• Tidak ada hasil yang ditemukan

VALIDASI TEORITIS MEDIA SPIROMETER SEDERHANA PADA MATERI SISTEM RESPIRASI KELAS

Dalam dokumen Prosiding Seminar Nasional Tahun 2016 (Halaman 160-166)

Bagus Rahmad Wijaya1)

Erny Yuniati2)

Ni’matul Khoiroh3)

1)S2 Pendidikan Sains, Pascasarjana, Universitas Negeri Surabaya

2)S2 Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Pascasarjana, Universitas Negeri Surabaya E-mail: bagussurabaya@gmail.com

ABSTRAK

Kurikulum 2013 mencantumkan tujuan untuk siswa dapat menyajikan hasil eksperimen kapasitas paru-paru manusia, namun SMAN 2 Kediri tidak memiliki media spirometer untuk melaksanakan eksperimen tersebut. Pentingnya praktikum untuk melatihkan keterampilan proses, mendorong peneliti untuk mengembangkan media spirometer sederhana yang layak secara teoritis untuk mendukung tujuan pembelajaran dalam kurikulum 2013. Penelitian pengembangan ini menggunakan model 4-D (Tanpa Desseminate). Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif berdasarkan validasi teoritis. Berdasarkan hasil penelitian media spirometer sederhana dinyatakan layak dengan secara teoritis berdasarkan hasil validasi media oleh oleh dua orang dosen biologi dan satu orang guru biologi sebagai validator dengan predikat sangat baik dan rata-rata persentase 95,23%.

Kata Kunci: Media spirometer sederhana, Kapasitas peru-paru manusia

ISBN 978-602-72071-1-0

PENDAHULUAN

Cita-cita yang mendasari diciptakannya Kurikulum 2013 adalah menciptakan manusia yang utuh dengan memenuhi kompetensi yang telah ditetapkan. Siswa tidak diharapkan hanya baik dalam pengetahuannya saja, tapi juga pada kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, dan keterampian. Keterampilan dapat diperoleh salah satunya lewat kegiatan praktikum. Tay (2005) mengungkapkan bahwa pembelajaran IPA tidak cukup hanya dengan menghafal produk sains tapi juga harus membuktikan dengan sebuah pertanyaan yang logis. Hal ini diperjelas oleh Brendzel (2005) pembelajaran IPA lebih baik diajarkan lewat kegiatan praktikum kemudian guru membimbing siswa untuk berlatih keterampilan proses dalam kegiatan praktikum.

Kurikulum 2013 memuat materi respirasi telah dicantumkan dua tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan KD 4.8 yaitu siswa dapat menyajikan hasil eksperimen kapasitas paru-paru manusia dan siswa dapat menyajikan hasil eksperimen laju respirasi serangga. Eksperimen untuk mengetahui kapasitas paru-paru manusia dilakukan untuk membuktikan adanya faktor- faktor yang mempengaruhi kapasitas paru-paru setiap manusia. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMAN 2 Kediri, sekolah tidak memiliki fasilitas yang mendukung dilaksanakannya eksperimen kapasitas paru- paru manusia. Selama ini pembelajaran dilakukan dengan melihat hasil atau produk yang menunjukkan nilai kapasitas paru-paru pada laki-laki dan perempuan berbeda dengan menyajikan grafik nilainya dalam buku yang siswa miliki. Siswa tidak dapat mengetahui secara nyata bahwa bukan hanya laki-laki dan perempuan yang memiliki perbedaan tersebut, tapi bisa jadi setiap orang juga memiliki nilai kapasitas yang berbeda karena adanya berbagai faktor.

Penelitian tentang pengembangan media sederhana yang dilakukan Rejanti (2012) yang berjudul berjudul

“pengembangan alat peraga sederhana cermin ganda

sebagai media pembelajaran submateri pemantulan cahaya pada cermin datar di kelas VIII SMP Negeri 3

Sidoarjo” menunjukkan hasil yang positif terhadap hasil

belajar siswa. Sebanyak 82,36% siswa tuntas dan respon positif siswa mencapai 92,30%.

