Membaca Pemahaman ( Reading Comprehension )
Comprehension terbentuk pada saat terjalin interaksi antara sumber daya pembaca dengan karakteristik (Singger dan Rudell, 1985). Bilamana teksi terlihat asing, maka akan mengalami proses karena teks menjadi tidak efisien karena pembaca harus menciptakan struktur pengetahuan untu mengasimilasi informasi melalui berbagai cara seperti memperkirakan dan meringkas baris dan terjadi pula proses meta-kognitif. Comprehension mengacu ke apa yang diketahui pembaca setelah membaca yang merupakan produk pengetahuan sebelumnya plus berapa baik ia mampu membaca teks, yang mengacu ke konsep reading sebagai permainan psikolonguistik. Memahami atau comprehension adalah proses konstruktif dimana pembaca membuat teks menjadi bermakna.
Menutur Cusherbery (1985: 9) ada empat keterampilan comprehension yaitu:
Literal, Pembaca mengingat secara detil gagasan pokok yang tertera secara langsung dengan cara mengikuti petunjuk dan menemukan hubungan sebab akibat. Keterampilan ini menuntut pembaca mencari informasi yang dinyatakan secara tegas dalam teks bacaan. Misalnya‘ Kapan Soekarno dilahirkan?
Interpretif, Pembaca diharapkan menemukan tujuan pengarang, mendeteksi jiwa pengarang, menggambarkan kesimpulan tentang si pengarang dan mendapatkan gagasan utama dan hubungan sebab akibat dari faktor-faktor yang tidak tertera. Pembaca harus berkonsentra berkonsentrasi peneuuh terhadap teks bacaan agar dapat memahami pesan pengarang. Contoh pertanyaan interpretif adalah “Ide pokok apa yang terdapat dalam paragrap 1?“
Kritikal, Siswa diharapkan mampu menentukan apakah terdapat pernyataan, fakta, opini atau propaganda dalam teks dan menilai keakuratan materi yang dibaca. Siswa juga dilatih membedakan antara komposisi naratif, arggumentatif, deskriptif atau persuasif atau gabungan dari keduanya. Contoh pertanyaan kritis adalah pertanyaan benar-salah. Misalnya. Alasan orang pergi ke Barat adalah mendapatkan ‘uang mudah’ dalam jumlah banyak (benar/salah).
Kreatif, Pada tingkat tertentu, pembaca langsung terlibat dengan pengalaman latar belakang dan nilai-nilai moral untuk mengambil keputusan tertentu. Teks bacaan mungkin menawarkan beberapa solusi terhadap masalah pembaca atau mungkin menguraikan nilai-nilai moral berupa tindakan karakter di dalamnya. Pembaca dapat mengambil keputusan berdasarkan teks bacaan sesuai dengan pengalaman dan nilai moral mereka. Contoh pertanyaan kritis adalah: “Kalau anda salah satu anggota keluarga yang bepergian ke barat pada tahun 1840, kesulitan apa yang
165
BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020
mungkin anda hadapi”. Untuk menjawab pertanyaan demikian, dituntut pengalaman yang banyak dan tingkat kemahiran penguasaan kata yang luas.
Strateri membaca pemahaman .
1. Pembelajaran Membaca di Sekolah
Membaca merupakan proses berpikir untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya kepada pembaca. Untuk memperoleh pesan dari bacaan, seseorang diharapkan mampu membaca dengan baik sehingga pesan atau informasi yang disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik. Dengan demikian, keterampilan membaca bukan hanya merupakan salah satu keterampilan dasar untuk menunjang keberhasilan dalam mengikuti pendidikan dan pengajaran di sekolah, melainkan juga merupakan keterampilan yang sangat penting bagi setiap orang dalam kehidupan di masyarakat, baik selama masa belajar maupun nanti setelah menyelesaikan sekolahnya. Pembelajaran membaca di sekolah mempunyai peran penting dalam membantu siswa memiliki kemampuan membaca yang baik. Pembelajaranmembaca di SMP tidak hanya bertujuan untuk membuat siswa dapat membaca kata-kata, tetapi lebih dari itu yakni membuat siswa mahir memahami sebuah wacana. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran membaca di sekolah menengah pertama penekanannya diarahkan pada keterampilan dan menguasai isi bacaan. Pembaca harus mampu menguasai dan memahami bacaan yang dibacanya.
