• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MODEL TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM

Dalam dokumen BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020 ISSN (Halaman 136-140)

BIDANG STUDI FISIKA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN PADA PENGGUNAAN ALAT UKUR JANGKA SORONG SISWA KELAS

VII-2 MTs NEGERI 1 BALIKPAPAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Siti Hasnawiah

Guru Bidang Studi IPA MTs. Negeri 1 Balikpapan

ABSTRAK

Pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas, adalah menerapkan pembelajaran Kooperatif.dengan Model Tutor Sebaya. Model pembelajaran ini dapat membuat pelajaran bermakna karena antara siswa saling mengisi antara siswa sebagai tutor dan yang dibimbing mereka akan saling berdiskusi antara satu dengan yang lainnya. Masalah yang diangkat dalam penelitian tentang pembelajaran kooperatif learning dengan model tutor sebaya ini adalah dengan model pembelajaran kooperatif learningdapat meningkatkan motifasi belajar siswa pada bidang studi Fisika.Untuk memperoleh data tentang keaktifan siswa penulis menggunakan data kualitatif, yaitu mengamati keadaan siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung, yaitu mencatat setiapkelompok yang aktif dalam berdiskusi. Berdasarkan hasil analisa data penelitian bahwa “ada pengaruh penerapan model pembelajaraan kooperatif learning dengan model tutor sebaya dalam bidang studi IPA Fisika pada pokok bahasan besaran dan satuan,dalam menggunakan alat ukur jangka sorong dengan indikator bahwa setiap siklus rata-rata prestasi belajar siswa meningkat dan ada perubahan motivasi belajar siswa, siswa semakin bersemangat untuk bertanya dan berdiskusi.

Kata Kunci: pembelajaran kooperatif, tutor sebaya, prestasi belajar

PENDAHULUAN

Mutu pendidikan sangat memberikan andil dalam kemajuan berbagai sektor dalam kehidupan. Dengan demikian pendidikan memegang posisi sentral dalam kemajuan suatu bangsa atau negara. Untuk meningkatkan mutu pendidikan pemerintah melakukan beberapa upaya diantaranya perubahan kurikum, pengadaan buku-buku pelajaran, perbaikan sarana dan prasa rana pendeidikan serta peningkatan kualitas tenaga pengajar atau guru.

Rendahnya mutu pendidikan di atas merupakan tantangan bagi guru, yang merupakan ujung tompak dalam dunia pendidikan. Guru adalah merupakan figure manusia yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Di sekolah guru hadir untukn mengamdiukan diri untuk anak didik

131

BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

dengan berbagai pendekatan dalam membina dan mendidik siswa. Guru dan anak didik adalah dua sosok manusi yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan, Oleh karena itu dalam interaktif edukatif yang berlangsung harus bermakna dan bertujuan oleh karenanya gurulah yang memaknainya dengan menciptakan interaktif edukatif yang menyenangkan dan menggairahkan siswa untuk belajar.

Kompetensi seorang guru sangat diperlukan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Kepiawaian dan kecekatan seorang guru dalam menerapkan model-model pembelajaran yang dapat memotivasi belajar siswa dan meudahkan penguasaan materi pelajaran yang disampaikan atau yang diajarkan kepada siswa. Proses pembelajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) haruslah kontekstual ,mengamati dan mencoba bahan dan alat-alat yang dipergunakan dalam pembelajaran IPA seperti, Jangka sorong dan alat-alat ukur lainnya yang berkaitan dengan pokok bahasan yang dipelajari.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran Tutor Sebaya. Motivasi teman sebaya dapat digunakan secara efektif dikelas untuk meningkatkan baik kokgnitif siswa maupun pertumbuhan efektif siswa. Model pembelajaran ini adalah merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif (kerjasama); model pembelajaran ini menuntut adanya kerjasama yang baik antara siswa satu dengan siswa yang lainnya, sehingga tumbuh rasa kebersamaan antara siswa dalam proses belajar mengajar saling memberi dan menerima informasi atau pengetahuan antara satu dengan yang lainnya dan demikian pula dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kelompok. Oleh karena itu penulis sebagai guru pelakukan suatu penelitian tindakan kelas. Apakah dengan penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas VII-2 dalam penggunaan alat ukur jangka sorong siswa MTs Negeri 1 Balikpapan Tahun Pelajaran 2017/2018.

