• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Para Pedagang Beras Terhadap Dampak Ritel Modern

Dalam dokumen M02070 (Halaman 102-105)

Rice Seller Perception and Attitude in Traditional Market toward Modern Ritel (Case Study in Pasar Tradisional Kordon, Buah Batu, Bandung Selatan)

ABSTRAK Kata Kunci:

1. Persepsi Para Pedagang Beras Terhadap Dampak Ritel Modern

a. Persepsi Pedagang Beras Terhadap Dampak Ritel Modern

80 persen responden menyatakan tidak terlalu khawatir dengan ritel modern yang juga menjual beras. Hal ini dikarenakan sebagian besar para pedagang beras tersebut mengetahui jika beras yang dijual di pasar tradisional dan ritel modern memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, selain itu pangsa pasarnya pun berbeda sehingga para pedagang beras tidak terlalu khawatir tersaingi dengan ritel modern yang saat ini menjual beras.

Gambar 1. Persepsi Pedagang Beras Terhadap Ritel Modern Yang Juga Menjual Beras

Menurut responden, konsumen yang menjadi langganan mereka adalah konsumen yang berniat menjual lagi berasnya atau konsumen yang menggunakan beras sebagai bahan baku untuk usahanya (seperti penjual warung makanan siap saji). Konsumen jenis ini sepertinya memilih ritel tradisional karena mereka bisa membeli dalam jumlah yang relatif fleksibel (dari eceran sampai dengan dalam karungan sebesar 25 kg) jika dibandingkan dengan membeli di ritel modern dimana hanya menjual beras dalam kemasan sebesar 3kg, 5kg, 10 kg, dan 20 kg.

Selain menawarkan keleluasaan dalam membeli kuantitas beras, pedagang di ritel tradisional juga menawarkan harga jual yang lebih murah untuk jenis beras yang sama jika dibandingkan dengan harga di ritel modern. Hal ini bisa dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

80% 20%

Persepsi Pedagang Beras Terhadap Ritel Modern Yang Juga Menjual Beras

91

Tabel 2. Perbandingan Harga Jual Beberapa Jenis Beras yang Dijual di Pasar Kordon dan Ritel Modern Sekitarnya

b. Persepsi Pedagang Beras Terhadap Pengaruh Pendapatan Usaha

Sebagian besar responden (80%) menganggap adanya ritel modern saat ini yang juga menjual beras tidak berpengaruh terhadap pendapatan yang mereka dapat. Mereka mengungkapkan bahwa pendapatan usaha yang didapatkan masih tetap sama sebelum ataupun sesudah adanya ritel modern yang menjual beras. Mereka merasa yang mempengaruhi turunnya pendapatan usaha penjualan beras mereka bukanlah berasal dari ritel modern yang juga menjual beras, tetapi dari menurunnya volume penjualan yang disebabkan oleh banyaknya isu yang belakangan beredar di masyarakat saat ini seperti isu beras plastik. Hal tersebut lah yang membuat pendapatan mereka sempat anjlok.

Berdasarkan hasil wawancara dan juga pengamatan peneliti, adanya perbedaan pendapatan yang didapat oleh para pedagang beras di Pasar Tradisional Kordon bukan disebabkan oleh ritel modern, akan tetapi lebih dikarenakan perbedaan ketersediaan jenis beras yang dijual dan juga lokasi kios. Pedagang Beras 1 dan 4 merupakan pedagang beras yang hanya menjual beras yang mengaku per harinya mendapatkan omzet sebesar Rp 10.000.000,- . Menurut peneliti hal ini dikarenakan ketersediaan jenis beras yang lebih lengkap dibandingkan dengan pedagang lain. Selain itu, Pedagang Beras 3 juga mengaku omzet per hari dari menjual beras bisa mencapai Rp 10.000.000.-. Menurut peneliti hal ini dikarenakan Pedagang Beras 3 memiliki lokasi kios yang paling strategis. Meskipun Pedagang Beras 3 memiliki ketersediaan jenis beras yang kurang lengkap jika dibandingkan dengan Pedagang Beras 1 dan 4, akan tetapi Pedagang Beras 3 memiliki lokasi

