• Tidak ada hasil yang ditemukan

Risk Analysis of Roses Production (Rosa hybrida) (A case study of Rosalia Flowers in Cihideung, Parongpong District, West Bandung Regency)

Dalam dokumen M02070 (Halaman 167-169)

Dery Luvitasari1, Sara Ratna Qanti1

Departemen Sosial Ekonomi Pertanian,Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor

A B S T R A K

Kata Kunci: Analisis Risiko, Produksi, Mawar,

Diagram Tulang Ikan, FMEA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko produksi pada bunga mawar potong di Rosalia Flowers. Desain penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dan teknik penelitian studi kasus. Identifikasi risiko menggunakan Fish Bone Diagram untuk mengetahui penyebab kegagalan dan akibat terjadinya risiko berdasarkan sumber risiko produksi. Analisis risiko menggunakan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), menghasilkan risiko berdasarkan nilai RPN dan RSV tertinggi yang harus segera dilakukan penanganan yaitu serangan hama dan penyakit, SOP tidak terdokumentasikan dengan baik, kelalaian tenaga kerja dalam proses pasca panen, dan pengadaan bahan baku produksi yang tidak terencana. Strategi mitigasi risiko serangan hama dan penyakit dengan melakukan perawatan dan pemeliharaan greenhouse secara berkala. Strategi mitigasi untuk risiko SOP yang tidak terdokumentasikan dengan baik adalah dengan membuat dokumentasi SOP untuk budidaya bunga mawar potong di Rosalia Flowers. Strategi mitigasi untuk risiko kelalaian tenaga kerja dalam proses pasca panen yaitu dengan mengadakan program pelatihan untuk karyawan. Strategi mitigasi untuk pengadaan bahan baku produksi yang tidak terencana adalah dengan membuat jadwal tanam, membuat peramalan permintaan untuk mengetahui jumlah kebutuhan bahan baku, dan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) untuk mengetahui berapa jumlah bahan baku seperti pupuk, pestisida, dan bibit yang harus dipesan agar dapat meminimumkan total biaya persediaan dan menentukan pembelian yang optimal.

ABSTRACT Keywords: Risk Analysis, Production, Roses, Fishbone Diagram, FMEA

The aims of this research is to determine risk of roses production at Rosalia Flowers. Design of this research is qualitative descriptive and case study method. Risk identification using Fish Bone Diagram to find out the causes of the failure and the consequent occurrence of risk based on risk of production. Risk analysis method using FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), resulting in a risk based on the value of the RPN (Risk Priority Number) and RSV (Risk Score Value) the highest should be immediately to be eliminated, and those are pest and disease attack, SOP undocumented, the omission of labor in post-harvest processes, and procurement of ra w materials production is not planned. Mitigation strategies risk pests and diseases with the care and maintenance of the greenhouse at regular intervals. Mitigation strategies for undocumented SOP is to make the documentation of SOP for the cultivation of roses in Rosalia Flowers. Mitigation strategies for risk neglect labor in post-harvest processes is to implement a training program for employees. Mitigation strategies for procurement of ra w material production is not planned is to schedule planting roses, create demand forecasting to know the amount of ra w materia l requirements, and using the method of Economic Order Quantity (EOQ) to find out how many ra w materials such as fertilizer, pesticides, and seeds must be ordered to be minimising the total cost of the inventory and determine the optimal purchases.

* Korespondensi Penulis

156

PENDAHULUAN

Subsektor hortikultura terdiri dari sayuran, buah-buahan, florikultura serta tanaman obat. Komoditas agribisnis florikultura meliputi tanaman hias daun,bunga potong, serta bunga pot. Saat ini bunga potong merupakan bunga yang paling banyak digunakan seperti untuk acara pernikahan, keagamaan, kelahiran, ucapan selamat sampai acara kematian. Fungsi tanaman hias tersebut tidak hanya itu, banyak industri yang memanfaatkan tanaman hias sebagai bahan makanan, minuman, pewangi, maupun kerajinan tertentu. Hal tersebut menjadikan bisnis tanaman hias merupakan salah satu bisnis yang mempunyai peluang usaha yang cukup menjanjikan. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan produksi di setiap tahunnya.

Tabel 1. Luas panen, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Hias di Indonesia Tahun 2011- 2013

Sumber : BPS dan Direktorat Jenderal Hortikultura (2014).