Adapun batasan masalah dalam penelitian dan pembahasan PTK ini adalah “Tentang kemampuan yang berkaitan dengan prestasi siswa Kelas VII-2 MTs Negeri 1 Balikpapan dalam menggunakan jangka sorong sebagai alat ukur panjang”.

Oleh karena itu dalam penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut “ApakahPembelajaran Kooperatif dengan pendekatan Tutor Sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam menggunakan jangka sorong sebagai alat ukur Pada Pokok Bahasan Besaran dan Satuan Siswa Kelas VII-2 MTs Negeri 1 Balikpapan Tahun Pelajaran 2017/ 2018 “Dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar siswa, peningkatan kemampuan siswa dalam menggunakan jangka sorong dan terbentuknya sikap ilmiah bagi siswa.

Adapun manfaat penelitian Tindakan Kelas PTK dalam bidang studi IPA ini adalah sebagai berikut; memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar mengfajar, melatih siswa untuk bersikap ilmiah dan terbentuknya sikap kooperatif bagi siswa, serta melatif siswa untuk menghargai pendapat orang lain.

KAJIAN PUSTAKA

BORNEO, 132 Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

Proses belajar mengajar bisa terjadi dirumah, dilingkungan masyarakat dan sekolah. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor guru, faktor tujuan ,sarana prasarana, faktor siswa dan faktor lingkungan dan faktor motivasi. Motivasi menurut Mc. Donald yaitu motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling“ dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Sedangkan menurut Muhammad Uzer bahwa motivasi adalah suatu proses untuk mengiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Motivasi berdasarkan sumbernya, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri dalam hal ini dalam diri siswa. Sedangkan motivasi intrinsi adalah jenis motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya seseorang mau melakukan sesuatu atau belajar, seperti motivasi dari guru, teman dan orang tuanya.

Strategi Pembelajaran IPA

Istilah startegi pembelajaran sering disamakan dengan metode dan teknik, walapun istilah-istilah tersebut mempunyai perbedaan antara satu dengan lainnya. Starategi pembelajaran kadang merupakan cara yang dipilih oleh seorang guru untuk menyampaikan materi pelajaran yang diampuhnya kepada anak didik atau siswa dengan harapan materi yang diajarkan itu dapat dikuasai atau dimengerti oleh siswa. Berkaitan dengan strategis pembelajaran beberapa ahli mengemukakan beberapa pendapat tentang pengertian strategi pembelajaran. Menurut Kozna bahwa strategi pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu. Dariuraian tersebut perbedaan antara strategis, metode dan teknik bahwa strategi prmbrlajaran harus mengandung penjelasan tentang metode/prosedural dan teknik yang digunakan selama proses belajar mengajar berlangsung. Dengan kata lain bahwa strategi pembelajaran mengandung arti yang lebih luas dari metode dan teknik. Menurut Dick dan Cary terdapat 5 kompinen dalam pembelajaran yaitu :komponen pendahuluan, komponen penyampaian informasi atau materi, komponen partisipasi siswa, komponen evaluasi (test).

Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif dipandang sebagai pendekatan secara nyata akan dapat memberikan pengalaman belajar langsung kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat merasakan, mengalami dan melakukan apa yang akan dipelajarinya sehingga menjadi suatu pengalaman dan sekaligus merupakan ilmu bagi siswa. Dengan model pembelajaran ini peserta didik akan mendapatkan kesempatan yang sangat berharga untuk mengembangkan berbagai dimensi nilai yang ada pada diri siswa, seperti dimensi nilai, seperti mengembangkan sikap kebersamaan menumbuhkan rasa tanggung jawab, rasa kebersamaan, tanggung jawab damn toleransi dan nilai-nilai yang lainnya.

Model Pembelajaran Tutor Sebaya

133

BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

cooperative learningmenuntut setiap peserta didik atau berperan secara aktif sesuai tugas masing-masing anggota kelompok yang telah disepakati bersama oleh anggota kelompok. Dalam kondisi ini setiap orang harus dapat menempatkan diri secara layak menghargai anggota-anggota yang lain, mengembangkan rasa tanggung jawab, memerankan fungsinya dengan baik dan menghilangkan sikap egois.

Adapun langkah-langkah model pembelajaran Tutor Sebaya dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:

1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok yang heterogen. Setelah guru mempersiapkan materi yang akan diajarkan, kemudian membagi siswa dalam beberapa kelompok yang heterogen.

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai setelah pembelajaran selesai.

