Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Balikpapan ABSTRAK
Supervisi adalah merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu dalam proses pendidikan pemantauan atau supervisi yang dilakukan, baik oleh pengawas maupun kepala sekolah sangat dituntut adanya dan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan langkah-langkah dalam melakukan supervisi tersebut. Supervisi klinis pada hakekatnya merupakan upaya untuk membantu guru-guru dalam meningkatkan kemampuan dan kreativiatas guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar dikelas. Masalah yang diangkat dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini yaitu: Apakah dengan pelaksanaan supervisi klinis dapat meningkatkan kreativitas mengajar guru di SMP Negeri 8 Balikpapan Tahun Pelajaran 2019/2020. Dalam penelitian ini peneliti melakukan beberapa tahapan, yaitu dari perencanaan, kemudian melakukan pertemuan dengan guru-guru yang akan disupervisi, melakukan supervisi dikelas dan setelah melakukan supervisi dilakukan refleksi atau pertemuan dengan guru yang disupervisi tersebut, untuk menyampaikan kelebihan-kelebihan dalam pelaksanaan belajar mengajar maupun hal-hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan Dari hasil supervisi klinis yang dilakukan dari siklus pertama, masih ada beberapa kekurang, seperti; kuru belum menggunakan alat peraga ataupun alat-alat praktek guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran, guru kurang menggali informasi dari siswa , guru tidak mengkaitkan pelajarn yang diajarkan dengan materi-materi lain yang adakaitannya dan guru tidak menyimpulkan hasil pelajaran yang dipelajari diakhir pertemuan dikelas atau dengan kata lain bahwa guru kreativitas guru masih kurang. Kekurangan-kekurangan tersebut akan diperbaiki pada siklus keduanya. Sehingga pada siklus kedua tercapai indikator yang ditetapkan dalam penelitian Tindakan Sekolah. Dengan demikian bahwa pelaksanaan supervisi klinis dapat meningkatkan kreativitas mengajar guru di SMP Negeri 8 Balikpapan tahun pelajaran 2019/2020.
115
BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020 PENDAHULUAN
Guru merupakan unsur penting dalam proses pendidikan yang akan menentukan tercapainya tujuan pendidikan selain sarana dan prasarana yang memadai. Demikian pula bagi para Kepala Sekolah selaku pimpinan pendidikan di sebuah sekolah juga bertugas mengadakan supervisi terhadap seluruh mata pelajaran atau bidang studi yang ada dalam kurikulum di sekolah yang dipimpinnya. Pelaksanaan supervisi pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan oleh guru, karena dengan mutu pembelajaran yang baik tentunya akan memberikan dampak positif terhadap kemajuan atau peningkatan mutu pendidikan. Guru sebagai ujung tombak dalam dunia pendidikan maka peran guru sangat menentukan tercapainya tujuan pendidikan
Dalam pelaksanaan proses pendidikan tentunya ada beberapa komponen yang terkait yaitu guru, sarana prasarana, orang tua atau masyarakat, dan pimpinan suatu lembaga pendidikan dalam hal ini kepala sekolah maupun pengawas Pada esensinya tugas kepala sekolah maupun pengawas pendidikan dalam melaksanakan supervise pendidikan itu antara lain adalah melakukan pembinaan kearah perbaikan situasi pendidika itu sendiri. Pembinaan yang dimaksudkan berupa bimbingan kea rah perbaikan atau peningkatan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
Selanjutnya untuk memperjelas konsep utama tentang supervise pendidikan seperti yang dikemukakan Boardman, et.al dalam Hariwung (1989) bahwa “Esensi supervisi adalah menjaga, mengawasi, atau membimbing dan mendorong aktivitas-aktivitas orang lain dengan suatu pandangan tentang perbaikannya”. Dalam konteks pengajaran, supervise pengajaran diartikan sebagai suatu usaha untuk mendorong, mengkoordinasikan, dan membimbing pertumbuhan guru-guru secara berkesinambungan di suatu sekolah, baik secara individual maupun kelompok. Pertumbuhan yang dimaksudkan adalah dalam hal lebih baiknya pemahaman dan lebih efektifnya performa (kinerja) guru-guru terhadap sel;uruh fungsi pengajaran. Tujuannya adalah agar guru lebih mampu mendorong dan membimbing pertumbuhan para siswanya secara terus-menerus, sehingga para siswa dapat lebih berpartisipasi dengan amat cerdas dan amat kaya di dalam masyarakat demokratis modern.
Supervisi klinis sebagai suatu sistem, tentunya terdapat beberapa kompnen yang bersama-sama memberikan pengaruh dalam melaksanaannya, dalam hal ini adalah guru, siswa dan kepala sekolah serta sarana dan prasarana pendidikan. Keselarasan antara faktor-faktor ini akan beberikan dampak terhadap ketercapaian dari suatu supervisi tersebut. Supervisi klinis sebagai suatu sistem instruksional yang menggambarkan prilaku superior yang berhubungan langsung dengan guru atau kelompok guru untuk memberikan bantuan, layanan terhadap guru untuk meningkatkan hasil kerja dalam mendidik siswa atau peserta didik.
