• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekapitulasi Hasil Tes Siswa pada Siklus

Dalam dokumen Prosiding Seminar Nasional Tahun 2016 (Halaman 69-75)

Tabel 1 Taraf Keberhasilan Tindakan

TabTabel 3. Rekapitulasi Hasil Tes Siswa pada Siklus

No Uraian Hasil Siklus I 1 2 3 4 Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Jumlah siswa yang tidak tuntas Persentase ketuntasan belajar 75,5 25 11 69,44 %

44

ISBN 978-602-72071-1-0

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa kolaborasi praktikum dengan metode mind maping dengan penerapan pembelajaran contekstual teaching and learning diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 75,5 dan ketuntasan belajar mencapai 69,44 % atau ada 25 siswa dari 36 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 hanya sebesar 72,22 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu 85%.

b. Kreativitas siswa dalam pembuatan Mind maping

Tabel 4. Rekapitulasi hasil Observasi Kreativitas siswa

Kelompok Skor % keberhasilan tindakan 1 28 70 % 2 29 72.5 % 3 30 75 % 4 29 72,5 % 5 30 75 % 6 30 75 % 7 28 70 % 8 33 82,5 % 9 30 75 % Jumlah 267 667,5 Rata-rata 74,16 %

Pada siklus I kelompok yang mendapat skor terendah adalah kelompok 1 dan kelompok 2 dengan skor 28, sedangkan kelompok yang mendapatkan skor tertinggi adalah kelompok 8 dengan skor 33. Selama kegiatan praktikum dan presentasi laporan dalam bentuk mind maping kelompok 8 sangat antusias pada waktu pembedahan katak dan cicak, sedangkan pada waktu presentasi mind maping juga sangat bagus. Rerata kreativitas siswa dalam membuat mind maping pada siklus I sebesar 74,16 %.

1. Temuan Penelitian setelah diberi tindakan I (Siklus I)

 Pertemuan I ( 13- 27 Februari 2015 )

 Berdasarkan hasil pembelajaran diperoleh. 1.1. Kekurangan

a. Pada awal praktikum ada beberapa siswa terutama yang putri yang takut/ragu-ragu terhadap beberapa bahan amatan seperti kadal, cicak, katak sehingga praktikum kurang kondusif dan suasana kelas menjadi ramai. b. Siswa pada umumnya masih beradaptasi terhadap kelompok masing-masing,

c. Siswa masih banyak yang mengalami kesulitan untuk membedah bahan amatan seperti cicak, katak, ikan d. Masih ada kelompok yang belum selesai pengamatan sesuai dengan waktu yang ditentukan,

e. Pada saat mengerjakan Mind Maping kerjasama antar anggota masih relatif kurang, dan mind maping yang dihasilkan kurang menarik

f. Pada saat presentasi hasil mind maping hanya beberapa siswa yang aktif bertanya, dan masih banyak siswa yang berbicara sendiri

g. Waktu yang diperlukan lebih dari waktu yang ditentukan,

h. Terkendala waktu karna pada tanggal 9- 19 Maret ada pelaksanaan UTS genap sehingga tes formatif untuk siklus 1 dilaksanakan setelah UTS yaitu tanggal 27 Maret 2015.

h. Hasil tes menunjukkan 11 siswa yang belum tuntas, secara klasikal belum mencapai ketuntasan belajar. 1.2. Kelebihan

a. Siswa sangat bersemangat untuk melakukan pembedahan terhadap bahan amatan terutama yang putra b. Siswa berlomba-lomba untuk secepat mungkin menyelesaikan tugas membuat laporan dalam bentuk mind maping

 Refleksi Tindakan 1

Berdasarkan hasil temuan dari pembelajaran pada siklus I, maka dilakukan tindakan perbaikan pada siklus II sebagai berikut:

a. Guru menciptakan

kondisi pembelajaran yang menyenangkan dengan lebih mendekatkan diri pada siswa.

b. Guru memotivasi dan membimbing siswa untuk dapat membedah bahan amatan dengan memberikan contoh membedah yang benar.

c. Guru memberikan reward kepada kelompok yang menyelesaikan praktikum tepat waktu

d. Guru memotivasi siswa dalam membuat laporan hasil praktikum dalam bentuk mind maping

e. Guru mengingatkan

kepada setiap siswa bahwa membuat mind maping harus dikerjakan secara kelompok dengan kerjasama yang baik.