2. Kemampuan Membaca Pemahaman .Pengertian membaca pemahamanKemampuan membaca memiliki peranan penting dalam kehidupan mannusia. Seseorang yang memiliki kemampuan membaca tentu akan dapat berkomunikasi dengan bahasa tulis. Bahkan dengan kemampuan membaca, seseorang mampu menggali informasi, menambah wawasan, dan memperdalam ilmu pengetahuan. Namun, tidak semua orang mampu membaca dengan pemahaman yang baik. Kemampuan membaca pemahaman merupakan seperangkat keterampilan pemerolehan pengetahuan yang digeneralisasikan, yang memungkinkan orang memperoleh dan mewujudkan informasi yang diperoleh sebagai hasil membaca bahasa tertulis (Bormouth dalam Zuchdi, 2008: 22). Untuk memperoleh pemahaman yang tepat tentang suatu bacaan, pembaca harus memanfaatkan informasi yang telah dimilikinya, yakni informasi yang diperoleh selama menjalani kehidupan, hasil bacaan sebelumnya, dan sumber-sumber informasi lainnya. Kesempurnaan hasil membaca siswa dapat tercapai, jika siswa mampu menghubungkan informasi baru yang ada dalam bacaan dengan latar belakang atau pengetahuan yang telah nemilikinya. Membaca pemahaman merupakan bagian dari membaca telaah isi. Dalam menelaah isi suatu bacaan dituntut suatu ketelitian, pemahaman, kekritisan berpikir serta keterampilan menangkap ide-ide yang tersirat dalam bacaan. Tarigan (2008: 9-10) mengungkapkan bahwa membaca pemahamanadalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts), memperoleh
BORNEO, 166 Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020
ide-ide utama (reading for main ideas), mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita (reading for sequence or organization), menyimpulkan atau membaca inferensi (reading for inference), dan lain-lain. Tujuan membaca juga dikemukakan oleh Paul D. Leedy (dalam Soedarso, 2005: 120-121) di antaranya yaitu, untuk mengerti ide pokok, memahami fakta dan detail khusus, meningkatkan kekayaan pengetahuan umum, mendapatkan informasi tentang apa yang terjadi di dunia, dan lain-lain. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa tujuan membaca pemahaman adalah untuk mendapatkan informasi dengan cara mencari ide pokok atau gagasan utama dalam suatu bacaan sehingga dapat memahami maksud dari bacaan tersebut. Selain itu, membaca juga dapat menambah wawasan pengetahuan tentang segala sesuatu yang terjadi di dunia. Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman merupakan suatu kegiatan membaca yang dilakukan untuk memahami isi bacaan, mencari informasi yang terdapat dalam teks bacaan, menyimpulkan bacaan, dan merefleksikan hal-hal yang telah dibaca. Membaca pemahaman bukanlah membaca teknis atau membaca indah, melainkan membaca untuk mengenal atau menemukan ide, baik yang tersurat maupun yang tersirat
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca PemahamanPembaca dapat menguasai bacaan dengan baik apabila mereka menguasai segi-segi kemampuan yang diperlukan dalam membaca. Ada dua faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman yaitu faktor yang berasal dari dalam diri dan faktor yang berasal dari luar pembaca. Johnson dan Pearson (dalam Zuchdi 2008: 23-24) menyatakan bahwa faktor-faktor yang berada di dalam diri pembaca meliputi kemampuan linguistik (kebahasaan), minat (seberapa besar kepedulian pembaca terhadap bacaan yang dihadapinya), motivasi (seberapa besar kepedulian pembaca terhadap tugas membaca atau perasaan umum mengenai membaca dan sekolah), kumpulan kemampuan membaca (seberapa baik pembaca dapat membaca). Faktor-faktor di luar pembaca dibedakan menjadi dua kategori, yaitu unsur-unsur bacaan dan lingkungan membaca. Unsur-unsur pada bacaan atau ciri-ciri tekstual meliputi kebahasaan teks ( tingkat kesulitan bahan bacaan), dan organisasi teks (jenis pertolongan yang tersedia pada bacaan, bisa berupa bab, subbab, grafik, tabel, serta susunan tulisan). Kualitas lingkungan membaca meliputi faktor-faktor: persiapan guru sebelum, pada saat, atau setelah pelajaran membaca guna menolong siswa memahami teks, cara siswa menanggapi tugas,dan suasana umum penyelesaian tugas (hambatan, dorongan dalam membaca).Semua faktor ini tidak saling terpisah, tetapi saling berhubungan.
