• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Jenis Uji Hasil Keputu san

Dalam dokumen Prosiding Seminar Nasional Tahun 2016 (Halaman 108-110)

Kesimp

u lan

Norm

alitas

Kolmogoro

f-Smirnov

Sig

pretest

= 0,141

Sig

posttest

= 0,133

Ho

diteri

ma

data

normal

Homo

genita

s

Levene’s

test

Sig

0.102

Ho

diteri

ma

data

homoge

n

P

a

i

r

e

d

s

a

m

p

l

e

t

-

t

e

s

t

Berdasarkan data pada Tabel 2, diperoleh hasil uji normalitas data yang diuji dengan kolmogorof-smirnov, diperoleh taraf signifikansi sebesar 0,141 untukpretest

dan 0,133 untuk posttest, kedua nilai tersebut lebih besar dari α = 0,05 sehingga Ho diterima yang berarti nilai

pretest dan posttest berdistribusi normal. Uji

homogenitas diperoleh taraf signifikansi sebesar 0,102 > 0,05 sehingga Ho diterima, yang berarti variansi setiap sampel sama(homogen).

Data nilai pretest dan posttest yang berdistribusi normal dan homogen, selanjutnya dianalisis dengan uji

paired sample t-test (uji t dua sampel berpasangan). Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung = -7,645 dengan probabilitas sebesar 0,00(p < 0,05), maka Ho ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai hasil belajar siswa sebelum diberikan modul pembelajaran dengan nilai hasil belajar siswa setelah diberikan modul pembelajaran. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa modul hasil pengembangan mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa nilai N-gain kenaikan hasil belajar kognitif pretest dan posttest

sebesar 0,41. Kenaikan hasil belajar kognitif yang diperoleh masuk ke dalam kategori kenaikan yang sedang. Selanjutnya diuji dengan uji-t untuk mengetahui perbedaan dua rerata. Hasil uji diperoleh signifikasi 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara nilai pretest dan posttest. Penggunaan modul berbasis Problem Based Learning (PBL) disertai diagram pohon pada materi fotosintesis dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Relevan dengan penemuan Jerome Brunner dengan model PBL adalah, dengan belajar melalui penemuan, siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran, belajar memecahkan masalah dan menemukan solusi dengan usaha siswa sendiri, sehingga kemampuan siswa dalam membangun sendiri pengetahuannya akan meningkat. Piaget beranggapan bahwa pengetahuan tidaklah statis tetapi secara terus menerus tumbuh dan berubah pada saat siswa menghadapi pengalaman baru yang memaksa mereka membangun dan memodifikasi pengetahuan awal mereka (Widjajanti, 2011). Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Tahap ini merupakan penyesuaian antara masalah yang ditemukan dengan solusi yang dipilih. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Wenno (2010) yang menyebutkan bahwa hasil belajar sains siswa dengan menerapkan media pembelajaran sains, yakni modul sains sangat baik, bila dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran yang konvensional. Hal ini disebabkan karena dengan melakukan pembelajaran menggunakan modul, maka kemampuan siswa untuk memahami materi pelajaran sains akan lebih sempurna.

Penggunaan modul berbasis PBL disertai Diagram Pohon yang menuntut siswa untuk melakukan percobaan akan membantu siswa dalam berbagai bentuk belajar, dengan demikian siswa akan lebih mudah memahami materi dan berperan aktif selama proses pembelajaran. Namun, di dalam uji lapangan ditemukan beberapa kendala antara lain: 1) di dalam kelompok terdapat beberapa orang yang lebih dominan, dan ada anggota kelompok yang tidak aktif; 2) pada pertemuan pertama memerlukan waktu yang cukup lama karena terdapat dua praktikum; 3) tidak jarang ada yang bermain-main dengan teman saat praktikum; 4) hanya beberapa orang saja yang dapat mempresentasikan hasil diskusi karena waktu yang terbatas; 5) pada pertemuan I siswa kurang

ISBN 978-602-72071-1-0

terkondisi dengan baik, selain siswa jarang praktikum hal tersebut dikarenakan siswa tidak terbiasa dengan bahan yang digunakan untuk praktikum; 6) Untuk pertemuan kedua dan ketiga siswa telah terkondisi dengan baik saat melakukan praktikum.

Hal tersebut relevan dengan teori konstruktivis, yaitu yang menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaaktifan siswa itu sendiri. Pembelajaran dengan model PBL mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru, pengertian baru, dan pengetahuan baru berdasaarkan data hasil penemuan atau percobaan, sehingga model PBL mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamnnya sendiri menjadi pengetahuan bermakna.

Menurut Widoretno (2009) penggunaan modul di dalam proses belajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa berhubungan langsung dengan manfaat modul sebagai media pembelajaran, antara lain: 1) pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan motivasi belajar; 2) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih difahami oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan belajar lebih baik; 3) metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi vebal melalui ceramah guru, sehingga siswa tidak merasa bosa; 4) siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guu, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati dan melakukan.

Penggunaan modul berbasis PBL disertai Diagram Pohon dapat mempertinggi proses dan hasil belajar siswa berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Sesuai dengan teori Piaget bahwa taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir konkrit menuju ke berpikir abstrak, dimulai dari berpikir sederhana menuju ke berpikir kompleks. Penggunaan media pembelajaran materi yang bersifat abstrak dapat dikonkritkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.

Pada proses pembelajaran akan lebih efektif jika dilakukan dengan saling bertukar ide dan berkerjasama mengerjakan tugas melalui berkelompok (Zakaria & iksan, 2007). Hal ini relevansi dengan teori Vygotsky dengan PBL, bahwa dalam PBL pembelajaran dilakukan dalam kelompok kecil (3 sampai 5 siswa) secara heterogen. Hal ini sesuai dengan teori Vygotsky, yaitu ketika siswa belajar berkelompok terjadi interaksi sosial, sehingga terjadi tukar pengetahuan antara siswa yang lebih tahu kepada siswa yang kurang tahu untuk memahami konsep.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan hasil belajar kognitif

pretest dan posttest pada siswa yang telah diberi pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran berbasis Problem Based Learning (PBL) disertai diagram pohon pada materi fotosintesis.

DAFTAR PUSTAKA

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Departemen pendidikan nasional. 2006. Peraturan menteri pendidikan nasional tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Depdiknas.

Tjalla, Awaludin. 2010. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa.Jakarta: FKIP UnikaAtmajaya.

Wenno, Izaak H. 2010. Pengembangan model modul IPA berbasisproblem solving method berdasarkan karakteristik siswa dalam pembelajaran di SMP/MTs.Cakrawala Pendidikan, Th. XXIX, No. 2.

Widoretno, Sri. 2009. Penggunaan masalah dalam modul praktikum sebagai penuntun kegiatan lapangan pada mata kuliah ekologi tumbuhan di Prodi P. Biologi Tahun 2009. Seminar Loka Karya Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS. Surakarta: 2009.

Zakaria, E. &Iksan, Z. 2007. Promoting Cooperative Learning in Science and Mathematics Education: A Malaysia Perspective. Eurasia journal of mathematics, science & technology education, 3 (1), 35-39.

84

ISBN 978-602-72071-1-0

KANDUNGAN KADMIUM (CD) PADA AIR, DAGING

Dalam dokumen Prosiding Seminar Nasional Tahun 2016 (Halaman 108-110)