• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keberanian Untuk Mengubah

Dalam dokumen Singa betina bangkit (LISA BEVERE) (Halaman 197-200)

Dan pertempuran apa ini? Tampaknya kegelapan tumbuh seperti kelap-­kelip terang kita.

Tibalah saatnya untuk mengumumkan bahwa seekor singa betina sudah ada di tengah-­tengah kita. Mungkin kita kehilangan dia ketika kita meributkan tentang hal yang tak penting. Posisi kita sudah terbagi-­ bagi dan fokus terpecah sebagaimana kekuatan-­kekuatan kegelapan sudah mengakibatkan kekacauan di bumi yang menuntut kita untuk menjaganya. Sebuah pertempuran mengamuk di sekitar kita, tetapi kita terlalu sibuk dengan melawan di dalam tenda kita.

Hormat dan kemuliaan sampai selama-­lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa. Amin. Timotius, anakku, tugas ini kuberikan kepadamu, sesuai dengan apa yang telah dinubuatkan tentang dirimu, supaya dikuatkan oleh nubuat itu, engkau memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni. Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni, dan karena itu kandaslah iman mereka. (1 Timotius 1:17–19)

Ada banyak janji dilemparkan ke masa depan kita. Kita berperang dengan senjata-­senjata terang dan harapan. Dia tidak akan mengalahkan kematian lagi. Dia sudah menang kemenangan atas kematian. Tetapi inilah waktu kita menjalani kemenangan-­Nya dan memberi semangat yang lain untuk mengikuti.

Bahkan sekarang bangsa kita sedang berada di ujung tanduk dalam hal keruntuhan moral, ekonomi, dan rohani. Kita ditutupi dengan musuh-­musuh dan teroris-­teroris di seluruh dunia dan di dalam batas-­batas wilayah kita. Ketakutan dan pengkhianatan menebarkan perselisihan mereka pada setiap gugus depan, dan ada di antara kita yang membayangkan kita tidak dapat berpikir untuk diri kita sendiri.

terjadi di Inggris beberapa ratus tahun lalu. Sebuah kerajaan lahir dari tanah yang terkoyak dan compang-­camping, dan penduduk Britania Raya diperbaharui ketika seorang wanita muda membangkitkan singa betina di dalam dirinya.

Pada usia 25 tahun, Ratu Elizabeth I mengambil tahta dari sebuah

QHJDUD\DQJEDQJNUXWVHFDUDÀQDQVLDOGDQPRUDO,QJJULVGLDQFDPGDUL

berbagai sisi oleh negara-­negara yang lebih kuat yang disatukan oleh Katolikisme. Sebaliknya, Inggris terpecah-­pecah oleh perang agama yang mengamuk di dalam batas-­batas wilayahnya. Britania Raya menjadi bimbang sebagai akibat dari pemerintahan yang rusuh di bawah pemerintah Raja Henry VIII dan Ratu Mary.

Namun, dengarkan pidato saat penobatan Ratu Elizabeth: “Beban yang jatuh ke bahu saya membuat saya takjub.”4 Berabad-­abad

kemudian saya menemukan bahwa kata-­katanya tepat dan provokatif. Perempuan seperti apa yang memilih untuk takjub karena beban sedemikian berat?

Saya senang ratu ini tidak memberi alasan kepada dirinya sebagai terlalu muda, terlalu lemah, atau gender yang salah. Haknya untuk mewarisi tahta sudah berulang kali mendapat tantangan. Meski dia disebut sebagai anak haram dari Raja Henry VIII, dia tak mau mengalah. Sebaliknya, dia memilih untuk menjadi takjub. Ketakjubannya menggerakkan dia kepada tempat yang mencengangkan, keajaiban, dan bergantung kepada Allah.

Sejak permulaan, Elizabeth sudah paham untuk memilih kata-­ katanya dengan hati-­hati. Kalau tidak, dia tidak akan hidup sampai usia 25 tahun. Sejak lahir hingga matinya, dia dikelilingi oleh mereka yang mengharapkan kematiannya. Di dalam kerajaan dan negerinya hidup para pengkhiatan dan perampas kekuasaan yang akan senang menjebak dari kata-­kata Elizabeth. Setengah saudaranya, Mary, adalah ratu sebelum dia, yang mendapat gelar “Mary yang Sadis/Berdarah” karena sejumlah eksekusi yang dilakukan selama pemerintahannya. Mary mencari kesempatan untuk membunuh Elizabeth dan pergi memenjarakan dia di Menara London, tempat ibu Elizabeth, Anne Boleyn, dipenjarakan sebelum dipenggal kepalanya. Serangan dan kongkalikong Ratu Mary terhadap Elizabeth akhirnya berakhir dengan kematiannya sendiri.