Soedarso (2005: 58-59) menyatakan bahwa kemampuan tiap orang dalam memahami suatu bacaan berbeda-beda. Hal ini tergantung pada perbendaharaan kata yang dimiliki, minat, jangkauan mata, kecepatan interpretasi, latar belakang pengalaman sebelumnya, kemampuan intelektual, keakraban dengan ide yang dibaca, tujuan membaca, dan keluwesan mengatur kecepatan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pembaca dalam memahami suatu bacaan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, baik dari dalam diri pembaca maupun dari luar pembaca. Secara umum, faktor-faktor dari dalam diri
167
BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020
pembaca yang mempengaruhi tingkat komprehensi membaca adalah kemampuan kebahasaan, minat, motivasi, kemampuan membaca yang dimiliki, sedangkan factor dari luar pembaca dan lingkungan pembaca.
Metode Descovery Learning
Metode Discovery LearningUntuk mencapai tujuan pembelajaran maka tidak lepas dari metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Metode pembelajaran menurut Tardif dalamSyah (2010: 198) adalah “cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian mata pelajaran kepada siswa”. Prosedur baku tersebut digunakan oleh guru untuk mengajar di kelas. Selain itu dengan metode pembelajaran dapat membantu guru dan memudahkan dalam penyampaian materi kepada siswa.Menurut Sudjana (2005: 49) metode penemuan (discovery learning) adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan tetapi sebagian atau ditemukan sendiri. Dengan kata lain, metode discoverymerupakan metode pembelajaran yang penyampaian materi tidak disajikan langsung oleh guru, tetapi siswa dituntut aktif dalam menemukan materi pembelajaran.
Tujuan pembelajaran menggunakan metode discovery learningadalah untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam memperoleh dan memproses perolehan materi pelajaran, mengarahkan siswa agar mengurangi ketergantungan kepada gurusebagai satu-satunya sumber informasi yang diperlukan peserta didik, dan melatih siswa untuk mengeksplorasi lingkungan sebagai sumber informasi untuk pembelajaran.Discovery learning adalah suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku (Hanafiah, 2012: 77)Proses belajar mengajar dengan discovery learning ini menuntut guru untuk menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final (utuh dari awal sampai akhir) atau dengan istilah lain, guru hanya menyajikan bahan pelajaran sebagian saja, selebihnya diberikan kepada siswa untuk menemukan dan mencari sendiri, kemudian siswa diberi kesempatan oleh guru untuk mendapatkan apa-apa yang guru belum sampaikan dengan pendekatan belajar problem solving(Syah, 2014: 243).Suatu metode pembelajaran tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Discovery learningmempunyai kelebihan yang dijabarkan oleh Hanafiah (2012: 79) sebagai berikut:
1. Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif;
2. Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya;
3. Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi;
BORNEO, 168 Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020
4. Memberi peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing;
5. Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran guru yang sangat terbatas.
High Order Thinking Skills ( HOTS )
Pola belajar HOTS merupakan tujuan dari proses pembelajaran saat ini. pola tersebut akan membawa dampak yang luar biasa pada generasi masa depan. kemampuan berfikir tingkat tinggi mulai dilakukan pada jenjang TK/RA, SD/MI hingga perguruan tinggi, pelaksanaannya mengajak peserta didik untuk menerapkan 3 C yakni Critical Thinking, Creatif Thinking dan Colaboratif Thinking.
