• Tidak ada hasil yang ditemukan

DR. dr. Udin Sabarudin SpOG (K)., MM.,MH.Kes Abstrak

Poin utama dalam perawatan prakonsepsi adalah meliputi perencanaan keluarga (family planning), memperoleh berat badan ibu sebelum kehamilan yang ideal, skrining dan perawatan untuk penyakit infeksi, memperbaharui vaksinasi serta memilah pengobatan yang memiliki efek teratogenik bagi janin. Calon ibu disarankan untuk mengkonsumsi suplemen asam folat untuk mengurangi risiko defek tabung neural setidaknya 1 bulan sebelum merencanakan kehamilan. Pengendalian penyakit kronis sangat penting untuk memperoleh kehamilan yang optimal. Ahli kesehatan harus sejalan dengan calon ibu untuk mengendalikan kondisi seperti diabetes mellitus, darah tinggi serta menjelaskan tentang pelayanan perencanaan keluarga untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.

Pendahuluan

The Centers for Disease Control and Prevention mengartikan perawatan prakonsepsi sebagai kesatuan intervensi yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan memodifikasi biomedis, perilaku dan risiko sosial kesehatan ibu atau outcome kehamilan melalui langkah-langkah pencegahan dan penanganan. Tujuan yang hendak dicapai adalah ibu dalam kondisi kesehatan yang baik sebelum kehamilan serta mengoptimalkan kesehatan calon anaknya.1

Dokter Obgin, bidan dan dokter anak menyarankan agar ibu yang berencana untuk memiliki anak untuk dapat berkonsultasi kepada mereka sekitar 3 sampai 6 bulan sebelum upaya untuk memperoleh keturunan dilakukan. Rentang waktu ini dipilih agar ibu dapat mempersiapkan tubuh untuk mendapatkan fertilisasi yang sukses dan memungkinkan ibu untuk menurunkan risiko kesehatan yang dapat menghalangi kesuksesan mendapatkan keturunan.2

Tindakan konseling prakonsepsi bagi ibu ditujukan untuk melihat kesehatan ibu dan pada saat yang sama dapat mengidentifikasi:

● Penyakit yang baru muncul atau sudah lama yang sebelumnya tidak terdeteksi sebelumnya.

● Risiko kesehatan yang akan muncul apabila hamil.

● Risiko kesehatan yang dapat memengaruhi janin

Penghambat utama bagi tindakan konseling prakonsesi adalah masih banyaknya kehamilan yang tidak terencana.2 Oleh karena itu, banyak ahli kesehaan yang merekomendasikan untuk semua wanita dalam masa reproduksi untuk menjalani konseling prakonsepsi terlepas niatan untuk hamil. 3 Penghambat lainnya adalah masih banyak calon ibu yang belum mengetahui, memahami dan menyadari keuntungan melakukan konsultasi kepada ahli kesehatan atau bidan sebelum merencanakan kehamilan.4

Konseling prakonsepsi mencakup penilaian imunitas. Infeksi seperti varicella dan rubella dapat membahayakan janin. Apabila calon ibu belum melengkapi vaksinasi atau calon ibu tidak pasti apakah mereka imun terhadap infeksi tertentu, maka perawatan prakonsepsi dapat meliputi tes darah untuk mendeteksi imunitas untuk satu atau lebih vaksin setidaknya sebulan sebelum usaha untuk memperoleh keturunan dilakukan.5

Imunisasi selama kehamilan dengan toksoid atau dengan bakteri atau virus yang dilemahkan belum dikaitkan dengan hasil janin yang buruk. Sebaliknya, vaksin virus hidup tidak dianjurkan selama kehamilan dan idealnya harus diberikan paling sedikit 1 bulan sebelum hamil.

Vaksin yang mengandung toxoids, misalnya tetanus; bakteri atau virus mati, diantaranya influenza, pneumococcus, hepatitis B, meningococcus, dan rabies; atau virus hidup yang dilemahkan, termasuk varicella- zoster, campak, gondok, polio, rubella, cacar air, dan demam kuning.

Tes laboratorium tertentu membantu dalam menilai risiko dan mencegah beberapa komplikasi selama kehamilan seperti status imun rubella, varicella, dan hepatitis B harus ditentukan sehingga vaksinasi dapat dilakukan sebagai bagian dari perawatan prakonsepsi.

Elektroforesis hemoglobin dilakukan pada individu dengan peningkatan risiko - misalnya, orang Afrika- Amerika untuk sindrom sickle cell dan wanita asal Mediterania atau Asia untuk thalassemia. Adapun pasangan keturunan Yahudi dilakukan tes carrier untuk penyakit Tay-Sachs dan Canavan, sementara orang Kaukasia keturunan Eropa utara dilakukan skrining untuk fibrosis kistik.

