• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KETEBALAN KOLAGEN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DIN

dr. Johny Marpaung, M.Ked(OG), Sp.OG.K Abstrak

Latar Belakang: Angka Kematian Neonatal di Indonesia adalah 19 kematian / 1.000 kelahiran hidup dan IMR adalah 32 kematian / 1.000 yang hidup kelahiran dapat dikaitkan dengan kejadian ketuban pecah dini (PROM). Di Amerika, PROM terjadi pada 2-3% dari semua kehamilan dan 40% berhubungan dengan kelahiran prematur. Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan dalam ketebalan kolagen pada arsitektur membran menyebabkan kelainan struktural yang terjadi pada PROM.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional untuk melihat perbedaanketebalan membran kolagen pada pasien PROM amnion dengan pasien hamil normal dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran USU-Rumah Sakit Umum Adam Malik, dan Rumah Sakit USU pada bulan Desember 2014 - Maret 2015. Pengambilan sampel dilakukan di ruang persalinan dan ruang operasi di Rumah Sakit Umum Adam Malik. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat untuk mengetahui karakteristik sampel dan analisis bivariat untuk membandingkan ketebalan kolagen pada membran amnion pada pasien PROM jangka dan hamil normal.

Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa ketebalan ibu kolagen dengan PROM adalah 108,11 ± 14,06 mm lebih tipis dari pada rata-rata ketebalan kolagen wanita hamil normal yaitu 172,06 ± 38,40 mm. Dan ketebalan amnion pada ibu dengan PROM adalah 522,72 ± 85,63 mm lebih tipis dari ketebalan amnion wanita hamil normal adalah 702,72 ± 180,07 mm.

Kesimpulan: Hasil uji statistik dengan uji-t. Nilai p <0,05 menunjukkan perbedaan yang bermakna ketebalan kolagen dan ketebalan amnion pada kelompok PROM dengan kelompok hamil normal yang menunjukkan hubungan dengan PROM danketebalan kolagen.

Kata kunci: Ketebalan kolagen, ketebalan Amnion, PROM Pendahuluan

Angka Kematian Neonatal di Indonesia adalah sekitar 19 kematian / 1.000 kelahiran hidup dan IMR adalah 32 kematian / 1.000 kelahiran hidup yang dapat dikaitkan dengan kejadian ketuban pecah dini (PROM). Di Amerika, PROM terjadi pada 3% dari seluruh kehamilan. Dalam penelitian lain, PROM terjadi pada 2% dari semua kehamilan dan berhubungan dengan 40% kelahiran prematur dan menyebabkan morbiditas dan mortalitas. PROM dapat terjadi pada usia kehamilan prematur ataupun cukup bulan. Morbiditas dan mortalitas lebih tinggi pada ruptur ketuban prematur yang terkait baik secara independen atau dengan tingkat kelahiran prematur yang meningkat.

Beberapa penulis telah memeriksa kandungan kolagen dari membran janin untuk menunjukkan perbedaan dalam arsitektur membran yang terkait dengan kelainan struktural yang menyebabkan terjadinya PROM, dengan membandingkan kandungan kolagen dalam sembilan amnion sengan PROM dengan sepuluh amnion persalinan prematur tanpa PROM. Mereka menyimpulkan bahwa pengurangan khususnya kolagen tipe III (yang berfungsi sebagai pendukung membran matriks ekstraselular) akan mengurangi sifat kekuatan tarik membran chorioamniotic.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional untuk melihat perbedaan ketebalan membran kolagen amnion pada pasien PROM dengan pasien hamil normal yang dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran USU - Umum Rumah Sakit Adam Malik, dan Rumah Sakit Jaringan , RS USU pada bulan Desember 2014 - Maret 2015. Sampel dalam penelitian ini adalah setengah dari populasi penelitian yang bekerja di Rumah Sakit Umum dan Fakultas Kedokteran Jaringan Rumah Sakit USU. Sampel diambil di ruang persalinan dan operasi Rumah Sakit Umum Adam Malik Medan. Dalam penelitian ini, analisis data dan uji statistik dilakukan dengan analisis univariat untuk melihat karakteristik analisis sampel dan bivariat untuk membandingkan ketebalan kolagen pada membran amnion pada pasien PROM dan normal hamil. Uji t independen yang digunakan dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Penelitian ini

juga mendapat persetujuan dari komite etika penelitian kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Hasil

