• Tidak ada hasil yang ditemukan

production cost, income,

Dalam dokumen M02070 (Halaman 183-187)

village Seberida district Indragiri Hulu Regency

Shorea Khaswarina1)

1Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau, Peka nbar u A B S T R A K Kata Kunci: keripik tempe, agroindustri, biaya produksi, pendapatan, efisiensi

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis biaya produksi dan pendapatan pengusaha keripik tempe di Desa Buluh Rampai Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan April 2014 hingga Juli 2014. Penelitian dilakukan dengan metode sensus pada 3 orang pengusaha agroindustri keripik tempe di Desa Buluh Rampai. Pengambilan sampel dengan mengambil pengusaha dengan menggunakan metode sensus pada agroindustri keripik tempe di Desa Buluh Rampai Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu . Analisis data yang digunakan berupa analisis biaya dan pendapatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada bulan Mei 2014 total biaya terbesar dikeluarkan oleh pengusaha 2 yaitu sebesar Rp.23.012.109. penerimaan yang diperoleh pengusaha 1 terbesar yaitu Rp.45.216.004,24 dan keuntungan yang diperoleh pengusaha 1 juga terbesar yaitu Rp.22.631.270,11. Usaha agroindustri keripik tempe sudah efisien karena nilai R/C rasio terbesar oleh pengusaha 1 lebih dari satu yaitu sebesar 2,00 berarti bahwa setiap Rp.1.00 biaya yang dikeluarkan dalam usaha agroindustri keripik tempe akan memberikan pendapatan sebesar Rp.2,00.

ABSTRACT

Keywords:

chrispy chips tempe,

agroindustry,

production cost,

income,

efficiency

The purpose of this study were to determine the amount of production costs, and income of the entrepreneur crispy chips tempe in Buluh Rampai village, Seberida district Indragiri Hulu Regency. This research wa s for 3 month conducted from April 2014 until July 2014. The data collection technique wa s census method to agroindustry entrepreneur of 3 entrepreneur crispy chips tempe in Buluh Rampai village. The analysis scopes of this research were costs and revenue. The results of this research showed that at Mei 2014 the total cost crispy chips tempe greatest by second entreprenur wa s Rp. 23.012.109. Revenue greatest to first entrepreneur wa s Rp.45.216.004,24 and profit to first entrepreneur by greatest was Rp.22.631.270,11. Profitability value meant that crispy chips tempe was a profitable industry because the first entrepreneur the value of profitability be more than one Ratio of R/C value is 2,00 meant that every Rp.1,00 costs in the production process of crispy chips tempe will provide Rp.2,00 income.

* Korespondensi Penulis

172

PENDAHULUAN

Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki beberapa sektor yang menjadi andalan yang mampu menopang kehidupan masyarakat. Salah satu sektor yang menjadi andalan tersebut adalah sektor pertanian. Pengembangan sektor pertanian ini selanjutnya tidak hanya untuk meningkatkan jumlah produksi saja, tetapi juga meningkatkan kualitas hasil, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, meningkatkan keterampilan pengusaha serta dapat meningkatkan pendapatan produksi dari produk tersebut yaitu dengan cara melakukan usaha agroindustri.

Agroindustri merupakan industri pengolahan yang berbahan baku utama dari produk pertanian. Agroindustri berperan sebagai penghubung antara sektor pertanian dan sektor industri, yang dalam pengembangannya tidak terlepas dari dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu sektor ini merupakan salah satu subsistem agribisnis yang memiliki peranan besar dalam meningkatkan pendapatan, penyerapan tenaga kerja lebih banyak, memberikan dampak positif terhadap sektor lain, serta meningkatkan devisa negara.

Salah satu produk agroindustri yang keberadaannya cukup populer dan bersahabat dengan kondisi perekonomian kebanyakan kalangan masyarakat yaitu agroindustri keripik tempe yang berbahan baku kedelai yang telah diolah menjadi tempe. Keripik tempe merupakan makanan ringan yang banyak disukai kalangan masyarakat. Keripik tempe ini merupakan oleh-oleh khas dari daerah Belilas khususnya Desa Buluh Rampai, selain itu keripik tempe ini biasanya dijadikan cemilan dan sesajian acara. Oleh karena itu keripik tempe ini selalu digemari masyarakat karena kepraktisannya, gizi yang tinggi, mengandung banyak vitamin dan protein serta harga yang relatif terjangkau oleh masyarakat.