Terkadang riwayat kesehatan keluarga, baik calon ibu maupun calon ayah dapat meningkatkan risikomendapatkan keturunan yang memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti fibrosis kistik atau defek lahir.5Calon ibu masih banyak yang belum mengeahui riwayat kesehatannya sendiri yang mungkin dapat membawa risiko bagi janin serta risiko dalam kehamilan itu sendiri. Ketika calon ibu memiliki risiko penyakit bawaan, maka akan dimasukan kedalam daftar pemeriksaan prenatal serta evaluasi pengobatan yang sedang diambil oleh calon ibu tersebut. Salah satu riwayat kesehatan calon ibu yang perlu dipertimbangkan adalah diabetes.6

Diabetes memiliki risiko yang besar bagi janin. Konseling prakonsepsi telah terbukti mengurangi komplikasi terkait diabetes pada semua tahap kehamilan. Pemeriksaan dan terapi prakonsepsi terbukti secara signifikan

menurunkan kejadian malformasi. Konseling prakonsepsi mengurangi biaya perawatan dan terapi untuk wanita hamil dengan diabetes.

Pemeriksaan dan terapi prakonsepsi pada pasien dengan diabetes meliputi:

● Riwayat medis dan obstetri: o Tipe dan durasi diabetes

o Komplikasi akut, termasuk riwayat infeksi, ketoasidosis dan hipoglikemia

o Komplikasi kronik, termasuk retinopathi, nephropathi, hipertensi, penyakit atherosklerosis, dan neuropathi

o Manajemen diabetes, termasuk pemberian insulin, penggunaan agen penurun glukosa, pemantauan kadar glukosa, nutrisi, dan aktivitas fisik.

o Kondisi medis yang menyertai

o Riwayat menstruasi dan kehamilan, penggunaan kontrasepsi

● Evaluasi laboratorium: o Hemoglobin A1c o Serum kreatinin

o Protein urin: ekskresi protein> 190 mg / 24 jam dapat meningkatkan risiko gangguan hipertensi selama kehamilan; ekskresi protein> 400 mg / 24 jam dapat meningkatkan risiko pertumbuhan janin terhambat

o Tes fungsi tiroid: 5 sampai 10 persen penderita diabetes tipe 1 dapat disertai disfungsi tiroid Masa prakonsepsi juga waktu yang baik untuk memulai mengkonsumsi vitamin prenatal.5 Tabung neural janin berkembang pada bulan pertama kehamilan, yang mungkin saja dapat terjadi sebelum ibu menyadari bahwa dirinya hamil. Konsumsi vitamin prenatal pada waktu prakonsepsi dapat membantu mencegah defek tabung neural. Calon ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi setidaknya 400microgram/hari asam folat sebulan sebelum kehamilan dan setidaknya tiga bulan pertama kehamilan untuk mengurangi risiko defek tabung neural. Calon ibu dengan risiko tinggi defek tabung neural disarankan mengkonsumsi dosis asam folat yang lebih tinggi 5mg/hari sampai minggu ke-12 kehamilan. Calon ibu dengan risiko tinggi adalah ibu dengan riwayat defek tabung neural di keluarga, ibu dalam pengobatan anti epilepsy, diabetes dan thalassemia serta ibu dengan IMT > 30kg/m2.

Calon ibu juga diharapkan dapat menjalani gaya hidup sehat sebelum merencanakan kehamilan. Gaya hidup yang kurang sehat dapat memengaruhi tingkat kesuburan dan pada akhirnya dapat menghambat kehamilan. Berat badan calon ibu juga termasuk hal yang patut dipertimbangkan. Berat badan yang berlebihan atau terlalu kurus cenderung membuat proses kehamilan menjadi sedikit lebih sulit. Karenanya sangat disarankan pada masa persiapan kehamilan seorang calon Ibu harus mencapai berat badan idealnya.7

Untuk mencapai berat badan yang ideal, calon ibu diharapkan dapat menjaga pola makan dengan mulai mengkonsumsi makanan sehat. Hindari makanan atau minuman yang mengandung kafein tinggi, alcohol serta rokok. Sebaiknya calon ibu memperbanyak konsumsi protein dan vitamin. Vitamin alami sangat disarankan seperti yang terdapat dalam kandungan buah-buahan, sayuran, kacang kacangan, gandum dan juga susu yang mengandung lemak yang rendah.7

Selain asupan nutrisi yang baik, rutin melakukan olah raga dapat mempelancar aliran darah ke seluruh tubuh dan mampu meningkatkan kekebalan tubuh sehingga dapat menunjang kesuksesan kehamilan.

Daftar Pustaka

1. Johnson K, Posner SF, Biermann J. CDC/ATSDR Preconception Care Work Group. Select Panel on Preconception Care. Recommendations to improve preconception health and health care—United States. MMWR Recomm Rep. 2006.55(RR-6):1–23.

2. Williams L, Zapata D, Harrison M. Associations between preconception counseling and maternal behaviors before and during pregnancy. Matern Child Health J.2012. 16: 1854–61.

3. Speidel JJ, Harper CC, Shields WC. The potential of long-acting reversible contraception to decrease unintended pregnancy". Contraception. 2008. 78(3): 197–200.

4. Coffey K, Shorten A. Journal of the American Association of Nurse Practitioners. 2013.108

5. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/getting-pregnant/in-depth/preconception/art-20046664?pg=2 6. American Diabetes Association. Preconception Care of Women With Diabetes. Diabetes Care 2003

Jan; 26(suppl 1): s91-s93.

7. Moos MK, Dunlop AL, Jack BW. Healthier women, healthier reproductive outcomes: recommendations for the routine care of all women of reproductive age. Am J Obstet Gynecol. 2008. 199(6 suppl 2):S280–