• Tidak ada hasil yang ditemukan

juga

mes

telaten

ZEN

langsung pada supervisor pembangunan mengenai aspek-aspek teknis Sanimas. Itulah sebabnya dia akhirnya ditunjuk sebagai operator.

Menurut pengakuan Supardi, yang sehari-harinya bekerja sebagai tenaga keamanan di sebuah pabrik tak jauh dari tempat nggalnya, ia dak terlalu sukar melaksanakan kewajibannya. Sesekali masih ada sumbatan di pipa sambungan rumah, terutama karena ketelodoran warga yang membuang sampah padat ke saluran. Sanimas di situ menggunakan sarana perpipaan komunal.

“Pernah ada spanduk, pernah pula kedapatan ada tulang kaki sapi yang cukup besar. Ini membuat pipa sambungan rumah menjadi tersumbat. Tapi ini mudah diatasi karena sistem perpipaan dari rumah ke rumah memudahkan kami mengontrol dan mencari tahu dari rumah mana sampah-sampah itu berasal. Kami nggal memanggil warga yang bersangkutan dan menunjukkannya langsung,” urai Simanto yang kerap diminta membagikan pengalamannya

dalam pengembangan Sanimas di berbagai forum banyak kota.

Pak Supardi dak keberatan kenda honor yang diterimanya relaf kecil, hanya sekitar 110 ribu per bulan. Toh ia merasa memang dak banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Paling banter hanya mengecek di hari-hari tertentu. Ia sendiri sering dibantu oleh putra lelakinya yang masih bersekolah.

Situasi yang lebih menarik terjadi di lokasi Sanimas yang berada di kelurahan Gading Rejo, kecamatan Gading Rejo, kota Pasuruan. Di lokasi Sanimas yang menggunakan

sarana MCK Plus++ itu, posisi sebagai operator tampaknya menjadi sesuatu yang bergengsi. Banyak orang yang mengincar dan menginginkan posisi itu. Honorarium yang cukup besar menjadi daya tarik utama, terlebih warga di

sana banyak yang menganggur atau kalau dak bekerja dengan cara serabutan.

Karena itulah para pengurus KSM akhirnya

memutuskan bahwa operator akan digan secara berkala per tahun. Orang yang sudah pernah menjadi operator dak diperkenankan untuk mengajukan dirinya lagi sebagai operator. Tidak semua orang bisa mengajukan diri sebagai operator. Hanya orang yang sudah berkeluarga saja yang bisa mengajukan diri sebagai operator, baik itu pria atau perempuan. Warga yang berstatus duda atau

janda dak boleh mengajukan diri. “Untuk menghindari hal-hal yang dak diinginkan. Dia kan mau bertugas di tempat orang mandi dan mencuci, jadi pilihannya harus orang yang dak punya interes untuk macam-macam,” papar M. Yasin, ketua KSM Cipta Mandiri yang mengelola MCK Plus++ di lokasi itu.

Setelah para kandidat mendaar dan memenuhi persyaratan, mereka diminta menuliskan namanya sendiri di sehelai kertas dan lantas dimasukkan ke dalam gelas atau kaleng. Seper halnya arisan, kaleng atau gelas itu lantas dikocok sampai akhirnya keluar nama yang akan menjadi operator pada tahun berikutnya. Biasanya, perganan dan pemilihan operator itu selalu dilakukan pada 15 Sya’ban.

Operator yang terpilih lantas nggal di ruangan berukuran sekitar 3 x 4 meter yang berada di dekat pintu masuk lokasi Sanimas. Mereka kebanyakan nggal di sana dengan mengajak bersama istri dan anaknya. Pada periode berikutnya, mereka tak boleh mengajukan diri kembali sebagai operator. “Ganan, Mas. Biar ada pemerataan. Hitung-hitung bagi-bagi rezeki,” pungkas M. Yasin lagi.

Oper

ator

akan dig

an

secar

a

berkala

per t

ahun

*****

Percik berhasil menemui Huda, operator Sanimas di Gang Pucuk Sari, Ubung, Denpasar, pada saat yang tepat: ia sedang bersitungkin dengan lubang-lubang IPAL komunal. Penutupnya sudah terbuka semua, dan ia tampak telaten mengecek satu per satu, membersihkan kotoran-kotoran yang melekat di penutup lubangnya. Ia tampak mengenakan topi, sementara sepatu boot yang biasa ia kenakan saat bekerja tampak tergeletak begitu saja tanpa ia kenakan.

Dari sela giginya yang sudah mulai ompong, ia bercerita: “Saya ditunjuk jadi operator karena dianggap tahu banyak soal keteknikan, termasuk soal Sanimas dan IPAL ini. Padahal saya cuma lulusan SD, belajar soal keteknikan itu ya otodidak. Soal Sanimas dan perawatan fasilitasnya saya tahu karena saya dulu ikut dari awal proses pembangunannya. Saya juga banyak bergaul dengan orang-orang Sanimas, termasuk Bu Yuyun dari BaliFokus.”

Huda memang orang yang sangat percaya diri. Di sela perjalanan menyusuri jalanan di Denpasar, dia dengan fasih menunjukkan bangunan-bangunan yang dianggapnya dak ramah lingkungan dan dak adapf dengan pengurangan emisi gas rumah kaca. Dan ia sudah siap dengan argumen-argumennya. Soal teknlogi Sanimas, ia mengaku pernah dikirim ke Tangerang untuk mendampingi salah satu proyek pembangunan fasilitas sanitasi di sana.