Agroindustri keripik tempe memiliki potensi yang seharusnya layak untuk dikembangkan karena memiliki keunggulan dan memiliki prospek yang baik untuk kedepannya. Namun agroindustri yang ada masih berskala kecil dan rumah tangga dengan penggunaan teknologi yang sederhana serta kepemilikan modal yang terbatas sehingga produksinya belum memadai secara kualitas maupun kuantitas. Berdasarkan kondisi lokasi penelitian maka perlu dilakukan penelitian dengan fokus permasalahan pada besarnya biaya produksi serta pendapatan yang diterima pengusaha keripik tempe. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis biaya produksi dan pendapatan yang diterima oleh pengusaha keripik tempe di Desa Buluh Rampai Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu.

KERANGKA TEORI Tempe

Tempe merupakan bahan makanan yang sangat digemari, walaupun dahulu pernah diremehkan sebagai bahan makanan untuk kaum miskin. Selain merupakan makanan sehari-hari sebagai pengganti ikan atau daging, tempe juga digunakan sebagai makanan selingan pada waktu-waktu tertentu dalam bentuk tempe goreng dan keripik tempe. Selain harganya relatif murah, proses pembuatannya sederhana dan mudah, kandungan gizinya pun cukup tinggi.

Tempe merupakan makanan tradisional yang berpotensi sebagai makanan fungsional. Beberapa khasiat tempe bagi kesehatan antara lain memberikan pengaruh hipokolesterolemik, antidiare khususnya karena bakteri E. coli enteropatogenik dan antioksidan. Beberapa jenis peptide yang terdapat pada tempe telah diketahui merupakan senyawa bioaktif yang mempunyai fungsi penting bagi kesehatan, misalnya untuk meningkatkan penyerapan kalsium dan zat besi, sebagai senyawa anti- trombotik, menurunkan kolesterol, meracuni sel tumor, dan sebagainya (Cahyadi, 2007).

Keripik tempe merupakan makanan ringan yang dapat dikonsumsi semua kalangan masyarakat diantaranya digunakan sebagai pelengkap berbagai kegiatan pada waktu luang seperti menyaksikan siaran televisi maupun berbincang-bincang dengan keluarga maupun rekan dan teman. Selain itu keripik tempe merupakan biasa dijadikan oleh-oleh dari Belilas khususnya Desa Buluh Rampai.

Keripik tempe merupakan makanan yang terbuat dari bahan baku kedelai yang telah diolah menjadi tempe dan beberapa bahan penunjang lainnya. Keripik tempe adalah jenis makanan ringan hasil olahan tempe. Kadar protein keripik tempe cukup tinggi yaitu berkisar antara 23%-25%. Keripik ini dikenal dengan nama keripik tempe karena berasal dari bahan baku tempe.

Menurut Soekartawi (2000), bahwa agroindustri dapat diartikan dua hal, yaitu: Pertama, agroindustri adalah industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian dengan menekankan pada manajemen pengolahan makanan dalam suatu perusahaan produk olahan dimana minimal 20% dari jumlah bahan baku yang digunakan adalah dari pertanian. Kedua, agroindustri adalah suatu tahapan pembangunan sebagai kelanjutan dari pembangunan pertanian, tetapi sebelum tahapan pembangunan tersebut mencapai tahapan pembangunan industri. Agroindustri

Menurut Soekartawi (2000), bahwa agroindustri itu penting karena (1) dapat meningkatkan nilai tambah,

173

(2) dapat meningkatkan kualitas hasil, (3) meningkatkan penyerapan tenaga kerja, (4) meningkatkan keterampilan pengusaha dan (5) meningkatkan pendapatan produksi. Menurut Saragih dan Yasin dalam Yenti (2005), bahwa agroindustri dapat dijadikan sebagai suatu sektor yang memimpin dalam pembangunan jangka panjang tahap kedua. Selanjutnya diungkapkan juga beberapa kegiatan agroindustri yang meliputi:(1) industri pengolahan hasil pertanian dalam bentuk setengah jadi menjadi produk akhir; (2) industri penanganan

hasil produksi pertanian segar dan sebagainya; (3) industri pengadaan alat dan mesin pertanian serta

agroindustri lainnya.

Menurut Soekartawi (2001) dalam Praptiwi (2015), industri skala rumah tangga dan industri kecil yang mengolah hasil pertanian mempunyai peranan penting yaitu: a) Meningkatkan nilai tambah, b) Meningkatkan kualitas kerja,c) Meningkatkan penyerapan tenaga kerja, d) Meningkatkan keterampilan produsen, e) Meningkatkan pendapatan produsen.