Berdasarkan permasalahan di atas maka penting dikembangkannya media spirometer sederhana yang layak secara teoritis. Media spirometer sederhana adalah alat

yang dikembangkan oleh peneliti untuk menunjukkan nilai kapasitas dari setiap manusia.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan, karena di dalamnya terdapat tahapan pengembangan media spirometer sederhana dengan menggunakan desain model 4-D (tanpa desseminate) (Thiagarajan, dkk, 1974 dalam Ibrahim, 2002). Sasaran penelitian ini adalah media spirometer sederhana yang telah dikembangkan oleh peneliti. Tempat penelitian dalam pengembangan media, telaah, dan validasi dilaksanakan di Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Surabaya. Waktu pengembangan dan telaah media dilakukan pada bulan Juni semester genap tahun 2014.

Pengembangan media ini dilakukan dalam tiga utama yaitu define, design, dan develop. Tahap define terdiri dari (1) analisis kurikulum, (2) analisis siswa, (3) analisis tugas, (4) analisis konsep, dan (5) merumuskan tujuan pembelajaran. Tahap design tediri dari (1) Observasi ketersediaan alat dan bahan dan (2) pembuatan rancangan media spirometer sederhana. Tahap develop adalah penyusunan media sesuai dengan rancangan yang telah dibuat.

Istrumen yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah lembar validasi media spirometer sederhana. Lembar validasi media spirometer sederhana merupakan instrumen tertutup yang berisi kriteria-kriteria untuk menilai kelayakan media spirometer sederhana secara teoritis. Instrumen ini digunakan oleh dua orang dosen biologi dan satu orang guru biologi yang semuanya berperan sebagai validator.

Kelayakan secara teoritis media sederhana yang dikembangkan oleh peneliti dapat diukur dari skor hasil validasi oleh dosen dan guru biologi SMA. Data yang didapatkan dari validator adalah skor-skor dari tiap kriteria yang kemudian dihitung rata-ratanya. Selanjutnya hasil penilaian dari para validator dapat dianalisis secara deskriptif menggunakan presentase kelayakan media. Presentase kelayakan validasi media sederhana merupakan kriteria prestasi berupa pengertian kualitatif. Setiap indikator dinilai dengan rentang skala 1-4 dengan kategori: 1= kurang baik, 2= cukup baik, 3= baik, 4= sangat baik. Persentase kelayakan telaah media sederhana dapat dianalisis dengan berdasar pada (Riduwan, 2012):

Kategori kelayakan yang didapat selanjutnya dapat dibaca menurut tabel skala kelayakan media sederhana di bawah ini (Riduwan, 2012):

Tabel 1. Kriteria Interpretasi Skor Berdasarkan Skala Lickert (Riduwan, 2012)

Rentang persentase (%) kelayakan Kategori 25-40 41-55 56-70 71-85 86-100 Tidak Layak Kurang Layak Cukup Layak Layak Sangat baik

136

ISBN 978-602-72071-1-0

Media sederhana yang dikembangkan dinyatakan layak berdasarkan segi validitas ditinjau dari hasil validasi

LKS jika nilai persentasenya ≥ 71% dengan kriteria

interpretasi layak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengembangan media yang telah dilaksanakan menghasilkan media spirometer sederhana sesuai dengan desain yang telah dibuat. Spirometer sederhana yang telah dikembangkan oleh peneliti terdiri dari beberapa komponen diantaranya adalah sebuah tabung yang

dibalikkan di atas wadah berisi air, beban, tali, katrol, bolpoint pencatat gravik, kertas pada tabung berputar, dan slang/pipa. Cara kerjanya adalah sebagai berikut, sebuah pipa/slang yang menghubungkan ruang dalam tabung dengan mulut. Ketika orang yang menggunakan spirometer bernapas maka volume gas dalam tabung akan berubah yang berakibat terjadi pergerakan dari tabung (naik turun). Pergerakan ini akan dicatat oleh kertas gulung berputar (Srisawitri, 2011). Gambar model spirometer sederhana yang telah dikembangkan dapat dilihat pada gambar 1 .

Gambar 1. Media spirometer sederhana (Wijaya, 2014) Pada bagian ini, penulis menyajikan pembahasan

terperinci untuk menjawab pertanyaan penting dan tujuan pengkajian literatur yang telah diajukan pada bagian pendahuluan yang sesuai dengan teori para ahli dan hasil penelitian terdahulu.

Media yang telah dikembangkan dinilai kualitasnya melalui validasi yang dilakukan oleh ketiga validator. Berikut ini adalah hasil validasi media spirometer sederhana yang telah dilaksanakan.

