• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yuni Rohmawat

Dalam dokumen Prosiding Seminar Nasional Tahun 2016 (Halaman 66-69)

Guru Biologi SMA Negeri 1 Sidayu Gresik E-mail: yunirohmasmansi@gmail.com

ABSTRAK

Konsep Biologi di kelas X yang sulit dipelajari seperti kingdom Animalia menjadi salah satu faktor utama yang menghambat siswa dalam mengusai materi pembelajaran sehingga berakibat pada rendahnya hasil belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan hasil belajar dan kreativitas siswa melalui kolaborasi praktikum dan metode mind maping pada materi kingdom Animalia. Penelitian ini menggunakan PTK dengan dua siklus, diterapkan pada siswa SMAN 1Sidayu kelas X-MIA 3 tahun pelajaran 2014-2015. Hasil analisis data diambil dari test formatif dan observasi selama pembuatan dan presentasi mind maping, hasilnya menunjukkan 1. Hasil belajar siswa di siklus 1 kurang meningkat tetapi kemudian mengalami peningkatan yang signifikan di siklus kedua, hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan presentase ketuntasan belajar secara klasikal yang naik dari 69,44% menjadi 91,66% di siklus kedua. 2. Kreativitas siswa di dalam membuat laporan bentuk mind maping disiklus kedua juga mengalami peningkatan. 3. Antusias/respon siswa dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode ini sangat tinggi yaitu 86 %.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Kreativitas, Praktikum, Mind maping

ABSTRACT

The difficult concepts of Biology in class X like the animal kingdom become one of the main factors impeding

students’ mastery of the learning material resulting in their low achievements. The purpose of this research is to describe the students’ learning achievement and creativity through laboratory work collaboration and mind- mapping method on the material. This research employing a classroom action research with two-cycles is implemented to the students of SMAN 1 Sidayu Gresik class X MIA-3 in Academic year 2014-2015. The result of analysis of data taken from the formative test and observation during making and presenting their mind-mapping

shows that (1) the students’ learning achievement on the material about animal kingdom in the first cycle is less

increasing, but it is significantly enhancing in the second cycle; this can be seen from the increase of percentage of

the students’ learning achievement in the classroom from 69.44% in the first cycle to 91.66% in the second cycle; (2) the students’ creativity in making reports in the form of mind-making is also enhancing in the second cycle

despite its being less enhancing in the first cycle; (3) the students’ enthusiasm in learning activities using the

method is very high, about 85%.

Keywords: achievement, creativity, laboratory-work, mind mapping

Prosiding Seminar Nasional Tahun 2016

“Mengubah Karya Akademik Menjadi Karya Bernilai Ekonomi Tinggi”

Surabaya, 23 Januari 2016

ISBN 978-602-72071-1-0

PENDAHULUAN

Pelajaran biologi di kelas sepuluh setiap satu minggu hanya tersedia tiga jam pelajaran, sementara itu materi yang harus dipelajari siswa sangat banyak. Tidak bisa dipungkiri, beban yang dihadapi oleh siswa termasuk yang paling berat. Dengan jumlah mata pelajaran yang demikian banyak ditambah lagi dengan jumlah bahan yang harus dipelajari untuk setiap mata pelajaran telah menjadi salah satu faktor utama yang menghambat siswa dalam memahami materi pelajaran, akibatnya hasil belajar setiap siswa tidak bisa maksimal. Selama ini pembelajaran tidak dapat berjalan dengan optimal karena guru hanya berusaha untuk mengajarkan seluruh bahan yang telah ditentukan dalam selang waktu yang sangat terbatas. Sementara itu, siswa juga akan dipaksa untuk menerima sedemikian banyak bahan tanpa memiliki waktu yang cukup untuk mempelajari dan mendalami materi pelajarannya.