Aspek Teknis pada Proses Produksi Tempe 1, 2, dan 3

Pengusaha 1, 2, dan 3 menyediakan bahan baku pembuatan keripik tempe sendiri, yaitu dengan membuat dan mengolah tempe sendiri. Adapun tahapan dalam pembuatan tempe yang dilakukan oleh pengusaha 1, 2, dan 3 adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Diagram alir proses pembuatan tempe pengusaha 1.

Pembeda pembuatan tempe antara pengusaha 1, 2 dan 3 adalah pada pengusaha 1 dilakukan kegiatan pemukulan sehingga tempe yang dihasilkan berbentuk lembaran. Sedangkan pengusaha 2 dan 3 tidak melakukan kegiatan pemukulan sehingga tempe yang dihasilkan tebal yang kemudian dilakukan pengirisan untuk menghasilkan tempe yang tipis pada pembuatan keripik tempe.

Aspek Teknis Proses Produksi Keripik Tempe Pengusaha 1, 2, dan 3

pengusaha 2 dan 3 secara manual melakukan pengirisan tempe dengan menggunakan pisau. Kemudian irisan-irisan tempe ini digoreng sehingga menjadi keripik tempe. Adapun tahapan dalam pembuatan keripik tempe yang dilakukan oleh pengusaha adalah sebagai berikut:

Gambar 3. Tahapan Pembuatan Keripik Tempe 1, 2 dan 3

Bahan Baku dan Bahan Penunjang pada Pembuatan Tempe

Bahan baku pembuatan tempe adalah kedelai impor. Harga bahan baku yang digunakan yaitu harga bulan Mei 2014. Jumlah produksi tergantung banyaknya permintaan konsumen dan kebutuhan bahan baku tergantung produksi yang dilakukan pengusaha. Pengusaha tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku karena pengusaha menyimpan atau membuat stok bahan baku. Tabel 1 menunjukkan bahwa pengusaha 2 paling banyak menggunakan bahan baku yaitu 360 kg pada bulan Mei 2014. Hal ini dikarenakan banyaknya kebutuhan bahan baku yang diperlukan dalam satu kali produksi. Semua produk yang dihasilkan dalam satu kali produksi merupakan pesanan pelanggan dan selalu habis dalam satu hari. Walaupun bahan baku pengusaha 2 terbanyak dibanding pengusaha 1 dan 3 namun tidak menjadikan Pengusaha 2 memproduksi tempe terbanyak.

Kedelai

Perebusan (30 menit)

Pembelahan biji kedelai (15 menit) Penirisan dan pencucian 1 (15 menit)

Air bersih

Pemisahan (10 menit)

Pengukusan (30 menit) Pencucian II (10 menit)

Penirisan dan pendinginan (+ 300C)

(15 menit) Inokulasi (5 menit) Pembungkusan (5 menit) Pengadukan (10 menit) Pemukulan (1 menit) Fermentasi t=250-300 C (20 jam) Plastik Ragi tempe Air Tempe Perendaman (10 jam) Tempe

Pemotongan dan pembuatan adonan

Penggorengan

174

Bahan Baku dan Bahan Penunjang pada Agroindustri Keripik Tempe pengusaha 1, 2 dan 3

Bahan baku dalam pembuatan keripik tempe adalah tempe yang diukur dalam satuan kilogram. Banyaknya kebutuhan bahan baku tergantung

banyaknya produksi yang dilakukan dalam membuat tempe serta banyaknya permintaan konsumen. Pengusaha tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan karena pengusaha melakukan produksi tempe sendiri sebagai bahan baku.

Tabel 1. Penggunaan Bahan Baku, Bahan Penunjang dan Produksi pada Pembuatan Tempe oleh Pengusaha 1, 2, dan 3 pada Bulan Mei 2014

1

Penggunaan Bahan Baku pada Pembuatan Tempe

Intensitas Produksi (kali/bln) 24 Bahan Baku Kedelai (Kg/bln) 342

Harga (Rp) 10.000

Total Biaya(Rp) 3.420.000

Penggunaan Bahan Penunjang (Ragi, Plastik, Kayu, Gas dan Bensin) pada Pembuatan Tempe Total (Kg/Bln) 71,52 Harga (Rp) 95.000 Total Biaya (Rp/Bln) 1.649.600 Produksi tempe Produksi (Kg/bln) 513 Harga Jual (Rp) 20.000 Nilai (Rp) 10.260.000 2