ISBN 978-602-72071-1-0

Berdasarkan data dalam tabel 2 dapat diketahui terdapat empat aspek yang mendapat persentase sebesar 100%, dua aspek mendapat persentase 91,67%, dan satu aspek mendapat persentase sebesar 83,33% dengan demikian seluruh aspek dapat diinterpretasikan sangat baik. Secara garis besar aspek-aspek tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu efektifitas media spirometer, tampilan media spirometer, dan kualitas media spirometer. Kategori efektifitas media terdapat empat aspek dengan satu aspek mencapai persentase 100%, dua aspek mencapai persentase 91,67%, dan satu mendapat persentase sebesar 83,33%. Kategori tampilan media terdapat satu aspek mencapai persentase 91,67%. Kategori kualitas media terdapat dua aspek yang seluruhnya mencapai persentase 100%.

Aspek satu pada kategori efektifitas media mendapatkan rata-rata penilaian sebesar 4 dan persentase mencapai 100%. Hal ini berarti media spirometer sederhana talah memenuhi empat kriteria yang dirumuskan dalam lembar validasi, yaitu media spirometer dapat memenuhi kebutuhan materi, media spirometer sesuai dengan tujuan pembelajaran, media spirometer sesuai dengan tuntutan kegiatan pembelajaran pada silabus kurikulum 2013, dan media spirometer sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki siswa.

Aspek dua mendapatkan rata-rata penilaian sebesar 3,33 dan persentase mencapai 83,33%. Hal ini berarti media spirometer sederhana hanya memenuhi tiga kriteria dari empat kriteria yang dirumuskan dalam lembar validasi, yaitu media spirometer dapat digunakan di laboratorium, kelas, atau luar ruangan; media spirometer dapat digunakan di berbagai waktu tanpa tergantung musim atau keadaan lingkungan; media spirometer dapat digunakan tanpa listrik; media spirometer dapat digunakan dengan atau tanpa guru pendamping.

Aspek tiga mendapatkan rata-rata penilaian sebesar 3,67 dan persentase mencapai 91,67%. Hal ini berarti media spirometer sederhana talah memenuhi tiga kriteria yang dirumuskan dalam lembar validasi, yaitu media spirometer dapat dilihat oleh semua anggota kelompok dengan jelas, ukuran media spirometer dapat digunakan untuk menjelaskan dan kerja kelompok, dan media spirometer dapat di bongkar pasang atau mudah dipindahkan.

Aspek empat mendapatkan rata-rata penilaian sebesar 4 dan persentase mencapai 100%. Hal ini berarti media spirometer sederhana talah memenuhi empat kriteria yang dirumuskan dalam lembar validasi, yaitu grafik dapat langsung menunjukkan volume pernafasan, perubahan volume udara dapat dengan mudah diamati dari grafik yang dibentuk maupun perubahan posisi tabung udara, tabung grafik mudah diputar dan dapat diatur kecepatannya sesuai kebutuhan, dan beban dapat mengimbangi tekanan air dan bobot tabung udara sehingga tidak menyulitkan objek penelitian saat meniupkan udara.

Kelayakan kategori kedua ditentukan oleh satu aspek yang merupakan aspek kelima dalam lembar validasi. Aspek ini mendapatkan rata-rata penilaian sebesar 3,67 dan persentase mencapai 91,67% dari validator. Hal ini

berarti media spirometer sederhana talah memenuhi empat kriteria yang dirumuskan dalam lembar validasi, yaitu volume tabung udara sesuai dengan standar volume pernapasan total laki-laki dewasa, tabung grafik dapat menggambarkan volume tabung udara sesuai dengan standar volume pernapasan total laki-laki dewasa, pegangan pemutar tabung grafik sesuai dengan ukuran tangan (tidak terlalu kecil atau besar), dan slang udara sesuai dengan ukuran mulut objek penelitian (tidak terlalu kecil atau besar).

Kelayakan kategori ketiga ditentukan oleh dua aspek yang merupakan aspek keenam dan ketujuh dalam lembar validasi. Aspek keenam mendapatkan rata-rata penilaian sebesar 4 dan persentase mencapai 100% dari validator. Hal ini berarti media spirometer sederhana talah memenuhi tiga kriteria yang dirumuskan dalam lembar validasi, yaitu media memiliki bahan-bahan yang mudah dicari, bahan-bahan media memiliki harga yang relatif murah, dan bahan-bahan media dapat dibuat dari barang- barang bekas.