SIKLUS 2

1. Tahap pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan untuk siklus II dilaksanakan 31 Maret – 7 April 2015. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

a. Hasil belajar siswa

Pada akhir proses belajar mengajar siklus II tanggal 17 April 2015 siswa diberi tes formatif yang kedua dengan

ISBN 978-602-72071-1-0

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. Hasil tes siswa disajikan pada Tabel 5.

Table 5. Nilai Tes siklus II

N o. A bs en Ni lai Ketera mpilan No. Abs en Ni lai Keteranga n T TT T TT 1 86 √ 20 82 √ 2 88 √ 21 84 √ 3 82 √ 22 90 √ 4 92 √ 23 90 √ 5 92 √ 24 86 √ 6 78 √ 25 80 √ 7 78 √ 26 88 √ 8 10 0 √ 27 88 √ 9 86 √ 28 92 √ 10 94 √ 29 70 √ 11 92 √ 30 96 √ 12 88 √ 31 82 √ 13 92 √ 32 72 √ 14 88 √ 33 92 √ 15 88 √ 34 84 √ 16 78 √ 35 96 √ 17 78 √ 36 88 √ 18 78 √ 19 74 √ Ju ml ah 16 32 Ju mla h 14 60 Jumlah Skor 3092

Jumlah Skor Mask. Ideal 3600 % Skor Tercapai 85,88% Keterangan:

T : Tuntas TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 33 Jumlah siswa yang belum tuntas : 3 Klasikal : Tuntas

Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Tes Siswa pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II 1

2 3

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Jumlah siswa yang

85,88 33 3 4 belum tuntas Persentase ketuntasan belajar 91,66%

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 86,72 dan dari 36 siswa yang telah tuntas sebanyak 33 siswa dan 3 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar dan ketuntasan belajar mencapai 91,66 %. Maka secara klasikal telah mencapai ketuntasan belajar karena lebih dari 85 %. Hasil dari siklus II ini mengalami peningkatan yang sangat tinggi dari siklus I. Adanya peningkatan ini disebabkan guru berusaha menciptakan kondisi kelas yang kondusif dan menyenangkan, guru mengarahkan dan memotivasi siswa dalam proses pembedahan pada waktu praktikum dan juga pada waktu pembuatan laporan praktikum dalam bentuk mind maping, guru mengarahkan siswa supaya dalam membuat mind maping yang menarik dengan menggunakan pencil warna- warni dan menyertakan gambar yang menarik, guru mengarahkan dan membimbing siswa pada waktu presentasi mind maping, guru memberikan reward kepada kelompok yang aktif dalam presentasi dan yang hasil mind mapingnya menarik dan mudah di pahami siswa, guru lebih memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya pada waktu presentasi mind maping

b.Kreativitas siswa dalam pembuatan Mind maping

Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Observasi Kreativitas Siswa

Kelompok Skor % keberhasilan Tindakan 1 30 75 % 2 32 80 % 3 32 80 % 4 36 90 % 5 31 77,5 % 6 35 87,5 % 7 33 82,5 % 8 38 95 % 9 32 80 % Jumlah 299 747,5 Rata-rata 83,05 %

Pada siklus II secara keseluruhan semua kelompok skor kreativitas dalam membuat mind maping mengalami peningkatan. Pada kelompok 1 mendapat skor 30 kemudian kelompok 7 mendapat skor 33, sedangkan kelompok 8 mendapat skor 38. Pada siklus II ini kelompok 8 masih tetap antusias dan kerjasama kelompok sangat bagus serta hasil mind maping juga semakin menarik dengan menyertakan gambar. Rerata

46

ISBN 978-602-72071-1-0

kreatifitas siswa dalam membuat laporan bentuk mind maping meningkat menjadi 83,05. Berikut ini perbandingan keberhasilan tindakan pada siklus I dan siklus II.