kios di pinggir jalan raya sehingga merupakan tempat paling strategis karena selalu dilewati banyak orang. Pedagang Beras 5 yang merupakan pedagang beras dengan omzet paling kecil, menurut peneliti hal ini dikarenakan ketersediaan ketersediaan jenis beras yang kurang lengkap dan juga lokasi yang kurang strategis, sehingga membuat Pedagang Beras 5 hanya mendapat omzet sebesar Rp 6.000.000 per harinya. Untuk Pedagang Beras 2, pedagang beras yang mengaku cukup sulit untuk mendapatkan omzet sebesar Rp 10.000.000,- per harinya ini menurut peneliti dikarenakan ketersediaan ketersediaan jenis beras yang kurang lengkap.

Gambar 2. Persepsi Pedagang Beras Terhadap Pengaruh Pendapatan Usaha

c. Persepsi Pedagang Beras Terhadap Pengaruh Volume Penjualan Beras

Seluruh responden mengganggap adanya ritel modern yang saat ini menjual beras tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan volume penjualan beras di toko beras mereka. Menurut pengakuan para pedagang beras, volume penjualan beras masih relatif sama dari sebelum ataupun sesudah adanya ritel modern yang juga menjual beras, yaitu sebesar kurang lebih 1 ton per harinya. Kalaupun ada perubahan volume penjualan, lebih disebabkan karena isu mengenai beras plastic beberapa waktu lalu.

d. Persepsi Pedagang Beras Terhadap Pengaruh Jumlah Pembeli

Seluruh pedagang beras di Pasar Kordon menunjukkan persepsi ragu-ragu terhadap pengaruh jumlah pembeli akibat adanya ritel modern. Para pedaganh;lg beras di Pasar Tradisional Kordon mengakui adanya penurunan jumlah pembeli saat ini dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Akan tetapi mereka tidak yakin hal ini disebabkan karena adanya ritel modern di sekitar pasar. Mereka mengakui saat ini rata-rata pembeli beras per hari sekitar 70 orang pembeli per hari. Padahal pada

80% 20%

Persepsi Pedagang Beras Terhadap Pengaruh Pendapatan Usaha

Tidak Berpengaruh Berpengaruh

92

tahun-tahun sebelumnya mereka mengakui jumlah pembeli per hari bisa lebih dari 100 orang pembeli. Pendapat ini diungkapkan oleh Pedagang Beras 1, 2, 3.

e. Persepsi Pedagang Beras Terhadap Pengaruh Jam Operasional Usaha

Sebagian besar pedagang beras di Pasar Kordon (80%) menyatakan adanya ritel modern tidak berpengaruh terhadap perubahan jam operasional usaha. Mereka memang mengakui adanya perubahan jam operasional usaha saat ini, tetapi bukan disebabkan karena adanya ritel modern. Hal ini diungkapkan oleh Pedagang Beras 1, 4 dan 5. Mereka mengakui melakukan perubahan jam operasional karena memang sudah menurunnya jumlah pembeli saat ini sehingga harus menutup tokonya lebih awal. Akan tetapi terdapat satu responden yang menyatakan adanya ritel modern berpengaruh terhadap jam operasional usaha toko berasnya. Pedagang beras tersebut sengaja merubah jam operasional usahanya untuk membedakan dengan jam operasional usaha dari ritel modern.

Gambar 3. Persepsi Pedagang Beras Terhadap Pengaruh Jam Operasional Usaha

f. Persepsi Pedagang Beras Terhadap Pengaruh Jarak Ritel Modern dengan Pasar Kordon

Seluruh pedagang beras memberikan persepsi tidak setuju terhadap jarak ritel modern di sekitar Pasar Kordon yang terlalu dekat dengan pusat pasar. Hal ini dapat ditunjukkan dari persepsi seluruh pedagang beras yang mengungkapkan bahwa jarak ritel modern yang terlalu dekat dengan pasar dapat mengganggu eksistensi dari para pedagang di Pasar Tradisional Kordon itu sendiri.

