan nilai 1. Begitu pula, bila tidak ada anggota kelompok yang memenuhi kriteria rubrik dan tidak mengikuti praktikum, maka mendapatkan nilai 0.

Adapun tahapan teknik analisis lembar observasi adalah sebagai berikut.

1. Menjumlahkan indikator yang teramati

2. Menghitung persentase setiap indikator keterampilan proses sains siswa yang diamatai. Perhitungan persentase menggunakan rumus:

Persentase = 100% 3. Menghitung persentase setiap aspek keterampilan

proses sains siswa yang diamati. Perhitungan persentase menggunakan rumus:

Persentase =

Kriteria keterlaksanaan keterampilan proses sains pada masing-masing aspek adalah sebagai berikut (Riduwan dan Sunarto, 2011):

Tabel 1. Kategori Keterlaksanaan Keterampilan Proses Sains

HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil pengamatan keterampilan proses sains selama proses pembelajaran berlangsung untuk kelas eksperimen yang menggunkan LKS berbasis keterampilan proses dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen

Adapun hasil pengamatan keterampilan proses sains selama proses pembelajaran berlangsung untuk kelas

kontrol yang tidak menggunkan LKS berbasis keterampilan proses dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol

Berdasarkan kedua tabel hasil observasi keterampilan proses sains pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka perbandingan hasil observasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut.

Tabel 4. Perbandingan Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen dan

Kleas Kontrol

Selain itu peningkatan setiap aspek keterampilan proses sains untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada diagram berikut.

Gambar 1. Perbandingan Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Kelas Eksperimen dan Kontrol

No. % Kategori Keterlaksanaan Kriteria 1. 0 -20 Sangat jelek 2. 21 – 40 Jelek 3. 41 – 60 Cukup 4. 61 – 80 Baik 5. 81 – 100 Sangat baik X

100%

Aspek KPS Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Observasi 81% 73% Klasifikasi 73% 70% Hipotesis 74% 55% Merencanakan percobaan 78% 75% Menafsirkan hasil pengamatan 68% 57% Berkomunikasi 84% 81% Aspek KPS Kelas Eksperimen Kriteria

Observasi 81% Sangat baik Klasifikasi 73% Baik Hipotesis 74% Baik Merencanakan percobaan 78% Baik Menafsirkan hasil pengamatan 68% Baik Berkomunikasi 84% Sangat baik

Rata-rata 76% Baik Aspek KPS Kelas Kontrol Kriteria Observasi 73% Baik Klasifikasi 70% Baik Hipotesis 55% Cukup Merencanakan percobaan 75% Baik Menafsirkan hasil pengamatan 57% Cukup Berkomunikasi 81% Sangat baik

22

ISBN 978-602-72071-1-0

Berdasarkan data hasil observasi pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis keterampilan proses untuk kelas eksperimen dan LKS bukan berbasis keterampilan proses untuk kelas kontrol menunjukkan bahwa pada setiap aspek keterampilan proses sains yaitu, observasi, klasifikasi, hipotesis, merencanakan percobaan, menafsirkan hasil pengamatan, dan berkomunikasi terdapat perbedaan antara kelas kontrol dan kelas ekperimen.

Keterampilan proses sains kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal tersebut terlihat pada setiap aspek keterampilan proses sains. Untuk aspek observasi kelas eksperimen rata-rata persentase adalah 81% sedangkan kelas kontrol 73%. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam LKS berbasis keterampilan proses mampu melatih keterampilan observasi dalam melakukan pengamatan dibandingkan dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan LKS berbasis keterampilan proses.