Sejak 2003 ia sudah menjadi operator Sanimas di Pucuk Sari. Dia bertanggungjawab untuk IPAL limbah cair domesk yang dikumpulkan melalui pipa-pipa dari rumah ke rumah sekaligus juga IPAL industri tahu dan tempe.

Kelompok Mekar Sari Jaya menunjuk Huda

Nuryanto dan Slamet Riadi sebagai operator. Honor untuk operator sebesar Rp.300 ribu untuk IPAL dan Rp.500 ribu untuk operator Sanimas. Honor operator Sanimas lebih

besar karena tugasnya pun lebih intensif. IPAL Sanimas harus sering dibuka, belum lagi jika ada penyumpatan dari pipa rumah.

Penguasaannya yang cukup memadai perihal teknologi Sanimas membuatnya dipercaya mendampingi Andi Maryono di organisasi AKSANSI (Asosiasi Kelompok Sanimas Seluruh Indonesia) wilayah Denpasar. Ia selalu siap menjawab pertanyaan tentang teknologi Sanimas, lengkap dengan data keras yang tersimpan di flash disk yang selalu dibawanya ke mana- mana.

Keluarga besarnya memang patut berharap pada Huda untuk menguasai seluk-beluk Sanimas. Maklum, keluarga besar Huda yang nggal di Ubung menetap di rumah yang di bawahnya tertanam IPAL industri tahu dan tempe. Tanah itu bukan milik keluarga Huda, tapi hanya disewa selama sepuluh tahun. Di tanah itulah, di bawah bangunan rumahnya yang memanjang, terhampar IPAL industri tahu dan tempe. Keluarga besar Huda nggal di atasnya. Biodigester untuk menghasilkan biogas itu tampak berada di ruang tamu dan sering jadi tempat duduk dan bermain anak-anak dan keponakannya.

Tidak takut terjadi sesuatu? Jawabnya: “Tidak sama sekali, dak khawar terjadi sesuatu, ledakan atau apa. Selama semua berjalan seper standarnya, saya dak mengkhawarkan apa-apa.”

Honor

oper

ator

Sanimas

lebih besar

karena

tugasnya pun

lebih

intensif

ZEN

Jakarta, Pelita, 12 April 2008

Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, meminta pemerintah daerah (Pemda) meningkatkan perannya dalam membina dan memfasilitasi program Sanimas (sanitasi berbasis masyarakat).

Sementara, Departemen PU bersama Pemda sejak 2006 te- lah melakukan program Sanimas di 27 provinsi dan 157 kabu- paten/kota atau sudah 345 lokasi direalisasi.

Demikian disampaikan Dirjen Cipta Karya, Budi Yuwono, mewakili Menteri PU dalam pencanangan Gerakan Sanimas di Kampung Pisangan Periuk, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (12/4). Tahun ini Sanimas diminati di 129 lokasi di 17 provinsi ujarnya.

Hadir dalam pencanangan itu, Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Iwan Nursyirwan Diar, Irjen Departemen PU Basoeki Hadimoeljono, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan I Nyoman Kandun, Ketua Panitia Nasional Peringatan Hari Air Dunia (HAD) XVI Moc- hammad Amron.

Dalam sambutannya, Menteri PU mengungkapkan dengan semangat otonomi daerah diharapkan Pemda lebih meningkatkan perannya dalam membina dan memfasilitasi program Sanimas.

Dunia usaha kita minta berkontribusi ikut serta membenahi kualitas sanitasi masyarakat di sekitarnya, sebagai bagian dari corporate social responsibility mereka jelasnya.

Media massa juga diajak menyebarluaskan informasi best

practice yang dicapai suatu daerah agar dapat direplikasi di daer- ah lain. Peran media massa dapat diwujudkan melalui pemberi- taan, feature atau kolom tentang sanitasi.

Mari kita bekerja keras memperbaiki sistem sanitasi dan kualitas lingkungan sekaligus menyelamatkan air untuk menin- gkatkan standar kesehatan dan produktivitas, ajak Menteri PU.

Dikatakannya momentum peringatan HAD (hari air dunia) harus dipakai untuk memperbarui tekad dan komitmen terh- adap permasalahan air dan sanitasi. Selain itu, meningkatkan ke- sadaran dan kepedulian terhadap penyelamatan air dan kualitas sanitasi dengan melibatkan semua stakeholder terkait.

Dalam pencanangan itu, Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono juga meresmikan bangunan Mandi, Cuci, Kakus (MCK++) di lokasi yang sama. Dalam sistem MCK++ tersebut terdiri dari komponen toilet, komponen pemipaan, komponen pengolahan serta komponen pembuangan.

Dalam komponen toilet bangunan tersebut dilengkapi antara lain 3 kamar mandi, 1 kamar mandi anak, 7 unit WC, ruang cuci, keran air, wastafel dan taman. Sementara dalam komponen pembuangan dilakukan setelah melalui pengolahan untuk ke- mudian dibuang ke badan air terdekat.

Ketua Panitia Nasional HAD XVI, Mochammad Amron, mengatakan MCK++ tersebut dilengkapi pengolahan limbah dengan Decentralized Wastewater Treatment system dan Bio Di- gester yang dapat menghasilkan biogas yang bermanfaat sebagai bahan baker memasak.(oto)

[Ekonomi dan Keuangan]

Dalam dokumen PERCIK. Edisi Khusus. Media Informasi Ai (1) (Halaman 168-171)