Penelitian ini menggunakan sampel kasus ketuban pecah dini (PROM) dan amniotik normal masing- masing sebanyak 23 orang. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa karakteristik ibu pada kelompok studi PROM kebanyakan berusia 31-35 tahun (39,1%) dan terendah pada usia 36-40 tahun (8,7%), serta pada kelompok belajar

dengan kehamilan normal. wanita paling banyak pada usia 31-35 - 35 tahun (34,8%) dan terendah pada usia 36-40 tahun (8,7%) (Tabel 1). Hasil uji statistik dengan Fisher exact test p value> 0,05 menunjukkan tidak ada perbedaan usia yang signifikan antara kelompok wanita hamil dengan PROM dan normal. Selanjutnya berdasarkan ibu paritas menunjukkan bahwa kelompok belajar ibu dengan PROM dengan paritas lebih 0 (47,8%) dan terendah dengan paritas 2-3 (21,7%). Sedangkan pada kelompok belajar dengan ibu hamil normal juga menunjukkan bahwa sebagian besar paritas 0 (47,8%) dan terendah dengan paritas 2-3 (17,4%) (Tabel 1). Hasil uji statistik dengan Fisher exact test p value> 0,05 menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna paritas antara ibu dengan PROM dan ibu hamil normal.

Berdasarkan jenis penyampaian hasil uji statistik Chi - square test p value> 0,05 menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis persalinan dari kelompok ibu dengan PROM dan kelompok ibu dengan kehamilan normal. Dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa rata-rata ketebalan ibu PROM kolagen adalah 108,11 ± 14,06 mm lebih tipis dari rata-rata ketebalan kolagen wanita hamil normal yaitu 172,06 ± 38,40 mm (Tabel 2).

Hasil uji statistik dengan t-test menunjukkan bahwa p value < 0,05, yang mana mengindikasikan bahwa terdapa perbedaan yang signifikan dalam hal ketebalan kolagen antara ibu hamil dengan PROM dibanding ibu hamil normal.

Diskusi

Ciri khas kolagen adalah adanya setidaknya satu domain triple heliks yang terdiri dari rantai polipeptida dengan urutan berulang Gly - XY dan kemampuan untuk membentuk agregat supramolekul dengan fungsi struktural pada matriks ekstraselular (ECM). Kolagen disintesis sebagai prokolagen yang terbentuk pada fibroblas (menghasilkan sekitar 5-10% protein total), osteoblas dan chondroblas kemudian disekresikan ke dalam matriks ekstraselular. Kolagen mengandung hydroxyproline dan hydroxylysine yang tidak ditemukan pada kebanyakan protein lainnya. Hydroxiproline memainkan peran penting dalam menstabilkan struktur triple helix kolagen untuk memaksimalkan pembentukan ikatan hidrogen antar rantai. Kolagen yang ditemukan pada amniotik terdiri dari jenis kolagen interstisial I, III, V, dan VI, yang terikat silang dan merupakan penentu utama tarikan membran.

Kolagen yang terpolarisasi akan terdegradasi oleh aktivitas metaloproteinase matriks yang biasanya dihambat oleh inhibitor jaringan spesifik dan protease inhibitor. Matriks metaloproteinase, enzim menghidrolisis setidaknya satu dari komponen matriks ekstraselular. metalopreoteinase matrix-1 (MMP-1) dan MMP-8, membelah struktur triple helical dari kolagen tipe I dan tipe II, yang selanjutnya akan terdegradasi lagi oleh gelatinase, MMP-2 dan MMP-9. gelatinase juga membelah kolagen triple helix tipe IV, fibronektin, dan proteoglikan. Pada membran janin, MMP-1 dan MMP-9 diproduksi dalam amnion epitel dan korion.7 Beberapa ahli memeriksa kandungan kolagen dari membran janin untuk menunjukkan perbedaan dalam arsitektur membran yang terkait dengan penyebab kelainan struktural, mengakibatkan terjadinya PROM. Mereka melihat rasio menurun secara signifikan dari kolagen tipe III pada pasien PROM dibandingkan dengan persalinan non-PROM dan penurunan ketebalan kolagen total (PROM 350 ± 70 g / mg vs 587 ± 84 g / mg, p <0,01). Mereka menyimpulkan bahwa pengurangan khususnya kolagen tipe III (yang berfungsi sebagai pendukung membran matriks ekstraselular) akan mengurangi sifat kekuatan tarik membran chorioamniotic. Ada penurunan jumlah kandungan kolagen amnion juga dicatat pada pasien dengan PROM pada usia gestasi yang berbeda dalam penelitian ini. Temuan peningkatan MMP-9 dan bukan MMP1 pada cairan amnion wanita dengan PROM lebih lanjut dikonfirmasi oleh penelitian oleh Athayde. et al. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa ketebalan rata- rata ibu amniotik dengan PROM adalah 522,72 ± 85,63 mm lebih tipis dari ketebalan amnion ibu hamil normal yaitu 702,72 ± 180,07 mm. Hasil uji statistik dengan nilai t -test p <0,001). Cut off point yang dinilai oleh kurva ROC adalah 1,2 mm dengan sensitivitas dan spesifisitas 100%.

