• Tidak ada hasil yang ditemukan

145 dapat dijadikan suatu alasan mengapa peningkatan

Dalam dokumen M02070 (Halaman 157-159)

produksi per hektarnya memiliki peluang untuk menambah jumlah ekspornya. Maka dari itu, upaya peningkatan nilai ekspor teh di Indonesia dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas teh di Indonesia.

(2) Nilai Tukar Rupiah terhadap Nilai Ekspor Mendongkrak ekspor yang sebanyak banyaknya dapat memperkuat nilai rupiah dalam mata uang asing. Hal tersebut dimaksudkan agar menambah nilai ekspor yang didapat. Sehingga, nilai ekspor tersebut dapat menghasilkan devisa negara (Mankiew, 2006). Neraca yang defisit, dalam artian impor yang lebih besar bila dibandingkan dengan ekspor, akan melemahkan nilai rupiah di mata uang asing. Oleh karena itu, pemerintah perlu mendukung pihak eksportir dari berbagai cara agar menambah produksinya. Sehingga akan semakin banyak pula ekspor yang didapat.

Dalam kegiatan ekspor teh Indonesia, tentunya faktor produksi yang digunakan menggunakan mata uang rupiah dengan kurs yang berlaku tersebut. Bila nilai rupiah melemah, yang berarti nominal nilai tukarnya bertambah untuk setiap satu dolarnya, maka biaya pengorbanan untuk faktor produksi tersebut belum tergantikan dengan nilai dolarnya. Sehingga, hal ini justru mengurangi nilai barang itu sendiri berdasarkan pertukaran kurs yang terjadi.

(3) Harga teh dunia terhadap Nilai Ekspor Dalam kasus penawaran, harga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi banyaknya penawaran (Rahardja, 2008) Dalam kegiatan ekspor, tentunya harga internasional yang dijadikan acuan. Harga internasional dalam analisis memiliki satuan sen/kg. Namun, pada variabel yang menjadi pengamatan ini, harga dunia teh Indonesia merupakan hasil harga teh Indonesia yang berlaku untuk diekspor.

Berdasarkan analisisnya, hubungan harga dunia dengan nilai ekspor merupakan hubungan yang berbanding lurus. Semakin besar harga teh yang terjadi, maka semakin besar nilai ekspor yang didapat. Jika dikaitkan dengan hukum permintaan, harga akan bertambah seiring dengan penambahan permintaan yang kemudian diseimbangkan dengan penawaran dari pihak eksportir. Kenaikan harga yang terjadi pada produk ekspor teh Indonesia dapat dikarenakan oleh banyaknya permintaan impor teh ke negara Indonesia. Bila kemampuan produksi yang berjalan cenderung tetap, yang artinya produksi cenderung tetap, maka harga akan bertambah karena untuk menyeimbangi penawaran dari pihak eksportir. Dengan demikian, nilai dari barang itu sendiri pun akan bertambah.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis melalui berbagai uji dan metode perhitungannya, dapat disimpulkan bahwa:

1. Secara simultan, nilai ekspor teh Indonesia dipengaruhi oleh produktivitas teh Indonesia, nilai tukar rupiah dan harga teh dunia. Namun, secara parsial hubungan signifikan hanya ditunjukan oleh produktivitas teh Indonesia dan harga dunia. Setiap kenaikan harga teh sebesar 1 sen di setiap kilogramnya mampu menaikan nilai ekspor teh sebesar 551.760US$ dalam kurun waktu pertahunnya. Hal ini dapat dikarenakan oleh jumlah permintaan terhadap teh Indonesia cenderung naik. Lalu, setiap kenaikan satu rupiah setiap dolarnya mampu mengurangi nilai ekspor teh Indonesia sebesar 69.721US$ pertahunnya, karena biaya pengorbanan untuk setiap produksi ekspor teh tidak tergantikan oleh dolar yang menguat akibat kenaikan nilai tukar rupiah. Kemudian, setiap kenaikan produksi teh sebanyak satu kg di setiap ha areal tanam teh di Indonesia, mampu menaikan nilai ekspor teh Indonesia sebesar 64.402US$ per tahunnya. Peningkatan produktivitas teh mampu menambah jumlah produksi nasionalnya. Sehingga, produksi teh memiliki peluang untuk menambah jumlah ekspor yang kemudian dikonversikan dalam bentuk nilai.

2. Nilai ekspor teh tidak memiliki respon terhadap produktivitas teh Indonesia, nilai tukar rupiah dan harga teh dunia. Hal tersebut dikarenakan oleh nilai elastisitasnya dibawah satu yang berarti inelastis. Artinya setiap persentase perubahan yang terjadi dalam produktivitas teh Indonesia, nilai tukar rupiah dan harga teh, menghasilkan persentase perubahan nilai ekspor teh yang lebih kecil lagi. Hal ini dapat disebabkan oleh pelaku eksportir yang kurang peka atau masih lamban dalam merespon nilai ekspor teh melalui keadaan produktivitas, nilai tukar dan harga dunia yang terjadi. Namun, dari ketiga faktor tersebut, harga teh dunia memberikan nilai elastisitas atau respon yang paling besar terhadap nilai ekspor teh Indonesia. Setiap perubahan atau kenaikan harga teh dunia sebanyak 1% dalam satuannya ($/Kg), maka akan menghasilkan perubahan nilai ekspor teh Indonesia sebesar 0,8232% dalam satuannya ($0.000)

SARAN

Terkait dengan hasil ouput yang didapat, maka ada beberapa kebijakan yang perlu

146

diperhatikan dalam meningkatkan nilai ekspor teh di Indonesia, yaitu:

1. Penetapan kuota impor teh Indonesia. Bila penetapan tarif bea masuk masih belum bisa mengurangi jumlah impor, maka penetapan kuota impor perlu dikendalikan dan diseimbangi denga kebutuhan negara. Hal ini diharapkan dapat mengurangi neraca perdagangan yang defisit akibat banyaknya impor di berbagai komoditasnya.

2. Penerapan program intensifikasi dan ekstensifikasi lahan teh, baik perkebunan rakyat, negara maupun swasta. Sehingga jumlah permintaan yang belum tertutupi akibat penetapan kuota impor dapat dipenuhi karena produksi yang meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

BPS. (2014). Ekspor Teh Menurut Negara Tujuan Utama, 2000-2013. [Online]. Tersedia di: http://www.bps.go.id

/webbeta/frontend/linkTabelStatis/view/id/1016 #accordion-daftar-subjek2 (diakses pada tanggal 15 Februari 2015)

Gujarati dan Porter. (2012). Dasar-Dasar Ekonometrika. Buku 2. Jakarta : Salemba Empat.as

Mankiw, N., Gregory. (2006). Principles of Economics: Pengantar Ekonomi Makro. Edisi Ketiga. Diterjemahkan oleh: Chriswan Sungkono. Jakarta: Salemba Empat.

Mankiw, N., Gregory. (2006). Principles of Economics: Pengantar Ekonomi Mikro. Edisi Ketiga. Diterjemahkan oleh: Chriswan Sungkono. Jakarta: Salemba Empat.

Rahardja, Prathama dan Manurung, Mandala. (2008). Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan Makroekonomi). Edisi ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Sukirno, Sadono. 2011. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Yamit, Zulian . (2005). Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Ed. 1, Cet. 4. Yogyakarta: Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta

147

Dalam dokumen M02070 (Halaman 157-159)

Garis besar

Dokumen terkait