Supervise klinis adalah bantuan yang diberikan kepada seluruh guru/staf sekolah untuk mengembangkan dan memperbaiki , sehingga tumbuh dan berkembang kreativis guru dalam mengajar. Jadi supervise di sini bukanlah sebagai inspeksi dari orang yang merasa serbatahu (superior) kepada orang yang
BORNEO, 116 Volume XI, Nomor 2, Desember 2017)BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020
dianggap belum tahu sama sekali (inferior). Tapi, supervise klinis adalah dalam bentuk pembinaan dan bantuan yang diberikan kepada guru/pendidik untuk mengembangkan situasi belajar mengajar agar menjadi lebih baik. Sehingga guru-guru selalu mengadakan perbaikan atau dengan katalain guru-guru memiliki kreativitas dalam hal cara mereka mengajarkan suatu mata pelajaran dan meningkatkan efektivitas kerja mereka yang pada akhirnya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut.
Begitu pula pada SMP Negeri 8 Balikpapan, kualitas pembelajaran secara umum masih kurang maksimal. Hal ini dikarenakan proses belajar mengajar di kelas juga masih menggunakan cara-cara konvensional dan praktek-praktek langsung sering mengalami kendala dengan peralatan yang masih minim, sehingga diperlukan suatu kreativitas guru serta berinovasi dalam melakukan proses belajar mengajar di kelas. Guru masih cenderung mengajar tanpa rencana pembelajaran, masih menggunakan metode pembelajaran yang berpusat pada guru. Keadaan ini menyebabkan rendahnya nilai rata-rata kelas. Masalah lain yang sering dijumpai adalah tingkat kedisiplinan guru yang masih rendah baik guru PNS ataupun guru Non PNS. Rendahnya kedisiplinan guru ini dapat dilihat dari masih adanya guru yang dating dan pulang tidak tepat waktu, administrasi kelas yang kurang lengkap, rencana pembelajaran yang dibuat masih berupa RPP yang kopi paste, sehingga tidak sesuai dengan kondisi kelas yang akan diajarkan. pembelajaran, tidak mengisi buku nilai dan banyak lagi jenis ketidakdisiplinan guru.
Keadaan ini tidak dapat dibiarkan begitu saja karena akan dapat menimbulkan dampak kronis bagi sekolah. Untuk mengatasi msalah di atas, sebenarnya sewaktu-waktu (secara spontan) kepala sekolah sudah melaksanakan kunjungan supervisi kelas pada waktu guru melaksanakan proses belajar mengajar. Sayangnya, kepala sekolah tidak membawa instrument yang sesuai atau pedoman penilaian, sehingga hasilnya belum maksimal. Usaha lain untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengikutsertakan guru-guru dalam pertemuan guru antar sekolah, meskipun hasilnya juga masih belum memuaskan karena dalam pertemuan yang dilakukan belum ada kegiatan tentang tentang refleksi guru tentang kegiatan mengajar yang sudah mereka laksanakan dan perbaikan dari cara-cara mereka mengajar.
Ada beberapa hal yang harus dipersiapikan oleh kepala sekolah untuk melaksanakan kegiatan supervisi klinis ini yaitu: Pertama, menyusun program supervise kunjungan kelas guru pada waktu proses belajar mengajar. Kedua, kedua, menugaskan guru untuk membentuk kelompok kerja guru (MGMP) sekolah dan menunjuk seorang guru atau wakil kepala sekolah sebagai koordinator yang bertugas mengadakan pengamatan/observasi di kelas menggunakan instrument yang ditetapkan. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini ialah terwujudnya program yang jelas bagi kepala sekolah dalam pembinaan guru pada kegiatan belajar mengajar, sehingga kondisi belajar menjadi kondusif, meningkatnya motivasi mengjaar guru, tertib administrasi, dan prestasi belajar siswa meningkat. Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, maka untuk peningkatan kinerja kepala sekolah dlam meningkatkan fungsi supervise akademik.
117
BORNEO, Volume XIV, Nomor 1, Juni 2020
selalu melakukan supervisi kelas secara teratur. Hal ini juga yang mendorong penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian tindakan sekolah (PTS) dengan judul “Pelaksanaan Supervisi Klinis untuk Meningkatkan Kreativitas Mengajar Guru di SMP Negeri 8 Balikpapan Tahun Pelajaran 2019/2020”.
Rumusan masalah pada penelitian tindakan sekolah ini adalah: apakah supervisi klinis dapat meningkatkan kreativitas mengajar guru di SMP Negeri 8 Balikpapan pada tahun pelajaran 2019-2020? Berdasarkan latar belakang masalah tersebut tujuan penelitian tindakan sekolah ini adalah: Untuk mengetahui apakah supervisi klinis dapat meningkatkan kreativitas guru dalam pembelajaran pada SMP Negeri 8 Balikpapan tahun pelajaran 2019-2020?. Adapun manfaat dari penelitian ini Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kreativitas dan kualitas pembelajarannya dan sebagai kontrol kedisiplinan guru dalam melakukan pembelajarn di sekolah. Dan disamping itu untuk meningkatkan profesionalisme pengawas dalam hal kompetensi supervisi, meningkatkan prestasi sekolah dalam bidang akademis serta meningkatkan kinerja sekolah melalui prefesionalisme guru.
KAJIAN PUSTAKA