Aspek ketujuh mendapatkan rata-rata penilaian sebesar 4 dan persentase mencapai 100% dari validator. Hal ini berarti media spirometer sederhana talah memenuhi empat kriteria yang dirumuskan dalam lembar validasi, yaitu bahan-bahan media spirometer aman bagi praktikan, media spirometer mudah dibersihkan, media spirometer tidak mudah pecah, dan media spirometer dapat digunakan dalam waktu yang lama.

Media yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu media spirometer sederhana. Kelayakan media secara teoritis dapat diketahui dari data hasil validasi oleh dua orang dosen biologi dan satu orang guru biologi. Berdasarkan rata-rata persentase kelayakan pada tabel 2 media yang dikembangkan dinyatakan sangat baik. Secara garis besar terdapat tiga aspek utama media sebagai alat ukur kelayakan media, yaitu efektifitas media, tampilan media, dan kualitas media. aspek pertama media terdapat empat kriteria. Kriteria satu dinyatakan sangat baik. Hal ini disebabkan karena media telah sesuai dengan tujuan dan kebutuhan materi. Menurut Sudjana dan Rivai (2010) kriteria pemilihan media adalah ketepatan dengan tujuan pembelajaran.

Kriteria dua pada media spirometer sederhana dinyatakan sangat baik dengan rata-rata penilaian validator sebesar 3,33. Skor tersebut dapat diperoleh karena pengembangan media didasarkan pada konsep sederhana yang berarti dapat digunakan dalam kondisi sarana yang minim. Menurut Sadiman dkk. (2010) faktor yang sebaiknya dipertimbangkan dalam pengembangan media adalah kesesuaian dengan tujuan, karakteristik siswa, jenis rangsangan belajar yang diinginkan (audio, visual, gerak, dan lain-lain), keadaan atau latar lingkungan, kondisi setempat dan cakupan sasaran. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dikembangkan media yang dapat digunakan di berbagai kondisi. Media dikembangkan tanpa membutuhkan aliran listrik, sehingga apabila daerah tersebut terjadi listrik padam ataupun tanpa listrik pembelajaran masih dapat dilaksanakan. Hal ini juga berpengaruh pada lokasi penggunaannya di luar ruangan ataupun di dalam ruangan. Penggunaan media

138

ISBN 978-602-72071-1-0

spirometer adalah gabungan dari pengetahuan tentang pembagian kapasitas paru-paru manusia dan keterampilan menggunakan alat, sehingga penggunaan media ini butuh bimbingan guru untuk mendapatkan hasil yang valid. Hal ini dapat diatasi dengan penyediaan petunjuk penggunaan media yang lebih jelas dan mudah dipahami.

Kriteria tiga dinyatakan sangat baik dengan rata-rata penilaian sebesar 4. Hal ini dikarenakan media yang dikembangkan dikembangkan untuk digunakan dalam kelompok, sehingga pada aspek ini media memenuhi ketiga kriteria yang dirumuskan dalam lembar validasi. Media spirometer dapat digunakan dalam kelompok secara bergantian karena spirometer dilengkapi dengan pipa kecil pada ujung slang peranapasan. Pipa kecil tersebut hanya dapat digunakan oleh satu orang saja. Pipa kecil yang digunakan pada ujung slang pernapasan dibagikan pada setiap siswa yang akan meggunakan media spirometer sederhana, jadi penularan penyakit melalui air liur dapat diminimalkan dengan begitu spirmeter sederhana dapat digunakan dalam kelompok secara bergantian.

Menurut Sudjana dan Rivai (2010) bahwa metode pembelajaran kelompok didefenisikan sebagai prosedur yang sistematik dan terencana untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran kelompok dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Metode kerja kelompok diharapkan dapat membuka kesempatan yang lebih besar bagi siswa untuk melakukan interaksi atau hubungan dalam berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman dengan siswa lainnya.

Kriteria empat dinyatakan sangat baik dengan rata- rata penilaian validator sebesar 4. Hal ini dapat terlaksana dengan cara memanfaatkan LKS yang juga dikembangkan oleh peneliti. LKS yang dikembangkan oleh peneliti terdapat skema prosedur praktikum yang berbentuk urutan gambar yang sistematis, sehingga siswa dapat menyusun sendiri prosedur kerjanya dan lebih memahami cara kerja media yang digunakan.

