• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN Siklus I

Dalam dokumen BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020 ISSN (Halaman 132-136)

Sementara itu guru yang menerapkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) juga meningkat dari 69,23% pada siklus I menjadi 92,31% (12 orang) pada siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II ini, peneliti dan observer sepakat bahwa tindakan untuk memperbaiki kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah pada penelitian ini sudah cukup, karena secara keseluruhan indikator keberhasilan sudah tercapai.

Dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan supervisi klinis dapat diperoleh hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan persentase indikator keberhasilan penelitian ini. Supervisi kelas dilaksanakan dengan mengadakan bimbingan pada proses persiapan dan pengadaan perangkat pembelajaran, menjadi tim kerja guru dalam proses pembelajaran di kelas dan mengadakan diskusi untuk kemudian memberikan masukan kepada guru untuk pelaksanaan pembelajaran berikutnya. Supervisi klinis berdampak positif terhadap tingkat kedisiplinan guru, persiapan guru dalam menyusun dan menggunakan perangkat pembelajaran yang otomatis membuat guru yang disupervisi menggunakan inovasi pembelajaran dengan metode-metode/ model-model pembelajaran yang tidak konvensional lagi.Supervisi klinis merupakan supervisi akademik yang membantu guru untuk mengembangkan kemampuanya. Pada penelitian ini terlihat jelas peningkatan kualitas pembelajaran yang terlihat dari indikator-indikator kedisiplinan guru, perangkat pembelajaran, metode/model pembelajaran yang digunakan, penggunaan media pembelajaran, dan kemunculan PAKEM dalam proses pembelajaran.

PEMBAHASAN Siklus I

Pada siklus I diperoleh tingkat kedisiplinan guru sebesar 76,92% dan meningkat menjadi 92,31% pada siklus II. Peningkatan ini adalah dampak dari tindakan supervisi klinis yang dilakukan peneliti selaku kepala sekolah SMP

127

BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

Negeri 8 Balikpapan. Dengan adanya supervisi maka guru dapat datang tepat waktu serta menggunakan waktu mengajar dengan efektif dan efisien. Pada siklus I diperoleh persentase guru yang melengkapi perangkat pembelajaran sebesar 69,23% dan meningkat menjadi 90 %.

Siklus II

Pada siklus II pelaksanaan supervisi pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan supervisi klinis dapat meningkatkan jumlah guru yang menyiapkan secara lengkap perangkat pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II, secara keseluruhan telah mempersiapkan silabus, RPP, soal evaluasi, media dan bahan ajar sebelum melaksanakan proses belajar mengajar. Persentase guru yang mengajar dengan metode/model pembelajaran baru pada siklus I diperoleh sebesar 69,23% dan meningkat menjadi 92,31% pada siklus II, yang berarti hanya ada 1 guru yang belum menggunakan metode/model pembelajaran non konvensional. Hal ini menunjukkkan bahwa setalah dilakukan supervisi klinis, guru-guru di SMP N 8 Balikpapan berupaya melakukan inovasi terhadap cara penyampaian materi ajarnya kepada siswa dengan menerapkan metode atau model-model pembelajaran baru yang lebih banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

Guru yang menggunakan media pembelajaran dengan baik pada siklus I sebanyak 84,62% dan meningkat menjadi 90 % pada siklus II, artinya bahwa pada siklus kedua guru yang terlibat dalam penelitaian ini telah menggunakan media pembelajaran dengan baik. Hal ini berkat bimbingan peneliti selaku pengawas mata pelajaran selama jeda waktu anatara siklus pertama dan kedua. Pembinaan yang peneliti lakukan berdasarkan pengalaman peneliti yang sebelumnya juga seorang guru.

Persentase guru yang mampu menerapkan model PAKEM pada siklus sebesar 69,23% dan meningkat menjadi 92,31% pada siklus II. Hal ini berarti hampir semua guru yang terlibat dalam penelitian ini telah mampu menerapkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam penyampaian materi pelajaran karena hanya ada 1 orang guru yang dinilai masih kurang dalam menerapkan PAKEM dalam proses pembelajaran pesjaskes. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya., mempertanyakan, dan mengemukakam gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuanya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajara.

Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegaiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajara-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatianya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatianya tinggi. Menurut hasi penelitian, tingginya waktu curah terbukti

BORNEO, 128 Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa. Dengan demikian seorang guru harus benar-benar mampu merancang pelaksanaan proses pembelajaran sehingga dapat tercipta pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, tidak terkecuali dengan guru.Pelaksanaan supervisi klinis yang dilaksanakan terbukti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran hal ini terjadi karena guru yang sedang disupervisi tidak merasa canggung/takut dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini karena dalam kegiatan supervisi ini pengawas lebih bertindak membimbing dan membantu guru yang disupervisi, bukan semata-mata memantau proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

KESIMPULAN

Dari semua rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam penelitian Tindakan Sekolah yang membahas tentang penerapan supervisi klinis untuk meningkatkan kreatifitas guru di SMP Negeri 8 Balikpapan , setelah dilakukan analisis bahwa ada peningkatan yang sangat signifikan terhadap indikator-indikatorsebagai berikut : kedisiplinan guru pada siklus pertama 76,92 % meningkat 92,31 % pada siklus ke II, kelengkapan prangkat pembelajaran siklus I 69,23 % meningkat menjadi 96 % siklus II, penggunaan metode siklus pertama 69,23 % meningkat menjadi 92,31 % siklus II, penggunaan media pembelajaran siklus I 84,62 % meningkat menjadi 90 % siklus II dan penerapan unsur PAIKEM dalam pembelajaran siklus I 69,23 % meningkat menjadi 92,31 % pada siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi klinis dapat meningkatkan kreativitas mengajar guru pada SMP Negeri 8 Balikpapan tahun pelajaran 2019/2020.

SARAN

Untuk meningkatkannya mutu pendidikan sangat tergantung dari proses pembelajaran yang dilakukan di suatu sekolah atau lembaga pendidikan. Oleh karena itu guru sebagai ujung tombak dalam dunia pendidikan harus mempunyai inofasi-inofasi dalam pembelajaran. Agar tercipta proses pembelajaran yang baik tentunya harus dilakukan suatu supervisi atau pengawasan , baik oleh pengawas pendidikan ataupun oleh kepala sekolah sebagai manajerial dan supervaisor disekolah.yang bertanggung jawab penuh tentang terlaksananya proses pembelajaran di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Alfonso, RJ., Firth, G.R., & Neville, R.F. 1981. Instruction Supevision, A Behavior System. Boston: Sllyn and Bacon, Inc., p. 45.

129

BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

Daresh, J.C. 1989. Supervision as Aproactive Process. New Jersey: Longman. Daryanto, Rahmawati Toufik, Gava Media 2015 ; Supervisi Pembelajaran

Dirjen PMPTK. 2009. Bahan Mandiri Program Bermutu KKKS Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

Glikman, C.D., Gordon, S.P., & Gordon, J.M.R. 2007. Supervision and Instruction Leadership A Development Approach, Seven Edition. New York: Pearson Education, Inc.

Harris, Ben M. 1975. Supervisory Behavior in Education. New Jersey: Prentice Hall.

Kemmis and Mctaggart. 1994. The Action Research Planner. Dekain University. Mulyasa, E. 2009. Penelitian Tindakan Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Konstektual. Jakarta: Rineka Cipta. Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta:

Rineka Cipta.

BORNEO, 130 Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MODEL TUTOR SEBAYA

Dalam dokumen BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020 ISSN (Halaman 132-136)