Segera setelah Elizabeth menjadi ratu, sepupunya Mary, Ratu Skotlandia, yang didukung oleh Gereja Katolik, kembali ke Britania Raya dan secara berulang mencoba mencuri tahta Inggris. Pada akhir

Elizabeth sudah dieksekusi ketika usaha pembunuhan yang nyata, terbongkar. Elizabeth dikhianati, ditolak, dan tidak dipercayai, namun dia diizinkan melewati banyak kesulitan yang membuatnya menjadi penguasa paling hebat di Inggris.

Daripada menikah dan mendapatkan keturunan, Ratu Elizabeth I berjanji untuk menjadi mempelai dan ibu bagi kerajaannya. Kadar komitmen yang sangat tinggi ini membebaskan dia dari apa pun dan hanya berfokus pada strategi-­strategi yang membuat kerajaannya mapan dalam kekuatan. Sebagai tambahan yang mendidik dan memperbaiki dirinya secara terus menerus, dia menempatkan penasihat yang bijak berada di sekelilingnya dan menjaganya pada nada yang tepat dan kesejahteraan tujuan-­tujuannya.

Di bawah pemerintahan Ratu Elizabeth, ini yang terjadi:

‡golongan-­golongan agama digabung di bawah Gereja Inggris;;

‡ekonomi Inggris bergerak dari soliter dan tergantung menjadi luar dan independen;;

‡ilmu pengetahuan dan seni berkembang;;

‡Inggris menjadi kuat di laut;;

‡pencapaian penyelesaian dan eksplorasi tumbuh pesat.

Ratu Elizabeth membawa negaranya ke Abad Keemasan dan berubah dari kerajaan kecil menjadi sebuah kekaisaran.

Tidak heran kalau dia disebut singa betina. Bahkan dengan semua pencapaian ini, perannya sebagai ratu tidak pernah berhenti menjadi sebuah beban. Dia berkata,

Menjadi seorang raja dan mengenakan sebuah mahkota adalah lebih mulia bagi mereka yang melihat daripada yang menanggung bebannya.5

Buku-­buku sejarah memberitahukan kepada kita, bahwa Ratu Elizabeth I melakukan lebih banyak daripada sekedar mengenakan mahkota. Dia menjadi pioner dalam menggagas inovasi, perdagangan, dan eksplorasi. Dia memahami kekuatan di balik perkumpulan yang tak terbagi dan mengatasi satu evolusi nasional, bahkan ketika negara-­ negara seperti Prancis diseimbangkan setelah pecah revolusi.

sinilah ekstrak dari pindatonya ketika dia menyiapkan tentaranya masuk ke peperangan.

Biarkan raja-­raja lalim menjadi takut, karena saya selalu berjalan bahwa di bawah Allah saya sudah menempatkan kekuatan dan perlindungan saya yang utama dalam hati-­hati yang setia dan kemauan baik dari konsentrasi-­konsentrasi saya. Dan oleh karena saya datang di antara kamu seperti yang kamu lihat saat ini, bukan untuk rekreasi dan bermain-­ main, tetapi untuk mempunyai ketetapan hati di tengah dan panasnya pertempuran antara hidup dan mati di antara kalian semua. Untuk meletakkan kepada Tuhan dan kerajaan saya dan penduduk saya kehormatan saya dan darah saya, bahkan ke dalam debu .…

Saya tahu saya punya tubuh perempuan yang lemah dan rentan namun saya mempunyai hati dan perut seorang seorang Raja, dan seorang Raja Inggris pula, dan berpikir mencemooh Parma atau Spanyol atau Pangeran Eropa yang berani menyerang batas-­batas Kerajaan saya, sampai ketidakhormatan diarahkan kepada saya, saya sendiri akan angkat senjata… Kita segera akan mempunyai kemenangan yang gemilang atas musuh-­ musuh Allah, Kerajaan dan Rakyat saya.6

Dan mereka melakukannya.

Apakah Anda melihat apa yang terjadi ketika satu perempuan memilih merasa takjub daripada merasa ketakutan? Elizabeth mengikut Allah dengan tak gentar, bijaksana terhadap nasibnya. Dia tidak bersantai dalam pengejarannya akan nasihat Allah dan tetap menulis catatan doanya dalam tiga bahasa yang berbeda. Hasilnya tidak kurang menakjubkan. Mungkin Anda merasa Allah memanggil Anda untuk sesuatu yang luar biasa atau mengerikan. Jika demikian, izinkan contoh-­contoh Lucy dan Ratu Elizabeth I mendorong Anda untuk terus maju.

Tidak masalah apa yang orang lain lihat bagi Anda. Jika Allah sudah berbicara, percaya kepada-­Nya. Pergilah ke mana pun Dia meminta Anda pergi. Dengarkan apa yang Dia katakan kepada Anda. Ikuti singa ini ketika Dia memimpin dan percaya “tahu” itu meskipun orang lain tak memahaminya.

Dalam dokumen Singa betina bangkit (LISA BEVERE) (Halaman 197-200)