Kriteria lima dinyatakan sangat baik dengan rata-rata penilaian validator sebesar 4. Media spirometer memiliki kelemahan yaitu tingkat ketelitian pengukuran kurang akurat. Hal ini disebabkan karena media spirometer dikembangkan secara sederhana dan keperluan penggunaan media hanya bertujuan untuk menjelaskan adanya perbedaan kapasitas pernapasan pada setiap orang. Kelayakan media tersebut didapat karena peneliti dapat meminimalisir kelemahan tersebut dengan cara membuat tabung penampung udara yang berukuran diameter 20,5 cm, sehingga setiap 3 cm tinggi tabung dapat menampung 1 liter udara. Tabung penampung udara juga diberikan penyeimbang pada pegangan penulis. Hal ini bertujuan agar tekanan dalam ruang penampung udara dapat diperkecil, sehingga tidak mempengaruhi volume udara yang ditampung didalam tabung penampung. Selain itu, media spirometer sederhana dibuat dengan ukuran yang dapat menampung udara hingga 7 liter dan telah memenuhi syarat minimal untuk menampung kapasitas vital laki-laki normal yang berkisar 4,5 liter.

Aspek ketiga adalah kualitas media. Kualitas media memiliki dua kriteria, yaitu kriteria enam dan tujuh. Kedua kriteria dinyatakan sangat baik dengan rata-rata

penilaian validator sebesar 4. Kualitas media adalah kemudahan dalam mendapatkan bahan dan ketahanan media terhadap waktu. Pemilihan bahan bahan media diprioritaskan pada bahan-bahan yang murah, mudah didapat, dan tahan lama. Hal ini terbukti dengan digunakannya bahan-bahan yang berasal dari bahan yang tidak mudah pecah seperti kaca. Menurut Sudjana dan Rivai (2010) salah satu kriteria dalam memilih media adalah kemudahan memperoleh media. Secara implisit berarti bahwa tidak hanya media jadi yang harus mudah didapat, tapi juga bahan-bahan penyusun yang digunakan dalam media. Pendapat lain juga disampaikan oleh Sadiman dkk. (2010) salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam memilih media adalah keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan media dalam waktu yang lama. Hal ini berarti dalam memilih media bukan hanya tentang kemudahan mendapatkan media tersebut, tapi media tersebut juga harus tahan lama.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan paparan tujuan, hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai bahwa media spirometer sederhana dinyatakan sangat baik secara teoritis berdasarkan hasil validasi media oleh oleh dua orang dosen biologi dan satu orang guru biologi sebagai validator dengan rata-rata persentase 95,23%.

Saran

Penelitian selanjutnya dalam menerapkan media spirometer sederhana ini dapat dilengkapi dengan prosedur penggunaan dengan lebih jelas dan rinci.

DAFTAR PUSTAKA

Brandzel, Sharon. 2005. Strategies for Successful Science Teaching. Maryland: University Press of America.

Rejanti, Army. 2012. Pengembangan Alat Peraga Sederhana Cermin Ganda Sebagai Media Pembelajaran Sub Materi Pemantulan Cahaya Pada Cermin Datar di Kelas VIII SMP Negeri 3 Sidoarjo. Skripi tidak dipublikasikan.

Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: ALFABETA

Sadiman, Arief. dkk. 2010. Media Pendidikan:

Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Srisawitri, Liana. 2011. Volume dan Kasitas Paru. http://www.medicinesia.com/kedokteran- dasar/respirasi/volume-dan-kapasitas-paru-2/ Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2010. Media

Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Tay, Beverly. 2005. Longman: Process Skills in Science.

Singapore: Pearson Education South Asia Pte Thiagarajan, S., Doroty S. Semmel, dan Melvyn I.

Semmel. 1974. Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children. Source Book. Bloominton: Center for Innovation on Theaching the Handicapped. dalam Ibrahim, Muslimin. 2002. Pelatihan

ISBN 978-602-72071-1-0

Terintegrasi Berbasis Kompetensi: Guru Mata Pelajaran Biologi. Jakarta: Depdiknas

Wijaya, Bagus Rahmad. 2014. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Keterampilan Proses Sains dengan Media Sederhana pada materi Sistem Respirasi Kelas XI. Skripsi tidak dipublikasikan.

140

ISBN: 978-602-72071-1-0

PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH)

Dalam dokumen Prosiding Seminar Nasional Tahun 2016 (Halaman 160-166)