Penggunaan Bahan Baku pada Pembuatan Tempe

Intensitas Produksi (kali/bln) 30 Bahan Baku Kedelai (Kg/bln) 360

Harga (Rp) 10.000

Total Biaya(Rp) 3.600.000

Penggunaan Bahan Penunjang (Ragi, Plastik, Kayu, Gas dan Bensin) pada Pembuatan Tempe Total (Kg/Bln) 12,45 Harga (Rp) 372.000 Total Biaya (Rp/Bln) 531.000 Produksi tempe Produksi (Kg/bln) 504 Harga Jual (Rp) 20.000 Nilai (Rp) 10.080.000 3

Penggunaan Bahan Baku pada Pembuatan Tempe

Intensitas Produksi (kali/bln) 30 Bahan Baku Kedelai (Kg/bln) 300

Harga (Rp) 10.000

Total Biaya(Rp) 3.000.000

Penggunaan Bahan Penunjang (Ragi, Plastik, Kayu, Gas dan Bensin) pada Pembuatan Tempe Total (Kg/Bln) 10,35 Harga (Rp) 642.000 Total Biaya (Rp/Bln) 582.300 Produksi tempe Produksi (Kg/bln) 420 Harga Jual (Rp) 20.000 Nilai (Rp) 8.400.000

Tabel 2. Penggunaan Bahan Baku, Bahan Penunjang dan Produksi pada Pembuatan Keripik Tempe oleh Pengusaha 1, 2, dan 3 pada Bulan Mei 2014

1

Bahan Baku (Tempe)

Intensitas Produksi (kali/bln) 24 Bahan Baku Kedelai (Kg/bln) 513

Harga (Rp) 20.000

Total Biaya(Rp) 10.260.000 Bahan Penunjang (Tepung Beras, Telur,

Minyak Goreng, Bumbu Adonan dan Penyedap Rasa Plastik Bungkus, Kayu, Gas, Label) Total (Kg/Bln) 1.075,2 Harga (Rp) 129.000 Total Biaya (Rp/PP) 433.530 Total Biaya (Rp/Bln) 10.404.720 Produksi tempe Produksi (Kg/bln) 989,10 Harga Jual (Rp) 45.714,29 Nilai (Rp) 45.216.004,24

2 Bahan Baku (Tempe)

Intensitas Produksi (kali/bln) 30 Bahan Baku Kedelai (Kg/bln) 504

Harga (Rp) 20.000

Total Biaya(Rp) 10.080.000

175

Bahan Penunjang (Tepung Beras, Telur, Minyak Goreng, Bumbu Adonan dan Penyedap Rasa Plastik Bungkus, Kayu, Gas, Label) Harga (Rp) 395.000 Total Biaya (Rp/PP) 299.721 Total Biaya (Rp/Bln) 8.991.642 Produksi tempe Produksi (Kg/bln) 878,08 Harga Jual (Rp) 35.714,29 Nilai (Rp) 31.360.003,76 3

Bahan Baku (Tempe)

Intensitas Produksi (kali/bln) 30 Bahan Baku Kedelai (Kg/bln) 420

Harga (Rp) 20.000

Total Biaya(Rp) 8.400.000 Bahan Penunjang (Tepung Beras, Telur,

Minyak Goreng, Bumbu Adonan dan Penyedap Rasa Plastik Bungkus, Kayu, Gas, Label) Total (Kg/Bln) 671,17 Harga (Rp) 654.000 Total Biaya (Rp/PP) 233.035,71 Total Biaya (Rp/Bln) 6.991.071,43 Produksi tempe Produksi (Kg/bln) 776,53 Harga Jual (Rp) 32.857,14 Nilai (Rp) 25.514.554,92

Tabel 2 menunjukkan bahwa pengusaha 1 menggunakan bahan baku terbanyak sehingga banyak pula menggunakan bahan penunjang. Harga yang ditetapkan oleh pengusaha 1 juga paling tinggi. Hal ini karena biaya produksi yang digunakan oleh pengusaha 1 terbesar, selain itu pengusaha telah memiliki izin usaha dan memiliki label sehingga dapat menaikkan harga jual.

Tenaga Kerja

Agroindustri keripik tempe menggunakan Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK) dan menggunakan Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK) dengan satuan Hari Orang Kerja (HOK). Upah untuk satu HOK yang dilakukan pengusaha adalah dengan pembayaran harian yaitu sebesar Rp. 30.000.

Tabel 3. Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga Dan Tenaga Kerja Luar Keluarga Pada

Dalam dokumen M02070 (Halaman 183-187)

Garis besar

Dokumen terkait