Critical Thinking, mengajak peserta didik untuk berfikir kritis dalam menghadapi proses pembelajaran, kritis disini merupakan cara berfikir dengan menggunakan logika, sehingga akan berpengaruh terhadap kecerdasan dalam menganalisa masalah, mengevaluasi dan menyelesaikan masalah.
Creatif Thinking, merupakan konsep belajar yang kreatif untuk peserta didik sehingga mampu meng eksplorasi ranah berfikir terkait tentang hal-hal baru dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. berfikir kreatif bagi siswa akan dapat memunculkan ide-ide baru sesuai dengan tingkat usia peserta didik.
Colaboratif Thinking, bekerjasama dengan orang lain merupakan kodrat bagi manusia, manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. demikian pula pada kegiatan pembelajaran, harus menerapkan konsep colaboratif thinking. Memadukan kerangka berfikir diri sendiri dengan teman sejawat untuk memperoleh solusi dalam menghadapi permasalahan.
Konsep pembelajaran HOTS ini sesuai dengan keterampilan berfikir abad 21, harus diterapkan sedini mungkin untuk menumbuhkan generasi yang kritis, kreatif dan kolaboratif dalam segala aspek pembangunan.
Dalam bahasa umum keterampilan berpikir tingkat tinggi dikenal sebagi Higher Order Thinking Skill (HOTS), keterampilan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS) adalah proses berfikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, mengnalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar. (Resnick:1987). Menurut Bloom, keterampilan dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah keterampilan tingkat rendah , yaitu mengingat (Remembering), memahami (Understanding), dan menerapkan (Applying), dan kedua adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu, menganalisis (Analyzing), mengevaluasi (Evaluating), dan mencipta (Creating). Pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu adalah pembelajaran yang melibatkan 3 aspek yaitu; Transfer of knowledge, Critical and Creative, dan Problem Solving.
169
BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Transfer Knowledge Keterampilan berpikir tingkat tinggi sesuai dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang menjadi satu kesatuan dalam proses belajar dan mengajar. Pengategorian HOTS yang lebih modern tidak lagi hanya melibatkan satu dimensi (dimensi proses kognitif saja), tetapi HOTS merupakan irisan antara tiga komponen dimensi proses kognitif teratas (menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta) dan tiga komponen dimensi pengetahuan tertinggi (konseptual, procedural, dan metakognitif). Sehingga dalam perumusan indikator pembelajaran di luar irisan tersebut tidak dianggap sebagai HOTS. Sebagai contoh indikator pemebelajaran yang memuat proses kognitif mengevaluasi (memeriksa, mengkritisi), tetapi pada dimensi pengetahuan berada pada pada level faktual (penggunaan lambang, symbol, notasi), bukan merupakan indikator dari HOTS. Hal tersebut karena level faktual pada dimensi pengetahuan tidak termasuk dariHOTS. Keterampilan Berpikir Tingkat Tingkat Tinggi sebagai Critical and creative thinking
Didalam proses pembelajaran Keterampilan berpikir tingkat tinggi sebagai problem solving diperlukan , karena pembelajaran yang dirancang dengan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan tingkat tinggi tidak dapat dipisahkan dari kombinasi keterampilan berpikir dan keterampilan kreativitas untuk pemecahan masalah.
Pengertian Procedure Text
Procedure text adalah sebuah teks yang memberikan kita perintah atau instruksi untuk melakukan sesuatu. “Procedure text is a text that is designed to
describe how something is achieved through a sequence of actions or steps.”
Procedure text adalah teks yang dirancang untuk menggambarkan bagaimana sesuatu dicapai melalui urutan tindakan atau langkah-langkah. Jadi dapat disimpulkan disini, procedure text adalah jenis text yang bertujuan untuk menggambarkan suatu perintah atau instruksi tentang bagaimana sesuatu dicapai sesuai urutan atau langkah-langkah yang benar. Dan biasanya judul procedure
text diawali dengan “How to ….“. Contohnya misalnya seperti “How to make a
cup of tea” (Cara membuat secangkir tea), “How to Use the Computer” (Cara menggunakan komputer), dan masih banyak lagi contoh lainnya.
METODE PENELITIAN