Namun pada aspek klasifikasi dan merencanakan percobaan perbedaan antara kedua kelas tidak signifikan. Kelas eksperimen memiliki rata-rata persentase aspek klasifikasi sebanyak 73% sedangkan kelas kontrol 70%. Kemudian kelas eksperimen pada aspek merencanakan percobaan memiliki rata-rata persentase sebanyak 78% dan kelas kontrol 75%. Hal tersebut menunujukkan bahwa siswa belum terbiasa dalam melakukan klasifikasi sehingga dengan adanya LKS berbasis keterampilan proses dapat membantu melatihkan keterampilan proses sains siswa. Selain itu dalam proses pembelajaran pada kedua kelas menggunakan pendekatan keterampilan proses sehingga perlakuan pada kedua kelas sama. Perbedaan yang digunakan pada media LKS nya. Sehingga pada aspek tersebut perbedaan pada kedua kelas tidak signifikan.

Adapun pada aspek hipotesis rata-rata persentase kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol, yaitu 74% sedangkan kelas kontrol 55%. Hal tersebut menunjukkan bahwa LKS berbasis keterampilan proses mampu melatihkan keterampilan berhipotesis siswa dibandingkan dengan LKS bukan berbasis keterampilan proses walaupun dalam proses pemebelajaran sama-sama menggunakan pendekatan keterampilan proses.

Selain hipotesis aspek menafsirkan hasil pengamatan pada kelas eksperimen lebih terampil dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal tersebut terlihat pada rata-rata persentase kelas eksperimen 68% dan kelas kontrol 57%. Hal tersebut menunjukkan juga bahwa LKS berbasis keterampilan proses mampu melatihkan keterampilan menafsirkan hasil pengamatan.

Namun pada aspek berkomunikasi pada kedua kelas tidak terjadi perbedaan secara signifikan. Rata-rata persentase kelas eksperimen 84% dan kelas kontrol 81%. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah terbiasa dalam berkomunikasi baik secara tertulis maupun lisan dalam proses pemeblajaran.

Berdasarkan hasil uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata persentase keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan LKS berbasis keterampilan proses meningkat dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan LKS berbasis keterampilan proses. Hal

tersebut sesuai dengan penelitian (Masithussyifa, 2012) yang menyatakan bahwa dengan menggunakan LKS berorientasi keterampilan proses pada pokok bahasan sistem pernapasan manusia mampu melatihkan keterampilan proses sains siswa.

Selain itu menurut (Nuryani, 2005) dalam keterampilan proses sains melibatkan keterampilan- keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual terlibat karena melibatkan penggunaan alat dan bahan pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Keterampilan sosial juga terlibat karena dalam proses pembelajaran siswa berinteraksi dengan sesamanya dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, misalnya dalam hal mendiskusikan hasil pengamatan. Sehingga pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis keterampilan proses dan menggunakan pendekatan keterampilan proses mampu melatihkan keterampilan proses sains siswa.

Ketercapaian indikator setiap siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan pembelajaran yang telah disusun. Tujuan pembelajaran mengacu pada indikator yang telah dibuat. Pada ketuntasan indikator terdapat beberapa aspek keterampilan proses sains yang masih belum tercapai. Pada penelitian ini aspek menafsirkan hasil pengamatan memiliki rata-rata hanya 68% pada kelas eksperimen. Hal tersebut dikarenakan siswa kurang terlatih dalam menafsirkan hasil pengamatan dalam proses pembelajaran. Karena selama ini jarang diterapkan oleh guru dalam mengajar pada materi-materi yang lain. Sehingga siswa mengalami kesulitan pada indikator menafsirkan hasil pengamatan. Hal ini didukung oleh pendapat (Semiawan, dkk, 1992) yang menyatakan bahwa salah satu pentingnya menggunakan keterampilan proses dalam pembelajaran adalah dapat mengembangkan konsep, sikap, dan nilai dalam diri siswa. Sehingga dengan membiasakan proses pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dan disertai LKS berbasis keterampilan proses maka dapat mengembangkan konsep, sikap, dan nilai dalam diri siswa sehingga kemampuan keterampilan proses sains siswa lebih terampil.