3. Guru Menyampaikan secara ringkas tentang kegunaan dan bagian-bagian dari jangka sorong sebagai alat ukur.

4. Guru memanggil perwakilan kelompok untuk diberikan penjelasan tentang cara pengukuran dengan menggunakan jangka sorong.

5. Siswa kembali kekelompoknya masing-masing dan mengajarkan teman kelompoknya (siswa lain dalam kelompok) tentang cara pengukurang dengan menggunakan jangka sorong.

6. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok tentang hasil pengukurang yang telah mereka lakukan.

7. Perwakilan kelompok mempresentasekan hasil pengukurannya dengan menggunakan jangka sorong.

8. Siswa dan kelompok lain melakukan tanggapan terhadap apa yang telah dipresentasekan.

9. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran pengukuran dengan menggunakan jangka sorong.

10. Guru melakukan evaluasi, yaitu memberikan kuis (soal ) yang harus dijawab atau dikerjakan oleh setiap siswa

Pengertian Tutor Sebaya

Tutor Sebaya sebagai salah satu model pembelajaran dari cooperative learning yang berorientasi pada pembelajaran secara bersama atau kooperatif. Munatsir dalam bukunya pengajaran terprogram mengemukakan bahwa: Tutor sebaya berfungsi sebagai tukang atau pelaksana mengajar , cara mengajarnya telah disiapkan secara husus dan terperinci. Fungsi lainya dalah dengan tutor sebaya siswa kurang aktif menjadi aktif karena tidak malu lagi bertanya dengan sisesama siswanya.

Setiap siswa saling mengisi antara satu siswa dengan siswa yang lainnya. Dalaqm bahasa inggris tutor sebaya dikenal dengan istilah “Peer Tutoring. Menurut beberapa ahli dintaranya Edward L.Dejnozken dan david E.Kopel mengatakan bahwa Tutor Sebaya adalah Sebuah Prosedur siswa mengajar siswa lainnya. Sedangkan menurut Putranti (dalam http/nuritaputranti./wordpress.com) mengemukakan bahwa siswa dikelas tertentu yang memiliki kemampuan diatas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas untuk membantu kesulitan anggota

BORNEO, 134 Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020

dalam memahami materi ajar. Model pembelajaran tutor sebaya mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah:

1. Adanya suasana hubungan yang lebih akrab antara siswa yang dibantu dengan siswa sebagai tutor.

2. Bagi siswa sebagai tutor merupakan pengayaan dan menambah motivasi belajar.

3. Bersifat efisien, artinya bisa lebih banyak yang dibantu.

4. Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab akan kepercayaan diri .

Disamping ada kelebihan model pembelajaran tutor sebaya juga memiliki kelemahan atau kekurangan apabila tidak didesai sedemikian rupa oleh guru . Adapun kelemahannya adalah :

1. Siswa yang dipilih sebagai tutor sebaya belum tentu mempunyai hubungan baik dengan siswa yang dibantu

2. Siswa yang dipilih sebagai tutor sebaya belum tentu dapat menyampaikan materi dengan baik.

METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini mengambil mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA Fisika) pada Standar Kompetensi Besaran dan Satuan .Waktu penelitian dilaksanakan pada waktu-waktu jam belajar mengajar IPA . Penelitiaqn ini melalui tiga tahap yaitu: 1) Tahap Perencanaan (planning); 2) Tindakan pengamatan (acting and obseving); dan 3) refleksi (reflecting).

Instrumen Penelitian dan Tehnik Analisa Data

Data-data yang diperoleh baik data kualitatif maupun data kuantitatif, akan dianalisa untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang dilakukan dengan penerapan model tutor sebaya pada penggunaan jangka sorong sebagai alat ukur panjang. Data yang diperoleh melalui hasil evaluasi atau test, keaktifan siswa dalam berdiskusi, kemampuan siswa dalam beragumen atau memberikan pendapat atau tanggapan, serta ketelitian siswa dalam menggunakan jangka sorong sebagai suatu alat ukur.

Data kuantitaif yang diperoleh pada setiap siklus akan dianalisis dengan menggunakan statistik sederhada, yaitu mencari Mean. Dan nilai mean yang diperoleh pada setiap siklus apakah ada peningkatannya atau tidak dan demikian pula dengan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Sedangkan data yang bersifat kualitatif akan dianalis secara prosentase.

HASIL PENELITIAN

Dalam dokumen BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020 ISSN (Halaman 136-140)