Salah satu konsep Biologi yang sulit dipahami siswa kelas X semester genap di SMAN 1 Sidayu berdasarkan pengalaman guru adalah konsep untuk kompetensi dasar kingdom animalia yang mempelajari invertebrate terdiri dari 8 filum yaitu filum Porifera, filum Cnidaria, filum Platyhelmintes, filum Nemathelmintes, filum Annelida, filum Molusca, filum Arthropoda dan filum Echinodermata. Sedangkan vertebrata yang dipelajari adalah Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves dan Mamalia. Berdasarkan wawancara dan pengamatan peneliti menemukan fakta bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk mempelajari materi kingdom animalia dikarenakan materi atau konsep yang harus dipelajari sangat banyak antara lain tentang ciri-ciri, struktur tubuh, reproduksi, klasifikasi serta peranan dari setiap filum. Dan banyak nama-nama ilmiah serta istilah-istilah yang harus dipelajari siswa.

Berdasarkan fakta di lapangan diketahui bahwa setiap hasil tes formatif (ulangan harian) kingdom animalia menunjukkan bahwa hanya 65 % siswa yang tuntas, sisanya 35% siswa belum tuntas yaitu belum mencapai nilai KKM 75 atau 3 dengan predikat B. Rendahnya kemampuan memahami dan menguasai materi kingdom animalia, selain disebabkan ketidaktepatan metodologi juga berakar pada paradigma konvensional yang sering menggunakan metode pengajaran klasikal dan ceramah. Pembelajaran biologi selama ini hanya menekankan ranah kognitif dan belum mendorong siswa berpikir kritis dengan memaksimalkan potensi pikiran siswa dengan menggunakan otak kiri dan otak kanan secara simultan. Materi kingdom animalia berhubungan dengan lingkungan sekitar, oleh sebab itu dalam pembelajaran biologi juga dapat dikaitkan dengan lingkungan sekitar siswa yaitu hewan-hewan yang banyak ditemukan disekitar tempat tinggal siswa. Lingkungan sekitar dapat

dijadikan sumber belajar yang merangsang siswa untuk berfikir kritis untuk mengidentifikasi hewan yang ditemukan. Salah satu pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sekitar siswa atau dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari adalah pembelajaran kontekstual (

Contextual Teaching and Learning/CTL). Nurhadi (2004: 13) menjelaskan bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membentuk hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.

Bentuk tindakan dalam penelitian ini adalah mengubah paradigma pembelajaran yang digunakan guru dari siswa pasif dan berpusat pada guru (hanya teoretik) ke siswa aktif dan berpusat pada siswa (menekankan praktik), yaitu melalui pembelajaran kontekstual (CTL) yang mengkolaborasikan praktikum dengan metode mind mapping. Prima (2015) menyatakan bahwa metode praktikum merupakan suatu cara penyajian siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari dan sebagai salah satu mengajar dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta melakukan hasil suatu percobaan kemudian hasil pengamatan itu disampaikan di kelas dan dievaluasikan guru. Sedangkan mind maping menurut Herdian ( 2009) menyatakan bahwa Mind mapping bisa disebut sebuah peta rute yang digunakan ingatan, membuat kita bisa menyusun fakta dan fikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja otak kita yang alami akan dilibatkan sejak awal sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat biasa.

Berdasarkan pengalaman peneliti dan wawancara dengan siswa bahwa metode mind mapping belum pernah diterapkan oleh guru-guru pengajar. Perubahan strategi pembelajaran sebagai tindakan dalam penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman, penguasaan dan kreativitas siswa dalam mempelajari materi kingdom animalia.

Dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah kolaborasi praktikum dan metode mind maping dengan penerapan pembelajaran contextual teaching and learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kingdom animalia ? 2. Apakah kolaborasi praktikum dan metode mind

maping penerapan pembelajaran contextual teaching and learning dengan metode mind

42

ISBN 978-602-72071-1-0

mapping dapat meningkatkan kreativitas siswa pada materi kingdom animalia ?