Seluruh pedagang beras beranggapan demikian, karena tidak setuju dengan pemerintah daerah setempat yang memberikan izin kepada peritel modern yang mendirikan ritel modern dengan jarak terlalu dekat dengan pusat pasar, bahkan terdapat salah satu minimarket yang letaknya hanya

berjarak sekitar 100 meter dari salah akses masuk Pasar Tradisional Kordon. Hal ini tidak sesuai dengan Perda Kota Bandung Nomor 02 Tahun 2009, yang salah satu pasalnya menyatakan bahwa minimarket berjarak minimal 0,5 Km dari pasar tradisional dan 0,5 Km dari usaha kecil sejenis yang terletak di pinggir kolektor/arteri serta supermarket dan departement store berjarak minimal 1,5 Km dari pasar tradisional yang terletak di pinggir kolektor/arteri. Untuk lebih jelasnya mengenai Peraturan Daerah Kota Bandung akan dibahas pada sub bab selanjutnya.

g. Persepsi Pedagang Beras Terhadap Pengaruh Budaya Tawar Menawar Pedagang dan Pembeli

Persepsi dari seluruh pedagang beras terhadap pengaruh budaya penjualan juga menyatakan bahwa adanya ritel tidak berpengaruh terhadap budaya tawar-menawar antar pedagang dan pembeli. Seluruh pedagang beras beranggapan tidak ada perbedaan budaya penjualan yang dilakukan dari sebelum dan sesudah adanya ritel modern yang saat ini menjual beras. Budaya penjualan seperti budaya tawar menawar antar pedagang dan pembeli juga masih tetap ada hingga saat ini.

Berdasarkan hasil penelitian ini, budaya tawar menawar antar pedagang dan pembeli masih akan tetap ada, hal ini dikarenakan budaya tawar menawar merupakan salah satu ciri khas dari pasar tradisional. Selain itu adanya interaksi sosial yang tercipta antar pedagang dan pembeli pada saat proses tawar menawar itu terjadi lah yang menjadi salah satu ciri khas pasar tradisional. Hal tersebut tidak akan dapat ditemui di ritel modern, dimana pembeli diharuskan menjadi konsumen yang mandiri.

h. Persepsi Pedagang Beras Terhadap Pengaruh Fasilitas Yang Ditawarkan

Sebagian besar pedagang beras (60%) mengakui adanya ritel modern saat ini berpengaruh terhadap fasilitas yang ditawarkan kepada pembeli. Salah satu fasilitas yang ditawarkan adalah delivery order. Menurut pengakuan dari para pedagang beras yang merasa adanya ritel modern berpengaruh terhadap fasilitas yang ditawarkan ini menganggap adanya ritel modern mendorong mereka untuk melakukan hal ini. Jadi para pembeli yang sudah mengenal para pedagang beras dapat memesan beras melalui telepon dan beras akan diantarkan ke rumah pembeli dengan menggunakan motor ataupun mobil, tergantung pada volume pembelian beras yang dibeli. Fasilitas ini diakui dijadikan sebagai salah satu strategi usaha. Mereka mengakui ini sebagai salah 20%

80%

Persepsi Pedagang Beras Terhadap Pengaruh Jam Operasional Usaha

Berpengaruh

Tidak Berpengaruh

93

satu keunggulan pasar tradisional, jika dibandingkan dengan ritel modern karena dapat melakukan pembelian lewat telepon.

Gambar 4. Persepsi Pedagang Beras Terhadap Fasilitas yang Ditawarkan

i. Persepsi Pedagang Beras Terhadap Pengaruh Budaya Kasbon

Seluruh pedagang beras di Pasar Tradisional beranggapan bahwa adanya ritel modern tidak berpengaruh terhadap budaya kasbon. Mereka mengakui bahwa budaya kasbon masih tetap ada dari sebelum adanya ritel modern sampai saat ini. Hal ini seperti diungkapkan oleh Pedagang Beras 4. Beliau mengatakan bahwa, “Ada aja sih orang yang kasbon mah gak berubah dari dulu juga. Malah a da juga

yang cuma ambil beras tapi bayarnya mah nggak.”

2. Sikap Para Pedagang Beras Akibat Adanya

Dalam dokumen M02070 (Halaman 102-105)

Garis besar

Dokumen terkait