Salah satu jenis bunga yang sudah dikenal dan banyak disukai oleh konsumen adalah mawar (Rosa hybrida L.). Bunga mawar merupakan salah satu komoditas agribisnis florikultura yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan prospek usaha yang cerah. Hal ini dikarenakan permintaan yang banyak, baik pasar dalam maupun luar negeri. Mawar juga merupakan salah satu bunga yang paling banyak diminati masyarakat karena penampilannya yang cantik dan indah serta aromanya yang harum dan khas, sehingga dijuluki queen of flower. Bunga mawar dapat dibudidayakan menjadi bunga potong, bunga pot, dan tanaman penghias taman. Bagi para produsen bunga potong mawar di Indonesia, bunga potong mawar merupakan salah satu pilihan utama untuk ditanam, selain karena merupakan salah satu primadona bunga potong, bunga mawar bersifat universal yang diminati oleh semua kalangan baik remaja, dewasa dan orang tua.

Jawa Barat merupakan sentra produksi bunga mawar potong. Salah satu daerah yang memiliki luas panen dan produksi terbesar di Jawa Barat adalah Kabupaten Bandung Barat. Kabupaten Bandung Barat menyumbangkan sebanyak 72,8 persen dari total produksi mawar di Jawa Barat. Kecamatan parongpong merupakan kecamatan di Kabupaten Bandung Barat yang paling banyak dalam

memproduksi bunga mawar, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.Luas Tanam, Panen, dan Produksi Tanaman Mawar Menurut Kecamatan Tahun 2012 No Kecamatan Luas Tanam (m2) Luas Panen (m2) Produksi (kg) 1 Ngamprah 14.500 6.500 25.000 2 Parongpong 160.000 10.000 2.980.250 3 Lembang 165.000 80.000 1.340.000 4 Cisarua 95.000 60.000 1.700.000 Total 434.500 156.500 6.045.250 Sumber : Badan Pusat Statistik (2012)

Salah satu daerah di Kecamatan Parongpong yang memiliki kemajuan usaha tanaman hias dan merupakan sentra tanaman hias adalah Desa Cihideung. Desa Cihideung merupakan ikon pusat agrowisata yang menampilkan pemandangan berbagai jenis bunga yang asri dan indah. Desa Cihideung dengan keunggulan tanaman hiasnya, menjadikan desa tersebut disebut sebagai “Kawasan Wisata Bunga”. Bunga mawar merupakan tanaman hias yang menjadi komoditi utama dan primadona di daerah tersebut. Mawar memiliki bentuk bunga yang indah dan nilai jual yang tinggi. Bunga mawar dari Desa Cihideung sangat populer di kalangan masyarakat dan bagi turis domestik maupun mancanegara.

Perusahaan yang membudidayakan bunga mawar potong di desa tersebut adalah Rosalia Flowers. Rosalia Flowers adalah perusahaan yang mempunyai lahan paling besar disekitar tempat tersebut dengan luas sekitar 3.850 m2. Bunga mawar potong sebagai komoditas unggulan di Rosalia Flowers. Target produksi perusahaan yaitu sebesar 1400 kodi per bulan, namun hasilnya berfluktuasi di setiap bulannya. Hal tersebut dapat dilihat di Tabel 3. Tabel 3. Produksi Bunga Mawar Potong di Rosalia

Flowers Tahun 2015 No. Bulan Target

(Kodi) Produksi (Kodi) Persentase Grade (A,B) (C) 1 Januari 2015 1400 1610 70% 30% 2 Februari 2015 1400 1359 68% 32% 3 Maret 2015 1400 1641 70% 30% 4 April 2015 1400 1710 80% 20% 5 Mei 2015 1400 1418 82% 18% Sumber : Rosalia Flowers (2015)

Fluktuasi yang terjadi diakibatkan oleh proses perencanaan dan pemeliharaan dalam kegiatan produksi yang kurang optimal. Menurut Kountur (2004)risiko produksi sangat penting untuk Tahun 2011 2012 2013 Luas Panen (m2) 27.182.451 28.275.476 30.087.328 Produksi (tangkai) 513.102.12 4 643.334.448 718.557.786 Produktivitas (tangkai/m2) 191,27 210,94 228,12

157

Dalam dokumen M02070 (Halaman 167-169)

Garis besar

Dokumen terkait