Tabel 8. Taraf Keberhasilan Tindakan Ditinjau dari kreativitas Siswa dalam membuat mind maping

Siklus ke Tanggal Presentase Keberhasilan Nilai dengan Huruf Taraf Keberh asilan I 13- 27 Februari 74,16 % B Baik II 31 maret- 7 April 83,05 % A Sangat baik Presentase keberhasilan tindakan ditinjau dari kreativitas siswa dalam membuat laporan hasil praktikum dalam bentuk mind maping mengalami peningkatan dari 74,16 % menjadi 83,05 %

Berikut ini perbandingan hasil tes formatif dan ketuntasan belajar setiap siklus.

Tabel 9. Distribusi Hasil Tes Formatif dan Rerata Nilai Siklus I dan Siklus II

Kategori nilai

Persentase perolehan skor pada tes Siklus 1 Siklus 2 ≥ 75 25 ( 69,44 %) 33 ( 91,66 % ) ≤ 75 11( 30,55 %) 3 (8,33 % ) Jumlah 36 (100 % ) 36 (100 %) Rerata 75,5 85,88 % ketuntasan 69,44 % 91,66 % Ketuntasan

Belum tuntas Tuntas

Dari data diatas diketahui bahwa secara klasikal pada siklus II telah mencapai ketuntasan belajar biologi berarti kolaborasi praktikum dengan metode mind maping yang menerapkan contekstual teaching and learning dapat meningkatkan kreativitas siswa dan prestasi belajar biologi di SMA Negeri 1 Sidayu.

2. Temuan Penelitian pada siklus II

Berdasarkan hasil penelitian setelah diberi tindakan kedua, maka diperoleh data sebagai berikut.

2.1. Kekurangan

a. Siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 3 siswa. b. Masih terkendala waktu karna pada tanggal 13-15

April 2015 ada pelaksanaan UNAS sehingga tes formatif baru bisa di laksanakan setelah pelaksanaan UNAS.

2.2. Kelebihan

a. Kelas sangat kondusif dan menyenangkan, b. Siswa sangat antusias baik pada waktu

praktikum maupun pada waktu presentasi laporan mind maping.

c. Kerjasama antar anggota kelompok sangat kuat sehingga kelompok dapat menyelesaikan praktikum dan laporan mind maping tepat waktu,

d. Pada saat presentasi mind maping ternyata banyak siswa yang aktif bertanya dan banyak yang memberikan tanggapan,

e. Mind maping yang dihasilkan sangat menarik, kreatif dengan menyertakan gambar dan percabangan pohon yang menarik.

f. Hasil dari tes akhir menunjukkan peningkatan keberhasilan dalam menjawab soal-soal ulangan, secara klasikal telah mencapai ketuntasan belajar.

3. Refleksi

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan kolaborasi praktikum dan metode mind maping yang menerapkan contekstual teaching and learning. Dari dataa-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.

b. Berdasarkan data hasil pengamatana diketahui kreatifitas siswa dalam membuat mind maping mengalami peningkatan yang sangat baik. c. Kekurangan pada siklus I sudah mengalami

perbaikan dan mengalami peningkatan yang signifikan.

d. Hasil belajar siswa pada siklus II telah mencapai ketuntasan.

