• Tidak ada hasil yang ditemukan

Financing of Mangoestain Farming in Kabupaten Subang Eti Suminartika

Dalam dokumen M02070 (Halaman 93-95)

Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Padajdajran A B S T R A K Kata Kunci:

Manggis,

pembiayaan

usahatani,

kelembagaan

pembiayaan,

pola pembiayaan

Pangsa pasar manggis masih terbuka lebar baik di dalam maupun di luar negeri, namun hanya 10 persen saja manggis kita yang dapat diekspor. Budidaya tanaman manggis masih sangat tradisional, jarang dipupuk, dibersihan dan dipangkas. Masih sedikit petani yang menerapkan standar operasional prosedur (SOP), demikian pula halnya di kabupaten Tasikmalaya dan Subang. Rendahnya upaya pemeliharaan tanaman manggis dapat disebabkan oleh keterbatasan dana yang ada di petani.

Tujuan umum penelitian ini adalah mencari bentuk skim pembiayaan usahatani manggis, sedangkan tujuan spesifiknya adalah: (1) Menganalisis kendala apakah sehingga petani kurang memelihara kebunnya (2) Menganalisis kelembagaan pembiayaan yang diikuti petani (3) Menganalisis pola pembiayaan usahatani manggis (4) Menganalisis kemampuan financial petani untuk pemeliharaan kebun manggis Penelitian ini menggunakan data sekunder dan primer yang diperoleh dari petani dengan menggunakan metoda survey. Selanjutnya data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan analisis matematik dan ekonometrik. Penelitian dilaksanakan di sentra produksi manggis Jawa Barat yaitu di kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Subang. Kendala yang dihadapi petani manggis sehingga kurang memelihara kebunnya adalah permodalan, Kendala teknis terutama cara pemanenan hasil yang kurang baik. Bentuk kelembagaan pembiayaan yang diikuti petani umumnya mereka memperoleh modal terutama dari sendiri, sebagian pinjaman dari luar terutama dari bandar. Pola pembiayaan usahatani tani manggis, mereka mengeluarkan dana saat pohon manggis mau berbunga (untuk penyiangan), saat panen (untuk biaya panen), setelah panen (untuk pemupukan). Dana yang digunakan untuk membiayai usahatani menggis relatif kecil. Kemampuan financial petani dalam pemeliharaan kebun manggis sangat rendah karena hasil panen manggis yang sedikit dan usaha ini merupakan usaha sampingan.

* Korespondensi Penulis Alamat e-mail:

82

LATAR BELAKANG

Komoditas hortikultura menyumbang PDB sekitar 21,17 % dari PDB sector pertanian dan menduduki urutan kedua setelah subsector tanaman pangan (Ditjen Hortikultura, 2009). Salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai prospek cerah untuk tujuan ekspor maupun pasar dalam negeri adalah manggis (Garcinia mangostona, L). Ekspor manggis menempati urutan pertama ekspor buah Indonesia yang kemudian diikuti oleh nenas dan jeruk.

Pusat penamanam manggis di Indonesia adalah di Kaltim, Kalteng, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatra Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Sulawesi Utara. Sedangkan sentra produksi manggis terbesar berada di Jawa Barat yang memberikan kontribusi 38% terhadap produksi nasional. Sentra produksi manggis manggis di Jawa Barat adalah Kabupaten Purwakarta, Subang, Bogor dan Tasikmalaya. Kontribusi produksi manggis dari empat kabupaten tersebut sebesar 90% terhadap total produksi Jawa Barat dan 29 %.terhadap produksi nasional sebesar. Meskipun manggis sudah dapat diekspor, namun belum didukung oleh ketersediaan buah dengan mutu yang tinggi. Relatif rendahnya mutu buah manggis di sentra produksi, dikarenakan pengelolaan kebun bersifat tradisional dan system produksinya masih bergantung pada alam. Pada umumnya tanaman manggis sudah tua berumur lebih dari 100 tahun dan warisan orang tua. Sedangkan, peremajaan tanaman baru dilakukan akhir 1990-an. Oleh karena itu buah manggis yang dapat diekspor kurang dari 10% dari total produksi.

Pangsa pasar manggis masih terbuka lebar baik di dalam maupun di luar negeri. Permintaan dari kedua pasar tersebut melebihi produksinya. Untuk pasar luar negeri, jumlah produsen/pemasok manggis masih terbatas seperti Malaysia, Thailand dan negara-negara Amerika latin. Negara tujuan ekspor manggis dari Indonesia adalah Cina, Hongkong, Taiwan, Timur Tengah dan Eropa. Thailand sebagai negara potensial penghasil manggis dunia mampu memberikan harga yang lebih murah, hal ini dapat mengancam pasar ekspor manggis kita. Untuk memenangkan persaingan maka harga harus lebih murah dan kualitas harus lebih baik

Oleh karena itu untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa ekspor maka perlu perbaikan kualitas manggis Indonesia. Untuk meningkatkan kualitas manggis perlu adanya dana untuk membiayai usahatani manggis, oleh karena itu perlu dikaji hal- hal yang erat kaitannya dengan dana yang bisa digunakan untuk usaha tersebut.

PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah

(1) Bagaimanakah kelembagaan pembiayaan yang diikuti petani?

(2) Bagaimanakah pola pembiayaan usahatani manggis yang dilakukan petani?

(3) Bagaimanakah kemampuan financial petani untuk pemeliharaan kebun

manggis

METODE PENELITIAN Teknik Penarikan Sampel

Kabupaten Subang merupakan salah satu sentra manggis Jawa Barat, Sentra produksi manggis berada di kecamatan Sagala Herang yaitu di desa Dayeuhkolot dan desa Sukamandi, pengambilan sampel dilakukan secara random dengan presentase masing yaitu 10 persen dari jumlah populasi, menurut Gaspersz (1991) apabila peneliti tidak ada pengetahuan tentang besarnya ragam populasi (S) atau proporsi populasi (P) dan tidak dapat memperkirakannya, maka ukuran sampel (n) dapat diambil 5 persen, 10 persen, dan 25 persen.dari jumlah populasi. Selanjutnya menurut Gaspersz (1991), untuk ukuran contoh yang lebih besar dari 30 maka sebaran data dalam contoh akan menyebar mendekati sebaran normal, selain pertimbangan di atas pengambilan sampel didasarkan pula pada ketersediaan dana dan tenaga yang dimiliki. Penarikan sampel mengikut pola sbb:

Alat analisis untuk kendala yang dihadapi petani Untuk mengungkap kendala petani terutama tidak memelihara kebunnya yang berkaitan dengan keterbatasan dana akan dianalisis secara deskriptif, dengan cara menjelaskan kendala-kendala yang dihadapi petani, kenapa mereka kurang memelihara kebunnya. Kendala dibagi dua kelompok yaitu kendala yang dihadapi petani manggis (pengekspor) dan petani manggis untuk tujuan pasar local

Analisis untuk mengungkap kelembagaan pembiayaan petani dalam membiaya usahataninya

Untuk mengungkan kelembagaan pembiayaan di petani yang berkaitan dengan usahatani manggis, maka akan dideskripsi mengenai cara-cara petani mendapatkan dana baik dana dari dalam maupun dari luar, dari mana sumber dana tersebut, bagaimana mensolusikan permasalahan dana, aturan apa yang diikuti untuk mendapatkan dana tersebut, dll. Kelembagaan akan dibedakan dalam dua bentuk yaitu kelembagaan yang diikuti petani manggis (pengekspor) dan petani manggis untuk tujuan pasar local

83

Dalam dokumen M02070 (Halaman 93-95)

Garis besar

Dokumen terkait