• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jawaban, Bukan Persoalan

Dalam dokumen Singa betina bangkit (LISA BEVERE) (Halaman 46-49)

Kita sudah menggarisbawahi dinamika yang saya tulis pada 2005 dalam buku Fight Like a Girl, dengan premis bahwa “kamu, anak-­ anak perempuan, adalah jawaban, bukan persoalan.” Ketika saya

menyelesaikan Singa Betina Bangkit, sebuah buku yang penting dan menarik, berjudul Half the Sky, memberi penegasan ini: “Wanita-­wanita bukanlah masalah tetapi solusi.”1 Buku ini ditulis oleh pasangan

suami istri Nicholas D. Kristof dan Sheryl WuDunn. Mereka adalah jurnalis yang memenangi hadiah Pulitzer. Mereka menulis dengan tujuan kebangkitan dunia akan kebutuhan yang mendesak dalam memberdayakan perempuan dengan nilai-­nilai, pendidikan, dan kesempatan ekonomi yang sama dengan laki-­laki. Bersyukur karena pekerjaan mereka menciptakan satu pengaruh dalam komunitas dunia, seperti seniman, aktivis, dan media.

Saya mengangkat isu ini kembali karena saya merasa sedih gereja bukanlah pihak pertama yang menghadapi ketidaksetaraan gender ini. Namun kita seperti Yunus, nabi tua yang terkantuk-­kantuk, yang tertidur di geladak bagian bawah di tempat yang gelap. Sementara para awak kapal sedang kalut dan berusaha menyelamatkan kapal dari bahaya badai yang mematikan. Kita seharusnya menjadi orang pertama di geladak dan mencari solusi dari Allah bagi ketidakadilan yang jelas terlihat dalam menyeimbangkan dunia kita. Tetapi tak seperti Yunus. Kita tak sedang mengalami badai tertentu yang memukul satu kapal di atas lautan. Seluruh dunia sedang dalam kekacauan sebagaimana badai-­badai lingkungan menyerang bumi ini dan mengoncangkan keuangan yang membuat ekonomi dunia tidak stabil. Ketidakadilan membuat bumi kita berguncang dan berayun ke sana-­kemari. Pada keadaan yang terus meningkat ini, alarm orang-­orang berpaling kepada orang Kristen dan bertanya, “Bagaimana semua ini bisa terjadi?” Mereka tertawan, terluka, bingung. Mereka membelokkan jalan kita dan bertanya, bagaimana kita dapat tidur tenang ketika seharusnya kita berseru sekuat tenaga kepada Allah agar campur tangan sebelum segalanya terlalu terlambat. Tetapi sejauh ini terlalu banyak gereja mengizinkan gerakan ini untuk menggoyangkan mereka agar tidur tak

WHQDQJDWDXPHPHQJDUXKLPHUHNDSDGDNRQÁLN\DQJWLGDNVXQJJXK

sungguh bermakna.

Pada masa Yunus, Allah mengirim badai untuk membangkitkan nabi dari ketidaktaatannya dan untuk mengingatkan umat Allah di Niniwe tentang cara hidup mereka yang jahat. Allah tak pernah meninggalkan umat-­Nya dengan cara yang menyakitkan. Namun Yunus tak rela mencegah kerusakan yang menimpa penduduk kota tua itu. Karena itu dia kabur dan menyembunyikan dirinya pada sebuah kapal. Ketika dia pergi ke tempat yang berlawanan dari yang diperintahkan Tuhan,

dia jatuh tertidur. Allah mengirim badai yang sangat dahsyat sehingga kapal yang ditumpangi Yunus terancam pecah terbelah. Mengapa Yunus kabur? Dia tak mau menolong orang-­orang yang dianggapnya tak layak dibantu. Perhatikan perbincangannya dengan Allah setelah dia dan kota itu terluput dari malapetaka.

Yunus marah. Dia tak bisa mengendalikan diri. Dia berteriak kepada Allah, “Allah! Aku sudah tahu hal ini waktu saya kembali. AKu tahu inilah yang akan terjadi! Itulah sebabnya aku kabur ke Tarsis! Aku tahu Kau akan menunjukkan kemurahan dan anugerah-­Mu. Kau tak mudah marah, penuh kasih dan siap mengubah rencana-­Mu yang tadinya untuk menghukum menjadi sebuah program yang penuh dengan pengampunan! (Yunus 4:1–2)

Yunus ingin Allah menghakimi dan menghukum kota itu. Tetapi Allah ingin mengaruniakan berkat dan kemurahan hati-­Nya. Yunus setuju dengan Allah untuk menghancurkan kota yang dipadati manusia itu. Tetapi dia begitu putus asa sehingga ingin mati di bawah naungan sebuah pohon yang layu.

Lalu Allah berkata kepada Yunus, “Layakkah kau marah karena pohon ini?”

Yunus menjawab, “Aku punya hak untuk marah. Aku lebih baik mati!”

Allah menjawab, “Apa ini? Engkau merasa sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan. Yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak itu?” (Yunus 4:9–11)

Halo! Apakah sama, kita juga telah kehilangan perspektif kita tentang apa yang penting bagi Allah? Apakah kita lebih peduli dengan kesenangan dan perlindungan kita daripada nilai-­nilai Allah? Allah yang Mahatinggi tidak berada di atas, di surga, dan bersorak-­sorak melihat pemandangan yang penuh dengan kehancuran. Dia merindu untuk menolong semua yang sedang berjalan dalam kejahatan! Biarlah kita tak menahan harapan dari Allah yang sangat Dia inginkan untuk

menyelamatkan. Saya berdoa Anda akan mengizinkan Allah untuk membangkitkan singa betina di dalam diri Anda dan memposisikan diti Anda untuk menolong orang lain dari kejahatan, bukannya untuk menghakimi, mengancam untuk mengalahkan, dan menghancurkan mereka.

Inilah saatnya untuk menaati panggilan Allah. Dia memercayakan kita dengan pesan Kabar Baik bagi bumi. Dia memerintahkan kita mengasihi satu dengan yang lain. Dia meminta kita untuk peduli kepada para janda, yatim piatu, orang asing, dan mereka yang papa. Bahkan sekarang Dia menguatkan hati anak-­anak perempuan Allah yang muda dan tua untuk membawa solusi dan jawaban pada masalah-­masalah dunia. Dia mengundang kita untuk meletakkan semua perbedaan kita dan bekerja sama dalam pekerjaan Allah.

Beberapa dari kita mungkin masih bekerja untuk menjadi baik satu kepada yang lain. Yang lain masih terlalu sibuk menangis karena kehilangan-­kehilangan dalam hidupnya. Terlalu banyak kita berjuang untuk isu-­isu doktrin bodoh, berteriak melawan anggota tubuh Kristen yang lain.

Saudari-­saudariku yang terkasih, saya tak ingin panggilan kita bangkit dengan membutuhkan sesuatu untuk dilempar ke luar dari kapal seperti Yunus atau berhenti di tengah padang belantara seperti orang Israel! Jadi marilah kita melihat kejahatan dan masalah-­masalah dunia ini dan membiarkan mereka berguncang agar membuat kita bangkit. Dalam roh, saya melihat orang-­orang dibangkitkan, terusik, dan siap mengubah dunia mereka.

Dalam dokumen Singa betina bangkit (LISA BEVERE) (Halaman 46-49)