4. Revisi Pelakasanaan tindakan

Pada siklus II guru telah menerapkan metode kolaborasi praktikum dan metode mind maping dengan penerapan contekstual teaching and learning dengan baik dan dilihat dari siswa dalam membuat mind maping

sangat menarik dan kreatif serta hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan yang sangat bagus. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode kolaborasi praktikum dan metode mind maping dengan penerapan

contekstual teaching and learning dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar biologi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai

c.Respon Siswa

Berdasarkan hasil angket penelitian yang diberikan kepada siswa menunjukkan bahwa respon siswa terhadap

ISBN 978-602-72071-1-0

penerapan kolaborasi praktikum dan metode mind maping menunjukkan respon yang sangat positif dengan menunjukkan kategori setuju lebih dari 75 % dari 13 pernyataan yang diberikan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dideskripsikan diatas bahwa kolaborasi praktikum dan metode mind maping dengan penerapan CTL menunjukkan bahwa: 1. Hasil Belajar Siswa

Dengan kolaborasi praktikum dan metode mind maping dengan penerapan CTL siswa dapat memahami materi kingdom animalia lebih mudah karna mengamati macam-macam hewan dengan cara melakukan pembedahan secara langsung setelah itu membuat laporan dalam bentuk mind maping kemudian didiskusikan sehingga konsep yang sulit akan mudah dipahami. Menurut Djamarah dan Zain (2002:95) dalam prima (2015) bahwa metode praktikum adalah proses pembelajaran dimana peserta didik melakukan dan mengalami sendiri, mengamati obyek, membuktikan dan menarik kesimpulan suatu obyek amatan. Itu artinya dengan melakukan kegiatan praktikum yaitu pembedahan seperti holoturoidea, cicak, katak, cumi-cumi, ikan bandeng maka siswa akan mengalami sendiri, mengamati secara langsung sehingga dapat menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diajukan, mengerti dan memahami bagian anatomi dari hewan yang diamati. Menurut

Soekarno dkk (1990 : 14) dalam Prima (2015) “metode

praktikum adalah suatu cara mengajar yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu fakta yang diperlukan atau ingin diketahuinya”. Kegiatan praktikum pada dasarnya dapat digunakan untuk :

1. Mendapatkan atau menemukan suatu konsep, mencapai suatu definisi sampai mendapatkan dalil-dalil atau hukum-hukum melalui percobaan yang dilakukannya.

2. Membuktikan atau menguji kebenaran secara nyata tentang suatu konsep yang telah dipelajari. Dengan metode Mind Mapping juga dapat digunakan sebagai cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak. Dengan visualisasi kerja otak kiri yang bersifat rasional, numeric dan verbal bersinergi dengan kerja otak kanan yang bersifat imajinatif, emosi, kreativitas dan seni. Dengan sinergi otak kiri dan kanan, siswa dapat lebih mudah menangkap dan menguasai materi pelajaran. Mind Mapping merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan

“memetakan” pikiran-pikiran kita. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada menggunakan teknik pencatatan biasa atau tradisional (Herdian, 2009). Menurut Jensen (2002:95)

mind mapping merupakan teknik visualisasi verbal ke dalam gambar. Peta pemikiran sangat bermanfaat untuk memahami, terutama materi yang diberikan secara

verbal. Peta pikiran bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Lebih lanjut

Herdian (2009) merumuskan bahwa “ mind mapping

merupakan teknik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh otak agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. Dengan metode mind mapping siswa dapat

meningkatkan daya ingat hingga 78%.”

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang mengaitkan materi dengan konteks kehidupan sehari-hari sehingga pembelajaran memiliki pengetahuan atau kecakapan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan atau konteks permasalahan lainnya (Ihsan, 2009). Dan terbukti mempelajari materi kingdom animalia harus dikaitkan secara langsung dengan kehidupan sehari-hari yaitu mengamati hewan yang ada disekitar lingkungan tempat tinggal kita dengan melakukan pengamatan di laboratorium dengan cara pengamatan ciri-ciri morfologi maupun secara anatomi dengan pembedahan hewan yang berukuran besar sehingga siswa dapat mengalami sendiri proses pembelajaran dan membuat siswa lebih mudah memahami konsep materi yang dipelajari. Dengan demikian kolaborasi praktikum dan metode mind maping dengan penerapan CTL memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami konsep kingdom animalia yang sulit dan materi yang sangat banyak, hal ini dapat dilihat dari hasil ketuntasan belajar setiap siklus dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami kenaikan sebesar 22,22 %.