Hasil penelitian yang sama melaporkan bahwa penelitian menunjukkan penipisan chorioamniotic dalam kasus PROM. Penelitian oleh Hasaneroglu dkk. (2014) pada 20 wanita dengan PROM dan kontrol terhadap 20 wanita pada masa kehamilan menunjukkan bahwa kasus tersebut menunjukkan jumlah unit daerah membran chorioamniotic lebih rendah daripada kontrol (69,55 ± 26,3% vs 49,6% ± 23,44%; p = 0,017) . Canzoneri et al (2013) melakukan penelitian untuk mengukur ketebalan membran dan apoptosis choriodesidua pada 86 pasien membran chorioamniotic. Imunohistokimia dilakukan dengan antibodi cytokeratin dan ketebalan chorionik seluler dibandingkan masing-masing kelompok. Hasilnya menunjukkan lapisan chorioamniotic secara signifikan lebih tipis pada pasien PROM dibandingkan pasien tanpa PROM persalinan prematur dan pasien persalinan dengan waktu yang cukup (62, 140, 169 mikrometer p <0,001).

Kesimpulan

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata ketebalan kolagen dan ketebalan ibu amniotik dengan PROM lebih tipis dari rata-rata ketebalan kolagen dan ketebalan amniotik wanita hamil normal dan menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik pada ketebalan kolagen dan ketebalan amnion. pada kelompok PROM dengan ibu hamil normal. Diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang dapat meningkatkan ketebalan kolagen dan amniotik untuk mencegah persalinan prematur dan PROM.

Referensi

1. Entin, Suardi A, Haryani L. Gambaran Hasil Luaran Janin pada Persalianan dengan Ketuban Pecah Dini di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2009. J Pendid Bidan. 2013. ISSN:2089-2225.

2. Rangaswamy N, Kumar D, Moore RM, Mercer BM, Mansour JM, Redline R. Weakening and Rupture of Human Fetal Membranes-Biochemistry and Biomechanics. Pre term birth- mother and child. Intech publishers; 2012. DOI: 10.5772/1284, ISBN 978-953-307-828-1.

3. The American College of Obstetricians and Gynecologists. Premature rupture of membranes. 2013;122(4):918-30.

4. Intitute of obstetricians and gynaecologists. Preterm prelabour rupture of membranes (PPROM); 2015. 5. Cut M. Gambaran Histopatologi dan Tampilan Imunohistokimia Fibronektin Selaput Ketuban pada

Perempuan Hamil yang Mendapat Acetylsalicylic Acid (ASA). Dosis Rendah, 2014. Available at: http:/repository.usu.ac.id/handle/123456789/41519. Accessed on 25 September 2015.

6. Putri RE. Perbandingan Ketebalan Selaput Ketuban Pada Ketuban Pecah Dini dan Hamil Normal. Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2014.

7. Wilfried B. Mechanical characterization and modeling of human fetal membranes tissue; 2014. DOI:10.3929/ethz-a-010147119.

8. Ansari H, Singh A, Zaidi MT, Chandra N. Vasculosyncytial membrane in placental villi of normotensive and hypertensive pregnancies. J Anat Soc India. 2011;60(2):168-170.

9. Chakraborty B, Mandal T, Chakraborty S. Outcome of prelabor rupture of membranes in a tertiary care center in West Bengal. Indian J Clin Pract. 2013;24(7):657-62.

10. Amstrong-Wells J, Post MD, Donnelly M, Manco- Johnson MJ, Fisher BM, Winn VD. Patterns of placental pathology in preterm premature of membranes. J Dev Orig Helath Dis. 2013;4(3):249-55. 11. Hasaneroglu, Bakacak M, Suhhabostanci M, Attar R& Han A. Relationship between premature rupture of

membranes and collagen amount in amniotic membranes in term pregnancy. Global J Med Res. 2014:2(1):23-5.

12. Canzoneri BJ, Feng L, Grotegut CA, Bentley RX, Heine RP, Murtha AP. The chorion layer of fetal membranes is prematurely destroyed in women with preterm premature rupture of the membranes. Rep Sci. 2013:20(10):1246-54.

DETEKSI DINI DAN PENGOBATAN INFEKSI BAKTERIAL VAGINOSIS