3. Bagaimanakah respon siswa terhadap kolaborasi praktikum dan metode mind maping

dengan penerapan pembelajaran contextual teaching and learning pada materi kingdom animalia ?

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh kolaborasi praktikum dan metode mind maping

dengan penerapan strategi pembelajaran contextual teaching and learning terhadap peningkatan hasil belajar dan kreativitas siswa pada materi kingdom animalia

METODE PENELITIAN

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini bertempat di SMAN Negeri 1 Sidayu dengan alamat Jl. Pahlawan no.6 Sidayu tahun pelajaran 2014-2015.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dirancang pada bulan Januari 2015 dan waktu pelaksanaannya dilakukan pada bulan Februari - April semester genap tahun ajaran 2014-2015. 3. Subyek penelitian

Subyek penelitian adalah siswa Kelas X-MIA 3 SMA Negeri 1 Sidayu tahun pelajaran 2014-2015 pada kompetensi dasar Kingdom animalia. Jumlah siswa di kelas adalah 36 orang yang terdiri dari 16 siswa laki- laki dan 20 Perempuan. Di pilih kelas X-MIA 3 karena pada kelas ini banyaknya siswa yang terlibat organisasi siswa intra sekolah (OSIS) sehingga mereka harus pandai membagi waktu belajar dengan organisasi dan kadang kala mereka harus meninggalkan kelas untuk kegiatan di luar kelas. Kelas X-MIA 3 termasuk kelas yang murid- muridnya tergolong ramai dan banyak bicara serta aktif.

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan pendekatan kualitatif. Di sini guru sebagai pelaksana tindakan sekaligus sebagai pengamat tindakan penelitian. Penelitian ini berlangsung dua siklus. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),

observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tindakan ini diterapkan kepada siswa X- MIA 3 SMAN 1 Sidayu Tahun pelajaran 2014-2015 semester genap.

C. Instrumen Penelitian

Ada 3 macam instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Lembar Observasi Kreativitas Siswa

Lembar observasi kegiatan siswa digunakan untuk mengamati kreativitas siswa selama proses pembelajaran.

2. Angket Respon Siswa Terhadap metode pembelajaran Lembar angket respon siswa terhadap metode pembelajaran untuk mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran .

3. Lembar Tes (Soal-Soal)

Soal tes digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui penguasaan atau pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan dengan menerapkan kolaborasi praktikum dan mind maping dengan penerapan pembelajaran kontekstual (CTL).

D. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan dan pengumpulan data dilakukan sebagai berikut.

1. Hasil belajar atau penguasaan materi kingdom animalia diperoleh dari hasil tes disetiap akhir siklus. 2. Kreativitas siswa yang diperoleh melalui hasil observasi pada saat proses pembelajaran atau pengamatan hasil mind maping kelompok.

3. Angket respon digunakan untuk mengumpulkan persepsi siswa terhadap kolaborasi praktikum dan metode mind maping dengan menerapkan pembelajaran kontekstual teaching and learning.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif atau persentase (%). 1. Hasil belajar atau penguasaan materi diperoleh dari

hasil tes formatif. Skor maksimal 100. a. Untuk nilai rata-rata tes formatif Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut. Dengan rumus:

N

X

X

Dengan :

X

= Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa

Σ N = Jumlah siswa

Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Siswa disebut tuntas belajar bila telah mencapai skor 75 atau 3, dan kelas disebut tuntas belajar di kelas tersebut terdapat 85 % yang telah mencapai daya serap.

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

ISBN 978-602-72071-1-0

Untuk menganalisis kreativitas siswa berdasarkan taraf keberhasilan tindakan yaitu dari frekuensi kemunculan deskriptor pada lembar observasi, setelah itu dihitung dengan rumus persentase keberhasilan tindakan, kemudian disesuaikan dengan taraf keberhasilan tindakan, bila persentase keberhasilan 83%-100% maka kategorinya sangat baik.

Dalam dokumen Prosiding Seminar Nasional Tahun 2016 (Halaman 66-69)