Adapun secara umum keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen berkategori baik. Hal tersebut didukung oleh pendapat (Hamalik, 2007) yang menyatakan bahwa belajar membutuhkan banyak kegiatan, supaya siswa mendapat pengalaman untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman, sikap dan nilai serta pengembangan keterampilan. Pengajaran dianggap efektif jika siswa bersifat aktif, sedangkan guru bertindak sebagai pembimbing. Sehingga pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis keterampilan proses mampu mengembangkan keterampilan proses sains siswa dan pembelajaran menjadi efektif karena berpusat pada siswa.

Selain itu pada kelas kontrol terdapat dua aspek keterampilan proses sains yang berkategori cukup, yaitu aspek hipotesis dan menafsirkan hasil pengamatan. Hal tersebut terjadi karena dalam proses pembelajaran siswa tidak menggunakan LKS berbasis keterampilan proses sehingga siswa kurang terampil dalam melakukan

ISBN 978-602-72071-1-0

hipotesis dan menafsirkan hasil pengamatan. Selain itu siswa juga kurang terbiasa dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses.

Pembelajaran biologi dengan menggunakan LKS berbasis keterampilan proses pada konsep jamur penting untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Karena dalam proses pembelajaran melibatkan siswa secara aktif dan mampu meningkatkan keterampilan proses sains siswa sesuai dengan tuntutan kurikulum. Implementasi LKS berbasis keterampilan proses dalam proses pembelajaran membantu siswa dalam mempelajari konsep dan mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlaku sebagai ilmuwan. Sehingga mampu memberikan pengalaman yang lebih mendalam mengenai konsep yang dipelajari. Selain itu dalam proses pembelajaran siswa memiliki kesempatan untuk mengkomunikasikan hasil percobaan yang telah dilakukan.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan LKS berbasis keterampilan proses pada materi jamur menunjukkan kriteria baik. Selain itu dapat memberikan pengalaman belajar secara langsung pada siswa melalui penggunaan LKS berbasis keterampilan proses dan pengembangan keterampilan proses sains.

Saran

Saran yang dapat dirumuskan pada penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis keterampilan proses bisa dijadikan alternatif untuk proses pembelajaran karena dapat melatihkan keterampilan proses sains siswa.

Ucapan Terima Kasih

Adapun dengan terselesaikannya makalah ini, maka beribu terima kasih penulis ucapkan kepada:

1) Kedua orang tua yang senantiasa memberikan dukungan

2) Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd dan Ibu Meiry Fadhilah Noor, M.Si selaku pembimbing, terimakasih atas keikhlasan ibu dalam membimbing.

3) Drs. Sujana, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA N 1 Kota Tangerang Selatan, terimakasih atas izin yang diberikan sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian di SMA N 1 Kota Tangerang Selatan. 4) Bapak Hadi Prastyo, S.Si selaku guru pamong selama

penelitian. Terimakasih atas bimbingannya selama penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Arafah, Sherlly Ferdiana, dkk. (2012). Pengembangan LKS Berbasis Berpikir Kritis pada Materi Animalia, Unnes Journal of Biology Education, Vol. 1, No. 1.

Hamalik, Oemar. (2007). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: ROSDA.

Masithussyifa, R. Kur’aini, dkk. (2012). Pengembangan

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berorientasi

Keterampilan Proses Pada Pokok Bahasan Sistem Pernapasan Manusia. BioEdu , Vol. 1, No. 1. R. Nuryani. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi.

Malang: UM Press.

Poerwati, Loeloek Endah dan Sofan Amri. (2013).

Panduan Memahami Kurikulum 2013. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Semiawan, Conny, dkk. (1992). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: P.T. Gramedia Widiasarana Indonesia

Sanjaya, Wina. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.

Riduwan dan Sunarto. (2011). Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta. Ruseffendi. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan

24

ISBN 978-602-72071-1-0

STUDI PENGELOLAAN LABORATORIUM BIOLOGI SMA

Dalam dokumen Prosiding Seminar Nasional Tahun 2016 (Halaman 45-50)