2. Kreativitas

Kreativitas siswa dalam pembuatan laporan bentuk mind maping semakin meningkat dengan ditunjukkan hasil

mind maping yang semakin menarik, gambar-gambar yang berwarna-warni, kelompok menggunakan imajinasinya dengan membuat simbol hewan yang menarik sehingga mind maping sangat mudah di pahami karna dihubungkan dengan dunia nyata yaitu hewan yang sudah diamati .

Setiap kelompok dalam membuat mind maping

memaksimalkan otak kiri dan otak kanan. Fungsi otak kanan adalah berfikir dalam bentuk gambar, berfikir secara menyeluruh, berfikir kreatif, sedangkan fungsi otak kiri berfikir dengan kata-kata, berfikir secara runut, bernalar menurut logika. Hal ini ditunjukkan dari mind maping siswa semakin mudah dipahami dan menarik.

PENUTUP Simpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1. Hasil belajar mengalami peningkatan setiap siklusnya, siswa tidak tuntas mengalami penurunan dari 10 siswa

48

ISBN 978-602-72071-1-0

menjadi 3 siswa, dan persentase ketuntasan belajar secara klasikal juga mengalami peningkatan dari 69,44 % menjadi 91,66 %. 2. Kreativitas siswa dalam pembuatan laporan dalam bentuk mind maping pada setiap siklus mengalami peningkatan dengan taraf keberhasilan baik pada siklus I menjadi sangat baik pada siklus II. 3. Sedangkan untuk Persepsi positif siswa terhadap kolaborasi praktikum dan metode mind maping dengan penerapan contextual teaching and learning mendapat respon yang positif dan secara umum setuju terhadap metode ini karena yang terkesan dengan pembelajaran ini sebanyak 86 %

Saran

Sehubungan dengan simpulan diatas, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk guru-guru dapat menerapkan metode pembelajaran ini dengan melengkapi bahan amatan untuk praktikum sehingga mendapatkan hasil pembelajaran yang lebih baik

2. Dalam penerapan metode ini maka guru hendaknya membekali siswa dengan menyarankan membawa bahan amatan hewan yang ukurannya relatif besar sehingga memudahkan dalam proses pembedahan. 3. Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut, karena

hasil penelitian ini hanya dilakukan di SMAN 1 Sidayu pada tahun pelajaran 2014/2015.

4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Herdian. 2009. Model Pembelajaran Mind Mapping. http://herdy07.wordpress.com/model-pembelajaran-

mind-mapping.html. diakses pada tanggal 23 Februari 2015.

Iksan, Khoirul. 2009. Peningkatan Proses Belajar Mengajar melalui Strategi Pembelajaran

Kontekstual. http:

//my.opera.com/khoirul/blog/2009/12/peningkatan proses-belajar-mengajar. di akses pada tanggal 25 Februari 2015)

Jensen, Eric dkk. 2002. Otak Sejuta Gygabite: Buku Pintar Membangun IngatanSuper. Bandung: Kaifa. Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual

(Contextual Teaching and Learning) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Prima, Andre. 2015. Metode Praktikum. http://bit.ly/copy_win) diakses pada tanggal 19 Februari 2015.

Riduwan. 2009 Dasar-dasar Statistik. Bandung: Alfabeta.

ISBN 978-602-72071-1-0

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA

Dalam dokumen Prosiding Seminar Nasional Tahun 2016 (Halaman 69-75)